You are on page 1of 21

RESUME POLITIK HUKUM

A. Teori Hukum Hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).

Pembuat hukum di Indonesia:

DPR

Kemauan Pembuat Hukum

Presiden

Otonom
Teori ilmu hukum juga bertujuan untuk menjelaskan kejadian-kejadian dalam bidang hukum dan mencoba untuk memberikan penilaian. Menurut Radburch tugas dari teori hukum adalah membikin jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum sampai kepada dasar-dasar filsafat yang paling dalam. Teori hukum merupakan kelanjutan dari usaha untuk mempelajari hukum positif. Teori hukum menggunakan hukum positif sebagai bahan kajian dengan telaah filosofis sebagai salah satu sarana bantuan untuk menjelaskan tentang hukum. Teori hukum tidak mempelajari suatu tertib hukum tertentu , tetapi melihat hukum itu sebagai suatu hal sendiri, lepas dari kekhususan yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Teori hukum berusaha untuk menentukan dasar- dasar pengertian perihal hukum , kewajiban hukum , person atau orang yang mampu bertindak dalam hukum, objek hukum dan hubungan hukum. Tanpa pengertian dasar ini tidak mungkin ada hukum dan ilmu hukum.

Pembagian Hukum secara tradisional antara lain : Hukum Nasional terbagi mejadi 6 bagian diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hukum Tata Negara Hukum adminitrasi Negara Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Acara Perdata Hukum Acara Pidana

B. Politik Hukum

Sebelum membicarakan tentang politik hukum, terlebih dulu kita bicarkan tentang pengertian politik. Istilah politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang artinya negara (city state) yang terdiri atas adanya rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat. Menurut Yuwono Sudarsono, politik adalah proses hidup yang serba hadir dalam setiap lingkungan sosial budaya. Berbicara mengenai politik demikian lazimnya anggapan orang adalah berbicara mengenai naluri kekuasaan yang dibenarkan secara sosial. Dalam negara yang menganut paham demokrasi dan kedaulatan rakyat, kekuasaan adalah bersumber dari rakyat dan diberikan kepada sekelompok orang untuk menjalankan pemerintahan.Pemahaman politik dapat dilakukan melalui sistem politik yang dianut oleh suatu negara. Menurut Almon, politik memiliki berbagai macam fungsi yang meliputi: 1. Fungsi input (dilakukan infrastruktur politik) yang mencakup: a. Sosialisasi dan rekrutmen politik. b. Agregasi kepentingan. c. Artikulasi kepentingan.

d. Komunikasi politik 2. Fungsi output mencakup: a. Rule making (pembuatan peraturan).

b. Rule application (pelaksanan peraturan). c. Rule adjudication (peradilan). d. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya Dalila negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain: a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles) b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik. Dari berbagai definisi politik tersebut maka dapat ditarik beberapa unsur-unsur dari politik yakni: suatu tindakan, usaha, proses atau kegiatan untuk mencapai tujuan (goal, end) tertentu (a course of action intended to accomplish some end), (goal), sasaran (objectives), values, practices dan kehendak (purpose). mengatur dan mengurus negara dan ilmu kenegaraan diwujudkan dalam pembuatan keputusan Ada begitu banyak definisi tentang politik yang diuraikan oleh para praktisi politik, namun dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa politik suatu tindakan, usaha, proses atau kegiatan untuk mencapai tujuan (goal, end) tertentu (a course of action intended to accomplish some end), (goal), sasaran (objectives), values, practices dan kehendak (purpose) dalam rangka mengatur dan mengurus negara dan ilmu

kenegaraanyang lazimnya diwujudkan dalam pembuatan keputusan untuk menciptakan pembangunan di segala bidang demi kepentingan masyarakat. Hukum adalah suatu aturan atau ukuran dari tindakan-tindakan, dalam hal mana manusia dirangsang untuk bertindak (sesuai aturan atau ukuran itu), atau dikekang untuk tidak bertindak (yang tidak sesuai dengan aturan atau ukuran itu). Sebagaimana diketahui, perkataan lex (law, hukum), adalah berasal dari kata ligare (mengikat), sebab ia mengikat seseorang untuk bertindak (menurut aturan atau ukuran tertentu). Hukum tidak lain merupakan perintah rasional tentang sesuatu, yang memerhatikan hal-hal umum yang baik, disebarluaskan melalui perintah yang diperhatikan oleh masyarakat. Hukum adalah sesuatu yang ditentukan oleh warga masyarakat pada umumnya, tentang tindakan-tindakan mereka, untuk menilai/ mengadili, mana yang merupakan perbuatan yang jujur dan mana yang merupakan perbuatan yang curang. Dalam pandangan saya (Locke), hukum itu terdiri dari tiga jenis: a. Hukum agama b. Hukum negara c. Hukum opini atau reputasi

Hukum agama menilai, mana tindakan yang berdosa dan mana tindakan yang wajib dilakukan. Hukum negara menilai mana tindakan kriminal dan mana tindakan yang bukan tindakan kriminal. Hukum opini atau reputasi menilai mana tindakan yang luhur dan mana tindakan yang buruk (secara kesusilaan).

Substansi Institusi Budaya (Culture) Cita-cita Hukum

Secara etimogis istilah politik hukum merupakan terjemahan dari rechtspolitiek yang terdiri atas dua kata yakni recht dan politiek. Istilah rechtspolitiek sering dirancukan dengan politieekrecht yang berarti hukum politik. Menurut Hence van Maarseveen

istilah politieekrecht merujuk pada istilah hukum tata negara. Politik hukum secara singkat berarti kebijakan hukum, selanjutnya dikatakan politik hukum adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak dalam bidang hukum. Secara etimologis politik hukum secara singkat berarti kebijaksanaan hukum. Politik hukum bersifat lokal dan partikular yang hanya berlaku dari dan untuk negara tertentu saja. Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang kesejarahan, pendangan dunia (world-view), sosio-kultural dan political will dari masing-masing pemerintah. Meskipun begitu, politik hukum suatu negara tetap memperhatikan realitas dan politik hukum internasional. Perbedaan politik hukum suatu negara tertentu dengan negara lain inilah yang menimbulkan istilah politik hukum nasional. Politik Hukum adalah kebijaksanaan hukum ( legal policy ) yang hendak/ telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah ( Indonesia ) yang dalam implementasinya melalui : a. Pembangunan hukum yang berintikan pembuat hukum dan pembaharuan terhadap bahan-bahan hukum yang dianggap asing dan atau tidak sesuai dengan kebutuhan penciptaan ( ius constituemdum ) hukum yang diperlukan. b. Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsi lembaga dan pembinaan para anggota penegak hukum. Dari berbagai definisi politik hukum tersebut maka dapat ditarik beberapa unsur-unsur dari politik hukum yakni: rangkaian konsep, asas, kebijakan dasar dan pernyataan kehendak penguasa negara mengandung politik pembentukan hukum, politik penentuan hukum dan politik penerapan serta penegakan hukum menyangkut fungsi lembaga dan pembinaan para penegak hukum untuk menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan dibentuk, hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan hukum yang dibangun. untuk mencapai suatu tujuan sosial Dari unsur-unsur tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan politik hukum adalah serangkaian konsep, asas, kebijakan dasar dan pernyataan kehendak penguasa negara yang mengandung politik pembentukan hukum, politik

penentuan hukum dan politik penerapan serta penegakan hukum, menyangkut fungsi lembaga dan pembinaan para penegak hukum untuk menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan dibentuk, hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan hukum yang dibangun serta untuk mencapai suatu tujuan sosial. Sehingga politik hukum berdimensi ius constitutum dan berdimensi ius constituendum.

Mengutarakan posisi politik hukum dalam pohon ilmu hukum sebagai ilmu. Politik hukum merupakan salah satu cabang atau bagian dari ilmu hukum, menurutnya ilmu hukum terbagi atas : 1. 2. 3. 4. 5. Dogmatika Hukum Sejarah Hukum Perbandingan Hukum Politik Hukum Ilmu Hukum Umum

C. Politik Hukum Mikro danPolitik Hukum Makro Politik hukum merupakan politik (kebijakan) yang berguna untuk hukum dan ilmu hukum; sehingga antara politik hukum, hukum nasional, dan ilmu hukum berkait sangat erat. Kaitan sangat erat itu menyebabkan politik hukum merupakan bagian pula dari studi hukum atau menjadi bagian dari bidang studi hukum. Politik hukum mengetengahkan, bagaimana hukum harus mengakomo-dasikan suatu tujuan masyarakat yang dirumuskan secara politik.

Hukum dalam arti peraturan perundang-undangan memerlukan politik (kebijakan) dalam arti yang positif, karena memang harus diakui, bahwa hukum itu adalah produk politik. Lebih tegas lagi, dapat dikatakan, bahwa hukum sebagai suatu produk (peraturan perundang-undangan) merupakan proses konflik. Artinya, proses yang penuh muatan aspirasi dan titipan kepentingan politik sesaat.

Kebijakan dalam arti positif sebagai penjamin adanya kepastian hukum (rechtsmatigheid)

maupun keadilan hukum (doelmatigheid). Banyak sekali peraturan hukum yang tumpul, tidak mempan memotong kesewenang-wenangan, tidak dapat menampilkan dirinya sebagai pedoman yang harus diikuti dalam menyelesaikan berbagai kasus yang seharusnya dijawab oleh hukum. Bahkan banyak produk hukum yang lebih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan dominan. Itulah sebabnya banyak pendapat yang mengatakan, bahwa hukum itu bagaikan bandul (pendulum). Apabila kepastian hukum tercapai, maka keadilan hukum akan tercampakkan; begitu pula sebaliknya, apabila keadilan hukum didapat, maka kepastian hukum akan ditinggalkan.

Politik hukum secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kebijakan hukum (legal policy) yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah; mencakup pula pengertian tentang bagaimana politik mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigirasi kekuatan yang ada di belakang pembuatan dan penegakan hukum itu.

Dalam menentukan politik hukum harus bertolak pada suatu tujuan yang dirumuskan bersama, dan tujuan itu menjadi sasaran yang akan dicapai setiap pembentukan hukum. Kebersamaan merumuskan suatu kebijakan itu sebagai konsekuensi dari pemerintahan yang bersistem politik demokrasi. Merumuskan tujuan hukum adalah suatu politik. Dengan rumusan itu, kebijakan dibentuk oleh badan yang mempunyai kekuasaan. Dalam mencapai tujuan hukum diperlukan politik hukum. Dengan demikian, politik hukum berfungsi mengarahkan pembuat peraturan perundang-undangan dalam proses pembuatan hukum.

Politik hukum adalah bagian dari bidang studi hukum, mengandung makna, bahwa hukum bukan sesuatu yang steril dari pemikiran politik. Hukum dalam arti peraturan perundang-undangan adalah suatu wadah untuk memberikan legitimasi dan legalitas terhadap suatu kebijakan yang dihasilkan melalui proses politik. Politik hukum dibedakan atas tiga sifat, yakni makro, messo, dan mikro. Politik hukum yang makro dirumuskan dalam suatu peraturan dasar, yang dalam susunan peraturan perundang-undangan ditempatkan sebagai peraturan yang tertinggi, yakni UndangUndang Dasar 1945 (termasuk Pembukaan), sebagai konstitusi kita. Tujuan politik

hukum makro itu dilaksanakan dalam berbagai politik hukum yang bersifat messo (menengah) melalui berbagai undang-undang. Politik hukum yang bersifat mikro dilaksanakan melalui berbagai peraturan perundang-undangan yang lebih rendah lagi tingkatannya. Dengan cara demikian, akan tercipta peraturan perundang-undangan (hukum nasional) yang taat asas, yaitu dibenarkan pada tataran politik hukum makro. Politik hukum adalah problematik menentukan kebijakan atau menentukan pilihan beserta pertimbangan yang digunakan untuk sampai pada pilihan. Menentukan kebijakan dengan memilih satu di antara beberapa sistem yang ada, dan disertai atas pertimbangan menentukan pilihan itu adalah politik hukum. Dalam pemilihan umum menentukan sistem proporsional atau sistem distrik; dalam lembaga parlemen menentukan sistem bikameral atau sistem monokameral; dalam pemerintahan daerah menentukan sistem desentralisasi atau sentralisasi; dan lain-lain.

Di era reformasi muncul wacana tentang bentuk negara federasi dan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Nampaknya terjadi perubahan politik hukum, yang semula kebijakan terselubung melaksanakan sentralisasi; maka tuntutan mengalir agar dilaksanakan sistem desentralisasi dalam arti yang sebenarnya. Kekuasaan hegemoni Orde Baru te(lah mendominasi kepentingan daerah dalam berbagai hal. Pemilihan kepala daerah, proses penetapan Peraturan Daerah, wewenang menetapkan pajak dan retribusi daerah, merupakan bukti kebijakan yang diambil, merupakan upaya dominasi pusat terhadap daerah. Semua ini, adalah perbincangan politik hukum dalam arti messo, yang prinsipnya harus diarahkan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam politik hukum makro.

D. Kewenangan Legislasi Kewengan legislasi (Legislatif review) mengatakan apakah konstitusi yang dibuat oleh legislative bertentangan dengan UUD 1945. Macam-macam kewenangan legislative: a. b. Prolegnas: Program Legislatif Nasional. Prolegda: Program Legislatif Daerah.

Kewenangan legislative yaitu DPD dilibatkan dalam pembahasan legislasi. Saat ini menurut wakil ketua DPD, belum ada aturan bersama antara DPR dan DPD tentang mekanisme pembahasan legislasi. "Itu yang belum disepakati. Ini pun terhambat antara lain kemungkinan karena kesibukan anggota DPR khususnya pemimpin DPR.

DPD sebetulnya sudah mengusulkan draf mekanisme bersama pembahasan legislasi kepada DPR sejak awal bulan Maret 2010 lalu. Draf tersebut antara lain berkaitan dengan usulan bagaimana mekanisme pembahasan anggaran, legislasi dan sebagainya. "Namun DPR belum juga mulai membahasnya sampai saat ini. Sehingga terkesan belum ada perkembangan apa-apa," terang Laode.

Sebenarnya apabila DPR diberi kewenangan dalam menyusun RUU, hal tersebut sudah mendekati arahan atau mandat konstitusi. Antara lain ikut dalam proses pembahasan Rancangan Undang-Undang tertentu. "DPD ikut membahas RUU tertentu itu sudah dijamin di dalam UU MD3. Sebelumnya dalam UU Susduk tidak dijamin," jelasnya.

Selama ini DPD tidak ikut dalam pembahasan RUU tertentu. DPD hanya datang menyerahkan pandangannya terhadap RUU tertentu pada awal pembahasan tingkat pertama antara DPR dan pemerintah. Namun dalam UU MD3, DPD sudah lebih maju.

E. Reformasi Hukum Adapun reformasi hukum di Indonesia antara lain: 1. Reformasi Birokrasi. 2. Reformasi lembaga pendidikan hukum. 3. Reformasi kurikulum pendidikan hukum. 4. Reformasi dosen-dosen fakultas hukum. 5. Reformasi perilaku mahasiswa fakultas hukum. 6. Reformasi lembaga-lembaga hukum 7. Reformasi aparat penegak hukum 8. Reformasi perundang-undangan 9. Reformasi buku-buku dan teori-teori hukum yang sudah usang

10. Penemuan teori-teori hukum baru 11. Menambah profesi dan cabang-cabang profesi sarjana hukum 12. Menambah lembaga-lembaga advokasi hukum 13. Reformasi kode etik profesi-profesi hukum 14. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat secara nasional 15. Menambah kompilasi hukum islam 16. Reformasi pemidanan dan denda-denda dalam hukum pidana 17. Menghilangkan budaya masyarakat yang melanggar norma hukum, yaitu tradisi santet, takhayyul/ keyakinan yang bersumber dari pengkhayalan/pembayangan yang sesat karena bertentangan dengan kebenaran alquran dan hadits dan tidak benar secara realitas(misalnya:berobat dengan batu, percaya ada wanita melahirkan anak buaya, percaya ada manusia menjelma menjadi hewan), khurafat (contoh: meletakkan makanan halal diatas kuburan dan di gua ), syirik (menduakan alloh, menjadikan makhluk sebagai tuhan dan menyembah makhluk yang dijadikan sebagai tuhan) bidah (kesesatan),carok,kekerasan,budaya merusak dan menganiaya diri sendiri, (misal: debus) hewan (misal: judi sabung ayam) dan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan alam sekitar dlm arti luas 18. Menghilangkan mafia kasus dan mafia hukum 19. Menaikkan gaji aparat penegak hukum 20. Menghilangkan pungli dan kkn dalam birokrasi 21. Menghidupkan diskusi-diskusi dan pelatihan-pelatihan hukum 22. Reformasi hukum harus menghasilkan keadaan yang lebih baik 23. Sikap konsisten seluruh rakyat indonesia untuk menegakkan hukum 24. Penegakkan hukum tanpa diskriminasi agama, suku, status sosial dan status politik. ( para nabi juga punya salah dan alloh menghukum mereka sesuai dengan tingkat kesalahan mereka, itulah diantara syarat para nabi menjadi ma'shum/bersalah tetapi dimaafkan oleh alloh karena mereka beristigfar, berbuat baik dan menerima hukuman yg adil dari alloh) 25. Reformasi hukum agraria 26. Reformasi hukum untuk menaikkan kemandirian dan keadilan ekonomi rakyat

27. Membatasi dan mengontrol peran ekonomi investor asing 28. Menghapus pajak pbb dan tetap memberlakukan pajak untuk badan hukum dan orang asing yg menetap sementara di indonesia. 29. Dengan persetujuan dan pengawasan dpr pemerintah kita perbolehkan mencetak uang sebanyak apbn yang dibutuhkan negara dan pajak-pajak jenis tertentu harus dihapuskan/ditiadakan agar hak kebebasan ekonomi rakyat bisa didapatkan dan agar penindasan ekonomis negara kepada rakyat melalui pajak bisa kita hilangkan. Sehingga peran negara dalam menciptakan kemandirian ekonomi rakyat bisa sasi kita capai. Kebijakan ini saya sakin tidak menyebabkan inflasi. 30. Reformasi hukum untuk menasionalisasi bumn meningkatkan/menambah jenisjenis usaha bumn. Seluruh saham bumn harus dimiliki oleh pemerintah dan tidak boleh swasta memiliki saham di bumn karena keuntungan bumn digunakan untuk membiayai apbn . Pihak swasta hanya menjadi mitra bumn. 31. meningktkan keteladanan para pemimpin dalam menegakkan hukum.

F. Proses Normaisasi Adapun teori pembentukan norma: a. b. Teosopis : dari wahyu dan kitab suci. Dari manusia ( filosofis, sosiologis, antropologis dan politis).

Ideologi

Nilai Norma
Ideologi adanya komunal, social, individu, kolaborasi dan Pancasila. Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap paling baik, benar, indah, bagus dan sempurna.

Norma dijadikna pedoman berfikir, bertingkah laku dalam kehidupan segari-hari, berbangsa dan bernegara. Dalam bermasyarakat, walaupun telah ada norma untuk menjaga keseimbangan, namun norma sebagai pedomanperilaku kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu dibuatlah norma hukum sebagai peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sangsi dan alat penegaknya. Perbedaan nor,a huku dengan norma social: a. Norma Hukum. y Aturannya pasti (tertulis) y Mengikat semua orang y Memiliki alat penegak aturan y Dibuat oleh penegak hukum y Bersifat memaksa y Sangsinya berat b. Norma Sosial y Kadang aturannya tidak pasti dan tidak tertulis y Ada/ tidaknya alat penegak tidak pasti (kadang ada, kadang tidak ada) y Dibuat oleh masyarakat y Bersifat tidak terlalu memaksa y Sangsinya ringan. Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value). a. Nilai dominan

Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
y

Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.

Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.

Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.

Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.

b. Nilai Mendarah Daging Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Menurut Notonegoro nilai social terbagi dari: 1. 2. 3. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.

G. Aspek Politik Hukum 1. Ruang gerak politik hukum suatu Negara Adanya Politik Hukum menunjukkan eksistensi hukum negara tertentu , bergitu pula sebaliknya, eksistensi hukum menunjukkan eksistensi Politik Hukum dari negara tertentu. 2. Politik Hukum kekuasaan dan warga masyarakat Politik Hukum mengejawantahkan dalam nuansa kehidupan bersama para warga masyarakat . Di lain pihak Politik Hukum juga erat bahkan hampir menyatu dengan penggunaan kekuasaaan didalam kenyataan. Untuk mengatur negara , bangsa dan

rakyat. Politik Hukum terwujud dalm seluruh jenis peraturan perundang undangan Negara. 4. Lembaga-lembaga yang berwenang dalam p[olitik huum: Montesquieu mengutarakan TRIAS POLITICA tentang kkuasaan negara yang terdiri atas 3 ( tiga ) pusat kekuasaan dalam lembaga negara, antara lain : a. b. c. Eksekutif Legislatif Yudikatif

Yang berfungsi sebagai centra centra kekuasaaan negara yang masing masing harus dipisahkan. Dalam kaitanya dengan Poliik Hukum yang tidak lain tidak bukan adalah penyusunan tertib hukum negara . Maka ketiga lembaga tersebut yang berwenang melakukannya.

H. Perkembangan Politik Hukum di Indonesia 1. Kerangka landasan hukum di Indonesia Negara RI lahir dan berdiri tanggal 17 Agustus 1945,proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Ir. Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 tersebut merupakan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan tertib hukum nasional ( Tatanan Hukum Nasional). 2. Politik Hukum Lama Politik Hukum Lama, di jalankan pada masa pemerintahan Hindia, Belanda, diawali sejak kedatangan atau zaman pemerintahan Hindia Belanda yang menerapkan asas Konkosedansi yaitu: menerapakn hubungan yang berlaku di Belanda berlaku juga di Hindia Belanda. Di Hindia Belanda selain berlaku hukum adat dan Hukum Islam. Sejak pendudukan penjajahan Belanda sampai dengan Indonesia merdeka tidak ada asvikasi hukum. Kalau menang Belanda berupaya untuk melakukan asifikasi (memberlakukan satu hukum untuk seluruh Rakyat di seluruh wilayah negara) tidak berhasil juga.

Asas Konkordansi Yaitu pemberlakuan hukum Belanda disebuah wilayah Hindia Belanda. Unifikasi Hukum adalah berlakunya suatu hukum di suatu wilayah negara untuk seluruh paalnya. Kenapa hukum Islam masih berlaku ? karena sebagian besar pelakunya adalah beragama Islam. Tetapi masuk terdapat orang-orang Indonesia yang tidak bulat membela pemikiran barat. A.c. Hamengku Buwono IX yang tetap mempertahankan Budaya Timur dengan menyatakan: jiwa barat dan timur dapat dilakukan dan bekerja sama secara ekonomomis tanpa harus kehilangan kepadiannya masing-masing. Selama tidak menghambat kemajuan, adat akan tetap menduduki tempat yang utama dalam mator yang kay7a dalam tradisi. Pandangan politik hukum penjajah Belanda di Hiondia Belanda; 1. secara keseluruhan politik hukum Belanda sama isinya dengan politik hwed untuk tanah atau aja hanya di Hindia Belanda. 2. panangan politik Hukum Belanda sama dengan politik umum dan politik hukum dari hampir smua orang Eropa dan orang negara baratt trhadap daerah timur yang mereka jajah. 3. umumnya daerah yang dapat mereka kuasai; Daerah di Afrika dan Asia. 4. dikatakan oleh mereka, kebudayaan barat, tinggi, baik, mul;ia,sedangkan kebudayaan timur rendah terbelakang, primitif, sangat bergantung pada alam. 5. orang yang berpegang pada kebudayaan barat maju sedangkan yang berpegang pada timur ketinggalan zaman. 6. pendidikan mereka memandang pendidikan asli rendah, pendidikan Islam rendah dapat dilihat pada daerah jajahan Inggris, perancis, Belanda. 7. Usaha penjajah Belanda memaksakan sistem kebudayaan ke Hindia Belanda berhasil sehingga pemikiran sebagian bangsa Indonesia berpihak pada penjajah Belanda atau Barat. 8. Jadi terjadi dikotomi timur dan Barat.

UNIFIKASI JAMAN PENJAJAHAN DI HINDIA BELANDA Terlihat adanya usaha unifikasi melalui tahap tersebut pada masa penjajahan di Hindia Belanda antara lain; dalam bidang hukum dagang dan lalu lintas ekonomi, dengan tujuan utamanya adalah keinginan pemberlakuan hukum Belanda bagi seluruh orang di Hindia Belanda caranya ialah: 1. memulai memberlakukan peraturan-peraturan yang disusun oleh pemerintah Belanda itu untuk orang Belanda dan Eropa sendiri. 2. Kemudian memberlakukan Hukum Belanda pada orang yang menunjukkan dii dengan sukarela kepada hukum Belanda. 3. selanjutnya baru memberlakukan Hukum Belanda untuk orang yang dipersamakan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan orang-orang Belanda.

UNIFIKASI MASA INDONESIA MERDEKA 1. dizaman Indonesia merdeka maka tahap tertentu seperti diatas tak diperlukan memberlakukan suatu hukum gak tetap untuk yang lain atau menundukkan diri kepada kepada hukum tertentu tidak diperlukan lagi dalam hukum pemerintahan hukum di Indonesia merdeka, teutama dalam tindak hukum lalu lintas ekonomi dan keuangan baik untuk semua bangsa Indonesia sediri apalagi dalam hubungan dengan bangsa lain. 2. Khusus untuk sesama bangsa Indonesia terhadap kemungkinan memberlakukan pertahanan hukum bagi kekhususan orang Indonesia. Menyangkut bidang yang disebut untuk dewa sesuai dengan bidang yang netral, tidak sulit mengunifikasikannya misal; KUHAP, tidak sulit dalam hak ; 1. Perasaan dan pemikiran anggota masyarakat untuk menyatukan peraturan-peraturannya. 2. sedangkan mengenai isinya tetap menghadapi kesulitan yang tak terhingga, misal bidang perdagangan dalam perdata yang berhubungan dengan perjanjian, bidang ini sudut isinya tetap tidak sangat sulit perasaan anggota masyarakat untuk menyatukannya. 3. mungkin di mintakan masukan yang diperlukan oleh pihak yang merasa bersangkutan dengan masalahnya, hal yang diangkat tersulit dalam dalam bidang hukum yang berhubungan dengan rasa kepercayaan keagamaan. Misalnya; bidang kekeluargaan, namun untuk bidang ini ini telah di rumus dengan suatu idang hukum yang berat.

KODIFIKASI Menurut teori ada 2 macam kodifikasi hukum, yaitu ; 1. Kodifikasi terbuka Kodifikasi terbuka adalah kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya tambahan tambahan diluar induk kondifikasi. Pertama atau semula maksudnya induk permasalahannya sejauh yang dapat dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan peraturan yang sistematis,tetapi diluar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan di luar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan permasalahan dalam kumpulan peraturan pertama tersebut. Hal ini dilakukan berdasarkan atas kehendak perkembangan hukum itu sendiri sistem ini mempunyai kebaikan ialah; Hukum dibiarkan berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut sebagai penghambat kemajuan masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan . 2. Kodifikasi tertutup Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya dimasukan ke dalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan. Cacatan; Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan bahkan tentang bidang suatu hukum lengkap dan perkasanya perubahan kehendak masyarakat mengenai suatu bidang hukum agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar dimana-mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka. Isinya; Politik hukum lama Unifikasi di zaman Hindia Belanda (Indonesia) gagal Penduduk terpecah menjadi; penduduk bangsa Eropa Penduduk bangsa Timur Asing Pendudk bangsa pribadi (Indonesia) pemikiran bangsa Indonesia terpecah-pecah pula. Pendidikan bangsa indonesia: Hasil Pendidikan Barat. Hasil Pendidikan Timur

3.

Politik hukum di Indonesia setelah kemerdekaan

Politik hukum baru di Indonesia muali pada tanggal 17 Agustus 1945 (versi Indonesia). Kemerdekaan Indonesia Belanda adalah; 19 desember 1949 yaitu sewaktu adanya KMB di Denhaag (Belanda). Apa syarat untuk membuat atau membentuk Politik Hukum sendiri bagi suatu negara; Negara tersebut negara Merdeka. Negara tersebut yang mempunyai Kedaulatan keluar dan kedalam Kedaulatan keluar ; Negara lain mengakui bahwa Negara kita merdeka. Kedaulatan kedalam; Kedaulatan Negara diakui oleh seluruh Warga Negara. Ada keinginann untuk membuat hukum yang tujuannya untuk mensejahterakan Masyarakat. Sumber-sumber hukum bagi Politik antaralain ; Konstitusi Kebajiakan (tertulis atau undang-undang) Kebijakan tidak tertulis atau tidak. Antara lain : UUD 1945 ~ suppel tapi Kebijakan tidak tertulis dengan hukum adatnya. Adat kita menyatu dengan sumber politik Hukum: Contoh : 1. Hukum perkawinan, UU No. 1 1974 tetapi masih menyelenggarakan pertunangan. 2. Adanya pelarangan menikah antara 2 Agama yang berbeda. Apa bahan baku dari politik Hukum (Indonesia hukum nasional yang baru:) a. b. c. Hukum Islam hukum Adat Hukum Barat

I.

Moral Politik Hukum

Untuk memahami lebih jauh tentang mekanisme pembentukan hukum di Indonesia, perlu dipahami sistem politik yang dianut. Sistem politik mencerminkan bagaimana kekuasaan negara dijalankan oleh lembaga-lembaga negara dan bagaimana meknaisme pengisian jabatan dalam lembaga-lembaga negara itu dilakukan. Inilah dua hal penting dalam mengenai sistem politik yang terkait dengan pembentukan hukum. Beberapa prinsip penting dalam sistem politik Indonesia yang terkait dengan uraian ini adalah sistem yang berdasarkan prinsip negara hukum, prinsip konstitusional serta prinsip demokrasi. Ketiga prinsip ini saling terkait dan saling mendukung, kehilangan salah satu prinsip saja akan mengakibatkan pincangnya sistem politik ideal yang dianut. Prinsip negara hukum mengandung tiga unsur utama, yaitu pemisahan kekuasaan - check and balances - prinsip due process of law, jaminan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan jaminan serta perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Prinsip konstitusional mengharuskan setiap lembaga-lembaga negara pelaksana kekuasaan negara bergerak hanya dalam koridor yang diatur konstitusi dan berdasarkan amanat yang diberikan konstitusi. Dengan prinsip demokrasi partisipasi publik/rakyat berjalan dengan baik dalam segala bidang, baik pada proses pengisian jabatan-jabatan dalam struktur politik, maupun dalam proses penentuan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh berbagai struktur politik itu. Karena itu demokrasi juga membutuhkan transparansi (keterbukaan informasi), jaminan kebebasan dan hakhak sipil, saling menghormati dan menghargai serta ketaatan atas aturan dan mekanisme yang disepakati bersama. Dengan sistem politik yang demikianlah berbagai produk politik yang berupa kebijakan politik dan peraturan perundang-undangan dilahirkan. Dalam kerangka paradigmatik yang demikianlah produk politik sebagai sumber hukum sekaligus sebagai sumber kekuatan mengikatnya hukum diharapkan sebagaimana yang dianut aliran positivis mengakomodir segala kepentingan dari berbagai lapirsan masyarakat, nilai-nilai moral dan etik yang diterima umum oleh masyarakat. Sehingga apa yang dimaksud dengan hukum adalah apa yang ada dalam perundang-undangan yang telah disahkan oleh institusi negara yang memiliki otoritas untuk itu. Nilai-nilai moral dan etik dianggap telah termuat dalam perundang-undangan itu karena telah melalui proses partisipasi rakyat dan pemahaman atas suara rakyat. Dalam hal produk itu dianggap melanggar norma-norma dan nilai-nilai yang mendasar yang dihirmati oleh masyarakat dan merugikan hak-

hak rakyat yang dijamin konstitusi, maka rakyat dapat menggugat negara (institusi) tersebut untuk mebatalkan peraturan yang telah dikeluarkannya dan dinyatakan tidak berlaku. Dengan demikian nilai moral dan etik, kepentingan-kentingan rakyat yang ada dalam kenyataankenyataan sosial tetap menjadi hukum yang dicita-citakan yang akan selalui mengontrol dan melahirkan hukum positif yang baru melalui proses perubahan, koreksi dan pembentukan perundangan-undangan yang baru.

RESUME POLITIK HUKUM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Politik Hukum Di Bimbing oleh Bapak Yudi Batu Bara

Oleh:

Yurika Novita Sari


Nim: 108811410303

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PPKn Desember, 2011

You might also like