You are on page 1of 43

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Seminar Akuntansi

Disusun oleh Annisa Nurhasanah Dewi Noviyanti Rizky Fitria Wulandari 0801016 0804577 0807040

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Segala puji melebihi luasnya langit dan dalamnya lautan atas segala keagungan-Nya yang tiada terkira, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tugas makalah teori dan seminar akuntansi ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan tugas ini, mulai dari penyusunan, pengeditan sampai dengan proses pencetakan, semoga amal kebaikan saudarasaudari sekalian dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan tugas ini dan bahan introspeksi kami, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum wr.wb.

Bandung, Desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang................................................................................................ 1 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3 2.1 2.2 Kerangka Konseptual ...................................................................................... 3 Tujuan Kerangka Berpikir Konseptual ...........................................................12 Informasi dalam pengambilan keputusan ...............................................13 Pendekatan Teori Keputusan ..................................................................14 Para pengguna informasi akuntansi.........................................................14

2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.3 2.4 2.5

Kerangka konseptual dalam perekayasaan akuntansi ......................................15 Model kerangka konseptual ............................................................................20 Kririk terhadap kerangka berpikir konseptual .................................................27

BAB III KESIMPULAN .............................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................32 LAMPIRAN ................................................................................................................33

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori akuntansi terdiri atas kerangka-kerangka acuan yang menjadi dasar dari pengembangan tekhnik-tekhnik akuntansi. Kerangka-kerangka acuan ini, nantinya akan terutama didasarkan pada penentuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi. Kerangka konseptual bagi FASB adalah sebagai penuntun badan dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan karena konsep-konsep dasar tersebut memberikan dasar umum dan alasan mendasar untuk

mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada. Kerangka konseptual menghasilkan tujuan dan dasar-dasar praktik akuntansi maupun pelaporan keuangan yang ada sekarang. Kerangka konseptual juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas perusahaan. Konsep-konsep dasar memberikan pedoman untuk memilih alternatif yang mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi dengan cara yang paling akurat untuk suatu perusahaan dalam lingkungan tertentu. Selain itu kerangka konseptual membantu proses pelaporan agar memberikan hasil yang lebih baik. Pada akhirnya kerangka FASB menggabungkan berbagai konsep dan prinsip yang diterima secara luas yang telah dikembangkan dalam hasil kerja terdahulu. Di samping itu, beberapa asumsi lama yang mendasari praktik akuntansi diakui secara eksplisit maupun implisit di dalam kerangka tersebut.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu kerangka konseptual? 2. Apa tujuan kerangka berpikir konseptual? 3. Bagaimana posisi kerangka konseptual dalam perekayasaan akuntansi? 4. Seperti apa model dari kerangka konseptual? 5. Bagaimana kritik terhadap kerangka berpikir konseptual?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian kerangka konseptual 2. Untuk memahami tujuan kerangka berpikir konseptual 3. Untuk memahami posisi kerangka konseptual dalam perekayasaan akuntansi 4. Untuk mengetahui tentang model dari kerangka konseptual 5. Untuk mengetahui tentang kritik terhadap kerangka berpikir konseptual

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kerangka Konseptual Beberapa pendapat menyatakan bahwa sejumlah masalah yang muncul dikarenakan kurangnya sebuah teori umum. Meskipun lembaga akuntansi di Australia dan Amerika Serikat telah mengeluarkan standar, kendala yang diakibatkan lebih besar akibat banyaknya pilihan metode, banyak yang melihat kegiatan akuntasi tersebut terlalu permisif (serba dibolehkan). Ada banyak sumber otoritas dalam akuntansi. di Amerika Serikat Jasa Pelayanan Pajak menerima penggunaan metode LIFO untuk penilaian persediaan dan metode penyusutan yang dipercepat, yang diterima juga oleh kalangan profesi. Para eksekutif dan manajer bisnis terkadang membujuk para akuntan untuk merancang skema akuntansi yang 'diterima' untuk tujuan meminimalkan pengeluaran pajak atau meningkatkan laporan pendapatan mereka. Praktek yang tidak konsisten tersebut menimbulkan sebuah masalah. Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti. Menurut Sugiyono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Sejak berdiri tahun 1973, FASB telah memulai upaya utamanya untuk membentuk kerangka konseptual bagi akuntansi keuangan. Kerangka konseptual yang dikembangkan tersebut menggunakan dasar pikiran akuntansi sebagai suatu disiplin independen. Faktor-faktor internal atau intrinsic dari akuntansi disusun secara hirarkis dan berhubungan secara horizontal dalam usaha untuk mengembangkan struktur internal yang komprehensif dan konsisten bagi semua aspek disiplin akuntansi keuangan. William C. Norby membuat model keseluruhan kerangka konseptual tersebut menjadi sebuah pyramid yang saling berhubungan, berikut ini:

Terdapat dua dimensi kunci bagi setiap usaha yang ditujukan pada pembentukan konsep dari dalam karakteristik kualitatif dari variable-variabel penting dan penyebutan variable ini satu persatu. Ini adalah tingkatan kedua dari gambar pyramid yang berlabel Fundamental. FASB telah menyebut kedua dimensi ini dalam SFAC No. 2 dan 3, keduanya dipublikasikan tahun 1980 dan digantikan oleh oleh No. 6 tahun 1985 untuk memasukkan organisasi nirlaba. Gambar berikutnya diatas merupakan hirarki kualitas akuntansi menurut FASB. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
y

SFAC no. 1 objective of financial reporting by business enterprises, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
4

SFAC no. 2 qualitative caracteristics of accounting information, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

SFAC no. 3 element of financial statement of business enterprises, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.

SFAC no. 5 recognition and measurement in financial statement of business enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan

pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.


y

SFAC no. 6 element of financial statement, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasiorganisasi nirlaba.

SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting measurement, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang

terstruktur (belkaoui, 1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa tingkatan yaitu: y Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan Tujuan pelaporan keuangan yang jelas akan berdampak pada kualitas informasi, pengukuran dan pengakuan aktiva yang ditetapkan dengan jelas juga. Tujuan dari pelaporan keuangan itu sendiri yaitu untuk menyediakan informasi: (1) yang berguna bagi mereka mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi yang membuat keputusan investasi serta kredit., (2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus

kas masa depan; dan (3) tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumberdaya tersebut dan perubahan didalamnya. Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profensi akuntansi mengandalkan laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financial statement). Maksudnya adalah menyediakan informasi yang paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai. Hal yang mendasari tujuan ini adalah konsep bahwa pemakai membutuhkan pengetahuan yang memadai mengenai persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. y Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.  Karakteristik kualitatif informasi akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision unsefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas primer dan sekunder. Tentu saja terdapat kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.  Kualitas primer : Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi. Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membantu perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi ini mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasikan dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus disajikan kepada para

pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat

diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangatdiperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk mengevaluasi isi factual dari informasi. Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diuji kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobjektifan dan consensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan consensus mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis. Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu. Kejujuran penyajian (representational faithfulness).

Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.  Kualitas sekunder : kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency). Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industry (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertical). Jadi diperlukan standard an ukuran tertentu.

Konsistensi. Sebuah entitas dikatan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mempublikasikan

perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadiankejadian serupa, dari periode ke periode.  Kendala-kendala Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingakat materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industry dan konservatisme. Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang relevan, andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan teutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah. Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara

keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik factor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam

menentukan apakah suatu item material atau tidak. Praktik industry (industry practices). Sifat unik dari sejumlah industry dan perusahaan terkadang memerlukan

penyimpanagan dari teori dasar. Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam

menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah

menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit:

jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.  Elemen-elemen laporan keuangan SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu: aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba konprehensif, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu: aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. y Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan. Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsure-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh system akuntansi.  Asumsi-asumsi dasar Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikan. a) Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya) b) Kesinambungan (going concern). Akuntansi memandang bahwa perusahaan dianggap lestari sepanjang masa, kecuali terdapat bukti sebaliknya.

c) Asumsi unit moneter (monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu. d) Asumsi periodisitas (periodicity assumption).  Prinsip-prinsip dasar akuntansi a) Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian lainnya yaitu dapat diandalkan. b) Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan. c) Prinsip perbandingan (matching principle). Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu. Beban diakui: 1) Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa, 2) Pada periode terjadinya, yaitu pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk jasa, 3) Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi. d) Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti: 1) Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai 2) Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.

10

Catatan

atas

laporan

keuangan

umumnya

ditujukan

untuk

memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.

Terdapat beberapa manfaat lain yang didapat

dari pendekatan

kerangka kerja konseptual tersebut. Di Australia, manfaat yang akan didapat oleh AARF (Accounting Australian Research Foundation) apabila kerangka berpikir ini sukses, adalah sebagai berikut: 1. Persyaratan Pelaporan akan lebih konsisten dan logis karena mereka berasal dari sebuah konsep yang teratur. 2. Penghindaran persyaratan pelaporan akan jauh lebih sulit karena melibatkan semua ketentuan. 3. Badan yang menentukan persyaratan akan lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka dalam hal tersebut pemikiran dibalik persyaratan yang dimaksud akan menjadi lebih tegas termasuk berbagai kompromi dalam standar akuntansi. 4. Standar akuntansi tertentu akan dikurangi sesuai dengan kebutuhan menjadi keadaan di mana aplikasi yang sesuai konsep tidak jelas dapat dihilangkan, sehingga mengurangi risiko regulasi berlebihan. 5. Bagian perencanaan dan auditor akan dapat lebih memahami persyaratan pelaporan keuangan yang mereka hadapi. 6. Pengaturan persyaratan akan lebih ekonomis karena tidak ada permasalahan yang perlu untuk diperdebatkan ulang dari sudut pandang yang berbeda. Di tahun 1990 Henderson dan Goodwin menunjukan sejumlah bidang yang saat ini dipengaruhi oleh sebuah kerangka berpikir, termasuk diantaranya pemberlakuan kontrak pelaksana, penangguhan kredit dan debit serta definisi dan pengenalan pengeluaran. Akhir-akhir ini bidang-bidang tersebut telah menjadi perdebatan hangat. Sedangkan bidang lain yang dipengaruhi oleh kerangka berpikir tersebut adalah penilaian dan aset-aset cadangan.

11

2.2 Tujuan Kerangka Berpikir Konseptual Pada tahun 1978, Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC/Pernyataan Konsep Laporan Keuangan) Financial Accounting Standard Board (FASB) No. 1 menyatakan tujuan dasar laporan keuangan eksternal untuk perusahaan bisnis adalah: Laporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi para investor potensial, kreditor serta para pengguna lainnya dalam memberikan dan membuat keputusan rasional mengenai investasi, kredit serta keputusan lainnya yang serupa. Ditahun 1990, dalam SAC 2 AARF paragraf 26 menyatakan tujuan dasar dari laporan keuangan eksternal yang sangat mirip dengan FASB adalah: tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para penggunanya dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai penempatan sumberdaya-

sumberdaya yang terbatas. Sehingga, fokus utama dari kedua landasan berpikir konseptual diatas adalah membuat akuntan berkomunikasi dengan penggunanya mengenai informasi keuangan tertentu yang dapat membantu proses pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membuat peryataan sebagai berikut: y mengukur kinerja selama periode waktu tertentu dengan menentukan biaya penyediaan barang dan jasa y berguna dalam menilai sumber daya yang diperlukan guna memungkinkan unit/sumber untuk terus menyediakan barang dan jasa. Dalam proyek kerangka berpikir konseptual di Australia hal tersebut tampak melalui SAC 3 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan. Karakteristik kualitatif yang diinginkan yang tercantum dalam SAC 3 adalah: y Relevan

12

Informasi keuangan harus membantu dalam membuat prediksi tentang situasi di masa depan atau berperan melakukan pengecekan terhadap prediksi masa lalu pengguna-penggunanya y Handal Informasi keuangan harus dapat dipercaya mewakili transaksi, dan kegiatan lainnya tanpa bias atau tanpa kesalahan yang tidak semestinya. y Dapat dibandingkan Informasi akuntansi yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya. y Dapat dimengerti/dipahami Bagaimanapun, kerangka berpikir konseptual Australia memiliki lingkup yang lebih luas dibandingkan Amerika Serikat yang mencakup laporan keuangan dari badan bisnis dan non bisnis baik dalam sektor publik dan swasta. Secara umum tujuan kerangka berpikir konseptual mencakup 3 hal: 1. Informasi dalam pengambilan keputusan 2. Pendekatan Teori Keputusan 3. Para pengguna informasi akuntansi

2.2.1

Informasi dalam pengambilan keputusan Sejak awal tahun 1960an, penekanan telah ditempatkan dalam

aspek pengambilan keputusan informasi akuntansi .contohnya hukum pertama Moonitz: Data kualitatif membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi secara rasional,yaitu ...., dalam membuat pilihan di antara berbagai alternatif sehingga tindakan-tindakan yang diambil benar-benar sesuai. Informasi akuntasi untuk pengguna eksternal tentu saja didasarkan pada kejadian masa lalu, namun demikian masa depan tidak bisa diabaikan ketika mengambil keputusan yang dinyatakan secara tegas sebagai tujuan

13

akuntasi. Bagi para akuntan nilai saat ini adalah nilai yang paling relevan dalam pengambilan keputusan karena saat ini adalah saat yang paling dekat dengan masa depan dan masih didasarkan pada realita. Namun, para pendukung akuntasi konvensional percaya bahwa biaya masa lalu masih relevan dalam pengambilan keputusan.

2.2.2

Pendekatan Teori Keputusan Salah satu tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan, yang berarti pendekatan teori keputusan untuk akuntansi. Pendekatan seperti ini berguna sebagai desain untuk pengujian teori secara keseluruhan guna mengetahui apakah teori tersebut dapat mencapai tujuannya. Dengan kata lain, teori tersebut harus menjadi 'cetak biru', jika sistem individu memberikan informasi yang berguna, maka teori dimana sistem berawal dapat dianggap efektif atau valid. Proses tersebut digambarkan dalam tabel berikut, Panah menunjukkan output dari sistem, teori atau model

Keseluruhan teori akuntansi

Sistem akuntansi invidual

Contoh prediksi dari pengguna

Contoh Keputusan dari pengguna

2.2.3

Para pengguna informasi akuntansi

Pihak yang memakai informasi akuntansi dibedakan menjadi dua, yaitu pemakai intern dan ekstern.  Pemakai intern

14

Pemakai intern merupakan pihak yang mengelola kegiatan usaha, yaitu pimpinan perusahaan. Pimpinan merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan. Dengan menggunakan informasi akuntansi, pimpinan melakukan perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan pengevaluasian kinerja perusahaan.  Pemakai ekstern Pemakai ekstern yang memakai informasi akuntansi adalah sebagai berikut: a. Pemilik perusahaan (investor). Pemilik merupakan pihak yang menyetorkan modal untuk kegiatan usaha. Pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan. b. Kreditor. Kreditor merupakan pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan sebagai tambahan modal. Informasi akuntansi diperlukan kreditor sebagai dasar untuk memberikan pinjaman. c. Pemerintah. Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk menetapkan besar pajak yang ditanggung perusahaan. Pajak perusahaan digunakan untuk melaksanakan pembangunan. d. Karyawan. Karyawan adalah sumber daya manusia yang berperan memajukan kinerja perusahaan. Dengan laporan keuangan, karyawan bisa mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memberikan upah, dana pensiun, dan kesempatan kerja. e. Masyarakat. Perusahaan yang berkembang turut andil dalam perekonomian nasional, seperti penyediaan lapangan kerja dan manfaat sosial lainnya. Kemampuan perusahaan terhadap dua hal tersebut bisa diketahui melalui laporan keuangan.

2.3 Kerangka konseptual dalam perekayasaan akuntansi Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual.

15

Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai konstitusi akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif dari pada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik. Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai berikut: 1. memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggungjawab dalam penyusnan atau penetapan standar akuntansi. 2. menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang di jumpai dalam praktek yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik. 3. menentukan batas-batas pertimbangan ( bounds of judgment ) dalam penyusunan statemen keuangan. 4. meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan terhadap statemen keuangan. 5. meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan. Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat pada rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi sebagai penalaran logis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan praktek yang berjalan dan mengembangkan (memperbaiki) standar dan praktek di masa datang.  Model Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB, memuat empat komponen konsep penting yaitu : 1. Tujuan pelaporan keuangan 2. Kriteria kualitas informasi 3. Elemen elemen statemen keuangan 4. Pengukuran dan pengakuan

16

 Tiga Pengertian Penting Sebenarnya terdapat tiga istilah penting atau konsep penting yang sangat berbeda maknanya, yaitu : 1. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan. 2. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan / negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut. 3. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan praktis. Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan menyangkut hal berikut ini : 1. Definisi, dalam hal ini PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. 2. Pengukuran / Penilaian, adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek yang terlihat dalam suatu transaksi keuangan.

17

3. Pengakuan, merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah (cost) ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan

mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. 4. Penyajian dan Pengungkapan, dalam hal ini penyajian menetapkan tentang cara cara melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif. Sedangkan pengungkapan berkaitan dengan cara penjelasan hal hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama.  Autoritas rerangka konseptual Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual disusun setelah banyak standar akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menempatkan rerangka konseptual pada tingkat yang kurang autoratif. Tujuannya adalah agar akuntan publik tidak mengganti standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.  Struktur Akuntansi Bila proses perekayasaan telah selesai serta di aplikasi, rerangka pedoman PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang disebut dengan struktur akuntansi

18

STRUKTUR AKUNTANSI DALAM BENTUK DIAGRAM

Faktor Faktor Lingkungan (Sosial, budaya, ekonomik, dan politik)

Tujuan Pelaporan Keuangan Perekayasaan

Rerangka Konseptual Pelaporan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar Akuntansi

Menyusun & menyajikan sesuai dengan

Mengaudit apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan

Menganalisis & menginterpretasika n sesuai dengan

Auditor Manajemen System Informasi Laporan Keuangan Auditor Statemen Keuangan Independen

StaPBU

Investor Kreditor Pemerintah Pelanggan

Kesamaan interpretasi terhadapa pesan informasi Praktik Tujuan Pelaporan Keuangan tercapai

19

2.4 Model kerangka konseptual Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statement of Financial Accounting Concepts. Rerangka FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu : 1. Tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis) 2. Karakteristik kualitatif informasi 3. Elemen statemen keuangan 4. Pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang) Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya. Tujuan Bersama Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan ditentukan tujuantujuan individual, sedangkan tujuan bersama individual

dengan

mengidentifikasi

dahulu

tujuantujuan

selanjutnya memilih tujuantujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial. Tujuan Kelompok Dominan Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi kelompok yang non-dominan

20

tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial. Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat ditentukan secara langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Maksudnya tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik Negara masing-masing tempat dimana laporan keuangan tersebut dijalankan. Oleh karena itu tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai yang terlibat di dalamnya. Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB : 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional. 2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari deviden atau bunga dan pemerolehan kas (proceds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau pinjaman. 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut. Karakteristik dan keterbatasan informasi Karakteristik dan keterbatasan informasi, yaitu: jatuh temponya sekuritas atau

21

1. lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan 2. lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada penghitungan yang sifatnya lebih pasti 3. sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi ( histories ) 4. hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha 5. penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan Tujuan Pelaporan Entitas Non bisnis Tujuan utama ( Primary Objectives ): 1. Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut. Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) : 1) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) jasa jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa jasa tersebut. 2) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) bagaimana para manajer organisasi non bisnis telah melaksanakan tanggung jawab

kepengurusannya dan aspek aspek lain kinerjanya. 3) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi,

22

kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. 4) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non bisnis dan informasi tentang upaya upaya dan hasil jasa ( service efforts and accomplishments ) organisasi secara bersama menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi. 5) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi. 6) Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan penjelasan dan interpretasi interpretasi untuk membantu para pemakai memahami informasi keuangan yang disediakan. Ciri ciri tujuan pelaporan organisasi non bisnis : 1. Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia jasa yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proposionl dengan sumber ekonomik yang diserahkan. 2. Tujuan operasi selain menyediakan / menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba. 3. Tidak terdapatnya hak kepemilikan dengan proporsi tertentu / pasti yang dapat di jual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi / dibubarkan. Karakteristik Kualitatif Informasi FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary) beserta unsur-unsurnya (ingredients), dan sekunder (secondary/interactive).

23

 Kualitas primer terdiri atas: 1. Kerelavanan atau keterpautan atau relevansi (relevance) dan keterandalan atau reliabilitas (reliability). - Nilai prediktif - Nilai balikan - Ketepat waktuan 2. Keterandalan atau reliabilitas atau keberpautan atau relevansi (relevance) - Keterujian atau variabilititas (variability) - Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness)  Kualitas sekunder terdiri atas : 1. Keterbandingan (comparability) 2. Konsistensi (consistency) 3. Kenetralan atau netralitas (neutrality) Elemen elemen statemen keuangan Berikut adalah elemen elemen secara eksplisit yang diidentifikasi FASB, antara lain : 1. Aset 2. Kewajiban 3. Ekuitas atau asset bersih 4. Investasi oleh pemilik 5. Distribusi ke pemilik 6. Laba komprehensif 7. Pendpatan 8. Biaya 9. Untung 10. Rugi Perubahan Posisi Keuangan Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga hal yaitu :

24

1. kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas. 2. keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi tak terduga atau sulit diduga. 3. transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer sesuatu yang bernilai ( manfaat ekonomi masa datang ) antara dua entitas atau lebih. Pengaruh ketiga hal di atas dapat terjadi pada setiap elemen asset, kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atau tiga elemen sekaligus. Pengukuran Dan Pengakuan Pelaporan dan Statemen Keuangan FSAB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan

menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan. Seperangkat Statemen Keuangan Tujuan pelaporan, krakteristik kualitatif, dan elemen elemen keuangan akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk penuh statemen keuangan. FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut : 1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut 2. Laba untuk periode tersebut 3. Laba komprehensif untuk periode tersebut 4. Aliran kas selama periode tersebut 5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut Pengukuran Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi

25

makna atau atribute objek tersebut. Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu objek. Pengakuan Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam statemen keuangan. Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur pengakuan dalam bentuk standar akuntansi. FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut : 1. Definisi (definitions )-- Suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan. 2. Keterukuran (measureability) -- Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup. 3. Keberpautan (relevance) -- Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai. 4. Keterandalan (reliability) -- Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral.

26

2.5 Kririk terhadap kerangka berpikir konseptual 1) Kritik-kritik Ilmiah y Deskriptif dan non-operasional Dalam semua pengaturan standar akuntansi atau debat tentang prinsip-prinsip akuntansi, kita memiliki pertanyaan mendasar yang sama: apakah nilai itu? bagaimana kita menilai unsur-unsur dasar laporan akuntansi seperti aset dan kewajiban? salah satu tujuan kerangka konseptual adalah untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga menghindari argumen berulang-ulang atas makna dari istilah tersebut. Jelas bahwa kerangka berpikir konseptual dimaksudkan sebagai proyek ketentuan dasar. Tujuannya adalah untuk memberikan bimbingan dan petunjuk untuk melatih akuntan tentang bagaimana menghitung informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan ekonomi. Dalam proyek kerangka konseptual FASB itu, justru muncul pertentangan isu-isu penting dari pengakuan dan penilaian. (Kerangka berpikir konseptual Australia telah menghindari masalah ini dengan memisahkan pengakuan dan masalah penilaian, dan belum

mengeluarkan pernyataan jelas mengenai masalah yang penilaian yang lebih sulit) Lebih lanjut, Dopuch dan Sunder menganggap bahwa definisi dari elemen-elemen utama laporan keuangan--aset, kewajiban, ekuitas

pemilik, pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian--bergantung pada aturan dan konvensi yang tidak jelas: bagaimana bisa kerangka kerja konseptual membantu pemilihan diantara berbagai prinsip alternatif dan aturan jika unsur-unsur kerangka berpikirnya tersebut didefinisikan dalam istilah-istilah yang sama? Dopuch dan Sunderjuga berpendapat bahwa tidak ada hal dalam kerangka konseptual FASB yang tampaknya akan banyak banyak

27

membantu dalam menyelesaikan permasalahan kontemporer. Mereka menunjang pernyataan inidengan memilih3 masalah, yaitu: kredit pajakyang ditangguhkan, biaya eksplorasi dalam industri minyakdan gasdan akuntansi nilai saat ini. mereka menyimpulkan bahwa: 1. Definisi kewajiban sangat umum bahwa kita tidak dapat memprediksi posisi Dewan mengenai pajak yang ditangguhkan. 2. Kerangka berpikir tersebut mendukung dua prinsip yang

berlawanan dari akuntansi (biaya penuh dan upaya sukses) dan merupakan bukti awal bahwa kerangka berpikir tampaknya tidak mungkin menjadi panduan yang berguna dalam menyelesaikan masalah. 3. Hal tersebut tidak mengatasi masalah penilaian, dimana usaha guna menekan biaya publikasi telah ditetapkan sebelumnya. Kita dapat membuat kritik yang sama dari kerangka konseptual Australia. Dalam SAC 4, aktiva dan kewajiban didefinisikan dalam istilah yang sangat mirip dengan yang di Amerika Serikat, yang sedikit lebih kepada inti umum sertadefinisi yang kabur dari yang saat ini digunakan dalam prakteknya. Sebagai contoh, definisi aset: Aset adalah manfaat ekonomi di masa depan dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu Sementara kriteria pengakuan dari asset adalah: Suatu aset harus diakui dalam posisi laporan keuangan jika dan hanya jika: (a)besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam aktiva akan terwujud, dan (b)asset tersebut memiliki biaya atau nilai lainnya yang dapat diukur secara andal

28

tidak hanya definisi aset yang agak kurang jelas dan sering tidak membantu dalam prakteknya, tetapi kriteria pengakuan juga ditulis dalam bentuk kemungkinan yang merupakan sebuah konsep subjektif. istilah 'kemungkinan' berarti bahwa kemungkinan keuntungan ekonomi masa depan lebih mungkin terjadi dari pada tidak. Meskipun kerangka berpikir konseptual dapat memberikan konsistensi dalam hal ini efisien dan teratur, hal tersebut merupakan hal yang sepele: konsistensi dengan suatu abstraksi, bukan konsistensi dengan tujuan nyata. Pendekatan ini membawa bahaya dimana kerangka berpikir memakan waktu dan usaha yangmungkin lebih baikbila difokuskan untuk menambah pengetahuan bagi akuntannya.

29

BAB III KESIMPULAN Kerangka berpikir yang konseptual telah dimulai di Amerika Serikat dan Australia dengan tujuan memberikan sebuah kerangka berpikir deskriptif dan koheren sebagai sebuah panduan dalam peningkatan kegiatan akuntasi. Keuntungan dari memiliki sebuah kerangka berpikir tersebut adalah untuk: y Mengurangi kegiatan yang tidak konsisten/bertentangan y Mengurangi kemungkinan adanya campur tangan/intervensi politik y Mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap kebutuhan-kebutuhan laporan Jika hal tersebut efektif, maka sebuah kerangka berpikir yang konseptual akan menghasilkan informasi yang lebih berguna bagi para penggunanya dalam mempercepat pengambilan keputusan ekonomi. Meskipun terlalu awal jika melakukan penilaian terhadap hal tersebut,namun Horngern menyarankan agar kita tidak berharap terlalu tinggi. Sejumlah pertentangan telah ditunjukan pada proyek landasan berpikir yang konseptual tersebut: y Penilaian didasarkan pada peraturan yang tidak jelas y Logika yang tidak begitu jelas y Definisi dari bagian-bainnya tidak bekerja dan tidak menyediakan panduan bagi para akuntan dalam melakukan kegiatan. Sedangkan yang lainnya memperdebatkan mengenai pentingnya teori ini. Mereka beralasan persetujuan sebelumnya tidak penting serta bisa membawa pada pengambilan keputusan yang sistematis.Lemah dan tidak logis serta

pengertiannya dapat menunjukan bahwa akuntansi masih berada pada tahapan awal ilmu pengetahuan. Para kritisi lainnya memfokuskan pada kumpulan-kumpulan kerangka berpikirnya serta asumsi-asumsi mengenai petunjukanya. Akuntasi tidak akanpernah bisa menjadi netral dan tidak bias. Akuntansi sebagai ilmu pengetahuan sosial menunjukan dua arah serta tidak memiliki sebuah tujuan juga tidak dapat

30

dipisahkan dari keberadaan akuntannya. Dalam penilaian

serta komunikasi

dengan dengan dunia nyata, akuntan berperan penting dalam penciptaan realita tersebut.Metode tertentu serta berbagai asumsi metodologi juga mendominasi akuntansi, yang berujung pada generilisasi dan penelitian empiris yang luas.Penelitian jenis ini meniadakan kegiatan akuntan pada tingkat yang sederhana yang membutuhkan pendekatan pemecahan masalah dalam sebuah situasi yang spesifik. Yang lainnya beranggapan bahwa keranga berpikir konseptual tersebut merupakan dokumen-dokumen kebijakan yang didasarkan pada nilai-nilai profesional dan kepentingan individu. Maka akan tampak refleksi dari kepentingan politik dari kelompok mayoritas yang didomonasi oleh nilai-nilai professional.Salah satu motivasinya adalah untuk meningkatkan kekuatan ekonomi melalui pola monopoli.Lebih jauh lagi, mengumpulkan kekuatan serta penerimaan masyarakat, profesi akuntasi mencoba menguatkan posisinya serta memanipulasi peraturan publik.Sebagai balasannya, Landasan berpikir konseptual tersebut membuktikan inti teori yang telah ada berkaitan dimana menguatkan kegiatan akuntasi, yang selanjutnya menguatkan teori tersebut. Bagaimanapun ada beberapa bukti, dengan keberadaan proyek kerangka berpikir tersebut telah meningkatkan tingkat argumentasi dalam proses keadaan standar dalam melobi/negoisasi.

31

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.

32

LAMPIRAN

KERANGKA KONSEP UNTUK PELAPORAN KEUANGAN 2010

Sejarah Atas Kerangka April 1989 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (Kerangka) disetujui oleh Dewan IASC Juli 1989 Framework telah diumumkan April 2001 Framework diadopsi oleh IASB. September10 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan 2010 (Kerangka IFRS) yang disetujui oleh IASB Hubungan Interpretasi Masalah Berkaitan dengan Kerangka bahwa IFRIC Tidak Tambahkan ke di Agenda Perubahan Dalam Pertimbangan Atas Oleh IASB Proyek IASB Kerangka konseptual Tujuan Dan Status Kerangka Kerangka IFRS menggambarkan konsep dasar yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi pengguna eksternal. Kerangka IFRS berfungsi sebagai panduan kepada Dewan SAK dalam mengembangkan masa depan dan sebagai panduan untuk menyelesaikan isu-isu akuntansi yang tidak ditujukan langsung dalam Standar Akuntansi Internasional atau Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau Interpretasi. Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, manajemen harus menggunakan penilaian dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan dapat dipercaya. Dalam membuat penilaian itu, IAS 8,11 mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan, dan pengeluaran dalam Kerangka IFRS. Ini elevasi pentingnya [IFRS] Framework ditambahkan tahun 2003 revisi IAS 8.

33

KERANGKA IFRS Cakupan IFRS Kerangka adresses: y y y y tujuan pelaporan keuangan karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna perusahaan pelapor definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur dari laporan keuangan yang dibuat y konsep modal dan pemeliharaan modal

[IFRS Framework, Lingkup] Bab 1: Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum Pengguna utama dari pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah investor hadir dan potensial, kreditur dan kreditur lainnya, yang menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan tentang membeli, menjual atau menahan saham atau instrumen hutang dan menyediakan atau menetap pinjaman atau bentuk-bentuk kredit. [F OB2] Para pengguna utama membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas tidak hanya untuk menilai prospek entitas untuk masa arus kas bersih tetapi juga bagaimana manajemen efektif dan efisien telah melaksanakan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada entitas (yaitu, pelayanan). [F OB4] Kerangka IFRS mencatat bahwa laporan keuangan bertujuan umum tidak dapat menyediakan semua informasi yang pengguna mungkin perlu untuk membuat keputusan ekonomi. Mereka akan perlu mempertimbangkan informasi terkait dari sumber lain juga. [F OB6] Kerangka IFRS mencatat bahwa pihak lain, termasuk regulator kehati-hatian dan pasar, dapat menemukan laporan keuangan bertujuan umum berguna. Namun, Dewan menganggap bahwa tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum dan tujuan peraturan keuangan mungkin tidak konsisten. Oleh karena itu, regulator tidak dianggap sebagai pengguna primer dan laporan keuangan bertujuan umum tidak terutama ditujukan kepada regulator atau pihak lain. [OB10 F dan F BC1.20-SM 1,23]

Informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu entitas pelaporan itu, klaim, dan perubahan sumber daya dan klaim

34

Ekonomi sumber daya dan klaim Informasi tentang sifat dan jumlah sumber ekonomi suatu entitas pelaporan dan klaim membantu pengguna untuk menilai kekuatan keuangan yang entitas dan kelemahan, untuk menilai likuiditas dan solvabilitas, dan perlu dan kemampuan untuk memperoleh pembiayaan. Informasi tentang persyaratan pembayaran klaim dan membantu pengguna untuk memprediksi bagaimana arus kas masa depan akan didistribusikan di antara mereka dengan klaim atas entitas pelaporan. [F OB13] Sumber daya ekonomi Sebuah entitas pelaporan dan klaim yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. [Lihat 1.54-80A IAS] Perubahan sumber daya ekonomi dan klaim Perubahan pada sumber-sumber ekonomi suatu entitas pelaporan dan hasil klaim dari kinerja yang entitas dan dari kejadian atau transaksi lainnya seperti penerbitan instrumen hutang atau ekuitas. Pengguna perlu untuk dapat membedakan antara kedua perubahan ini. [F OB15] Informasi tentang kinerja keuangan suatu entitas pelaporan selama satu periode, yang mewakili perubahan dalam sumber daya ekonomi dan klaim lain dari yang diperoleh secara langsung dari investor dan kreditur, berguna dalam menilai kemampuan entitas lalu dan masa depan untuk menghasilkan arus kas bersih. Informasi tersebut juga dapat menunjukkan sejauh mana peristiwa ekonomi secara umum telah mengubah kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan. [F OB18-OB19] Perubahan pada sumber-sumber ekonomi suatu entitas dan klaim disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. [Lihat IAS 1,81-105] Kinerja keuangan tercermin dari arus kas masa lalu Informasi tentang arus kas suatu entitas pelaporan selama periode pelaporan juga membantu pengguna untuk menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas bersih masa depan. Informasi ini menunjukkan bagaimana perusahaan memperoleh dan menghabiskan kas, termasuk informasi mengenai pinjaman dan pembayaran utang, dividen kas kepada pemegang saham, dll [F OB20] Perubahan arus kas entitas disajikan dalam laporan arus kas. [Lihat IAS 7] Perubahan sumber daya ekonomi dan klaim bukan berasal dari kinerja keuangan Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi suatu entitas dan klaim yang dihasilkan dari peristiwa dan transaksi selain kinerja keuangan, seperti masalah instrumen ekuitas atau distribusi kas atau aktiva lainnya kepada pemegang saham perlu untuk melengkapi gambar dari perubahan total dalam ekonomi entitas sumber daya dan klaim.

35

[F OB21] Perubahan pada sumber-sumber ekonomi suatu entitas dan klaim yang bukan berasal dari kinerja keuangan disajikan dalam laporan perubahan ekuitas. [Lihat IAS 1,106-110] Bab 2: Entitas Pelaporan Bab tentang Pelapor akan disisipkan setelah IASB telah menyelesaikan re-musyawarah yang mengikuti ED/2010/2 Draft Paparan diterbitkan pada bulan Maret 2010. Bab 3: karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berguna mengidentifikasi jenis informasi yang mungkin paling berguna bagi pengguna dalam membuat keputusan tentang perusahaan pelapor atas dasar informasi dalam laporan keuangan. Karakteristik kualitatif berlaku untuk informasi keuangan dalam laporan keuangan bertujuan umum serta informasi keuangan yang disediakan dengan cara lain. [F QC1, QC3] Informasi keuangan berguna bila relevan dan mewakili setia apa yang dimaksudkan untuk mewakili. Kegunaan informasi keuangan ditingkatkan jika sebanding, dapat diverifikasi, tepat waktu dan dapat dimengerti. [F QC4]

Fundamental karakteristik kualitatif Relevansi dan perwakilan setia adalah karakteristik kualitatif mendasar dari informasi keuangan yang bermanfaat. [F QC5]

Relevansi Informasi yang relevan keuangan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pengguna. Informasi keuangan mampu membuat perbedaan dalam keputusan jika memiliki nilai prediksi, nilai konfirmatori, atau keduanya. Nilai prediksi dan nilai konfirmasi informasi keuangan yang saling terkait. [F QC6-QC10] Materialitas merupakan aspek entitas-spesifik relevansi berdasarkan sifat atau besarnya (atau keduanya) dari item yang informasi tersebut berhubungan dalam konteks laporan keuangan entitas individu. [F QC11] Setia representasi Tujuan umum laporan keuangan merupakan fenomena ekonomi di kata dan angka, Supaya bermanfaat, informasi keuangan tidak hanya harus relevan, juga harus mewakili setia fenomena ini dimaksudkan untuk mewakili. Karakteristik mendasar berusaha untuk memaksimalkan karakteristik yang mendasari kelengkapan, netralitas dan kebebasan dari kesalahan. [F QC12] Informasi harus relevan dan setia baik mewakili jika ingin bermanfaat. [F QC17]

36

Meningkatkan karakteristik kualitatif Komparatif, verifiability, ketepatan waktu dan dimengerti karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan dari informasi yang relevan dan setia diwakili. [F QC19]

Komparatif Informasi tentang suatu entitas pelaporan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan informasi yang sama tentang entitas lain dan dengan informasi yang sama tentang entitas yang sama untuk periode atau tanggal lain. Komparatif memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan, dan perbedaan antara, item. [F QC20-QC21]

Verifiability Verifiability membantu untuk memastikan bahwa informasi merupakan pengguna setia fenomena ekonomi memiliki tujuan untuk mewakili. Verifiability berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan independen yang berbeda bisa mencapai konsensus, meskipun tidak selalu perjanjian lengkap, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi setia. [F QC26]

Ketepatan waktu Ketepatan waktu berarti informasi yang tersedia kepada para pengambil keputusan dalam waktu yang akan mampu mempengaruhi keputusan mereka. [F QC29] Understandability Mengklasifikasikan, karakteristik dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas membuatnya dimengerti. Sementara beberapa fenomena tersebut inheren kompleks dan tidak dapat dibuat mudah dipahami, untuk mengeluarkan informasi tersebut akan membuat laporan keuangan tidak lengkap dan berpotensi menyesatkan. Laporan keuangan disusun untuk pengguna yang memiliki pengetahuan yang cukup atas aktivitas bisnis dan ekonomi dan yang meninjau dan menganalisa informasi dengan ketekunan. [F QC30-QC32] Menerapkan karakteristik kualitatif meningkatkan Karakteristik kualitatif Meningkatkan harus dimaksimalkan sampai tingkat yang diperlukan. Namun, meningkatkan karakteristik kualitatif (baik secara individual atau kolektif) memberikan informasi yang berguna jika informasi yang tidak relevan atau tidak diwakili dengan setia. [F QC33] Kendala biaya pada pelaporan keuangan yang berguna Biaya merupakan kendala luas atas informasi yang dapat disediakan oleh laporan keuangan bertujuan umum. Pelaporan informasi tersebut membebankan biaya dan biaya-biaya harus dibenarkan oleh manfaat dari pelaporan informasi

37

tersebut. IASB menilai biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan individu. IASB akan mempertimbangkan apakah entitas ukuran yang berbeda dan faktor lainnya membenarkan persyaratan pelaporan yang berbeda dalam situasi tertentu. [F QC35-QC39] Bab 4: Kerangka: teks yang tersisa Bab 4 berisi teks sisa Kerangka disetujui pada tahun 1989. Sebagai proyek ini untuk merevisi Kerangka berlangsung, paragraf yang relevan dalam Bab 4 akan dihapus dan diganti dengan Bab baru dalam Kerangka IFRS. Sampai diganti, paragraf dalam Bab 4 memiliki tingkat yang sama kewenangan dalam SAK seperti yang dalam Bab 1-3. Asumsi yang mendasari IFRS Kerangka menyatakan bahwa asumsi kelangsungan usaha ini asumsi yang mendasari. Dengan demikian, laporan keuangan menganggap bahwa suatu entitas akan terus beroperasi tanpa batas waktu atau, jika anggapan bahwa tidak sah, pengungkapan dan dasar yang berbeda dari pelaporan yang diperlukan. [F 4.1]

Elemen-elemen Laporan Keuangan Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain dengan mengelompokkan mereka ke dalam kelas yang luas sesuai dengan karakteristik ekonomi mereka. Kelas-kelas yang luas ini disebut unsurunsur laporan keuangan.

Unsur-unsur terkait langsung dengan posisi keuangan (neraca) adalah: [F 4.4] Aktiva Kewajiban Ekuitas Unsur-unsur terkait langsung dengan kinerja (laporan laba rugi) adalah: [F 4,25] Pendapatan Biaya

Laporan arus kas mencerminkan unsur-unsur laporan laba rugi dan beberapa perubahan dalam unsur neraca. Definisi elemen-elemen yang berkaitan dengan posisi keuangan Aset. Suatu aset sumber daya yang dikontrol oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan mengalir ke entitas. [F 4.4 (a)]

38

Kewajiban. Kewajiban adalah kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar dari entitas sumber daya dan manfaat ekonomi. [F 4.4 (b)] Ekuitas. Ekuitas adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya. [F 4.4 (c)]

Definisi elemen-elemen yang berkaitan dengan kinerja Pendapatan. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi dari peserta ekuitas. [F 4,25 (a)] Beban. Beban penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau depletions incurrences aset atau kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada peserta ekuitas. [F 4,25 (b)] Definisi laba rugi mencakup baik pendapatan dan keuntungan. Pendapatan muncul dalam perjalanan dari aktivitas normal entitas dan disebut dengan berbagai nama yang berbeda termasuk penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti dan sewa. Laba merupakan item lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam rangka kegiatan normal dari suatu entitas. Keuntungan merupakan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian tidak berbeda dalam alam dari pendapatan. Oleh karena itu, mereka tidak dianggap sebagai merupakan elemen yang terpisah dalam Kerangka IFRS. [4,29 F dan F 4,30 Definisi beban mencakup kerugian serta beban yang yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas normal entitas. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas normal entitas meliputi, misalnya, biaya penjualan, gaji dan penyusutan. Mereka biasanya mengambil bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas dan setara kas, persediaan, aktiva tetap. Kerugian merupakan item lainnya yang memenuhi definisi beban dan mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam rangka kegiatan normal entitas. Kerugian merupakan penurunan manfaat ekonomi dan dengan demikian mereka tidak berbeda di alam dari biaya lainnya. Oleh karena itu, mereka tidak dianggap sebagai elemen terpisah dalam Kerangka Kerja. [4,33 F dan F 4,34]

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan Pengakuan adalah proses menggabungkan dalam neraca atau laporan laba rugi item yang memenuhi definisi elemen dan memenuhi kriteria berikut untuk pengakuan: [F 4,37 dan F 4.38] Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan Biaya yang item atau nilai dapat diukur dengan keandalan. Berdasarkan kriteria umum:

39

Suatu aset diakui di neraca apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan aset memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. [F 4,44] Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal. [F 4,46] Pendapatan diakui pada laporan laba rugi pada saat kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah timbul yang dapat diukur dengan andal. berarti ini, pada dasarnya, bahwa pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pencabutan utang hutang). [F 4,47] Beban diakui pada saat penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan kewajiban telah timbul yang dapat diukur dengan andal. berarti ini, pada dasarnya, bahwa pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan peralatan). [F 4,49] Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Pengukuran menugaskan melibatkan jumlah uang di mana elemen-elemen laporan keuangan harus diakui dan dilaporkan. [F 4,54] Kerangka IFRS mengakui bahwa berbagai pengukuran digunakan sekarang untuk derajat yang berbeda dan dalam berbagai kombinasi dalam laporan keuangan, termasuk: [F 4,55] Sejarah biaya Biaya Kini Realisasi bersih (settlement) nilai Nilai (discounted) Harga perolehan adalah dasar pengukuran yang paling umum digunakan saat ini, tetapi biasanya dikombinasikan dengan pengukuran lainnya. [F. 4,56] Kerangka IFRS tidak termasuk konsep atau prinsip-prinsip untuk memilih jenis basis pengukuran harus digunakan untuk elemen tertentu laporan keuangan atau dalam keadaan tertentu. Namun, standar individu dan interpretasi melakukan memberikan bimbingan ini

SUMBER : http://www.ifrs.org/IFRSs/Official+Unaccompanied+IFRS+Translations.htm

40

You might also like