You are on page 1of 4

Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap 2009

By dudi, on December 7th, 2009 <p>Your browser does not support iframes.</p>
Powered by Max Banner Ads

Contoh berikut ini adalah lanjutan dari postingan saya sebelumnya tentang contoh perhitungan PPh Pasal 21 untuk karyawan. Tulisan tersebut saya buat ketika belum berlaku UU Nomor 36 Tahun 2008 dan ketentuan tentang pemotongan PPh Pasal 21 tahun 2009. Nah, untuk itu contoh dalam postingan tersebut saya modifikasi menjadi contoh yang relevan untuk tahun 2009. Misal, Tukul Arwana pegawai pada perusahaan PT Empat Mata, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp. 4.000.000,00. PT Empat Mata mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Empat Mata menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Tukul Arwana membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Empat Mata juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Empat Mata membayar iuran pensiun untuk Tukul Arwana ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp. 140.000,00, sedangkan Tukul Arwana membayar iuran pensiun sebesar Rp.100.000,00. Perhatikan, perhitungan untuk mengetahui berapa besarnya pajak (penghasilan) yang harus dipotong PT Empat Mata untuk satu bulannya. Gaji sebulan Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Premi Jaminan Kematian Jumlah Penghasilan Bruto Pengurangan : 1. Biaya Jabatan 2. Iuran Pensiun 3. Iuran Jaminan Hari Tua Jumlah Pengurangan Penghasilan Neto Sebulan Penghasilan Neto Setahun PTKP 201.600 100.000 80.000 381.600 3.650.400 43.804.800 4.000.000 20.000 12.000 4.032.000

- Diri WP Sendiri - Status Kawin Jumlah PTKP Penghasilan Kena Pajak Setahun Pembulatan PPh Pasal 21 Setahun 5% x Rp26.644.000 PPh Pasal 21 Sebulan Rp1.332.200 / 12

15.840.000 1.32.000 17.160.000 26.644.800 26.644.000 1.332.200 111.017

Langkah pertama kita menjumlahkan penghasilan bruto. Penghasilan bruto ini adalah seluruh penghasilan yang diterima oleh karyawan atau pegawai secara teratur dalam sebulannya. Yang termasuk dalam penghasilan bruto ini misalnya adalah gaji, tunjangan-tunjangan, uang lembur dan premi asuransi yang ditanggung oleh perusahaan. Tidak termasuk dalam penghasilan bruto adalah imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan. Dalam contoh di atas penghasilan bruto yang menjadi objek PPh Pasal 21 adalah gaji, premi jaminan kecelakaan kerja (5% dari gaji) dan premi jaminan kematian (0,3% dari gaji) yang dibayar atau ditanggung perusahaan. Langkah berikutnya kita hitung pengurang yang diperbolehkan yaitu pada dasarnya ada dua macam yaitu biaya jabatan dan iuran pensiun (termsuk iuran jaminan hari tua). Biaya jabatan sendiri besarnya 5% dari penghasilan bruto 5% x Rp4.032.000,00 atau sama dengan Rp201.600,00. Jumlah ini masih di bawah maksimum yang diperkenankan yaitu sebesar Rp500.000,00 per bulan. Pengurang lainnya adalah iuran pensiun dan iuran JHT yang masing-masing Rp100.000,00 dan Rp80.000,00 (2% dari gaji) per bulan. Iuran pensiun dan iuran JHT yang dibayar atau ditanggung oleh perusahaan tidak dapat dikurangkan. Dengan demikian, jumlah seluruh pengurang adalah Rp381.600,00. Penghasilan bruto Rp4.032.000,00 dikurangi pengurang Rp381.600 sama dengan Rp3.650.400,00. Jumlah inilah yang dimaksud dengan penghasilan neto sebulan. Selanjutnya penghasilan neto sebulan ini kita buat setahunkan dengan cara penghasilan neto sebulan dikali 12 bulan atau Rp3.650.400 x 12 = Rp43.804.800,00. Setelah itu barulah kita kurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang dalam hal ini jumlahnya adalah Rp17.160.000,00. Selisihnya (Rp43.804.800 Rp17.160.000,00 = Rp26.644.800) inilah yang merupakan Penghasilan Kena Pajak. O, ya. Perlu diketahui juga, sebelum dikalikan tarif pajak, Penghasilan Kena Pajak tersebut harus dibulatkan dulu ribuan penuh ke bawah. Pajak Penghasilan terutang adalah tarif pajak (berdasarkan tarif Pasal 17 UU Pajak Penghasilan) dikalikan Penghasilan Kena Pajak. Karena Penghasilan Kena Pajak ini masih di bawah Rp50.000.000,- maka tarif yang dikenakan adalah 5% sehingga PPh Pasal 21 nya adalah 5% x Rp26.644.800,00 = Rp1.332.200,00.

Nah, karena kita menghitung PPh Pasal 21 untuk satu bulan, maka PPh Pasal 21 terutang di atas tinggal dibagi 12 sehingga pajak yang dipotong oleh PT Empat Mata atas penghasilannya Tukul Arwana adalah Rp1.332.200 : 12 = Rp111.017,00. Dasar-dasar Perhitungan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Author: Hardja on Rabu, 10 Maret 2010 Untuk menghitung besarnya PPh yang terutang pada intinya memakai rumus : PPh terutang = (Penghasilan- Faktor Pengurang) x Tarif Penghasilan = jumlah penghasilan yang diterima (penghasilan bruto) selama 1 tahun. Faktor Pengurang = 1. Untuk pegawai = iuran jabatan, iuran pensiun, iuran tunjangan hari tua dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak). Iuran jabatan sebesar 5 % dari penghasilan bruto dengan maksimal Rp. 6 juta pertahun atau Rp.500.000 per bulan 2. Untuk bukan pegawai =
y

kalau memakai norma perhitungan (syarat memakai norma : mempunyai penghasilan bruto dibawah Rp.4,8 Miliar) maka perhitungan tersebut sudah merupakan penghasilan netto. Misalnya penghasilan bruto usaha sebesar 1 milyar, dengan norma perhitungan 35 % maka penghasilan netto itu sebesar Rp. 350.000.000 (artinya faktor pengurang/biaya diakui sebesar 65 % dari penghasilan bruto). Besarnya norma untuk tiap bidang usaha/pekerjaan bebas dan lokasi bisa dilihat pada Kep Dirjen Nomor Kep-536/PJ/2000. Faktor pengurang selanjutnya PTKP Kalau memakai pembukuan, maka faktor pengurang merupakan biaya-biaya seperti yang ada dalam pembukuan. Selanjutnya faktor pengurang untuk bukan pegawai adalah PTKP.

Untuk besarnya PTKP : 1. WP Tidak Kawin (TK): Rp.15.840.000,-. 2. Tambahan kawin (K): Rp. 1.320.000.3. Tambahan tanggungan : Rp. 1.320.000,- (maksimal tanggungan 3 orang) Contoh si A kawin dengan anak 1 (K/1) maka besarnya PTKP = Rp.15.840.000 (TK) + Rp.1.320.000 (K) + Rp.1.320.000 (tanggungan satu) = Rp.18.480.000,4. Penggabungan penghasilan dengan istri (K/I/--) : + Rp.15.840.000,Misalnya penghasilan suami digabung dengan istri dengan 1 anak , maka besarnya PTKP adalah sebesar Rp 15.840.000,- (TK) + Rp.1.320.000 (K)+ Rp.15.840.000 (gabungan dengan istri) + Rp.1.320.000 (1 anak) = Rp.34.320.000,Tarif : memakai pasal 17 ayat (1) A UU PPh :
y y

Penghasilan Kena Pajak (PKP)s.d Rp.50.000.000 besarnya tarif : 5 % bila ber NPWP kalau tidak berNPWP tarifnya 6 %; PKP diatas Rp 50 juta s.d Rp.250 juta, besarnya tarif : 15 % (berNPWP), 18 % (tidak ber NPWP);

y y y

PKP diatas Rp.250 juta s.d Rp 500 juta, besarnya tarif : 25 % (ber NPWP), 30 % (tidak ber NPWP); PKP di atas Rp.500 juta, besarnya tarif : 30 % (ber NPWP), 36 % (tidak ber NPWP) PKP = Penghasilan-Faktor Pengurang

You might also like