Professional Documents
Culture Documents
(1)Memberantas kemiskinan dan kelaparan, (2) Mewujudkan pendidikan dasar, (3)Meningkatkan persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Mengurangi angka kematian bayi, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS,malaria, dan penyakit lainnya, (7) Pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, (8) Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan.
milenium y Setiap warga negara laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan, kesempatan berusaha, kesempatan mendapatkan pendidikan, sesuai dengan UndangUndang Dasar 1945 y Banyak kesenjangan gender yg terjadi.
kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu. y Di Era Orde Baru (Orba), pada Tahun 1978 dibentuk Kementrian Urusan Peranan Wanita dalam kabinet. y Kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) sebagai organisasi mandiri yang sudah dibentuk sejak 1957, diselipkan di bawah asuhan Menteri Dalam Negeri. Ideologinya adalah Panca Dharma Wanita , yaitu perempuan sebagai pendamping setia suami, ibu pendidik anak, pengatur rumah tangga, sebagai pekerja penambah penghasilan keluarga, dan sebagai anggota masyarakat yang berguna. y jargon Kemitrasejajaran perempuan dan lakilaki , yang tercantum wacana Peranan wanita dalam pembangunan dalam setiap Repelita produk Orde Baru.
Pergerakan internasional
y Badan ekonomi sosial PBB (ECOSOC) yang diakomodasi Pemerintah Indonesia dengan dibentuknya Komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (KNKWI). y Konferensi Dunia yang Pertama di Mekico city tentang Perempuan World Conference International Year of Women oleh PBB dan diperkenalkan tema perempuan dalam pembangunan (WID). Diperoleh gambaran bahwa di negara manapun status perempuan lebih rendah dari pada laki-laki dan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan baik sebagai pelaku maupun penikmat hasil pembangunan.
dilakukan berbagai program dan kegiatan pemberdayaan perempuan, namun hasilnya masih belum memadai. Kesempatan kerja perempuan belum membaik, beban kerja masih berat, dan pendidikan masih rendah. Dari keadaan tersebut lahir pemikiran bahwa hubungan/relasi yang timpang antara perempuan dan laki-laki di dalam dan diluar keluarga perlu dirubah. Artinya, diperlukan serangkaian perubahan struktural yaitu perubahan relasi sosial dari yang timpang kerelasi sosial yang setara dimana keduanya merupakan faktor penting dalam menentukan berbagai hal yang menyangkut kehidupan keluarga. y 1980, Konferensi Dunia tentang perempuan yang kedua World Conference UN Mid-Decade of Women di Kopenhagen, untuk melihat kemajuan dan evaluasi tentang upaya berbagai negara peserta, tentang keikutsertaan perempuan dalam pembangunan. Kemudian dalam konferensi tersebut disahkan UN Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Against Women (CEDAW).
United Nations Fund for Women (UNIFEM), untuk melakukan studi, advokasi, kolaborasi dan mendanai kegiatan kesetaraan gender, namun hasilnya kurang memadai. Kemudian dari berbagai studi, tema WID (Women in Development) atau perempuan dalam pembangunan diubah menjadi WAD (Women and Development) atau perempuan dan pembangunan. Pada perkembangan selanjutnya studi Anderson dan Moser merekomendasikan bahwa tanpa keterlibatan laki-laki maka program pemberdayaan perempuan tidak akan berhasil dengan baik sehingga dipergunakan pendekatan gender yang dikenal dengan Gender And Development (GAD). y ICPD di Cairo tahun 1994, dan selanjutnya pada tahun 1995, konferensi dunia tentang perempuan yang keempat di Beijing telah menyepakati 12 isu kritis yang perlu mendapat perhatian dunia dan segera ditangani. World Conference On Women Beijing menyepakati berbagai komitmen operasional tentang perbaikan status dan peranan perempuan dalam pembangunan yang dimulai dari perumusan kebijakan, pelaksanaan, sampai dengan menikmati hasil-hasil pembangunan (Beijing Platform for Action).
terhadap kaum perempuan terutama di tempat kerja dan tingkat upah/gaji. Contoh: Undang-undang Ketenagakerjaan yang masih bias gender dengan penetapan upah yang tidak sama antara laki-laki dan perempuan. b. Banyak terjadi tindak kekerasan, perkosaan, dan penyiksaan fisik terhadap kaum perempuan tanpa mendapat perlindungan hukum yang memadai. Contoh: Terjadinya kekerasan fisik istri oleh suami, perkosaan, dan penindasan terhadap pekerja perempuan. c. Pemahaman dan penafsiran ajaran agama yang salah atau bercampuraduk dengan budaya yang tidak berpihak terhadap perbaikan status perempuan. Contoh: Bapak adalah kepala rumah tangga, sehingga bapak berkewajiban memberi nafkah sebenarnya itu tidak berarti bahwa ibu tidak boleh bekerja mencari nafkah.