You are on page 1of 5

MUNGKINKAH KHILAFAH KELAK BERDIRI ?

1
Oleh : Nopriadi, ST. MSc.2

Prolog : Sebuah pertanyaan yang sudah tidak lagi relevan Mungkinkah khilafah kelak berdiri ? Pertanyaan bernada pesimis seperti ini sering muncul di tengah gencarnya usaha penegakan khilafah Islamiyah. Apalagi khilafah yang dimaksud adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di seluruh dunia, menegakkan syariat Islam secara total dan mengemban risalah Islam ke segenap penjuru dunia. Artinya, kaum muslimin akan hidup di bawah satu atap dengan kehidupan yang Islami. Tidak hanya itu, dengan institusi global ini kaum muslimin akan menjadi kekuatan paling berpengaruh di pentas tata politik dunia. Namun, dengan kondisi umat yang masih terpecah belah dan terpuruk seperti sekarang, gambaran tentang idealitas khilafah sebagai adidaya baru terkesan seperti impian utopis. Jadi, teramat wajar bila ada yang meragukan proyek penegakan kembali khilafah Islamiyah. Pengakuan bahwa penegakan khilafah membutuhkan energi, waktu dan resources yang besar adalah satu tahap untuk memulai sebuah karya besar. Artinya, tegaknya khilafah bukan perkara mudah, tapi bukan pula utopia. Sikap pesimis adalah sebuah kesalahan yang membutuhkan pencerahan. Apalagi bila pesimisme ini muncul dalam benak seorang muslim. Dan akan lebih ganjil lagi bila ada pada diri pengemban dakwah. Tulisan ini dibuat untuk menepis keraguan yang masih tersisa tentang munculnya fajar baru peradaban masa depan, di bawah naungan khilafah Islamiyah. Sehingga, dengan tulisan ini pertanyaan pesimis mungkinkah khilafah berdiri kelak? akan menjadi tidak lagi relevan. Mudah-mudahan dapat memberi pencerahan dan membangun kesadaran bahwa saatnya khilafah memimpin dunia. Sudah saatnya pula kita yang merubah dunia. Ada dua perspektif yang akan diangkat dalam tulisan ini untuk memperkuat argumentasi The Caliphate Reborn atau terlahinya kembali Khilafah dalam pentas global, yaitu perspektif Barat dan perspektif Islam. Pandangan Barat terhadap Islam dan Khilafah Bila ada yang meragukan dan tak acuh terhadap proyek penegakan khilafah, ada baiknya memperhatikan bagaimana pandangan Barat terhadap Islam dan tekanan mereka terhadap usaha penegakan khilafah. Hal ini penting agar terbangun awareness bahwa Barat saja sekarang berjuang keras menghadang tegaknya Khilafah. Amat ironis dan lucu kalo ada seorang muslim malah meragukan dan menganggapnya utopis. Sebagai catatan, yang dimaksud dengan Barat di sini adalah para intelektual, penguasa dan warga negara Barat yang menjadi agent penyebar dan penjaga peradaban sekuler-kapitalis. Dalam perspektif mereka, Islam sebagai ancaman bukan lagi sebuah mitos. Bagi mereka Islam bukan sekedar agama ritual, tapi merupakan sebuah mabda yang memiliki konsep holistik dan integral. Konsekuensinya Islam berpotensi menjadi pesaing peradaban yang mereka bangun. Dengan demikian menjadi wajar bila mereka merasa terancam dan menempatkan Islam sebagai rival peradaban. Hal ini dapat kita lihat dari tulisan maupun pidato para intelektual dan penguasa barat seputar Islam dan khilafah. Lihat apa yang pernah dikatakan oleh Silvio Berlusconi, Perdana Tulisan ini dibuat untuk menepis keraguan yang menteri Italia yang terkenal sangat masih tersisa tentang munculnya fajar baru diskriminatif terhadap Islam dan peradaban masa depan, di bawah naungan khilafah kaum muslimin, Kita harus sadar Islamiyah. Sehingga, dengan tulisan ini pertanyaan atas superioritas (keunggulan) pesimis mungkinkah khilafah berdiri kelak? akan peradaban kita, sebuah sistem menjadi tidak lagi relevan. Mudah-mudahan dapat yangbertolak belakang dengan memberi pencerahan dan membangun kesadaran negeri-negeri Islammenjamin bahwa saatnya khilafah memimpin dunia dan penghargaan terhadap hak-hak saatnya kita yang merubah dunia. agama dan politik..

Disampaikan pada tanggal 22 April 2006 dalam acara Dskusi Intelektual Saatnya Khilafah Memimpin Dunia dengan Syariah di Masjid Mujahidin UNY 2 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Samuel Huntington, ikon intelektual anti peradaban Islam ini bahkan tidak menyebut fundamentalisme Islam sebagai ancaman, melainkan Islam itu sendiri. Dalam bukunya, The Clash of Civilitation and the Remaking of World Order, ia menulis, Problem mendasar bagi Barat bukanlah Fundamentalisme Islam, tetapi adalah Islam sebagai sebuah peradaban yang penduduknya menyakini ketinggian kebudayaan mereka dan dihantui oleh rendahnya kekuataan mereka. Begitu juga Henry Kesinger, mantan menteri luar negeri AS, dalam bukunya Diplomacy, menulis, Kita harus mencegah Islam fundamentalis berubah menjadi sebuah ideologi yang menentang Dunia Barat dan kita.artinya ia melihat dengan jelas Islam yang diemban oleh fundamentalis harus dicegah kehadirannya karena menantang dan mengancam dunia Barat. James Rubin (mantan asisten menlu AS di masa Clinton) dengan congkak pernah berujar Kita harus mengirimkan pesan yang jelas dan sederhana ke Dunia Islam. Jika visi Osama bin Laden berhasil maka seluruh Dunia Islam akan melihat kenyataan seperti di Afganistan di bawah Taliban. Benarkah Anda ingin hidup di tanahnya Bin Laden, Khilafah Islam di zaman batu, tanpa hak-hak, tanpa ekonomi, dan tanpa masa depan? (The Independent, 14/10/2001). Dengan teori komunikasi sederhana saja dapat disimpulkan bahwa kekhawatiran dan keterancaman yang tersirat dari ungkapan mereka menunjukkan adanya persepsi tentang sebuah kemungkinan. Kemungkinan bahwa Islam sebagai sebuah peradaban akan kembali hadir menyaingi dan mengancam eksistensi peradaban mereka. Bila tidak ada kemungkinan itu, tentu mereka tidak perlu dan tidak akan pernah khawatir. Barat sangat serius memperhatikan ancaman Islam dan para pejuangnya. Duta Islam sering difitnah dengan sebuatan stereotif seperti fundamentalis, militan, radikal, ekstrimis, barbar, teroris dan sebutan lainnya. Seringnya mereka mendemonologi para duta Islam, sekali lagi, menunjukkan Islam phobi bahkan paranoid. Mereka berusaha keras menghadang laju gelombang Islamisasi peradaban dunia. Simak saja ungkapan serius Willy Claes, mantan sekjen NATO,Muslim Fundamentalis setidaktidaknya sama bahayanya dengan komunisme pada masa lalu. Harap jangan menganggap enteng risiko ini.Itu adalah ancaman yang serius karena memunculkan terorisme, fanatisme agama, serta eksploitasi terhadap keadilan sosial dan ekonomi. Tidak ketinggalan Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke yang mengatakan dengan jelas tentang penolakannya terhadap ide penegakan Khilafah dan Syariah, Ia mengatakan "Tidak ada tawar menawar tentang pendirian kembali Khilafah dan syariah Islam ...". Bahkan, perlu digaris bawahi dan perlu dicamkan secara mendalam oleh para pengemban dakwah pidato PM Inggris Tony Blair tentang war on evil ideology pada Konferensi Kebijakan Nasional Partai Buruh Inggris. Ia menyebut ciri ideologi setan adalah (1) menolak legitimasi Israel; (2) memiliki pemikiran bahwa syariat adalah dasar hukum Islam; (3) kaum Muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khalifah; (4) tidak mengadopsi nilainilai liberal dari Barat. Siapapun yang memiliki pemikiran tersebut digolongkannya sebagai ekstremis yang harus diperangi.(BBC News, 16 Juli 2005). Bila seorang Blair begitu vulgarnya menentang syariah dan khilafah, pantaskah kita meragukan khilafah akan kembali ??

.kekhawatiran dan keterancaman mereka terhadap Islam menunjukkan adanya persepsi tentang sebuah kemungkinan. Kemungkinan bahwa Islam sebagai sebuah peradaban akan kembali hadir menyaingi dan mengancam eksistensi peradaban mereka. Bila tidak ada kemungkinan itu, tentu mereka tidak perlu khawatir. Bukankah terdengar aneh bila kemungkinan itu ada dalam benak mereka (Barat), sementara masih ada kalangan kaum muslim yang meragukan dan tak acuh akan keberadaan khilafah kelak.

Begitu juga George Walker Bush, dengan retorika sinis menunjukkan permusuhannya pada Islam dengan sistem khilafahnya. Coba simak dan resapi apa arti ungkapannya berikut ini : The murderous ideology of the Islamic radicals is the great challenge of our new century. Like the ideology of communism, our new enemy teaches that innocent individuals can be sacrificed to serve a political vision.'' The militants believe that controlling one country will rally the Muslim masses, enabling them to overthrow all moderate governments in the region, and establish a radical Islamic empire that spans from Spain to Indonesia,'' Artinya Presiden AS ini secara terbuka menyebutkan musuh utamanya di abad ini adalah umat Islam yang menginginkan tegaknya kembali kekuasan Islam. Pernyataan ini dikeluarkan Bush pada tanggal 6 Oktober 2005, saat memberikan sambutannya tentang terorisme di National Endowment for Democracy, Ronald Reagen Building and International Trade Center. Bila dengan kekhawatiran dan sikap permusuhan ini menunjukkan keyakinan mereka akan sebuah kemungkinan tegaknya Islam dan khilafah, maka sangat ironis bila masih ada kalangan muslim yang ragu-ragu dengan skenario tegaknya khilafah di pentas global. Terakhir ada baiknya kita menyimak laporan yang dirilis pada bulan Desember 2004 oleh National Intelelligence Councils (NIC) yang berjudul, "Mapping the Global Future". Dalam laporan ini diprediksi ada empat skenario dunia yang diprediksi akan terjadi tahun 2020. Salah satu skenario tersebut adalah A New Chaliphate. Pada bagian ini NIC meramalkan kemungkinan Khilafah akan tegak tahun 2020. Hal ini menunjukkan bagi kalangan analisis dan intelijen Barat berdirinya khilafah tahun 2020 adalah sebuah kemungkinan.

Masihkah kita tak peduli dan acuh tak acuh atas proyek besar kaum muslimin menegakkan Khilafah, sambil mengatakan kembalinya khilafah Islam adalah masih jauh bahkan perkara utopis ?

Khilafah Islam adalah perkara yang dalam fikih disebut, "malm[un] min ad-dn bi dharrah." Umat Islam wajib bersatu di bawah pimpinan seorang khalifah.

Pandangan Islam tentang Tegaknya Khilafah Khilafah Islam adalah perkara yang dalam fikih disebut, "malm[un] min ad-dn bi dharrah." Umat Islam hukumnya wajib bersatu di bawah pimpinan seorang khalifah, yang berarti wajib pula penegakkannya. Bagaimanapun khilafah Islam menjamin pelaksanaan syariat secara total. Absennya mengakibatkan banyaknya syariat yang tidak bisa tegak seperti masalah hudud, ekonomi, pemerintahan, jihad, sistem sosial dsb. Abu Hazim mengatakan: Aku telah mengikuti majelis Abu Hurairah selama lima tahun. Aku pernah mendengarnya menyampaikan hadis dari Rasulullah saw. yang besabda:

: .
"Dulu Bani Israil selalu dipimpin/diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, datang nabi lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku; yang ada adalah para khalifah yang banyak." Para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab, "Penuhilah baiat yang pertama; yang pertama itu saja. Berikanlah kepada mereka haknya, karena Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban mereka atas rakyat yang diurusnya." (HR al-Bukhari dan Muslim). Imam al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkm as-Sulthniyyah, "Mengangkat seorang imam (khalifah) yang akan menjadi penguasa urusan dunia dan pemimpin umat adalah sebuah kewajiban. Dengan itulah agama dapat terjaga dan kekuasaannya berjalan sesuai dengan hukum-hukum agama."

Imam al-Haramain dalam kitabnya, Ghiyts al-Umam, juga mengatakan, "Telah terdapat ijma tentang kewajiban mengangkat Khalifah yang mengatur kehidupan manusia dengan Islam." Sebagai sebuah kewajiban, maka kaum muslimin berusaha untuk menegakkannya. Tentu penegakkan ini bukan usaha sia-sia seperti yang dituduhkan oleh sebagian orang. Allah SWT tidak akan mewajibakan sesuatu yang mustahil bisa diwujudkan. Jadi terasa sangat ganjil bila ada orang yang meragukan akan kemungkinan tegakknya khilafah Islam. Disamping itu secara historis kaum muslimin pernah berhasil menegakkan khilafah dan hidup dengannya selama lebih dari 13 abad, yaitu sejak Rasulullah SAW mendirikan bangunan khilafah Islam di Mekkah sampai runtuhnya Khilafah Turki Ustmani tahun 1924. Kalau toh masih saja ada yang meragukan dengan argumen-argumen di atas, ada baiknya merenungi hadits Rasulullah SAW tentang kabar gembira akan kembalinya Khilafah Islam di atas jalan kenabian. Khilfah ala minhaj[in] nubuwwah.


Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Beliau kemudian diam. (HR Ahmad dan al-Bazar). Hadis ini memberitahukan lima periode perjalanan kaum Muslim sejak masa kenabian. Periode pertama adalah periode kenabian. Periode kedua adalah periode Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Para ulama sepakat bahwa periode Khilafah Rasyidah adalah periode Khilafah yang berjalan di atas manhaj kenabian. Menurut sebagian ulama, periode ini adalah periode Khulafar Rasyidin sampai periode Khilafah al-Hasan bin Ali. Khilafah Umar bin Abdul Aziz oleh sebagian ulama juga dikategorikan Khilafah Rasyidah sehingga beliau juga dijuluki Khulafaur Rasyidin. Periode ketiga adalah periode pemerintahan dan kekuasaan yang zalim. Lafal mulk bisa berarti kerajaan, bisa juga al-hukm wa as-sulthn (pemerintahan dan kekuasaan). Lafal mulk dalam hadis ini kurang tepat jika dimaknai kerajaan sebagai sebuah bentuk pemerintahan. Sebab, setelah Khulafaur Rasyidin, bentuk pemerintahan kaum Muslim tidak berubah menjadi kerajaan, tetapi tetap Khilafah. Kepala negara tetap seorang khalifah dan tidak pernah berubah menjadi raja. Ini adalah fakta yang telah disepakati para ulama. As-Suyuthi dalam Tarkh al-Khulaf berkata, Aku hanya menyebutkan khalifah yang telah disepakati keabsahan immah-nya dan keabsahan akad baiatnya. Secara faktual, Khilafah terus berlanjut sampai diruntuhkan oleh penjajah Barat tahun 1924 M. Namun, juga disepakati, selama rentang waktu tersebut terjadi penyimpangan dan keburukan penerapan Islam di sana-sini. Jadi, periode tersebut adalah periode pemerintahan dan kekuasaan yang di dalamnya terjadi kazaliman, yaitu peyimpangan dan keburukan penerapan sistem dalam beberapa hal. Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan dan kekuasaan jabbariyah (diktator). Dalam riwayat Abu Tsalabah al-Khusyani dari Muadz bin Jabal dan Abu Ubaidah, periode ini digambarkan sebagai periode pemerintahan dan kekuasaan yang sewenang-wenang, durhaka, diktator, dan melampaui batas.Gambaran demikian adalah gambaran pemerintahan dan kekuasaan yang bukan Islam. Periode pasca runtuhnya Khilafah saat ini tampaknya sesuai dengan gambaran tersebut. Periode terakhir adalah periode kembalinya Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ini merupakan basyrah (berita gembira) akan tegaknya kembali Khilafah setelah keruntuhannya. Makna yang sama juga diriwayatkan dalam banyak riwayat. Jika riwayat ini digabung dengan riwayat lain yang semakna, yaitu riwayat akan masuknya Islam di setiap rumah, hadis al-waraq al-muallaq, hadis Khilafah turun di bumi al-Quds, hadis mengenai Dr al-Islm kaum Mukmin berpusat di Syam, hadis adl wa al-

jur, hadis hijrah setelah hijrah, hadis al-ghuraba, hadis al-mahdi, dan hadis akan ditaklukkannya Roma, maka makna tersebut bahkan bisa sampai pada tingkat mutawatir. Basyrah ini selayaknya memacu semangat kita untuk terus berjuang demi tegaknya Khilafah, karena kita ingin mendapat kemuliaan, yakni turut menjadi aktor bagi terlaksananya janji Allah tersebut. Allhummarzuqn dawlah Khilfah Rsyidah. Pantas dan layakkah kita berpangku tangan dengan mengabaikan dakwah mengembalikan kehidupan Islam melalui penegakkan Khilafah, seraya beralasan kembalinya khilafah adalah perkara yang masih jauh? Semoga Allah SWT mengampuni kita. Renungan bagi Kaum Muslimin Islam pasti akan mencapai wilayah yang diliputi sian dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah (perkotaan)maupun yang sederhana (perkampungan), melainkan akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan memuliakan orang-orang yang mulia dan menghinakan oran-orang yang hina. Mulia karena Allah memuliakannya dengan Isalm. Hina karena Allah menghinakannya akibar kekafirannya (HR Ahmad). Dakwah ini akan meliputi apa yang diliputi oleh malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah penduduk kampung atau kota pun kecuali rumah itu dimasuki agama ini. (HR Ahmad). Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka mengakuinya maka darah dan harta mereka terpelihara dariku, kecuali denga yang hak, dan hak mereka adalah pada Allah (HR. Bukhari) Allah akan menghimpun seluruh dunia hingga aku bisa melihat bagian Timurnya dan bagian Baratnya. Dan Allah akan menjadikan kekuasaan umatku atas seluruh dunia (HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, al Hakim, dan Musnad Imam Ahmad) Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka merubah apa yang ada pada diri mereka (QS Ar Radu 11)

Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.

You might also like