You are on page 1of 3

ASPIRASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Difinisi Konseptual Aspirasi merupakan harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang, (KBBI, 1993 : 53). Aspirasi menunjukkan pada kerinduan akan hal yang lebih baik atau tinggi tingkatannya dengan tujuan mencapai kemajuan tertentu, (Adi, 1986 : 299). Aspirasi Pendidikan dapat diartikan sebagai kerinduan, harapan akan terwujudnya sebuah pendidikan yang baik, berkualitas dan dapat mencetak pribadi yang secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

1.

Proses Pengembangan IPTEKS Perkembangan IPTEKS yang berkembang pesat, khususnya di semua bidang

lapangan kerja menuntut persyaratan khusus yang harus dipersiapkan oleh pendidikan formal. Dengan berbagai macam pelayanan pendidikan, maka diharapkan adanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terlihat bahwa aspirasi masyarakat dari waktu sekarang akan bergerak ke masa depan dengan karateristik sebagai berikut: a. Dengan rata-rata tingkat pendidikan yang semakin tinggi masyarakat akan semakin logis, disiplin, tepat waktu dan memiliki wawasan yang semakin luas mempunyai sikap tanggap terhadap segala kegagalan yang dihadapi. b. Sejalan dengan sektor industri yang semakin berkembang, semakin banyak anggota masyarakat yang berorientasi peningkatan dan efisiensi produktifitas dalam

melaksanakan usahanya. c. Proses industrialisasi yang terus melaju dalam berbagai sektor ekonomi yang menimbulkan pergeseran nilai agraris kenilai masyarakat modern. Masyarakat dengan nilai modernitas ini berorientasi kedepan, yaitu memiliki nilai dan sikap yang luwes, tanggap terhadap perubahan, memiliki semangat untuk melakukan inovasi terus-menerus menyempurnakan dan selalu berorientasi kedepan menganggap penting eksplorasi sesuai dengan tantangan, (Malik Fajar, 2004 : 206).

2.

Adaptasi manusia dengan lingkungannya Menurut Hardestry, ada 2 macam perilaku yang adaptif, yaitu perilaku yang bersifat

idiosyncratic (cara-cara unik individu dalam mengatasi permasalahan lingkungan) dan adaptasi budaya yang bersifat dipolakan, dibagi rata sesama anggota kelompok, dan tradisi. Bagi Hardestry, adaptasi dilihat sebagai suatu proses pengambilan ruang perubahan, dimana

perubahan tersebut ada di dalam perilaku kultural yang bersifat teknologikal (technological), organisasional, dan ideological. Aspirasi dari masyarakat terhadap pendidikan yang ada di Indonesia merupakan bentuk idiosyncratic terhadap pemasalahan-permaslahan yang ada atau timbul. Misalnya menghadapi masalah UN, banyak aspirasi yang muncul dari masyarakat yang kesemuanya itu merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap perubahan lingkungan pendidikan. Bentuk aspirasi tersebut misalnya dengan meminta sekolah menyiapakan anak-anak mereka agar dapat sukses UN, meminta sekolah mengadakan jam tambahan khusus untuk mata pelajaran UN dll. Permasalahan yang lain misalnya pencanangan pengambangan pendidikan SMK dan SMA dengan perbandingan rasio 70:30, adanya kebijakan ini ternyata sedikit banyak berpengaruh terhadap sikap masyarakat dalam menentukan arah pendidikan anak.

3.

Proses Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum di Indonesia banyak aspirasi yang datang dari stakeholder. Beberapa aspirasi tersebut diantaranya: a. Munculnya kurikulum yang didalamnya memuat muatan lokal Aspirasi yang muncul terkait untuk menjembatani pendidikan formal dengan lingkungan sosio-kultural siswa adalah dengan menerapkan program muatan lokal dalam kurikulum. Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program muatan lokal dalam Standar Isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam kebudayaan. Sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya b. Munculnya kurikulum berbasis kompetensi Istilah kompetensi sendiri bukan hal baru, karena pembahasan tentang kompetensi sudah ada sejak tahun 1956. Konsep kompetensi pertama kali muncul dalam organisasi bisnis khususnya dalam perekrutan dan penyeleksian karyawan-karyawan baru. Hal inilah yang kemudian menjadi aspirasi dari dunia kerja atau industri terhadap kurikulum yang ada di dunia pendidikan.

4.

Proses Pembelajaran di sekolah/kelas (minor) Penjaminan kualitas sebuah sekolah sangat ditentukan oleh bagaimana proses belajar

mengajar yang terjadi didalamnya. Tetapi hal ini tidak pernah disadari oleh masyarakat pada umumnya. Mereka hanya melihat sebuah sekolah dari sisi input dan outputnya. Jika sebuah

sekolah mampu mendapatkan siswa yang kemampuan akademisnya menengah ke atas, serta menghasilkan anak-anak yang memiliki Nilai Ujian Nasional di atas rata-rata maka mereka akan menilai bahwa sekolah tersebut berkualitas.

5.

Kebijakan Pendidikan dan Persekolahan secara umum Arah kebijakan peningkatan perluasan dan pemerataan pendidikan dilaksanakan

melalui antara lain penyediaan fasilitas layanan pendidikan berupa pembangunan unit sekolah baru; penambahan ruang kelas dan penyediaan fasilitas pendukungnya; penyediaan berbagai pendidikan alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus; serta penyediaan berbagai beasiswa dan bantuan dana operasional sekolah yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan melibatkan peran aktif masyarakat. Peningkatan partisipasi pendidikan melalui sistem persekolahan dan pendidikan luar sekolah telah meningkatkan proporsi penduduk melek aksara. Data SUSENAS tahun 2002 menunjukkan bahwa penduduk usia 15 tahun keatas yang melek aksara sudah mencapai 89,51 persen.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like