You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pergaulan bebas sangatlah membahayakan bagi seluruh generasi baik tua maupun muda karena menghiraukan norma-norma yang telah berlaku di masyarakat. Pergaulan bebas juga berdampak buruk untuk perkembangan anak anak terutama dalam hal pola pikir serta perilakunya. Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah. Upaya-upaya pencegahan pergaulan bebas adalah dengan menanamkan nilai-nilai diantaranya yaitu nilai pendidikan agama, moral, dan etika keluarga kemudian kerja sama guru dan orangtua, tokoh masyarakat, pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosi anak agar dapat mengembangkan rasa percaya diri

1.2

masalah Pengetahuan remaja mengenai dampak pergaulan bebas masih sangat

rendah. Contoh kecil akibat dari pergaulan bebas ini adalah kegiatan seks bebas, berdasarkan survey saat ini terjadi peningkatan angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung padaperceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal,

pelacuran, homoseksual/ lesbian, bestiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disahkan oleh undang-undang.

1.3

Tujuan Penulisan Tujuan penulis mengangkat judul makalah ini karena ingin berbagi

wawasan kepada para pembaca tentang dampak buruk dari pergaulan bebas. Agar kita semua dapat waspada dan mendidik kita agar tidak terjerumus untuk melakukan pergaulan yang dapat merusak diri kedepannya.

1.4

Manfaat

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Pergaulan Pergaulan merupakan kegiatan bersosialisasi seseorang sebagai manusia untuk hidup bermasyarakat dengan orang lain dalam suatu lingkungan atau lingkup kalangan tertentu. Dalam sebuah pergaulan akan selalu terjalin komunikasi orang yang satu dengan yang lain sebagai bentuk respon atas sikap 2.2 Hakikat Remaja Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis,

perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 DEFINISI REMAJA DAN PERGAULAN BEBAS Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence)1. Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

http://episentrum.com/artikel-psikologi/remaja/, 22/11/2010, 16:10WIB

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lainlain

3.2 CIRI-CIRI MASA REMAJA Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. 1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masas storm dan stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan

bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk

seiring berjalannya waktu, dan akan Nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. 2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. 3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. 4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. 5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

3.3 PSIKOLOGI REMAJA, KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHANNYA Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan logos atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung2. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu3: 1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.

http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/, 22/11/2011, 16:15 3 Sarwono Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 7

2. Ketidakstabilan emosi. 3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup. 4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. 5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan pertentangan dengan orang tua. 6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. 7. Senang bereksperimentasi. 8. Senang bereksplorasi. 9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. 10. Kecenderungan berkelompok Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja. Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan

ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al). Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

3.4 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REMAJA TERJERUMUS PERGAULAN BEBAS Faktor-faktor yang menyebabkan remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas disebabkan oleh :  Arus globalisasi Seiring dengan semakin cepatnya arus globalisasi, banyak budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya Timur (Indonesia) masuk ke Indonesia. budaya Timur yang awalnya pacaran pada usia remaja dianggap tabu oleh masyarakat, tetapi semakin akibat kuatnya pengaruh arus globalisasi tersebut menyebabkan pacaran sebagai hal biasa.

 Pengaruh teman atau kelompok sepermainan Sudah tidak dapat kita ungkiri bahwa sekarang ini teman ialah tempat menampung segala keluh kesah kita. Namun, apabila kita kita salah mencari teman, mereka akan menghibur kita, mereka akan mengajak kita mencari solusi semua masalah kita dengan mengajak kita clubbing,  Pengaruh media massa Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku seks bebas di kalangan remaja.  Iman yang lemah Pemahaman religi/agama yang kurang, sehingga iman sangat mudah untuk digoyahkan untuk berbuat yang tidak baik dan tidak lagi dapat memahami akibat dari pergaulan bebas, baik berakibat didunia maupun diakhirat pada akhirnya.  Pandangan orangtua Anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Orang tua juga melakukan kesalahan, dengan tidak memberikan pendidikan yang memadai di rumah, dan membiarkan anak - anak mereka. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.

3.5

CONTOH-CONTOH

PERGAULAN

BEBAS

YANG

DILAKUKAN

REMAJA BESERTA DAMPAKNYA

a. Seks Bebas dan Dampaknya Seks bebas ialah tindakan seksual yang dilakukan sebelum pada waktunya (menikah). Seks bebas ini biasanya dilakukan oleh remaja terutama yang berpacaran. Namun, rasa cinta dan sayang yang mereka lakukan disalah artikan dengan melakukan hubungan seksual. Awalnya, remaja hanya bergandengan tangan, tetapi karena hormon yang merangsang dan berbagai faktor seperti pengaruh budaya barat, selanjutnya mereka mulai mencumbu satu sama lain, lama-kelamaan, laki-laki mengajak pacar perempuannya untuk melakukan hubungan yang tidak senonoh itu. Beruntung apabila si perempuan tidak meladeni pacarnya itu. Dampak seks bebas adalah dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bias menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.  Penyakit HIV/AIDS Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Padah kita

ketahui sampai saat ini belum ada obat dari penyakit AIDS ini. Jika telah kena penyakit ini kita hanya menunggu waktu mati saja, karena kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.  Aborsi Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia tidak merasakan apaapa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah : a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat,Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. b. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.Rahim yang sobek (Uterine Perforation). c. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. d. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita), kanker indung telur (Ovarian Cancer), kanker leher rahim (Cervical Cancer) dan kanker hati (Liver Cancer). a. Kematian

mendadak karena pendarahan hebat,Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. e. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. f. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy). g. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin. Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.

h.

Penyalahgunaan Narkoba Seperti yang kita ketahui, narkoba dan minuman yang mengandung alcohol

mempunyai dampak terhadap system syaraf manusia yang menimbulkan semangat keberanian. Semua orang pun tahu, narkoba dan alcohol itu dalam dosis yang berlebihan bisa membahayakan jiwa orang yang bersangkutan. Makin sering ia memakai narkoba atau minum-minuman beralkohol, makin besar

ketergantungannya sehingga pada suatu saat tidak bisa melepaskan diri lagi. Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa menjadi kriminal, atau menjadi pekerja seks untuk sekedar memperoleh uang pembeli narkoba atau minuman beralkohol.  Narkoba Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah : 1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. 2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. 3. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. (Undang-Undang No. 5/1997).Zat yang termasuk

psikotropika antara lain: a. Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti: b. Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

Jenis Narkoba Menurut Efeknya Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga: a. Depresan, Yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bias membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bias mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang popular sekarang adalah Putaw. b. Stimulan Merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan sertakesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi. c. Halusinogen Efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-

jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.  Penyalahgunaan Narkoba Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain. Maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.  Dampak penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. 1. Dampak Fisik : y Gangguan pada system syaraf (neurologis), seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. y Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. y Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim. y Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.

Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

Dampak

terhadap

kesehatan

reproduksi

adalah

gangguan

padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid). a. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.. b. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian. 2. Dampak Psikologis a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri 3. Dampak Sosial: a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa

keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala social seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain. 3.6 CARA MEMINIMALISIR PERGAULAN BEBAS Pada saat ini sangat marak terjadi pergaulan bebas di kalangan remaja. Banyak sekali para remaja atau anak-anak muda yang terjerumus dalam pergaulan tidak sehat ini. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu menyebabkan masa depan mereka terancam. Sekarang, sangat marak sekali diberitakan di televisi, radio ataupun media cetak yang mengabarkan tentang remaja nakan yang berpesta sabusabu/ narkoba. Kasus pengeroyokan dan tawuran di kalangan anak SMA. Bahkan yang lebih marak lagi adalah kasus free seks (Seks Bebas) yang banyak dilakukan oleh remaja berumur 13 hingga 17 tahun ke atas. Seharusnya kita perlu mempunyai kesadaran diri bahwa peranan kita ini adalah sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Wajib untuk mengaharumkan nama bangsa Indonesia. Juga kita harus menjadi kebanggaan negeri, orang tua, keluarga dan diri sendiri juga tidak lupa kepada tuhan. Dalam maraknya kenakalan remaja, peranan orang tua/keluarga sangat penting untuk mengawasi tingkah lakunya putra-putri mereka. Untuk mencegah supaya anak-anak remaja/anak-anak muda agar tidak terjerumus dalam pergaulan tidak baik. Perlu sekali para orang tua mengawasi anaknya. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. Kita juga harus pintar memilih teman atau bergaul dengan teman yang baik dan tidak macam-macam. Dan yang paling penting kita mendekatkan diri pada tuhan. Mohon bimbingan dan petunjuknya agar kita selalu berada di jalan. Kita juga bisa mengeksplor ketrampilan kita dan juga mengisi waktu lkuang dengan hal-hal yang positif.

Contohnya, yaitu pergi beribadah tempat ibadah, belajar kelompok dengan teman teman. Berikut ini beberapa uraian peranan remaja di berbagai kalangan untuk menanggulangi pergaulan bebas4.

 Peranan Remaja Dibidang Kerohanian Kita sebagai remaja untuk menghindari dalam segi pergaulan yang baik harus mendekatkan diri pada Tuhan. Karena kita sangat membutuhkan bimbingan Tuhan. Baiknya kita harus lebih rajin beribadah dan berdoa pada Tuhan. Dan mengisi dengan kegiatan / hal-hal yang positif. Contohnya mengikuti kegiatan rohis disekolah. Pergi ke masjid, Dan bagi umat christyani, rajin pergi ke gereja. Kita juga perlu memperdalam pelajaran ke rohanian agar kita dapat mengamalkan perbuatan yang baik dalam kehidupan seharihari. Agar iman kita lebih bertumbuh dan dikuatkan lagi. Dengan hal ini sedikit besar pasti akan bisa untuk menanggulangi pergaulan bebas atau kenakalan di kalangan remaja.  Peranan Remaja Dibidang Lingkungan a. Lingkungan Keluarga Dalam hal ini sangat penting sekali peranan keluarga untuk mengawasi tingkah laku anaknya. Agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Menjaga hubungan dalam keluarga haruslah harmonis. Antara anak dan orang tua harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Terciptanya rasa saling mengasihi antara anggota keluarga. Saling berbagai cerita dan pengalaman. Diperlukan sikap yang jujur dan terbuka dalam segala hal apapun yang terjadi.

http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/%E2%80%9Cdampak-pergaulan-bebas-terhadapremaja/, 23/11/2010,20:02 WIB

b. Lingkungan Pergaulan. Sebagai remaja didalam segi pergaulan sangatlah penting. Terutama untuk menambah wawasan dan

pengetahuan. Dalam bergaul itu kita tentu mengenal pengetahuan yang baik dan yang buruk. Nah, dalam hal ini kita di tuntut untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak benar. Tentunya kita harus menggunakan pikiran dan hati nurani yang bersih. Kita sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan Tuhan serta koordinasi orang tua. Sangatlah penting dalam hidup kita untuk menanggulangi pergaulan bebas di masa puber ini.

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dampak pergaulan bebas antara lain : a. Melakukan hubungan seksual secara bebas yang mengakibatkan kehamilan remaja/kehamilan sebelum nikah yang mempunyai resiko : Pengguguran kandungan/aborsi, rasa malu atau putus asa, terpaksa menikah. b. Beresiko tertular penyakit menular seksual. c. Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak moral generasi muda. Upaya mencegah pergaulan bebas : a. Menanamkan nilai agama, moral dan etika. b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri. c. Pendidikan dan penyuluhan seksual. d. Penyuluhan kepada para remaja. B. SARAN a. Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada para pemuda agar tidak salah dalam memilih pergaulan. b. Bagi orangtua Diharapkan memberi kasih sayang tidak hanya limpahan materi saja tetapi perlu juga memperhatikan tingkah laku anak-anaknya agar tidak salah jalan. c. Bagi para remaja isilah hidup dengan kegiatan yang positif dan jangan mencoba hal-hal yang memberikan kenikmatan sesaat.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.l Episentrum, Psikologi Remaja Karkateristik dan Permasalahannya, Artikel diakses pada 22 Nopember 2011 dari http://episentrum.com/artikel-

psikologi/psikologi-remajakarakteristikdan-permasalahannya/. Episentrum, Artikel Psikologi Remaja, Artikel diakses pada 22 Nopember 2011 dari http://episentrum.com/artikel-psikologi/remaja/. Forum Kami, Dampak Seks Bebas Terhadap Wanita, Artikel diakses pada tanggal 22 Nopember 2011 dari http://www.forumkami.com/forum/cafe/2403dampak-seksbebas- terhadap-wanita.html. Lian Lubis, Dampak Pergaulan Bebas Terhadap Remaja, Artikel diaksespada tanggal 24 desember 2011 http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/%E2%80%9Cdampak-pergaulan bebasterhadap- remaja/. Scribd, Dampak Pergaulan Bebas Terhadap Remaja, Artikel diakses pada tanggal 23 Nopember 2011 dari http://www.scribd.com. Google, Dampak Pergaulan Bebas Terhadap Remaja, Artikel diakses pada tanggal 23 Nopember 2011 dari http://www.google.co.id.

You might also like