You are on page 1of 50

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Bumi merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis makhluk hidup. Semua

makhluk hidup baik hewan, tumbuhan maupun manusia untuk memerlukan komunikasi untuk bias bersosialisasi dengan lingkungannya. Seperti manusia, hewan dan tumbuhan juga berkomunkasi namun dengan caranya masing-masing. Segala sesuatu yang ada di bumi senantiasa berkembang. Perkembangan tersebut dimulai dari sesuatu yang sederhana hingga menjadi sesuatu yang lebih kompleks. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Segalanya pasti akan mengalami perubahan karena tu8ntutan lingkungan yang semakin kompleks. Begitu juga dengan komunikasi. Pada jaman prasejarah, manusia saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Setelah mengenal tulisan (jaman sejarah) kebiasaan berkomunikasi berubah, dimana media seperti batu dimanfaatkan sebagai media untuk saling bertukar informasi melalui tulisan. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, cara berkomunikasi mengalami perubahan yang cukup signifikan. Sejak ditemukannya bahasa, maka komunikasi bisa dilakukan dengan lebih mudah. Cara berkomunikasi juga telah mengalami perkembangan dari yang sangat sederhana hingga menjadi lebih rumit. Hal ini seiring dengan jaman yang semakin berkembang. Komunikasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan kehidupan manusia terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Oleh karena itu, kelompok kami tertarik untuk membuat sebuah makalah yang membahas model-model komunikasi dari awal hingga saat ini. Pembahasan tersebut kami tuangkan dalam sebuah makalah yang berjudul Model-model Komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi? 1.2.2 Apa saja model-model komunikasi yang pernah ada?

1.3 Tujuan 1.3. 1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud Model Komunikasi. 1.3.2 Untuk mengetahui apa saja model-model komunikasi yang pernah ada.

1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Penulis Pembuatan makalah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan penulis dalam menyusun sebuah makalah. 1.4.2 Bagi Masyarakat Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi awal untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang evolusi mikroprosesor dari masa ke masa.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Model Komunikasi Komunikasi jika dilihat dari unsur berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama, namun Istilah komunikasi sudah lazim kita dengarkan, namun didefinisikan secara luas sebagai berbagai pengalaman. Jika dilacak dari akar katanya, maka kata komunikasi atau communicatio dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (to make cammon). (Gorden, 1978 : 28) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan akar dari kata latin lainnya yang sama makna. Definisi lain yang sama makna dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan dan kebersamaan. Kata ini merujuk kepada sekelompok yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu sebagai proses pembagian makna dan sikap. Meskipun terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan komunikasi dan Ilmu Pengetahuan. Namun definisi yang memiliki kerja secara teoritis ilmu komunikasi dapat dijelaskan. Yaitu ilmu komunikasi berusaha menjelaskan dan memahami produksi, pengolahan dan pengaruh system symbol dan isyarat dengan

mengembangkan sejumlah teori yang dapat diuji yang berisi berbagai generalisasi yang menjelaskan fenomena yang dikaitkan dengan produksi, pengolahan dan pengaruh. Perkembangan Teori- Teori Ilmu Komunikasi Pergeseran yang mendasar tentang teori-teori komunikasi adalah pendekatan pada ilmu-ilmu murni di abad ke 19. (Lubis, tt: 7) Untuk merunut jalan pikir kita dalam memahami bagaimana proses pengembangan teoritis Ilmu Komunikasi, maka ada perlu kiranya kita lebih jauh mencari pandangan yang luas tentang maksud teori secara luas. Menurut Kerlinger (1993) teori adalah himpunan konstruks (konsep), definisi dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi diantara

Variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori, ketiga hal tersebut adalah: 1). Teori adalah sebuah set proporsi yang terdiri dari konstrak (construct) yang sudah didefinikan secara luas dengan hubungan unsur-unsur dalam tersebut secara jelas. 2). Teori menjelaskan hubungan antar variable atau antar konstrak (contruct) sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variable dengan jelas kelihatan. 3). Teori menerangkan fenomena dengan cara

menspesifikasikan variabel mana yang berhubungan dengan variabel mana. (Nasir, 1988 : 21) Setiap Ilmu pengetahuan (penelitian) membutuhkan teori, karena dengan teori dapat memandu penelitian yang dilakukan memberikan hasil yang diharapkan. Teori adalah alat dari ilmu (too of science), namun secara simultan teori juga dapat menjadi alat pendukung dari sebuah teori lain. Teori sebagai alat dari ilmu mempunyai peranan, antara lain :1) Teori mendefinisikan Orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abtraksinya. 2) Teori memberikan rencana konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena yang releven disestematiskan, diklaifikasikan dan dihubunghubungkan. Fungsi teori ada dua, pertama teori merupakan alat untuk mencapai suatu pengetahuan yang sistematis. Teori sangat penting dalam menjelaskan pengetahuan sebagai dasar organisasi pemikiran. Kedua, teori membimbing penelitian, dari teori dapat dijabarkan hipotesis baru. Bila ada teori yang berlawanan, penelitian dapat menguji yang mana diantara teori itu yang benar. Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology, The New Media in Society (1986) menyebutkan bahwa sejak tahun 1800 sudah tampak pengaruh pemikiran para pakar ilmu social di universitas di eropa terhadap ilmu komunikasi.

Pengertian Model Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan

pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa

Fungsi Model Fungsi model ada empat (4): 1. 2. 3. 4. Mengorganisasikan, Membantu menjelaskan, Meuristik dan Memprediksi.

2.2 Model-model Komunikasi 1. Model Aristoteles Model ini merupakan model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris atau seni berpidato. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.

Komunikasi

terjadi

ketika

seorang

pembicara

menyampaikan

pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Dikemukakan tiga unsur dasar dalam proses komunikasi yaitu : a. Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan b. Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri) c. Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.

Model ini fokus pada kemampuan bicara komunikator dalam mempersuasi komunikate mulai dari cara penyampaian, olahan isi pesan, dan struktur penyampaian kata. Apabila ketiga hal tersebut terpenuhi maka seseorang dapat diukur kemampuan persuasinya.

Model ini sangat sederhana malah terlalu sederhana sehingga memiliki banyak kelemahan. Kelemahan model ini terdapat pada asumsi bahwa komunikasi adalah sutu kegiatan terstruktur yang selalu disengaja. Komunikator menyampaikan dan komunikate hanya mendengarkan tanpa dibahas mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam proses

penyampaian, efek yang akan terjadi dan sebagainya atau bias dikatakan bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis. Selain itu, model ini tidak membahas mengenai aspek nonverbal dalam persuasi yang mungkin saja terjadi dalam proses komunikasi.

2. Model David K. Berlo

Model

yang

dikembangkan

pada

tahun

1960

ini

hanya

memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel) dan penerima (receiver). Oleh karena itu, model komunikasi ini juga dekenal dengan nama model komunikasi SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver). Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan. 1. Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.

2. Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information 3. Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll), dan media elektornik (TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri). 4. Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll. Elemen Tambahan : 1. Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada
8

penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang. 2. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif) 3. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
y y

Lingkungan Fisik(Letak Geografis dan Jarak) Lingkungan Sosial Budaya (Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)

Lingkungan Psikologis ( Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan)

Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam) Faktor ketrampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem social

dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam menentukan isi pesan, perlakuan atau treatment dan penyandian pesan. Faktor-faktor ini juga berpengaruh kepada penerima pesan dalam

menginterpretasikan isi pesan yang dikirimkan. Saluran yang dapat digunakan dalam komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan alat peraba. Model komunikasi Berlo di atas menekankan ide bahwa meaning are in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri .Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang di tafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan. Berlo menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder) dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. Dalam situasi tatap muka, fungsi penyandian dilakukan lewat mekanisme vokal dan sistem otot sumber yang menghasilkan pesan verbal dan nonverbal. Dalam tatap muka, kelompok kecil dan komunikasi publik (pidato), saluran

komunikasinya adlah udara yang menyalurkan gelombang suara. Model berlo juga melukiskan beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi : keterampilan berkomunikasi, pengetahuan, sistem sosial dan lingkungan budaya sumber dan penerima. Salah satu kelebihan Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga berkomunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model berlo juga bersifat heuristik (merangsang penelitian), karena memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model berlo juga mempunyai keterbatasan. meskipun Berlo menganggap komunikasi sebagai suatu proses, model Berlo, seperti juga model Aristoteles lainnya misalnya, menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis alih-alih fenomena yang dinamis dan telah berubah. Lebih jauh lagi umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya, dan komunikasi nonverbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain. 3. Model Bovee & Thill Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :

10

1. Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut. 2. Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING. 3. Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll) 4. Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima. 5. Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang. 4. Model Lasswell Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswel (1948), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa. Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu di tanyakan dan di jawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium (dalam media apa), to whom (kepada siapa), dan dengan what effect (apa efeknya).
11

Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang seperti organisasi stsu persatuan. Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan ini adalah berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dlam komunikasi tersebut. Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi. Pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media cocok untuk maksud tertentu. Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah what effect atau apa efeknya dari komunikasi tersebut. Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasildari komunikasi. Akan tetapi perlu diingat, bahwa kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil komunikasi tetapi juga dipengaruhi factor lain. Dari kelima pertanyaan tersebut, Lasswell menemukan unsur-unsur proses komunikasi yaitu komunikator, pesan, Media, komunikan/penerima, dan efek. Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut : a. Pengawasan Lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. b. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, c. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

12

Tidak semua komunikasi bersifat dua arah dengan aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Dalam suatu masyarakat yang kompleks, banyak informasi yang disaring oleh pengendali pesan atau editor dan disampaikan pada public dengan beberapa perubahan atau penyimpangan. Model Lasswell serng diterapkan dalam komunikasi massa model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber merangsang pertanyaan mengenai engendalian pesan, sedangkan unsur pesan merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi dikaji dalam analisis media unsur penerima dikaitkan dengan analisis khalayak sedangkan unsur pengaruh jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak, pembaca, pendengar atau pemirsa. Model seperti ini umumnya kita temukan pada media masa yang berhubungan dengan orang banyak dan membutuhkan editor sebagai penyeleksi pesan atau berita dalam media cetak surat kabar, televisi dan radio. Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah. 5. Model Braddock

Dalam hal ini Braddock menambahkan dua hal yang ada hubungannya dengan tindak komunikasi yaitu : (1)situasi ini dimana sebuah pesan dikirimkan,

13

(2)Apa tujuan komunikator

menyatakan

sesuatu.

Formula

Lasswell

beranggapan, bahwa komunikator mempunyai keinginan mempengaruhi kemunikan. Braddock menekankan, bahwa Formula Lasswell dapat

mengeliurkan peneliti komunikasi. Formuola Lasswell dikritik karena meniadakan unsur feedback. Namun demikian, sempai kini diakui bahwa Formula Lasswell adalah cara yang mudah untuk memperkenalkan situasi proses komunikasi. 6. Model Shannon & Weaver

Model Shannon Weaver (1949) juga seringkali disebut Teori Matematika (The Mathematical Theory of Communication). Disebut model matematika karena proses komunikasi yang terjadi pada teori ini seperti garis lurus atau linear. Model komunikasi ini merupakan perpaduan dari gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon adalah seorang insiyur pada Bell Telephone dan ia berkepentingan dengan penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Weaver mengembangkan konsep Shannon untuk menerapkannya pada semua bentuk komunikasi. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication). Sejak saat itulah istilah komunikasi dipergunakan dalam pengertian yang amat luas yang mencakup semua produser dimana pikiran seseorang mempengaruhi pikiran orang lain (very broad sense to include all of procedures by which on mind may affect another) (Effendy, 2000 : 257).

14

Sumber

informasi

(information

source)

memproduksi

sebuah

(message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen. Ciri dari teori ini adalah menggambarkan suatu proses komunikasi yang linear atau satu arah. Elemen dasar dari model ini antara lain sumber informasi (source) dan pemancar (transmitter), penyanding pesan (encoding), alat penerima (receiver) dan tujuan (destination). a. Sumber Informasi ( Information Source ) Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. b. Transmitter Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin. Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh

15

lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film. c. Penyandingan (Encoding ) Pesan Penyandingan ( encoding ) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata. Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya. d. Penerima dan Decoding Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.

16

e. Tujuan (Destination) Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak. Selain itu terdapat juga unsure sumber gangguan (noise source). Akibatnya pesan yang disampaikan oleh sumber informasi yang dituju tidak sebagaimana adanya akibat gangguan. Sehingga komunikasi bisa gagal karena pesan yang diterima tidak identik dengan pesan yang dikirim sebelumnya. (Soehoet, 2002 : 7). Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise. Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi. Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :
y

Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.

Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah

17

berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan suara lain.
y

Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama, dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.

Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan katakata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang disampaikan. Dalam realitasnya teori Shannon dan Weaver ini memberikan

sumbangan besar terhadap konsep messege yang dipengaruhi entropy dan redundancy serta keharusan dalam melakukan keseimbangan antara keduanya menuju efesiensi komunikasi melalui upaya pengurangan gangguan dalam fungsi proses komunikasi (Lubis, 1998 : 45). Namun, sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi. Selain itu komunikasi pada model ini dipandang sebagai fenomena statis dan satu arah. Juga tidak menjelaskan konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam penyediaan dan penyediaan balik. Konsep gangguan dalam saluran komunikasi menurut teori ini adalah setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana, 2001 : 138). Gangguan ini bisa merupakan interferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang hangar bingar disebuah pesta atau sirene diluar fungsi yang menjelaskan gangguan suara atau sumber informasi.

7. Model De Fleur

18

Model DeFleur, seperti model Westley dan Maclean, menggambarkan model komunikasi masaa alih-alih komunikasi antarpribadi. Seprti diakui DeFleur, modelnya para merupakan ahli, perluasan dari model-model Weaver, yang dengan

dikemukakan

khususnya

Shannon

dan

memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase yang digambarkan Schramm dalam proses komunikasi massa. Model DeFleur ini merupakan proses komunikasi massa dimana di dalam modelnya, proses komunikasi sangat berlangsung massif terdiri dari source (sumber), transmitter (instrumen pengolah pesan), Channel (salurannya), Receiver (penerima), Destination ( tujuan), noise (gangguan), mass medium devide (perangkat media massa), feedback (perangkat umpan balik). Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

19

Fungsi penerima dalam model DeFleur adalah menerima informasi dan menyandi-baliknya,mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan. Dalam percakapan biasa, penerima ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadio impuls saraf, sehingga menjadi simbol verbal yang dapat dikenal. Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih-alih komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoritis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme di antara respon internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Dalam model ini kemungkinan distorsi pesan akan lebih besar akibat gangguan komunikasi yang begitu banyak karena informasi (source) yang diperoleh begitu banyak mempengaruhi khalayak. Dalam komunikasi massa model ini sepadan dengan dampak yang diakibatkan oleh komunikasi massa seperti pasifnya massa dalam menerima informasi dari media massa, penggiringan opini yang dikonstruksi oleh media massa, dan berpotensi terjadinya gangguan dalam berkomunikasi. 8. Model Osgood & Schramm

20

Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi. Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses. Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama.

Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan. Model Proses komunikasi Osgood & Schramm juga dikenal dengan model komunikasi sirkuler. Dalam model ini proses komunikasi dari sumber pesan dan penerima pesan merupakan hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Proses sirkuler antara pengirim dan penerima pesan berlangsung timbal balik yang berlangsung secara simultan dan terus menerus. Proses komunikasi sirkuler Osgood & Schramm baik pengirim dan penerima sama-sama menjadi sumber komunikasi dan diantara keduanya juga bertindak sebagai Decoder dan Encoder dari sebuah pesan yang di transmisikan. Model ini menyatakan anggapan bahwa komunikasi adalah interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Suatu umpan balik dapat terjadi bila antara komunikator dan komunikate terdapat kesamaan pengalaman dan pemahaman mengenai hal yang sedang dikomunikasikan. Semakin sempit ruang lingkup pengetahuan pada objek yang sama maka semakin sulit pula proses komunikasi akan terjalin. Contohnya adalah masalah bahasa, seorang yang berbahasa afrika akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan

21

seseorang berbahasa cina karena terjadi perbedaan pemahaman mengenai bahasa yang sangat signifikan. Demikian pula sebaliknya. Menurut Wilbur Schramm, komunikasi setidaknya membutuhkan tiga unsur : Sumber, Pesan dan sasaran atau tujuan. Schramm berpendapat meskipun dalam komunkasi lewat radio atau telefon encoder dapat berupa mikrofon atau decoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan encoder adalah datu orang sedangkan decoder dan sasaran ialah seorang lainnyadan sinyalnya adalah bahasa. Osgood berpendapat bahwa technical communication model dari Shannon dan weaver dirancang untuk problemproblem. Adapun model Osgood dikembangkan atas dasar Theory of Meaning dan psychologuistic. Karena menurutnya setiap individu dalam komunikasi sekaligus berfungsi sebagai source dan sebagai destination. Sebagaimana halnya transmitter dan receiver mendecording pesan-pesan, dia juga sekaligus mengcode melalui sejumlah feedback secara mekanis. Model sirkuler ini ditandai dengan adanya unsure feedback, hal ini berarti proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Pada dasarnya proses komunikasi itu berbalik satu lingkaran penuh, dalam model Osgood, input diartikan sebagai beberapa bentuk dari energi fisik dan stimuli yang diberi sandi dalam bentuk yang dirobah oleh implus-implus sensoris. Receiver bekerja atas stimuli atau input melalui proses-proses. Osgood menyebutnya sebagai reception dan perception. Sedangkan transmitter dalam teminologi Osgood, membentuk motor organisasi dan rangkaian kegiatan. Messeg atau respons dengan demikian meliputi output sumber dan input destination, Output dihasilkan melalui encoding sementara input diperoleh melalui decoding. Dalam metode Osgood, destinatioan memiliki kedudukan yang sama dengan source. Dalam pemahaman Osgood, setiap individu dalam proses komunikasi dilihat sebagai suatu system komunikasi lengkap yang cocok dengan model Shannon dan Weaver. Osgood kemudian merekontruksi model Shannon sebagaimana yang disebutnya dengan istilah communication

22

unit yang terdiri atas pengirim dan penerima pesan. Dalam hal ini Osgood memberi penekanan pada situasi social komunikasi dengan menerangkan pada beberapa model yang memadai dibutuhkan sekurang-kurangnya dua unit komunikasi., yaitu source uni (speaker) dan unit destination (hearer). Kedua system tersebut dihubungkan oleh system tunggal yang disebut sebagai messeg. Sehubungan dengan hal di atas, messeg sebagai bagian dari total input suatu source unit, serta sekaligus jyga menjadi Zbagian total input dari destination unit. Analisis Circular Theory Fungsi Menerangkan Teori ini menerangkan bahwa setiap pesan yang disampaikan akan langsung dapat diterima oleh sikomunikan, teori ini sama dengan system pemasaran. Mempergunakan dimensi komunikasi ini dipergunakan agar mengetahui langkah- langkah dalam penggunaan teori ini, Menerangkan tentang jenisjenis komunikasi yaitu kerumunan, audience, massa dan public. Menurut Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsure, sumber ( source), pesan ( messeg) dan sasaran ( destination). Sumber boleh jadi seorang individu ( berbicara, menulis, menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi ( seperti surat kabar, penerbit, stasiun televisi, atau studio film). Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang swara di udara, implus dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera diudara, atau setiap tanda yang dapat di tafsirkan. Sasarannya mungkin individu yang mendengarkan. Menonton atau membaca, atau anggota suatu kelompok, seperti kelompok diskusi, khalayak pendengar ceramah, kumpulan penonton Fungsi memprediksikanZsepak bola atau anggota khalayak media massa. Dari fungsi ini, maka ada tiga hal yang di prediksikan oleh teori ini yaitu: menciptakan saling pengertian, menciptakan saling kerjasama, menciptakan saling mencari keuntungan. Menurut Schramm, meskipun dalam komunikasi lewat radio atau telpon enkoder dapat berupa mikrofon dan dekonder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan encoder adalah satu orang sedangkan decoder dan sasaran adalah orang lainnya. Dan sinyalnya adalah bahasa untuk menuntaskan suatu tindakan kounikasi FungsiZ(
23

communication act), suatu pesan harus disandi balik.

Menentukan Yang

ditentuka oleh teori ini adalah kalau kita sering menyampaikan pesan pada seseorang secara terus menerus, maka komunikasi atau pesan yang disampaikan pasti akan berhasil. Bila kedu lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut, semakin miriplah bidang pengalaman ( field of expererience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu artinya tidak ada pengalaman bersama maka komunikasi tidak mungkin berlangsung bila wilayah yang sempit itu kecil artinya bila pengalaman sumber dan pengalaman sasaran sangat jauh berbedabeda maka sangat sulit untuk menyampaikan Fungsi menjelaskanZmakna dari seorang kepada orang lainnya. Penyampaian pesan secara tidak rutin atau terus menerus, maka tidak akan mudah diterima oleh komunikan. Akhirnya keefektifan komunikasi tidak dapat diperoleh. Menurut Schramm ( 1974 : 711 ), seperti ditunjukkan kepada model ketiga diatas, jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai encoder dan decoder.I kita secara konstan menyandi balik tanda- tanda dari lingkaran kita, menafsirkan tanda- tand tersebut dan menyandi sebagai hasilnya. Tegasnya, dalam menerima dan menyampaikan pesan, maka yang dihasilkan penyandian balik (penafsiran) yang dilakukan perlu dibuat sandi. Proses kembali dalam model di atas disebut umpan balik ( feedback), yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi, karna hal itu memberitahu kepada kita bagaimana pesan tersebut kita tafsirkan baik dalam bentuk kata- kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, kening kerut, menguap, wajah yang mengelos dan sebagainya. Menurut Schramm seperti ditunjukan pada model ketiganya, jelas bahwa setiap prang dalam proses komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Proses kembali tersebut disebut feedback atau umpan balik yang memainkan

24

peran sangat penting dalam komunikasi. Karena itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar. Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar ceramah, namun umpan balik juga dapat berasal dari oengirimpesan berupa koreksi kata-katanya yang salah baik kesalahan ucapan maupun kesalahan tulisan.

9. Model Helical Dance

Model komunkasi helical ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi. Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi

25

komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu. Dalam percakapan ,misalnya bidang kognitif secara tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para aktor komunikasi secara sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang pandangan orang lain, pengetahuan dan sebagainya. Dalam hal ini, Dance menganggap Model Osgood & Shrammm mempunyai kekurangan. Menganggap komunikasi berbalik satu lingkaran penuh ke titik yang sama dimana komunikasi itu mulai merupakan hal yang salah. Bagian yang menggambarkan analogi sirkuler inilah yang salah. Banyak model yang menunjukan gambar yang statis, kaku, dan beku. Model Dance menekankan sifat dinamis dari suatu proses komunikasi. Model Helical Dance ini bukan alat untuk analisis yang terperinci. Nilainya mengingatkan kita bahwa komunikasi bersifat dinamis. Manusia kalau berkomunikasi sifatnya aktif kreatif dan mampu mengumpulkan informasi sementara model-model lain menganggap individu-individu sebagai makhluk yang bersifat pasif.

10. Model ABX/Newcomb

26

Theodore Newcomb (1953) mengembangkan Teori Heider menjadi hubungan antara dua atau lebih manusia. Ia Newcomb memandang komunikasi dari perspektif psikologi-sosial. Modelnya mengingatkan kita akan diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog social dan merupakam formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Newcomb mengembangkan dalil (pendapat yang dikemukakan sebagai kebenaran) dan strain symmentry (tekanan menuju kesamaan). Sebagai akibatnya: bidang persamaan pendapat akan meluas dengan mengadakan komunikasi. Newcomb mengemukakan assumption (anggapan) komunikasi menyelenggarakan fungsi pokok yang memungkinkan dua orang atau lebih memelihara perhatian terus menerus terhadap satu sama lain dan terhadap objek-objek lingkungan luar mereka. Dengan demikian: komunikasi adalah a learned response to strain = reaksi yang dipelajari terhadap tekanan dan bahwa kita ingin memperoleh lebih A B X banyak kegiatan komunikasi (memberi, mencari dan bertukar informasi) di dalam kondisi ketidakpastian dan ketidakseimbangan. Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja. Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri, karena ketidak keseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

27

Simetri

dimungkinkan

karena

seseorang

(A)

yang

siap

memperhitungkan perilaku seorang lainnya (B). Simetri juga mengesahkan orientasi seseorang terhadap X. Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa kita memperoleh dukungan social dan psikologis bagi orientasi yang kita lakukan. Jika B yang kita hargai menilai X dengan cara yang sama seperti kita, kita cenderung lebih meyakini orientasi kita. Maka kita pun berkomunikasi dengan orang-orang yang kita hargai mengenai objek, peristiwa, orang, dan gagasan (semuanya termasuk X) yang penting bagi kita untuk mencapai kesepakatan atau koorientasi atau, menggunakan istilah Newcomb, simetri. Asimetri merupakan bagian dari model Newcomb ketika orang setuju untuk tidak setuju. Model ini berupa pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi. Dalam model ini, ada dua individu (A) dan (B) berorientasi terhadap satu sama lain dan terhadap objek, manusia atau benda (X). Model ini merupakan pengembangan dari hasil pemikiran psikolog Heider. Menurut Teori Heider ada dua orang (A) dan (B) yang saling menyukai, disamping itu ada orang ketiga atau benda lain (X), maka hubungan A dan B disebut Balanced atau seimbang. Sebaliknya jika A suka pada B dan B suka pada A, namun A suka pada X tetapi B tidak suka pada X maka hubungan mereka unbalanced atau tidak seimbang. Bila hubungan seimbang maka tiap pihak akan menentang perubahan. Juka hubungan tidak seimbang maka akan timbul usaha-usaha untuk memulihkan keseimbangan tersebut.

28

Jadi, model tersebut mengamsumsikan bahwa orientasi A(sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu system yang terdiri dari empat orientasi. a. Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif) b. Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama c. Orientasi B terhadap X d. Orientasi B terhadap A Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya. Namun model Newcomb berbicara tentang proses komunikasi yang Asimetris, dimana komunikasi menimbulkan ketegangan antara pengirim dan penerima dalam menginterpretasikan pesan. Upaya untuk mengurangi ketegangan ini salah satu pihak mengurangi perbedaan dan tensi

komunikasinya sehingga keadaan Asimetris kembali lagi. Dalam model ini bagaimana masing-masing pihak mencapai kata sepakat untuk tidak sepakat dan ini ditempuh untuk mengembalikan keseimbangan dalam berkomunikasi.

11. Model Ko-Orientasi Model ini merupakan pengembangan dari model ABX Newcamb. Pendekatan Koorientasimerupakan nama yang diberikan McLeod dan Chafee untuk model ini. Elemen-elemen utama model ini adalah komunikasi antar personal atau anat kelompok, komunikasi dua arah yang inteaktif, tiga elemen sebagi suber informasi serta dinamisnya komunikasi yang terjadi antar mereka. Elite biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan politik tertentu.

29

Isu merupakan segala sesuatu yang diperbincangkan publik dan mempunyai sejumlah butir informasi. Publik adalah masyarakat yang juga merupakan audiensi dari media. Sementara media berarti pula editor, reporter, jurnalis dan sebagainya.

Garis-garis

yang

menghubungkan

elemen-elemen

tersebut

menunjukan hubungan, sikap, dan perepsi. Informasi tentang suatu kejadian dari isu biasanya dicari atau diperoleh dari anggota masyarakat serta dari elite atau media atau ketiganya. Hasil dari sebuah situasi yang dinamis akan tergantung pada hubungan antara public dengan elite tertentu, sikap publik terhadap media dan hubungan antara elite dengan media. Perbedaan elite dan publik dalam persepsi terhadap sebuah isu dapat menjadi sumber ketegangan yang mengarah pada usaha-usaha memperoleh informasi dari media atau sumber lain. Pada saat yang sama, perbedaan tersebut juga dapat mengarah pada usaha elite untuk memanipulasi persepsi dengan bertindak langsung atau mengontrol seluruh media.

12. Model Westley & McClean

Tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm Maclean, keduanya teoritisi komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi

30

antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model Westley dan Maclean ini dipengaruhi model Newcomb, selain juga oleh model Lasswell dan model Shannon dan Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang tidak terbatas (dari X1 hingga Xoo), yang kesemuanya merupakan objek orientasi, menempatkan suatu peran C di antara A dan B, dan menyediakan umpan balik. Dalam model Westley dan Maclean ini terdapat lima unsure, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik. Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu dalam lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hal itu (X') yang ia kirimkan kepada penerima (B). Pada gilirannya, penerima mengirimkan umpan balik (fBA) mengenai pesan kepada sumber. Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arah: dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke sumber media massa, dan dari pemimpin pendapat ke sumber media massa. Westley dan Maclean tidak membatasi model mereka pada tingkat individu. Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu lembaga social. Menurut mereka, setiap individu, kelompok atau system mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan. Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.

31

Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga

membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan. Model Westley & McClean ini adalah pengembangan dari model ABX. Dua kali Westley & McClean mengembangkan Model ABX Newcomb ini. a. Pengembangan pertama

Ingat gambar model ABX dan model Ko-Orientasi. Bandingkan dengan gambar modelWestley & McClean, sebagai berikut : 1. Pada model ABX dan Ko-Orientasi dicantumkan di atas, pada Model Westley & McClean disebelah kiri. 2. Pada Model ABX dan Ko-Orientasi tidak digambarkan feedback, pada model Westley & McClean dalam bentuk kotak-kotak putus dari B menuju A : FBA = feedback dari B kepada A. 3. Proses komunikasi berlangsung sebagai berikut: A memilih dari sejumlah X yang tersedia (issue, persoalan, peristiwa) dan

menyampaikan pada B. Sementara itu B pun dapat langsung mengetahui adanya sejumlah X yang tersedia itu: X1B . Sesudah X yang disampaikan A diterima B, maka B menyampaikan feedback : FBA. 4. Model Westley & McClean ini menggambarkan model komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Seseorang

menyampaikan kepada orang lain atau seseorang mencari informasi

32

kepada

orang

lain

atau

seseorang

mencari

informasi

atau

menyampaikan feedback.

b. Pengembangan kedua

1. Ada unsur baru yaitu C yang memainkan peranan sebagai medium. 2. Ada tiga feedback yaitu FCA, FBC, dan FBA. 3. Proses komunikasi berlangsung sebagai berikut: A memilih X dari sejumlah X yang tersedia untuk disampaikan kepada B (audiens). Untuk menyampaikan X ini, A menggunakan saluran C (organisasi media). Dapat juga C memilih X untuk disampaikan langsung ke audiens dan seterusnya. 4. Model Westley & McClean ini menggambarkan komunikasi massa, karena dalam proses komunikasi ini sudah ada C (media massa) dan ditujukan kepada banyak orang.

Model ini mengandung asumsi bahwa system hubungan yang demikian seperti halnya model Newcomb akan bersifat mengatur diri sendiri atau menguntungkan bagi semua partisipan. Jika komunikasinya berlangsung bebas maka sifat ini akan menyampingkan kepentingan-kepentingan antara pengirim dan penerima. Pada kenyataannya hubungan dari ketiga partisipan

33

ini jarang sekali bersifat seimbang dan tidak selalu merupakan hubungan komunikasi. Selain itu, model ini terlalu menonjolkan tingakt integrasi proses komunikasi dan kesamaan pandangan antara penyokong, komunikator dan audiens. Dalam kenyataannya masing-masing komponen mempunyai tujuan yang tidak ada kaitannya satu sama lain. Model ini bersifat idealis dan agak normative dalam menawarkan apa yang sebenarnya merupakan versi pasar bebas. Serta, model ini terlampau menonjolkan ketergantungan komunikator terhadap masyarakat, terutama dalam persoalan politis atau yang menyangkut kepentingan Negara. 13. Model Komunikasi Massa Schramm

Model Komunikasi Massa Schramm merupakan pengembangan dari Model Sirkuler Osgood & Schramm. Perbedaannya dua model ini adalah : Model lingkaran (sirkuler) Osgood dan Schramm menggambarkan

komunikasi antar pribadi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Model komunikasi Massa Schramm menggambarkan komunikasi antara satu media massa (umpama organisasi surat kabar) dengan mass
34

audience (masyarakat banyak). Dalam Organisasi tersebut terjadi proses sebagai berikut : a. Decoding, yaitu fungsi menerima dan merubah pesan tersebut menjadi arti. b. Interpreting, yaitu fungsi menerjemahkan atau mengartikan / mengolah pesan. c. Encoding, yaitu memancarkan / mengubah pesan menjadi bentuk bahasa / kode untuk disampaikan pada audiens. Hasil kerja redaksi surat kabar ini dicetak dan disebarkan. Masingmasing berhubungan dengan kelompoknya, dimana isi surat kabar ini diperbicangkan (terjadi proses komunikasi). Sudah itu ada yang

menyampaikan feedback inferential. Feedback ini berbentuk : berhenti berlangganan surat kabar, mematikan TV, mengganti saluran radio.

14. Model Komunikasi Massa Rilley-Rilley

Model komunikasi Riley & Riley melihat komunikasi sebagai bentuk proses sosiologis. Dalam menerima pesan, penerima (komunikan) tidak langsung bereaksi terhadap pesan yang disampaikan melainkan menilai, dan memahami terlebih dahulu. Dalam model ini faktor-faktor sosiologis sangat mempengaruhi model komunikasi ini dimana dalam menerima pesan

35

komunikan memiliki acuan dan rujukan dari kelompok sosialnya baik kelompok primer (misalnya keluarga) maupun lingkungan sosialnya. Perbedaan dari Model Riley & Riley dengan Model Komunikasi Massa Schramm adalah : Model Komunikasi Massa Schramm memberikan kesan, bahwa proses komunikasi terjadi dalam suatu kevakuman sosial dan pengaruh lingkungan tidka perlu dipermasalahkan. Model Riley & Riley menunjukan bahwa komunikator dan komunikan mendapat pangaruh dari kelompok primer. Kelompok kelompok dan struktur sosial yang lebih besar yang mempengaruhi komunikator dan komunikan di dalam melaksanakan proses komunikasi berada di dalam dan mendapat pengaruh dari sistem sosial keseluruhan (over all social system). Baik komunikator, maupun komunikan berhubungan dengan kelompok primernya. Komunikator/ komunikan dan kelompok primernya masing-masing dipengaruhi oleh struktur yang lebih besar dan serluruh proses ini dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Kelompok primer adalah kelompok dimana antara anggotanya terdapat hubungan yang intim, misalnya keluarga. Kelompok referens adalah kelompok yang dengan pertolongannya, anggotanya dapat merumuskan sikap, nilai dan tingkah lakunya. Model ini membantu menghubungkan konsep mengenai komunikasi massa dengan teoriteori sosiologi yang sudah ada. Pendapat Riley & Riley bahwa komunkasi massa dipandang sebagai suatu proses ini dapat mempengaruhi dan dipengaruhi itu, adalah pendapat yang penting. Model ini menunjukan cara baru dalam melihat efekefek komunikasi. 15. Model Maletzke

36

Maletzke membuat model komunikasi massa berdasarkan elemen elemen tradisional yaitu komunikator, isi pernyataan, medium, komunikan, dan umpan balik. Di antara medium dan komunikan, Maletzke menambah tekanan atau kendala medium dan citra medium pada diri komunikan. Dalam hal tekanan atau kendala medium, kita hadapkan pada kenyataan, ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda beda. Setiap medium ada kelebihan dan kekurangannya. Sifat sifat medium dianggap punya pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya. Citra medium yang ada pada komunikan menimbulkan harapan harapan tentang isi medium tersebut, dan dianggap punya pengaruh terhadap cara komunikan memilih isi medium tersebut. Dalam diri komunikator maupun komunikan terdapat variabel independen yang mempengaruhi dirinya dalam melakukan tindak komunikasi. Pada komunikan variabel independen itu terdiri dari citra diri komunikan, struktur kepribadian komunikan, lingkungan sosial komunikan dan komunikan sebagai anggota public. Sedang pada komunikator, variabel independen terdiri dari citra diri komunikator, struktur kepribadian komunikator, komunikator dalam kelompok kerja, komunikator dalam organisasi, lingkungan sosial komunikator serta tekanan dan kendala yang timbul dari karakter publik. Di samping itu, komunikator

37

berkaitan dengan variabel, yaitu pilihan tentang apa yang ia sampaikan dan caranya membentuk isi pernyataan yang disampingkan. Ketika menetapkan bagaimana caranya menyusun dan membentuk isi pernyataan, komunikator dihadapkan pada suatu situasi pilihan. Bagaimana ia melakukan seleksi dan membentuk isi pernyataan tergantung pada tekanandan kendala dari isi pernyataan dan tekanan atau kendala dari media. Model ini menggunakan pendekatan sosiologi dan psikologi. Walaupun model ini sudah berumur, namun masih berguna untuk membantu penelitian. Model ini begitu mendetail sehingga bias menjadi alat cek (cheklist) faktor faktor yang ada hubungannya dengan proses komunikasi massa dari segi psikologi dan sosialnya. 16. Model Gerbner (M) memahami (E) sebagai (E1). Penjelasan Lingkaran kanan : E Event kejadian = peristiwa. Lingkaran kiri atas (M) = man of machine = manusia atau mesin. Lingkaran di dalam (M). E1 E sebagaimana dipahami oleh (M). Jadi hasil pemahaman (E1) tidak selamanya sama dengan yang

diperhatikannya (E). hal itu disebabkan oleh: seleksi, konteks, ketersediaan E. Lingkaran kiri bawah (M) ingin mengkomunikasikan (E1) kepada manusia lain. Ia mengubah (E1) menjadi (SE), (S) = shape = form =bentuk, dan E adalah content = isi. Di dalam kuliah kita mengenal (S) = shape = lambing komunikasi. Lambang komunikasi mengubah isi pernyataan dari bentuk abstrak menjadi konkrit. Bentuk (E1) adalah abstrak. S = lambing komunikasi mengubah (E1) berbentuk (SE) sebagai (SEI) wah hujan. Proses komunikasi digambarkan sebagai berikut : a. M mengamati E b. M mengamati E sebagai E1 c. M menyampaikan E1 sebagai SE kepada M2

38

d. M2 memahami SE sebagai SE1. Model ini dapat menggambarkan masalah psokologis dalam kesaksian di pengadilan. Seberapa jauh persepsi (M) itu tepat terhadap sejunlah kejadian (E) dan sejauh mana kemampuannya menyatakannya (E) dalam bentuk (SE). Didalam komunikasi massa : a. E = Bahan Berita b. M = Mass Media c. SE = Isi Media d. M2 = Khalayak Media Kita dapat mempersoalkan, misalnya: seberapa baik hubungan realitas dengan berita (antara E dan SE) tentang realitas itu oleh media (M) dan sejauh mana isi media (SE) dimengerti oleh khalayak (M2). Model ini merupakan perluasan dari model Laswell terdiri dari verbal&diagramatik.      y y y y y Seseorang ( sumber, komunikator ) Mempersepsi suatu kejadian Dan bereaksi Dalam suatu situasi Melalui suatu alat Untuk menyediakan materi Dalam suatu bentuk Dan konteks Yang mengandung isi Yang mempunyai suatu konsekuensi

17. Model Tubbs

39

Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan. Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

40

18. Model Gudykunst & Kim

Model ini, merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing. Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan. 19. Model Interaksional

41

Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orangorang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan. Berbeda dengan model S-R yang lebih bersifat linier, model yang dikemukakan oleh George Herbert Mead lebih menganggap manusia merupakan makhluk yang lebih aktif reflektif, kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang lebih rumit, dan sulit diramalkan. Bukan hanya sekedar makhluk pasif yang melakukan sesutu berdasarkan stimulus dari luar tubuhnya. Ada tiga premis yang menjadi dasar model ini. Pertama, manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap

lingkungannya. Kedua, makna itu berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu terhadap lingkungan sosial nya. Ketiga, makna yang diciptakan oleh suatu proses yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Jadi interaksi yang dapat mengakibatkan terbentuknya struktur masyarakat, karena interaksi dianggap sebagai faktor penting dalam penentuan perilaku manusia. 20. Model S-R

Model stimulus respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal merangsang orang

42

lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu, model ini sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan dan dapat bersifat timbale balik serta mempunyai banyak efek. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi. Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak apa liatliat, nantang ya? lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia. Contoh lainnya yaitu, dalam model ini adalah bila hati kita sedang senang karena disapa oleh orang yang kita kagumi atau apa bila kita baru mendapatkan sesuatu yang sangat menyenangkan pasti akan terbawa senang walaupun sudah tidak pada situasi itu sehingga bila bicara dengan orang lain pasti akan dengan ceria, sambil tersenyum dan menunjukan kalau kita sedang senang. Pola S-R dapat pula berlangsung negatifmisalnya orang yang sedang punya masalah dirumah atau dengan temannya yang dianggap berat saat dikampus pasti menjadi pendiam dan berubah menjadi sensitive, bila ada seseotang yang edikit mengganggunya atau hanya berniat bercanda pasti ia menanggapinya dengan negatif dan bisa saja jadi marah-marah tidak jelas.

43

21. Model S-O-R Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Pada model, ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah Pesan (stimulus, S), Komunikan (organism, O), Efek (Response, R). S- Stimulus adalah rangsangan atau dorongan, sehingga unsure stimulus dalam teori ini merupakan perangsang berupa messege (isi pernyataan). Organism adalah badan yang hidup, sudah berarti manusia atau dalam istilah komunikan. Sehingga unsure Organism dalam teori ini adalah receiver (penerima pesan). Sedangkan Response dimaksud sebagai reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau akibat, jadi dalam teori ini, unsure response adalah efek (pengaruh). S- Stimulus adalah rangsangan atau dorongan, sehingga unsure stimulus dalam teori ini merupakan perangsang berupa messege (isi pernyataan). Organism adalah badan yang hidup, sudah berarti manusia atau dalam istilah komunikan. Sehingga unsure Organism dalam teori ini adalah receiver (penerima pesan). Sedangkan Response dimaksud sebagai reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau akibat, jadi dalam teori ini, unsure response adalah efek (pengaruh). Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula atau dengan kata lain beranggapan bahwa proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.

44

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti.

Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Perlu diketahui bahwa model S-O-R diadopsi dari model stimulirespons dalam pendekatan psikologi yang di kemukakan. Pengadopsian pendekatan psikologi dalam teori S-O-R ini dapat di pahami karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama-sama manusia yang memiliki jiwa dengan komponen komponen seperti Fungsi Menentukan

sikap, opini, prilaku, kognisi, efeksi, dan konasi. Teori S-O-R telah tergambar sebuah asumsi bahwa setiap pesan yang di sampaikan oleh komunikator yang sesuai dengan kebutuhan komunikan harus dapat merubah sikap para komunikan. Prinsip umum pada teori stimulis respons dikatakan, bahwa efek adalah reaksi kusus yang di timbulkan dari rangsangan khusus. Secara psikologi sangat jelas bahwa stimulus atau pesan yang di sampaikan kepada komunikan mungkin di terima atau mungkin juga di tolak. Komunikasi akan berlangsung secara efektif bilamana adanya perhatian, pengertian, penerimaan oleh komunikan. Selanjutnya dari proses tersebut membuat komunikan paham, mengerti dan memahami isi pesan yang disampaikan. Sehingga melalui kemampuan komunikasi dalam mencerna serta mengolah stimulus akan terjadilah perubahan sikap. Proses komunikasi yang berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek how bukan what atau why. Jelasnya who to communication dalam hal ini how to change attitude, yakni bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tersebut, terlihat bahwa sikap seseorang akan dapat berubah bilamana stimulus Fungsi Menjelaskan yang menerpanya

benar- benar kontiniu dan gencar. Fungsi menjelaskan dalam teori ini tampak

45

sederhana dan tidak pasti meskipun ada. Dimana teori ini menerangkan bahwa pesan yang disampaikan harus sesuai dengan kebutuhan manusia baik itu kebutuhan material maupun kebutuhan non material. Kebutuhan material adalah kebutuhan manusia terhadap sandang, pangan, papan dan kesehatan. Sedangkan kebutuhan non material adalah rasa aman, ingin di hargai, dan ini merupakan suatu realitas, ingin berbuat, aktualisasi diri dan rasa ingin diperhatikan (ini merupakan pendapat umum). Begitu juga halnya bila teori stimulus-response ini digunakan pada masyarakat luas, maka prinsip yang dipegang adalah pesan yang disiapkan, dibagikan dengan systematis dan secara luas pada waktu yang sama. Ditambah dengan kemampuan teknologi untuk membantu penyebarluasan dan distribusi pesan yang tidak memihak diharapkan dapat meningkatkan sambutan dan tanggapan masyarakat. Dalam prinsip ini semua komunikan memiliki kedudukan yang sama dalam hal menerima isi pernyataan yang disampaikan. Asumsi yang bakal terjadi dalam kotak dari pengolahan isi pernyataan yang disampaikan di atas adalah akan terjadi pengaruh dengan tingkat kemungkinan tetentu pada masyarakat. Penerapan teori S-O-R pada media massa pada mulanya dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada komunikan, yang di ungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik. Isi pernyataan dalam media massa disuntikkan kedalam urat darah komunikan. Dan komunikan diyakini akan memberikan reaksi dengan cara sebagaimana telah di perkirakan sebelumnya (Soehoet, 2002 : 27). Berdasarkan analisis di atas maka secara jelas sudah tergambar bahwa pada dasarnya sebutan S-O-R sebagai teori tidaklah tepat , melainkan ia hanya dapat diklarifikasikan sebagai asumsi. Aplikasi S-O-R ini pun kurang begitu tepat untuk di jadikan sebagai kerangka teoritis penelitian komunikasi. 22. Teori Disonansi Kognitif Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan Festinger ini berarti ketidaksesuain antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Orang yang mengalami disonansi akan beruapaya

46

mencari dalih untuk mengurangi disonansinya. Pada umunya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan apa yang diketahuinya. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku tidak konsisten seperti itu. Jika seseorang mempunyai informasi atau opini yang tidak menuju ke arah menjadi perilaku, maka informasi atau opini itu akan menimbulkan disonansi dengan perilaku

23. Teori Inokulasi Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio disuntik. Diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian pula halnya dengan orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah menyuntiknya dengan argumentasi balasan (counterarguments)

24. Teori Peluru

Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori jarum suntik.

47

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam komunikasi, terdapat berbagai macam model komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Dalam makalah ini, terdapat sebanyak 21 model komunikasi yang menjelaskan tentang cara berkomunikasi sesuai. 3.2 Saran

48

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.Proses Komunikasi.http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/proseskomunikasi/ Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.58 WITA Anonim.2010.Model Komunikasi.http://www.scribd.com/doc/21215557/ModelKomunikasi Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.40 WITA Bahtiar.2010.Teori Komunikasi.http://mrlungs.wordpress.com/2010/08/08/teorikomunikasi/ Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.29 WITA Bernadi Taufiq.2010.Model Riset Komunikasi.http://bebenbernadi.wordpress.com/2010/04/03/model-risetkomunikasi/ Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.44 WITA Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Imron.2008.Model-model Komunikasi. http://imron46.wordpress.com/2008/09/24/model-model-komunikasi/ Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.24 WITA Jurusan ilmu komunikasi.2009.Model-model Komunikasi. http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-modelkomunikasi.html Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.20 WITA Jurusan ilmu komunikasi.2009.Model Komunikasi Menurut Para Ahli. http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-komunikasi-menurutpara-ahli.html Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.05 WITA Nanath.2008.Proses Komunikasi.http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/proseskomunikasi/ Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.10 WITA

49

Pepyteknokra.2010.Model Komunikasi.http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/01/10/modelkomunikasi/ Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.46 WITA Ucha.2010.Model-model Komunikasi.http://uchadisini.blogspot.com/2010/09/model-modelkomunikasi.html Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.33 WITA Yunifar.2007.Apa Itu Komunikasi. http://apadefinisinya.blogspot.com/2007/12/komunikasi.html Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.18 WITA y4nc3.2010.Model Komunikasi Menurut Para Ahli.http://www.zimbio.com/Bursa+Lowongan+Kerja/articles/WBOf5u6zRtl/ Model+Komunikasi+menurut+para+ahli Diakses pada tanggal 12 Maret Pukul 14.50 WITA

50

You might also like