You are on page 1of 5

KEKUASA AN (POWER)

*Hampir semua kegiatan politik menyangkut

1. Kekuasaan kemampuan membuat keputusan

berarti untuk

penggunaan kekuasaan (power). *Subjek ilmiah politik adalah studi tentang kekuasaan; siapa yang memilikinya, bagaimana ia digunakan, dan apa dasar penggunaannya. * Kekuasaan adalah: kemampuan seseorang untuk mempengaruhi individu lain agar individu tersebut melakukan sesuatu yang dikehendakinya. Steven Lukas (1974): power is the ability to get somewone to do what they would not otherwise *Steven Lukas:
(Power: A Radical View, 1974)

2. Kekuasaan tercermin dalam kemampuan untuk membentuk suatu agenda politik dan mencegah keputusankeputusan lain yang mestinya dibuat 3. Bentuk kekuasaan bisa berupa pengendalian terhadap pikiran orang lain dengan memanipulasi persepsi dan preferensi m

Jika kekuasaan merujuk pada kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, maka otoritas berarti hak untuk mempengaruhi orang lain tersebut. Otoritas bisa bersifat de jure atau de facto

Max Weber (1864-1920)


Tiga sumber otoritas: 1. Kekuatan kharisma; kekuasaan yang mendasarkan diri pada pesona pribadi, berlangsung secara spontan 2. Kekuasaan tradisional; kekuasaan yang bersumber dari tradisi, kebiasaan lokal, dsb 3. Kekuasaan formal; kekuasaan bersumber dari otoritas legal. legalyang

Kekuasaan Vs. Otoritas


Otoritas / kewenangan: sarana untuk menjamin ketaatan dengan menghindari perlunya persuasi dan argumen rasional di satu sisi serta tekanan dan paksaan di sisi lainnya.

Tiga matra kekuasaan:

LEGITIMASI (LEGITIMACY)
Legitimasi / keabsahan bermakna rightfulness; Legitimasi adalah sifat yang menentukan bagaimana kekuasaan diwujudkan menjadi otoritas yang baik dan absah; memastikan bahwa kekuasaan ditaati karena wibawa dan bukan karena rasa takut.
PENGERTIAN KEKUASAAN SUMBER KEKUASAAN Kekuasaan 1 DAN

adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya

kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Secara umum ada dua bentuk kekuasaan: 1. Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin. 2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi. Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok. Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut
John Brench dan Bertram Raven, yaitu :

senioritas atau persahabatan) 2. Kekuasaan memaksa (coercive power) Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman). 3. Kekuasaan sah (legitimate power) Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu. 4. Kekuasaan keahlian (expert power) Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli). 5. Kekuasaan rujukan (referent power) Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi.(karisma,keberanian,simpatik dll)

1. Kekuasaan menghargai (reward power) Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai

Gaya Kepemimpinan Otoriter/Authoritarian


Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Kepemimpinan otoriter

atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorangpemimpin ber tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada di tangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meetin, rapat apalagi musyawarah karena bgi seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dg memaksakan
2

kehendaknya.Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt juga brubah sesuai dg suasana hati pemimpin. Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinaan otoriter menempati urutan pertama karena kita lihat dari seberapa besar pengaruh ato campur tangan pemimpin kemudian di lanjutkan kepemimpinan demokratis di mana pemimpin dan bawahan bsa saling bekerja sama dan yg ketiga atau titik ekstrim terakhir adalah kepemimpinan laissez faire yaitu pemimpin yg tidak bertindaksebagai pemimpin semua kebijakan bebas di tentukan sendiri oleh anggotanya. Jika kita tinjau menurut sistem kepemimpinan menurut likert maka sistem otoriter menempati sistem pertama (I), berikutan lengkap sistem kepemimpinan menurut likert (1) sistem l : otoriter (explosive/authoritative). (2) sistem ll : otoriter bijaksana (benevolent authoritative). (3) sistem lll : konsultatif (4) sisten lV : partisipatif. Adapun ciri kepemimpinan otoriter sistem l menurut likert dalam buku wahjosumidjo: kepemimpinan dan motivasi terbitan PT. Ghalia tahun 1987 adalah sebagai berikut : (1) manajer menentukan semua keputusan yg bertalian dg seluruh pekerjaan, dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakanya. (2) manajer menentukan semua standard bgm bawahan melakukan tugas. (3) manajer memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yg tidak berhasil melaksanakan tugas-tugas yg telas di tentukan. (4) manajer kurang percaya terhadap bawahan dan sebaliknya bawahan tidak atau sedikit sekali terlibat dalam proses pengambilan keputusan. (5) atasan dan bawahan bekerja dalam suasana yg saling mencurigai. Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang mungkin kurang relevan, namun jika kita lihat lgi menurut gaya kepemimpinan situasional tipe kepemimpinan ini bisa di terapkan terhadap anggota ato bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika seorang pemimpin menghadapi bawahan yg blm bisa atau blm menguasai hampir semua bidang yg menjadi tanggung jawabnya.

Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Otoriter:


1) Tanpa musyawarah 2) Tidak mau menerima saran dari bawahan 3) Mementingkan diri sendiri dan kelompok 4) Selalu memerintah 5) Memberikan tugas mendadak 6) Cenderung menyukai bawahan yang ABS (asal bapak senang) 7) Sikap keras terhadap bawahan Setiap keputusannya tidak dapat dibantah 9) Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan 10) Hubungan dengan bawahan kurang serasi
3

11) Bertindak sewenang-wenang 12) Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan 13) Kurang mempercayai bawahan 14) Kurang mendorong semangat kerja bawahan 15) Kurang mawas diri 16) Selalu tertutup 17) Suka mengancam 18) Kurang menghiraukan usulan bawahan 19) Ada rasa bangga bila bawahannya takut 20) Tidak suka bawahan pandai dan berkembang 21) Kurang memiliki rasa kekeluargaan 22) Sering marah-marah 23) Senang sanjungan

Pimpinan otokratik memiliki ciri antara lain:


1.Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan. 2.Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru. 3.Bekerja keras, disiplin tinggi dan tidak kenal lelah. 4.Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja. 5.Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan. 6.Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah. 7.Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.

Kelebihan tipe kepemimpinan otoriter:


1.Seorang pemimpin otoriter biasanya bersifat pekerja keras dan memiliki disiplin tinggi. 2.Penentuan keputusan lebih cepat karena tidak menggunakan musyawarah atau diskusi. 3. Keputusan dapat diambil secara cepat 4. Mudah dilakukan pengawasan Kekurangan tipe kepemimpinan otoriter: 1.Bawahan tidak memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru. 2.Kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan. 3.Bawahan kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. 4. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. 5. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. 6. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. 7. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. 8. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan. 9. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung 10. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis. 4

You might also like