You are on page 1of 3

Penologi Oleh Manshur Zikri Banyak dari masyarakat tidak mengenal istilah penologi.

Bagi sebagian mahasiswa juga ada yang asing dengan kata ini, meskipun sudah hidup dalam lingkungan akademisi. Departemen Kriminologi Universitas Indonesia, ada satu mata kuliah yang diberi nama penologi. Karena fenomena yang saya temukan, yaitu banyak orang yang tidak mengenal istilah tersebut, saya berinisiatif untuk memuat tulisan ringkas tentang pengertian penologi ini. Dari asal kata, Penologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu poena dan logos. atau hukuman.

[1] Poenamemiliki

arti pain (kesakitan)

atau suffering (penderitaan)

Sedangkan kata logos memiliki arti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, penologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hukuman.[2]Keterangan lebih lanjut, dikatakan dalam Encyclopedia Americana, ilmu yang dikaji dalam penologi ini sudah dikenal sebagai bidang studi penting dan sudah menjadi masalah dalam masyarakat pada saat itu, tetapi tidak dikenal dengan nama penologi. Francais Lieber (1829-1832) lah yang dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah penology.[3] Menurutnya, penologi memiliki pengertian sebagai berikut: Penology that part if the science of criminology which studies the principles of punishment and the management of prisons, reformatories, and other confinement units[Encyclopedia Americana, (New York: American Corporation, 1957, Vol.21), hlm.540] Penologi merupakan bidang studi dari kriminologi yang mempelajari prinsip-prinsi dari penghukuman dan manajemen penjara, reformatori (asrama) dan unit-unit pengekang lainnya. Sementara itu, penologi oleh Bahrudin Suryobroto adalah sebagai berikut: Ilmu atau pengetahuan tentang hukuman yang terpenting dewasa ini, ialah hukuman hilang kemerdekaan, dengan segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaannya[4] Pada masa lalu, penologi masih berpijak pada kebijakan penyiksaan terhadap para pelaku kejahatan sebagai konsekuensi dari kesalahan yang telah dilakukan, tetapi dalam perkembangannya, kajian penologi diperluas hingga mencakup kebijakan-kebijkan yang tidak hanya menghukum pelaku kejahatan, tetapi juga mengkaji tentang masa percobaan, pengobatan (medical treatment), dan pendidikan yang ditujukan untuk penyembuhan atau rehabilitasi.[5]

Lebih jelas, Thomas Sunaryo mengatakan bahwa dengan semakin banyaknya kajian teoritik dan penelitian dalam bidang penologi, terutama tentang penjara, muncul suatu pemikiran dan kritik terhadap praktek-praktek yang terjadi dalam hal yang berkaitan dengan pemenjaraan, khususnya yang terkait dengan mismanajamen penjara dan dampak buruk pemenjaraan itu sendiri. Hal ini kemudian memunculkan rekomendasi yang berkisar dari usulan perbaikan lingkungan dan manajemen penjara serta perlakuan terhadap terpidana penjara hingga usulan yang menuntut segera diterapkannya upayadeinstitutionalisasi dan pidana alternatif sebagai pengganti penjara. Dua gagasan yang terkahir ini ditujukan terutama bagi first offenders dan tindakan kejahatan ringan lainnya dengan tujuan agar para pelaku dapat terhindar dari pengaruh buruk kehidupan penjara (prisonization). Thomas Sunaryo menyimpulkan bahwa kajian penologi meliputi bentukbentuk pemidanaan; dasar-dasar pembenaran (justifikasi) pemidanaan; sejarah perkembangan pemidanaan; penjara dan permasalahannya; serta gagasan dengan institusionalisasi dan pidana alternatif sebagai pengganti pidana penjara.[6] Dalam hubungannya dengan kriminologi, W.A Bonger menjelaskan bahwa kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki segala kejahatan seluas-luasnya (teoritis atau murni) sehingga disusunlah suatu studi tentang kriminologi praktis dan tercakup dalam tujuh pembagian, yaitu:[7] 1. antropologi kriminil 2. sosiologi kriminil 3. psikologi kriminil 4. psiko dan neuro-patologi kriminil 5. penologi 6. kriminologi terapan, dan 7. kriminalistik E. H. Sutherland dan Donald R. Cressey mengemukakan bahwa ruang lingkup kriminologi mencakup proses-proses pembuatan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran hukum,[8] dan karenanya Kriminologi dibagi dalam tiga bagian:

1. Sosiologi Hukum, sebagai analisa ilmiah atas kondisi-kondisi berkembangnya hukum


pidana

2. Etiologi Kejahatan, yang mencoba melakukan analisa ilmiah mengenai sebab-sebab


kejahatan, dan

3. Penologi, yang menaruh perhatian pada pengendalian kejahatan.


[1] Salah seorang teman saya di kampus, nama panggilannya adalah Jodi, mengatakan bahwa asal kata penologi juga merupakan olahan dari dua kata, yaitu penalty dan logos.

Penalti memiliki arti hukuman. Oleh karena itu dia mengartikan penologi sebagai ilmu tentang hukuman. [2] Thomas Sunaryo, Buku Modul Mata Kuliah Akademi Ilmu Pemasyarakatan: PENOLGI, 2009, hlm.1. Mengutip dari International Encyclopedia of the Social Sciences,New York: The Macmillan Company & The Free Press, 1972, Vol.11, 12, halaman 513; dan dari Surwaniyati Sartono, Bahan Kuliah Penologi, FISIP-UI, 1989 (tidak diterbikan dan untuk kalangan sendiri).

You might also like