You are on page 1of 69

KUMPULAN PETA KOGNITIF MODEL - MODEL KONSELING

PAPER
Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Model - Model Konseling Dosen Pengampu : 1. Mulawarman, S.Pd, M. Pd 2. Sunawan M.Si

Oleh Eka Pratiwi Wijiasih 1301408012

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING PSIKOANALISIS NO 1 ASPEK Pengembang PENJELASAN Sigmund Freud (1856-1939) Bapak psikoanalisis itu dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Selama hampir 80 tahun Freud tinggal di Wina dan baru meninggalkan kota ketika Nazi menaklukkan Austria. Pada tahun 1873 masuk fakultas kedokteran Universitas Wina dan tamat pada tahun 1881. Freud tertarik pada neurologi yang mendorongnya mengadakan spesialisasi dalam perawatan orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Kemudian Freud belajar selama satu tahun kepada seorang ahli penyakit jiwa Prancis yang terkenal yaitu Jean Charcot yang menggunakan metode hipnotis. Freud mencobanya tetapi tidak berhasil kemudian dia menggunakan metode dengan mengajak pasien berbicara sama seperti cara yang digunakan oleh Joseph Breuer seorang dokter di Wina. Mereka bersama-sama menulis tentang histeria yang disembuhkan dengan percakapan itu (Studien Ueber Hysterie, 1895). Akan tetapi mereka bertentangan pendapat mengenai pentingnya faktor seksual dalam histeria. Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual merupakan sebab daripada histeria. 2 Latar Belakang    Teori ini menekankan pada aspek dinamis (sebab terjadinya suatu proses psikis) Kejadian pada masa kecil menjadi bagian dari ketidaksadaran Berfokus pada faktor faktor tak sadar yang

berkaitan dengan seksualitas pada masa kanak kanak   3 Hakekat Manusia Gangguan jiwa terjadi akibat pertentangan dari id dan superego Pengalaman masa datang hanya pengulangan dari masa lalu  Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh peristiwa - peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya  Manusia berisi sistem energi (energi psikis dasar manusia disebut insting libido seks -> eros dan thanatos  Dorongan hidup (seksual) dan dorongan mati menjadi penentu kuat mengapa orang bertindak seperti yang mereka lakukan 4 Konsep Dasar Kepribadian manusia terdiri atas tiga sub sistem, yaitu id, ego dan super ego Id adalah sistem dasar kepribadian yang merupakan sumber dari dari pada segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita Super Ego merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol internal, yang terdiri dari kata hati (apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan) dan Ego-ideal (apa yang seharusnya saya menjadi). Sedangkan tingkat kesadaran dibagi menjadi 3, yaitu :

o Ketidaksadaran (unconcious) Akar gejala neurotik karena segala pengalaman, dorongan yang tidak enak tertekan dialam tak sadar o Prasadar Pengalaman, ingatan, dan dorongan yang potensial (mungkin) terungkap ke alam kesadaran secara langsung. o Kesadaran Segala hal yang kita ingat, tahu dan sadar Cara ego menghadari ancaman yang menimbulkan ketegangan atau kecemasan : mekanisme pertahanan ego. Bentuk-bentuk mekanisme perthanan ego antara lain : Identifikasi (Mekanisme introjeksi yang terfokus pada pengadopsian. Pada saat Sindrom Stockholm terjadi, para tawanan tidak marah dengan penangkapan mereka, tapi malah memiliki rasa simpati yang besar kepada pembajak pesawat) Represi (Impuls yang yang diterima oleh Ego dari Id tidak dapat diterima oleh kesadaran karena ada ancaman dari Super Ego, sehingga menimbulkan kecemasan. Untuk menghalau kecemasan tersebut, Ego menekan impuls tersebut ke alam bawah sadar. Dengan kata lain seseorang berusaha sekuat mungkin untuk melupakan dorongan yang harus dipuaskan sebagai sesuatu yang tidak pernah ada) Proyeksi (Sumber-sumber ancaman adalah dari dunia luar dan bukan bersumber pada impulsimpuls primitifnya. Pengubahan menjadi lebih mudah karena ketakutan neurotis dan ketakutan moral itu kedua-duanya bersumber dari dunia

luar. Proyeksi memiliki tujuan rangkap yaitu mengurangi ketegangan dan alasan-alasan (yang sebenarnya pura-pura) mempertahankan diri agar dalam posisi aman) Rasionalisasi (Mekanisme rasionalisasi adalah usaha distorsi kognitif terhadap "kenyataan" dengan tujuan kenyataan tersebut tidak lagi akan memberi kecemasan. Mencoba memaafkan diri sendiri dan kesalahan dengan menyalahkan orang lain) Regresi (Mekanisme dengan kembali ke masamasa perkembangan yang telah dilewati, di mana seseorang mengalami tekanan psikologis. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau kecemasan, perilaku sering menjadi kekanak-kanakan atau mundur seperti di masa lalu pada saat mengalami kenyamanan. Seorang anak akan menghisap jempolnya lagi atau ngompol di kasur seperti pada masa balita, saat dibawa ke dokter untuk disuntik. Anak remaja putera tersenyum malu-malu saat akan dibawa ke sebuah kegiatan yang melibatkan remaja putri. Seorang mahasiswa membawa mainan masa kecilnya ke asrama) Perkembangan kepribadian individu dari sejak lahir hingga dewasa terjadi dalam fase-fase : 1. Fase Oral 2. Fase Anal 3. Fase Phallis 4. Fase Latent 5. Fase Genital 5 Asumsi pribadi sehat a) Asumsi pribadi sehat Adanya keseimbangan antara id, ego dan

dan bermasalah

superego. Perkembangan kepribadian normal terjadi melaui sebuah proses dinamis yang melibatkan distribusi dan redistribusi terus menerus energi fisik diantara ketiga piranti sistem mental, yakni id, ego, dan superego. b) Asumsi pribadi yang bermasalah  Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacauan dalam berfungsinya individu yang bersumber pada :   Dinamika yang tidak efektif antara id, ego, dan super ego Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak.

Tujuan Konseling

y y

Membuat kenirasadaran menjadi sadar Memperkuat ego perilaku didasarkan pada realitas dan bukan pada hal hal yang mempunyai sifat insting dan tidak rasional

y 7 Peran dan Fungsi Konselor

Fokus konseling : membuka pikiran sehingga isi ketidaksadaran dapat ditangani dalam terapi

Peran utama konselor dalam konseling ini adalah membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara yang realistis. Konselor membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi klien Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran halhal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. Pada intinya seorang konselor harus bersikap seperti di bawah ini :

o Bersikap anonim o Membina hubungan kerja o Mendengarkan dan memperhatikan o Menginterpretasikan o Mengajar konseli 8 Tahap tahap Konseling a. Tahap Awal y y Membangun hubungan konseling (Rapport) Memperjelas dan mengidentifikasi masalah

b. Tahap inti y y Tinjauan masalah klien Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri y Pengembangan transferensi

c. Tahap akhir Kesimpulan dan tindak lanjut 9 Teknik Ada lima teknik dasar dalam konseling psikoanalisis,

teknik Spesifik yaitu : a. Asosiasi bebas Teknik pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau : klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri. b. Interpretasi  Prosedur dasar yang digunakan dalam analisis mimpi, resistensi, dan transferensi  Penjelasan makna tingkah laku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan transferensi. c. Analisis mimpi Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien un-tuk memperoleh

pemahaman terhadap masalah-masalah yg belum terpecahan. d. Analisis resistensi Teknik membantu klien agar menyadari alasan dibalik resistensinya : bisa menghilangkannya e. Analisis transferensi Teknik mendorong klien untuk menghi-dupkan kembali masa lampaunya dalam konseling 10 Kelebihan dan Kekurangan Menurut Corey (2003:13), sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek psikoanalitik mencakup: 1) Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia. 2) Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar. 3) Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa. 4) Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan. 5) Pendekatan psikoanalitik telah memberikan caracara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensiresistensi, dan transferensi-transferensi.

Kekurangan dari Psikoanalisis adalah

a) Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan. b) Terlalu banyak menekankan kepada masa kanakkanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang. c) Cenderung meminimalkan rasionalitas. d) Data penelitian empiris kurang banyak mendukung sistem dan konsep psikoanalisis, seperti konsep tentang energi psikis yang menentukan tingkah laku manusia. DAFTAR PUSTAKA Corey, Gerald.2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (penerjemah: E. Koeswara). Bandung: PT Refika Aditama

Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

http://tiwipratiwi07.wordpress.com/2011/02/14/teoripsikoanalisis-freud-dan-erikson/ diunduh pada 28 Oktober 2011

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING PERSON CENTERED THERAPY NO 1 ASPEK Pengembang PENJELASAN Carl Roger (1902-1987) adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara ], kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah. Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongandorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya. 2 Latar Belakang Periodisasi konseling dari Carl Roger: 1. Konseling non-directive (1940an) 2. Client centered (1950an)

3. The fully function person (1950-1970) 4. Person centered (1980an) 3 Hakekat Manusia Pada dasarnya manusia dapat dipercaya, baik dan mempunyai potensi dalam dirinya untuk memecahkan permasalahan mereka sendiri tanpa intervensi langsung pada bagian terapis dan mereka mampu menumbuhkan pengarahan diri apabila mereka dilibatkan dalam jenis hubungan terapeutik tertentu. Manusia pada dasarnya baik dan penuh dengan kepositifan Manusia memiliki sumber energy untuk melakukan banyak hal Manusia pada dasarnya aktif, bukan pasif Perilakunya tidak ditentukan oleh lingkungan Manusia berkembang menuju aktualisasi diri Pada diri setiap individu terkandung dorongan dengan ciri-ciri terbuka terhadap pengalaman sendiri, menjalani hidup berdasar kenyataan, percaya pada diri sendiri, serta mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri serta dorongan yang kuat kearah kedewasaan dan kebebasan. 4 Konsep Dasar 1. Konsep Kepribadian o Self (struktur diri) keyakinan keyakinan dan nilai yang terkait pada diri dan dunia (subyektif, fenomenologis, psikologis dan pribadi). Ada 2 macam self (real self dan ideal self) o Organisme -> Totalitas individu yang meliputi pikiran, perasaan dan perilaku (mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan) o Medan Fenomenal -> Keseluruhan pengalaman/

peristiwa baik yang disadari dan yang tidak disadari o Pengalaman -> Informasi yang dibawa melalui 5 indra dan internal feeling 2. Level Kesadaran o Kesadaran disangkal/ diabaikan o Terdistorsi o Kesadaran kongruensi 5 Asumsi pribadi  Terjadi inkronguensi (vulnerability) antara pengalam sehat dan bermasalah dengan self atau adanya ketidaksadaran antara real self dengan ideal self. Hal tersebut mengarahkan individu kepada kecemasan dan ancaman  Jika kesadaran tersebut muncul maka individu berusaha mendistorsi atau menyangkal -> mengurangi inkronguensi yang terjadi pada dirinya 6 Tujuan Konseling a) Memberikan suasana yang kondusif untuk membantu klien agar menjadi individu yang sangat berguna b) Menfasilitasi individu untuk menjadi fully functioning person  Keterbukaan terhadap pengalaman  Percaya pada dirinya sendiri  Evaluasi diri dari sumber internal  Keinginan untuk selalu berkembang/ menjalani proses 7 Peran dan Fungsi Konselor Memiliki sikap dasar kongruen, jujur, tulus, penguasaan tanpa syarat dan pemahaman empati yang tepat Sikap dasar : o Unconditional Positif Regard (anggapan positif tanpa syarat) o Accurate Empaty of Understanding (diarahkan untuk memahaminya) o Kongruen (keterbukaan, transparensi, kesadaran)

Tahap tahap Konseling

a)

Konseli datang kepada konselor atas kemauannya sendiri atau atas saran orang lain. Apabila konseli datang atas saran orang lain, maka konselor harus mampu menciptakan situasi yang nyaman dan permisif agar konseli dapat menentukan untuk tetap mengikuti konseling daripada

membatalkannya. b) Situasi konseling sejak awal menjadi tanggung jawab konseli, sehingga konselor berperan untuk mengarahkan konseli. c) Konselor mendorong konseli untuk mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, bersikap

ramah, bersahabat dan menerima konseli apa adanya. d) e) Konselor menerima dan memahami konseli. Konseli berupaya agar konseli mampu menerima dirinya sendiri (self-acceptnce) f) Konseli menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil (planning). g) 9 Teknik teknik Spesifik Konseli merealisasikan pilihannya

Teknik-teknik konseling yang dapat diterapkan, antara lain:  Rapport, yaitu teknik yang bertujuan untuk membuat pendekatan dan hubungan yang baik dengan konseli agar selama proses terapi dapat berlangsung dengan lancar.  Teknik klarifikasi, yaitu suatu cara konselor untuk menjernihkan dan meminta konseli untuk menjelaskan hal-hal yang dikemukakan oleh kepada konselor.  Teknik refleksi, (isi dan perasaan) yaitu usaha konselor untuk memantulkan kembali hal-hal

yang telah dikemukakan konseli (isi pembicaraan) dan memantulkan kembali perasaan-perasaan yang ditampakkan oleh konseli (perasaan dalam usaha untuk menciptakan hubungan baik antara konselor dengan klien dan menggali atau memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengeksplorasi diri dan masalahnya.  Teknik free expression yaitu memberikan kebebasan kepada klien untuk berekspresi, terutama emosinya, cara kerja teknik ini seperti cara kerja kataris.  Teknik silence, yaitu kesempatan yang berharga diberikan oleh terapis kepada klien untuk mempertimbangkan dan meninjau kembali pengalaman-pengalaman dan ekspresinya yang lampau. Kesempatan ini dapat diberikan diantara waktu konseling dan dapat berlangsung cukup lama. Jika terlalu lama maka konselor perlu mengambil inisiatif untuk memulai lagi komunikasi dengan konseli.  Teknik transference yaitu ketergantungan konseli kepada konselor. Hal ini dapat terjadi pada awal terapi, tapi bukan merupakan dasar untuk kemajuan terapi. Kemungkinan transference terjadi karena sikap konselor yang memberikan kebebasan tanpa menilai atau mengevaluasi konseli 10 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan PCT adalah : a) Konseli akan dapat mengekspresikan secara penuh apa yang mereka rasakan karena tidak mendapat penilaian negatif dari konselor

b) Individu akan lebih berkembang secara optimal jika mendapat Unconditional Positif Regard dr konselor c) Dapat digunakan diberbagai setting kehidupan d) Pendekatan ini relevan digunakan untuk perspektif multikultural e) Konseli mendapat pengalaman positif dari proses konseling karena menfokuskan pada dirinya sendiri

Kekurangan PCT adalah : a) Optimisme yang tidak realistis b) Sangat sulit bagi konseli untuk menemukan jalanya sendiri c) Tanpa menggunakan teknik yang detail prose konseling tidak dapat berjalan optimal d) Mendengarkan dan peduli itu tidak cukup untuk merubah diri konseli e) Dengan terapis hanya menunjukan saja tidak cukup membawa konseli untk mengubah f) Tidak relevan digunakan bagi konseli yang tidak memiliki motivasi untuk berubah g) Tidak bisa digunakan untuk kasus kasus berat (psikopat) DAFTAR PUSTAKA Corey, Gerald.2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (penerjemah: E. Koeswara). Bandung: PT Refika Aditama

Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

http://hariadimemed.blogspot.com/2011/06/person-

centered-therapy.html diunduh pada tanggal 28 Oktober 2011

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING BEHAVIOR COUNSELING APPROACH NO 1 ASPEK Pengembang PENJELASAN John. D. Krumboltz Pengembang : a) b) c) d) e) 2 Latar Belakang    Ivan Pavlov (Classical Conditioning Theory) B.F Skinner ( Operant Reinforcement Theory J.W Watson ( Principle Of Class Conditioning) J. Wolpe ( Reciprocal Inhibition ) A. Bandura ( Social Learning ) Muncul sebagai reaksi dari penolakan terhadap psikoanalisis Terapi perilaku lebih mengkonsentrasikan pada memodivikasi perilaku Fokus pada perilaku saat ini dibanding masa lampau, perilaku yang nampak dibanding

ketidaksadaran, treatment jangka pendek, tujuan spesifikasi dan kecepatan perubahan   Masalah yang terjadu belajar Tanda utama dalam KBU : proses pendidikan, teknik dirakit secara individual dan metodologi ilmiah 3 Hakekat Manusia  Tingkah laku diperoleh dari hasil belajar, proses terbentuknya kepribadian melalui proses kemasakan dan belajar  Kepribadaian manusia berkembang bersama sama dengan interaksinya dengan lingkungan  Setiap orang lahir dengan kebutuhan bawaan, tetapi sebagian besar kehidupan dipelajari dari merupakan masalah

interaksinya dengan lingkuingan  Manusia tidak lahir baik/jahat tetapi netral -> keperibadian tergantung interaksinya dengan lingkunganya 4 Konsep Dasar o Perilaku dipelajari dan diperoleh melalui proses modelling pengkondisian dan penguatan o Perilaku sebagai penentu utama dari kebiasaan kebiasaan, pikiran pikiran, emosi emosi dan aspek kepribadian lainnya o Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari

luar.Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. o Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. o Tingkah laku dipelajari ketika individu

berinteraksi dengan lingkungan melalui hukumhukum belajar : (a) pembiasaan klasik; (b) pembiasaan operan; (c) peniruan. o Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak puasan yang

diperolehnya. o Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar,

sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. o Karakteristik konseling behavioral adalah : a) Berfokus pada tingkah laku yang tampak

dan spesifik b) Memerlukan kecermatan dalam

perumusan tujuan konseling c) Mengembangkan prosedur perlakuan

spesifik sesuai dengan masalah klien d) Penilaian yang obyektif terhadap tujuan konseling. o Teori belajar a) Classical Conditioning b) Operant Conditioning c) Social Learning 5 Asumsi pribadi sehat bermasalah dan c) Asumsi pribadi sehat Sebagian besar kebutuhan individu diperoleh dari belajar. Tingkah laku selalu diarahkan ketujuan tertentu, dan tujuan baru muncul sebagai hasil asosiasi dengan tujuan yang terdahulu. Melalui proses ini, berkembang defrensiasi kebutuhan mulai yang spesifik sampai yang umum. Proses ini dapat dilukiskan dengan mengamati interaksi antara ibu dengan anaknya. Awal mula interaksi, anak bertemu dengan ibunya dan memperoleh pemuasan kebutuhan makan. Kepuasan ini perlahan-lahan berkembang

melalui generalisasi, sehingga anak merasa puas hanya karena ibunya hadir didekatnya. Ini memberinya membutuhkan pelajaran perhatian untuk ibunya. kemudian Jadilah

perhatian sebagai kebutuhan (Need) baru yang samasekali berbeda dengan tujuan atau

kebutuhan yang pertama, menghilangkan rasa lapar.

Rother mengemukakan tiga sifat umum dari kebutuhan yang dipelajari, yaitu :  Need Potential ( kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh kebutuhan untuk menarik tingkah laku kearahnya)  Freedom Movement ( keyakinan bahwa pola tingkah laku tertentu akan membuahkan sesuatu yang diharapkan; kebebasan dalam memilih respon/stimulus yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan)  Need Value ( nilai dalam diri individu mengenai suatu kebutuhan) d) Asumsi pribadi yang bermasalah  Manusia kecenderungan  bermasalah merespon mempunyai tingkah laku

negatif dari lingkunganya Tingkah laku maladaptif terjaadi karena kesalahpahaman  dalam menanggapi

lingkungan dengan tepat Tingkah laku yang tidak tepat diperoleh dan dikembangkan oleh individu keran ia harus belajar dengan salah sehingga tingkah laku tidak tepat, kurang dan berlebihan  Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip prinsip belajar Tujuan Konseling y y Menciptakan kondisi kondisi baru bagi belajar Menghapus/ maladaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku adaptif yang diinginkan oleh klien y Meningkatkan pilihan pribadi dan menciptakan menghilangkan tingkah laku

kondisi pembelajaran baru 7 Peran Fungsi Konselor dan o Melakukan functional assesment analisis dengan model ABC A (Antisedent) B (Behavior) C (Consequent) o Konselor bersifat aktif dan direktif konsultatif dan problem solving 8 Tahap tahap Konseling a) Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan klien (untuk mengungkapkan kesuksesan dan

kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku

penyesuaian, dan area masalahnya) Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu. Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah. b) Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : (a) Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien; (b) Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling; (c)

Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien : (a) apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan klien; (b) apakah tujuan itu realistik; (c) kemungkinan manfaatnya; dan (d)k emungkinan

kerugiannya; (e) Konselor dan klien membuat keputusan apakahmelanjutkan konseling dengan menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan kembali tujuan yang akan dicapai, atau melakukan referal. c) Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang

digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling. d) Evaluation termination, yaitu melakukan

kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling. e) Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan

meingkatkan proses konseling 9 Teknik teknik Spesifik a) Latihan Asertif Teknik ini dugunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya. Cara yang digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan konselor. Diskusi-diskusi kelompok juga dapat diterapkan dalam latihan asertif ini. b) Desensitisasi Sistematis Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokukskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara

mengajarkan klien untuk rileks. Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang

diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik

respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap. Jadi desensitisasi sistematis hakikatnya merupakan teknik relaksi yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya

merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. c) Pengkondisian digunakan buruk. Aversi Teknik ini dapat

untuk

menghilangkan ini

kebiasaan untuk

Teknik

dimaksudkan

meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut. Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki kemunculannya. Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan. d) Pembentukan Tingkah laku Model Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati

dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh. Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor. Ganjaran dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial. 10 Kelebihan dan Kelebihan dari Behavioral adalah Kekurangan e) Telah mengembangkan konseling sebagai ilmu karena mengundang penelitian dan

menerapkan IPTEK kepada proses konseling f) Pengembangan prilaku yang spesifik sebagai hasil konseling yang dapat diukur g) Memberikan ilustrasi bagaimana keterbatasan lingkungan h) Penekanan bahwa konseling hendaknya

memusatkan pada perilaku sekarang dan bukan prilaku yang ada dimasa lalu. Kekurangan dari Psikoanalisis adalah a) Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi sifat manipulatif dan mengabaikan hubungan pribadi b) Lebih konsentrasi pada teknik c) Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor d) Meskipun konselor behaviour menegaskan klien unik dan menuntut perlakuan yang spesifik tapi masalah klien sering sama dengan klien yang lain dan karena itu tidak menuntut strategi konseling. e) Konstruk belajar dikembangkan dan

digunakan konselor behavioral tidak cukup komprehensif untuk menjelaskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai hipotesis harus

dites. f) Perubahan klien hanya berupa gejala yan dapat berpindah kepada bentuk perilaku lain. DAFTAR PUSTAKA Corey, Gerald.2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (penerjemah: E. Koeswara). Bandung: PT Refika Aditama

Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Dr. DYP Sugiharto, M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)

vievie-28.web.id/index.php?option=com_content...1.../

diunduh pada 5 Desember 2011

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR THERAPY NO 1 ASPEK Pengembang PENJELASAN AlBert Ellis (Lah. 1913) lahir di Tittsburgh tetapi melarikan diri kebelantara newzork pada usia empat tahun dan selanjutnya tinggal disana (kecuali setahun ketika ia tinggal NewJersey) sejak itu. Pada masa kanakkanak ia sebilan kali dirawat dirumah sakit, sebagian besar karena ganguan nethritis, dan kemudian

berkembang menjadi Renal Glycosuria pada usia 19tahun, dan diabetes pada usia 40 tahun tetapi dengan ketangguhannya memelihara kesehatannya dan tidak mau meratapi akan keadaan kesehatannya yang buruk itu dia bisa menikmati kehidupannya yang penuh energi. Dia tumbuhkembang dijalanan Dronx, dimana dia bermain bola tangan, hoke, dan sepakbola. Dalam banyak sebenarnya dia membesarkan dirinya sendiri (dan membantu membesarkan adik laki-laki dan perempuan) oleh karena ayah dan ibunya adalah orang yang cukup menyenangkan tetapi orang tua yang acuh-tacuh. Dia merencanakan sendiri karier pendidikannya setelah berketetapan untuk menjadi penulis dalam usia 17 tahun. Dia memasuki sekolah ekonomi atas dan masuk City College of Newyork dengan studi mayor administrasi niaga dengan harapan kelak bisa cukup memperoleh uang untuk membiayai pekerjaannnya untuk menulis apapun yang ia suakai. Depresi yang melanda amerika serikat pada thun 1930-an memberi pengaruh pada Ellis tenteng impiannya menjadi pengusaha yang kaya tetapi ia tidak hentinya menulis,

dan menyelesaikan menuskrip dengan sekedar buku senabanyak 20 buah, termasuk fiksi, puisi, darama, dan non fiksi pada saat ia berusia 28 tahun. Beberpa buah menuskripnya pernah hampir diterbitkan namun tidak satupun yang pernah berhasil diterbitkan. Tanpa ada rasa takut kecewa ia teruskan penelitian serta penulisannya dibidang seks cinta kasih dan perkawinan dan menjadi demikian menguasai bidang ini hingga banyak temanteman serta anggota keluarganya yang minta nasehat tentng masalah pribadi masing-masing. 2 Latar Belakang Cognitive Therapy o CBT ( Cognitive Behavior Therapy ) A. Beck o REBT ( Rasional Emotif Behavior Therapy) A. Ellis o CBM ( Cognitive Behavior Modivication)

Meichan Beum REBT o Albert Ellis ( Institute of Psycoanalysis) o Postulat individu sakit bukan karena faktor sakit namun karena buah pikiran manusia o Belive sangat penting untuk menentukan perilaku atau tindakanya o Adanya keterkaitan antara pikiran dan perasaan 3 Hakekat Manusia Menurut Ellis,manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya ditentukan secara biologis dan didorong oleh naluri-naluri.ia melihat individu sebagai unik dan memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasanketerbatasan,untuk mengubah pandangan-pandangan dan nilai-nilai dasar yang telah diintroyeksikannya secara tidak kritis pada masa kanak-kanak dan untuk mengatasi kecendrungan-kecendrunga menolak diri sendiri.orangorang memiliki kesanggupan untuk mengonfrontasikan

sistem-sistem nilainya sendiri dan mereinduktrinasi diri dengan keyakinan-keyakinan,gagasan-gagasan tingkah laku,dan nilai-nilai yang berbeda sebagai

akibatnya,mereka akan bertingkah laku yang berbeda dengan car mereka bertingkah laku dimasa

lampau.jadi,karena bisa berfikir dan bertindak sampai menjadikan dirinya berubah,mereka bukan korbankorban pengkondisian masa lampau yang pasif.         4 Konsep Dasar Manusia dilahirkan dengan potensi berpikir rasional dan irasional. Manusia adalah mahluk berpikir, merasa, dan berbuat Manusia adalah mahluk yang mudah kena pengaruh Perilaku verbal dan berpikir itu adalah bagi manusia Sumber perilaku ditentukan oleh cara pandang/ nilai Manusia memiliki verbalisasi diri dan gangguan Menusia memiliki kemampuan konfrontasi dan doktrinasi Manusia adalah mahluk yang unik

o Lebih berfokus pada cara berpikir dan bertindak dibanding mengekspresikan perasaan o Terapi adalah proses pendidikan kembali o Terapis konselor layaknya seperti guru berkolaborasi dengan klien untuk mengerjakan tugas rumah o Bersifat direktif dan didaktik o Reaksi emosioanl seseorang disebabkan evaluasi, interpretasi dan filosofi, baik yang disadari maupun tidak disadari o Hambatan psikologis/emosional akibat dari cara

berpikir yang tidak logis dan irasional o Emosi menyertai individu yang berpikir penuh prasangka sangat personal dn irasional o Berpikir irasional diawali dengan belajar tidak logis yang diperoleh dibesarkan o Berpikir secara irasional akan tercermin dari dari ortu dan budaya tempat

verbalisasi yang digunakan o Verbalisasi yang tidak logis menunjukan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukan cara berpikir tepat  Konsep kepribadian Fundamental Goals ( Survive, Terbebas dari sakit, Kepuasan) Primary Goals (bagian dari fundamental goals)  Teori ABC A Ket : A = Peristiwa yang terjadi B = Keyakinan yang kita pegang (cara pandang) C = Konsekuensi (-/+) 11 Kayakinan (Belive) Irrasional 1. Setiap orang harus dicintai dan dihargai 2. Setiap orang harus kompeten, mampu dan berprestasi 3. Setiap orang yang jahat dan lemah harus disalahkan atas kelemahanya 4. Merupakan suatu bencana/masalah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai yang diinginkan 5. Problem datang karena adanya faktor eksternal B C

6. Jika sesuatu hal nampak membahayakan maka individu memfokuskan pada hal hal tersebut 7. Lebih mudah untuk menghindari tanggungjawab daripada menghadapi disiplin diri 8. Keharusan bergantung pada orang lain 9. Menitikberatkan pada pengalaman pengalaman masa lampau 10. Terlalu peduli/resah dengan masalah masalah yang dihadapi oleh orang lain 11. Selalu ada penyelesaian yang

sempurna/benar/tepat bagi semua problem/maslah yang terjadi

Asumsi pribadi sehat dan bermasalah

Asumsi pribadi Sehat o Kekuatan yang nalar atas emosi o Emosi/perasaan yang pantas o Perilaku bencana (terkait dengan pikiran irasional maka dikembangkan pula perilaku rasional)

Asumsi pribadi Bermasalah o Individu menuntut dihargai oelh orang orang yang dianggap penting dalam hidupnya dan melakukan sesuatu yang baik secara konsisten o Semua orang harus memperlakukan individu penuh perhatian dan cinta kasih pada saat yang tepat o Dunia haruslah menjadi tempat yang

memudahkan dan mengasyikan masalah masalah neurotik menurut A. Ellis a) Ego Disturbance Semua orang harus menyetujui apapun

yang dia buat/lakukan, jika tidak disetujui maka individu merasa dirinya tidak pantas untuk melakukanya b) Low Frustation Tolenrance Individu berpikir bahwa dirinya istimewa dan sempurna maka kondisinya harus nyaman dan memudahkan baginya 6 Tujuan Konseling 1) Tujuan Umum a) Konselor mengajarkan pada konseli unutk

memisahkan antara perilaku perilaku yang dinilai dari dirinya sendiri, kepetingan

kepentinganya sendiri dan keseluruhan yang ada pada dirinya b) Konselor mengajarkan pada konseli bagaimana dapat menerima dirinya sendiri dalam keadaan yang tidak sempurna 2) Tujuan Khusus a) USA (Unconditional Self Aceptance) Penerimaan diri tanpa syarat b) UOA (Unconditional Other Aceptance)

Penerimaan oranglain tanpa syarat c) ULA (Unconditional Lingkungan Life tanpa

Acceptance)/Penerimaan

syarat dan HFT (High Frustation Tolerance) 7 Peran dan Fungsi Konselor Konselor Rasional Emotif Behaviour terapi diharapkan dapat memberikan penghargaan positif tanpa syarat kepada klien atau yang disebutnya unconditional self-acceptance yaitu penerimaan diri tanpa syarat bukan dengan syarat (conditioning regard). Menurut Rasional Emotif Behaviour Terapi peranan konselor adalah : a) Konselor lebih edukatif-direktif kepada klien yaitu dengan banyak memberikan cerita dan

penjelasan khususnya pada tahap awal. b) Mengkonfrontasikan langsung. c) Menggunakan Pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki masalah klien, masalah klien secara

kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri. d) Dengan gigih dan bahwa berulang-ulang ide irrasional dalam yang

menekankan

menyebabkan hambatan emosional pada klien. e) Menyerukan klien menggunakan kemampuan rasional (rasional power) dari pada emosinya. f) Menggunakan pendekatan didaktik dan filosofis g) Menggunakan humor sebagai jalan

mengkonfrontasikan berpikir secara irasional 8 Tahap tahap Konseling h) i) j) k) l) 9 Teknik Rapport Eksplorasi problem Menantang sistem irasional Membuat cara pnadang baru Evaluasi dan Terminasi Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan

teknik Spesifik berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut: Teknik-Teknik Emotif (Afektif) a) Assertive adaptive. Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus

menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang

diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien. b) Bermain peran. Teknik untuk

mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. c) Imitasi. Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan

menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif. Teknik-teknik Behavioristik a) Reinforcement. Teknik untuk mendorong

klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman

(punishment). eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya

dengan sistem nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya. b) Social modeling. Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi,

dan

menyesuaikan

dirinya norma-norma

dan dalam

menginternalisasikan

sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor. Teknik-teknik Kognitif a) Home work assigments, Teknik yang

dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan

menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang

diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaanperasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari ditugaskan bahan-bahan untuk tertentu yang

mengubah

aspek-aspek

kognisinya yang keliru, mengadakan latihanlatihan tertentu berdasarkan tugas yang

diberikan Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi

ketergantungannya kepada konselor. b) Latihan assertive. Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan laku tertentu yang

tingkah laku-tingkah

diharapkan melalui bermain peran, latihan,

atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah : o mendorong kemampuan klien

mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; o membangkitkan kemampuan klien

dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain; o mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; o meningkatkan kemampuan untuk

memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri 10 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan REBT adalah : f) Penekanannya untuk mengaktifkan pemahaman yang baru didapatkan g) penekanannya pada praktek terapeutik yang komprehensip dan elektik h) memberikan sumbangannya pada pembentukan gaya hidup kita seta falsafah hidup kita di masa sekarang

Kekurangan REBT adalah : h) Individu memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk berpikir rasional i) Sangat sulit untuk indvidu dapat merubah pikiran irasional menjadi rasional j) Sangat sulit unutuk menentang keyakinan

irasional yang dianut klien DAFTAR Corey, Gerald.2003. Teori dan Praktek Konseling dan

PUSTAKA

Psikoterapi, (penerjemah: E. Koeswara). Bandung: PT Refika Aditama

Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)

http://radentaufiq.wordpress.com/2010/04/05/rasionalemotif/ diunduh pada tanggal 5 Desember 2011

http://eanun17trwn.blogspot.com/ diunduh pada tanggal 5 Desember 2011

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING REALITA NO 1 2 ASPEK Pengembang Latar Belakang William Glasser Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan bertahan hidup (survival), mencintai dan dicintai (love and belonging), kekuasaan atau prestasi (power or achievement), kebebasan atau kemerdekaan (freedom or independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005). Glesser (2000) meyakini bahwa di antara kebutuhan dasar tersebut kebutuhan mencintai dan dicintai merupakan pemenuhannya. Teori ini dikembangkan oleh William Glasser, ia mengembangkan teori ini karena ia merasa ketidakpuasan dari terapi tradisional (psikoanalisis) dilakukan berulang, harus bertemu, dilakukan analisis-analisis dan lain - lain. Pendekatan realita secara umum bertujuan untuk yang utama dan paling sukar PENJELASAN

membantu individu mengubah perilakunya sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara

bertanggungjawab Pendekatan ini berkembang karena kepraktisannya, mudah dipahami dan tidak memerlukan pengetahuan tentang diagnosis dan psikopatologi. Terapi ini difokuskan pada tingkah laku sekarang. Konselor berfungsi sebagai guru dan model serta mengonfrontasikan klien dengan cara-cara kenyataan yang dan bias membantu klien menghadapi dasar tanpa

memenuhi

kebutuhan

merugikan diri sendiri dan orang lain. 3 Hakekat Manusia a. Manusia mempunyai kebutuhan dasar      Survive Love and belonging Freedom Power and achievement Fun

b. Perilaku manusia ditentukan oleh total behavior yaitu Thingking, Action, Feeling and Fisiologi c. Quality word berisi tentang sesuatuhal yang

diidam idamkan d. Manusia bertanggungjawab atas perilakunya sendiri e. Manusia melihat kebutuhan/lingkunganya

tergantung dari sistem perceptual f. Dalam memahami kebutuhan manusia memiliki 2 identitas gagal dan identitas berhasil Identitas berhasil/ gagal berdasarkan prinsip 3R  Responsibility (tanggung jawab) Kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus dirugikan  Reality (kenyataan) Kenyataan yang akan menjadi tantangan bagi  individu untuk memenuhi

kebutuhanya. Right (kebenaran) Ukuran atau norma norma yang secara umum agar tingkah laku dapat

diperbandingkan 4 Konsep Dasar Hidup adalah pilihan (setiap orang punya pilihan yang akan dilakukan Teori pilihan a. Manusia ditentukan oleh kekuatan dari dalam diri

bukan sekadar kekuatan dari luar b. Individu pada dasarnya selalu memilih setiap tindakan yang dia lakukan dan individu

sesungguhnya selalu memiliki kontrol atas setiap pilihanya c. Konsekuensi : individu tidak sdih melakukan memilih untuk bersedih d. Konsekuensi dari pilihan adalah tanggung jawab e. Individu dapat memilih pilihan tetapi tidak dapat memilih konsekuensi dari pilihan f. Aksioma tentang teori pilihan      Satu satunya yang dapat dikontrol adalah diri sendiri Semua yang dapat diberikan orang lain adalah informasi Masalah psikologis adalah berkaitan dengan lingkungan Masalah hubungan merupakan bagian dari kehidupan sekarang Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan merencanakan kebutuhan masa mendatang (Quality World)   Kita dapat memenuhi kebutuhan hanya dengan gambaran Quality World Semua perilaku dibangun atas tindakan, pikiran, perasaan dan fisiologis (Total Behavior)  Perilaku menyeluruh merupakan pilihan, tetapi kita hanya mampu mempengaruhi pikiran dan tindakan secara langsung dan perasaan dan fisiologis secara langsung  Perilaku didesain dengan kata kerja

Asumsi pribadi sehat dan bermasalah

a. Menekankan pada setiap situasi individu untuk memiliki pilihan dan mempertanggungjawabkan pilihanya b. Terkait dengan identitas, pribadi sehat muncul pada individu dengan identitas berhasil c. Status kesehatan mental seseorang dapat dilihat dalam tahapan kemunduran atau tahapan positif d. Tahapan kemunduran, terjadi pada 3 tahap saya menyerah menarik diri Simptom simptom negatif pada perilaku menyeluruh Kecanduan negatif individu mengulang ulang perilaku yang tidak efektif dan destruktif dan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya e. Tahapan positif, terjadi pada 3 tahap saya akan melakukanya, saya ingin berkembang, saya berkomitmen untuk nerubah Simptom simptom positif pada perilaku menyeluruh Kecanduan positif, ditandai dengan usaha gagal apatis dan

perasaan berharga pada diri sendiri (self worth) konstruktif dan kepuasan terhadap pencapaian diri/pribadi 6 Tujuan Konseling Tujuan utama pendekatan konseling ini untuk membantu menghubungkan (connect) atau

menghubungkan ulang (reconnected) klien dengan orang lain yang mereka pilih untuk mendasari kualitas hidupnya. Di samping itu, konseling realitas juga bertujuan untuk membantu klien belajar memenuhi kebutuhannya dengan

cara yang lebih baik, yang meliputi kebutuhan mencintai dan dicintai, kekuasaan atau berprestasi, kebebasan atau independensi, serta kebutuhan untuk senang. Sehingga mereka mampu mengembangkan identitas berhasil

(success identity) 7 Peran Fungsi Konselor dan a. Menggambarkan kondisi fasilitatif konseli dan hubungan baik dengan konseli b. Mengajarkan perilakunya c. Menyampaikan dan meyakinkan pada konseli bahwa seburuk apapun suatu kondisi masih ada harapan Pengalaman Klien a. Klien memusatkan pada perilaku b. Klien mengevaluasi perilakunya sendiri c. Klien membuat pilihan Hubungan Klien dan Konselor Konselor harus menunjukkan kualitas pribadinya, konseli unutk mengevaluasi

yang meliputi kehangatan, pemahaman atau empati, kongruen, pemahaman, terbuka, penghargaan

terhadap klien, Dijelaskan Wobbolding dengan dikronim A-X A= Attending, 3V + B (visual, voice) verbal tracking, body language) B = AB CDEFG, Sopan (Courteous), Meyakini bahwa selalu ada harapan (Determined that there is hape for Improvemount) , Antusias, Tegas C = Suspend judgment, jangan terburu/ menunda menjuds/ menilai seseorang D = Do unexpected, melakukan hal yang belum pernah dibayangkan/ pemberian cara pandang baru yang belum dipikirkan klien

E = Use humor, dalam konseling dapat menggunakan humor, bukan humor komedi (menertawakan

kelemahan orang lain) tapi kalau bisa konselilah yang menertawakan kehidupan/ hal yang dilakukannya sendiri F = Establish Boundaries, membangun ikatan/

kemistri, tetapi bukan transferensi G = Share yourself, mampu berbagi pengalamn antara konselor dan konseli H = Listen to Metaphore, konselor harus peka terhadap metaphore dari konseli I = Listen to theme, mendengar tema-tema daro

konseli J = Summarize and focus, menyimpulkan tema-tema yang akan menjadi focus perhatian (summary & Lead) K = Allow or Impuse Consequence, klien mampu melihat konsekuen dari setiap tindakannya L = Allow silent, saat pada titik emosi tinggu bias diam M = Show Empaty N = Be Ethical, etika dalam konseling => sentuhan, pemberian kritik. O = Create anticipation and communication hope P = Practice lead Management Q = Discuss Quality R = Increase Choice S = Discuss problem in past time 8 Tahap tahap Konseling a. Eksplorasi Keinginan, Kebutuhan dan Persepsi (wants and needs) Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk panduan mengeksplorasi

kebutuhan dan keinginan klien. y Kepribadian inginkan? y Jika kebutuhanmu dan keluargamu sesuai, maka kamu ingin keluargamu seperti apa? y Apa yang kamu lakukan seandainya kamu dapat hidup sebagaimana yang kamu seperti apa yang kamu

inginkan? y Apakah kamu benar-benar ingin mengubah hidupmu? y Apa keinginan yang belum kamu penuhi dalam kehidupan ini? Analisis persepsi Dilakukan untuk memahami sudut pandang konseli, apa yang dipahami/tidak dipahami, apa yang dilihat/ tidak dilihat dari suatu hal tentang kebutuhan dasar Analisis komitmen Dilakukan untuk mengetahui komitmen konseli dalam memenuhi kebutuhan dasarnya      Saya tidak ingin disini (I dont want to be here) Saya ingin hasilnya tetapi tidak mau diusahakan Saya akan berusaha atau saya mungkin akan berusaha Saya akan berusaha sebisa saya (I will do my best) Saya akan melakukan apapun untuk dapat memnuhi kebutuhan saya(. (I will do whatever it takes) b. Eksplorasi Arah dan Tindakan (Directing & Doing)

D Eksplorasi arah dan tindakan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan klien guna mencapai kebutuhannya Hal yang dilakukan dikaitkan dengan perilaku menyeluruh (total behavior Penekanan eksplorasi ini adalah masa kini atau masa lalu yang berkaitan dengan masalah kini. Contoh pertanyaan umum : Apa yang kamu lakukan? Apa yang membuatmu berhenti untuk melakukan yang kamu inginkan? Apa yang kamu inginkan? Apa yang akan kamu lakukan besok?

c. Evaluasi Diri (Self Evaluation) E Merupakan basis pengembangan perilaku Merupakan proses inti dalam konseling realita : pembentukan perubahan perilaku. Fokus : melihat hubungan konseli dengan orang lain dalam memnuhi kebutuhan

dasarnya Elemen dalam Evaluasi Diri : y Evaluasi terhadap arah perilaku (dlirection & doing dievaluasi pertama) y y Evaluasi terhadap tindakan spesifik Evaluasi terhadap keinginan & kebutuhan , ex: apakah itu termasuk kebutuhan yang harus didapati y Evaluasi terhadap persepsi & sudut pandang y Evaluasi terhadap tindakan baru, ex:

apakah

tindakan-tindakan

yang

akan

dilakukan dapat efektif untuk memenuhi kebutuhan? y Evaluasi terhadap rencana

d. Rencana (Planning) P Tahap ini dilakukan untuk membantu klien membuat rencana dalam rangka memenuhi

kebutuhan secara efektif Ciri cirri Rencana yang dapat diterapkan :         Rencana didasarkan oleh motivasi dan

kemampuan klien Rencana sederhana dan mudah dipahami Berisi runtutan tindakan positif Konselor mendorong klien melaksanakan rencana secara mandiri Dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan berulang Rencana berpusat pada proses, bukan hasil Sebelum diterapkan, dievaluasi terlebih

dahulu realistik tidaknya/etis atau tidak Agar lebih berkomitmen, rencana dibuat dibuat tertulis dan ditandatangani konseli Menurut Wobboding (2007), rencana yang baik memnuhi kriteria SAMI2C3 , yaitu :         Simple : Sederhana Attainable :Mudah dilakukan/ dicapai Measurable : Dapat diukur Immediate : Segera Involved : terlibat penuh Controlled by planner : Kontrol Committed: Komitmen, bertanggungjawab Continously done : dilakukan terus

menerus 9 Teknik teknik Spesifik Dapat dilakukan pada P (planning) atau D (direction & doing Teknik yang dapat digunakan : a. Metaphor b. Konfrontasi c. Teknik paradoxical : reframing => paradoxical prescription => mengubah sudut pandang d. Pengembangan ketrampilan e. Renegoisasi f. Menggunakan kata kerja g. Menggunakan role playing dengan konseli h. Menggunakan humor yang mendorong suasana yang segar dan relaks 10 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan a. Jangka waktu terapi relatif pendek b. Berfokus pada tingkah laku sekarang Kekurangan Pendekatan ini tidak memberikan pendekatan yang cukup pada dinamika dinamika tidak sadar pada masa lampau sebagai determinan dari tingkah laku. DAFTAR PUSTAKA Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Dr.

DYP

Sugiharto,

M.Pd.

Pendekatan-Pendekatan

Konseling. (Makalah)

http=//misscounseling.blogspot.com/2011/04/pendekatan-

realita.html diunduh pada 2 januari 2012

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING ANALISIS TRANSACTIONAL NO 1 ASPEK Pengembang Eric Berne Diuraikan dalam beberapa buku yang dikarang oleh Berne sendiri, seperti Games People Play (1964), atau dikarang oleh orang lain, seperti Thomas A. Harkis dalam buku I'm Ok - You're Ok (l969). 2 Latar Belakang Menurut Eric Bernes Analisis transaksional adalah suatu model analisa komunikasi dimana seseorang PENJELASAN

menempatkan dirinya menurut posisi yang berbeda analisis ini digunakan pada kontak yang singkat dengan orang lain untuk membina hubungan yang baik. Dalam terapi ini hubungan konselor dan klien dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana masing-masing partisipan berhubungan satu sama lain. Sebagai fungsi tujuan tertentu. Transaksi menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial. Berne membagi psikoterapi konvensional menjadi dua kelompok a. Kelompok yang melibatkan sugesti, dukungan kembali (reassurence), dan fungsi parental lain. b. Kelompok yang melibatkan pendekatan rasional, dengan menggunakan konfrontasi dan interpretasi seperti terapi non direktif dan psiko analisa

Pandangan tentang manusia a. Setiap individu mempunyai yang merupakan panduan dari beberapa individu lain b. Masing masing individu yang berbeda dan punya pola perilaku yang khas c. Individu berbeda mempunyai kendali kepribadian secara menyeluruh (ego statis) 3 Hakekat Manusia a. Manusia punya kemampuan untuk hidup mandiri b. Memiliki potensi untuk membuat keputusan c. Mahluk yang bertanggungjawab d. Mahluk sosial e. Mahluk dan punya kebutuhan dasar 4 Konsep Dasar a. Mempunyai 2 kebutuhan dasar (fisiologis dan psikologis) b. Motivasi dasar kebutuhan psikologis   Stroke pengakuan dari orang lain penggunaan waktu dengan cara

Structure Hunger sebaik baiknya

memaksimalkan jumlah stroke yang diterima. Ada 6 cara penggunaan waktu : Withdrawl, Rituals, Pastime, Activity, Games, Intimacy.  Position Hunger gaya hidup, untuk

memahami maka terdapat konsep konsep sebagai berikut : Life Position (posisi kehidupan) (Im

OK U are OK, Im OK U arent OK, Im not OK U are OK, Im not OK U aret OK) Life Script (rencana kehidupan) Counter kehidupan), Script (lawan rencana pada

individu

kembali

rencana

kehidupan

yang

lebih

membahagiakanya. Struktur kepribadian Ketika Berne menghadapi klien, ia menemukan bahwa kliennya kadang-kadang berfikir, berperasaan dan berperilaku seperti anak-anak, tapi di lain kesempatan terlihat seperti orang tua atau orang dewasa. Berdasarkan pengalamanya dengan klien, Berne berkesimpulan bahwa manusia memiliki

berbagai bentuk kondisi ego,atau disebutnya dengan ego state. Status ego manusia itu ada tiga macam yaitu a. Orang tua (Parent = Exteropsyche) b. Dewasa (Adult = Neopsyche) c. Anak-anak (Child = Archaeopsyche) Transaksi Transaksi merupakan inti dari konsep AT. Istilah transaksi sebenarnya adalah istilah yang sering dipergunakan dalam lapangan komunikasi. Sesuai dengan teori ini, transaksi diatikan sebagai hubungan stimulus respons atau dua ego state. Transaksi akan terjadi bila seseorang (A) memberikan rangsangan (stimulus) kepada orang lain (B), B memberi respons dan pada gilirannya respons B itu menjadi stimulus bagi A dan begitu seterusnya. Menurut Berne, transaksi itu terjalin antar ego state. Kalau dua orang beraada pada suatu ruanngan, berarti pertemuannya 6 ego state. Dari sudut Ego state ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat Komplementer, Crossed

(Silang) dan Ulterior (tersamar atau semu) Adapun konsep pokok dari analisis transaksional menurut Corey adalah : a. Analisis transaksional berakar pada filsafat yang anti determinasi serta menekankan bahwa

manusia sanggup melapaui pengkondisian dan pemograman awal. b. Perwakilan perwakilan Ego. Analisis

transaksional adalah suatu system terapi yang berlandaskan teori pola kepribadian yang

menggunakan tiga

tingkah laku atau

perwakilan ego yang terpisah; orang tua, orang dewasa dan anak c. Scenario kehidupan dan posisi psikologi dasar. Adalah ajaran ajaran orang tua yang kita pelajari dan putusan putusan awal yang dibuat oleh kita sebgai anak dewasa. d. Kebutuhan manusia akan belaian. Pada dasarnya setiap manusia memerlukan belaian dari orang lain, baik itu yang berlainan dalam bentuk fisik maupun emosional 5 Asumsi pribadi sehat dan bermasalah a. Saya tidak oke, kamulah yang oke yang berarti bahwa individu merasa tidak terpenuhi Adapun ciri ciri pribadi sehat tersebut adalah :

kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini biasa disebut depresif. Individu merasa bersalah, depresif, inferior, ketidak percayaan dan rasa takut. b. Saya oke, kamu tidak Oke yang berarti bahwa

individu membutuhkan orang lain tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa superior, merasa mempunyai hak untuk menggunakan tujuannya. c. Saya tidak oke, kamu tidak oke berarti bahwa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang baik individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya. Kondisi ekstrim dan patologis disebut autism. Perkembangan pribadi yang sehat pada dasarnya merupakan akibat dari adaya pola asuh yang sehat dari orang tua. Anak yang pada awal yang orang lain sesuai dengan

perkembangannya

memperolehperlakuan

sehat, maka ia akan memiliki sikap yang positif, baik terhadap dirinya maupun orang lain.

Perkembangan pribadi malasuai a. Kepribadian malasuai hasil/akibat pola asuh

orangtua yang tidak sehat terhadap anak baik pada masa pra kelahiran maupun pasca

kelahiran b. Pada kepribadain malasuai, anak anak mengalami penolakan dan sangkalan

sangkalan dari orangtua dan kurang mendaptkan kesempatan untuk berkembang secara opyimal c. Pola asuh malasuai akan berpengaruh pada posisi hidup yang dipilih seseorang d. Hal yang terjadi stroke karena negatif individu dan selalu

diberikan

bersyarat

pengabaian maupun perintah perintah e. Kecenderungan terbentuknya pilihan posisi kehidupan berasal dari perintah dan kebebasan yang diterima sejak masa kanak kanak dari orangtua.

Pribadi tidak sehat/ pribadi bermasalah a. Blocking terjadi penumpukan (penempatan

yang terlalu banyak) energi aktif dari salah satu atau keseluruhan dari status ego b. Posisi kehidupan ((Im OK U are OK, Im OK U arent OK, Im not OK U are OK, Im not OK U aret OK) c. Kontaminasi pengkacauan dari salah satu status

ego terhadap status ego yang lain 6 Tujuan Konseling a. Membantu klien dalam memprogram pribadinya. b. Klien dibantu untuk menjadi bebas dalam berbuat, bermain, dan menjadi orang mandiri dalam memilih apa yang mereka inginkan. c. Klien dibantu mengkaji keputusan yang telah dibuat dan membuat keputusan baru atas dasar kesadaran. d. Teknik-teknik daftar cek, analisis script atau kuisioner digunakan untuk mengenal keputusan yang telah dibuat sebelumnya. e. Klien berpartisipasi aktif dalam diagnosis dan diajar untuk membuat tafsiran dan pertimbangan nilai sendiri. f. Teknik konfrontasi juga dapat digunakan dalam analisis transaksional dan pengajuan pertanyaan merupakan pendeatan dasar. Untuk

berlangsungnya konseling kontrak antara konselor

dan klien sangat diperlukan. 7 Peran dan Fungsi Konselor Inti pokok dari AT terletak pada usaha konselor (terapist) menganalisis transaksi klien dengan teknik-teknik yang telah disebutkan diatas. Dengan demikian telihat sikap dan peranan konselor adalah : a. Berusaha meletakkan tanggung jawab pada klien. b. Karena pada hakekatnya setiap hendaknya

bertanggung jawab atas kehidupannya, maka bagi AT juga mengarahkan agar pada diri klien tumbuh rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk mengambil tanggung jawab atas

kehidupannya. c. Menyediakan lingkungan yang menunjang. Untuk mencapai perubahan klien atau keseimbangan ego state klien, konselor berusaha sebagai penyedia fasilitas yang mendorong terjadinya perubahan ego state klien. d. Memisahkan mite dengan realitas. Karena

pengaruh skript, banyak klien dipengaruhi oleh mitologi yang telah diadapsinya sejak lama. Dalam rangka memperbaiki kembali (memahami kembali) skript kehidupan klien itu, konselor AT mempunyai peranan untuk memisahkan mite yang berpengaruh dalam skript klien dengan realitas kehidupan yang sebenarnya. e. Melakukan Konfrontasi atas keanehan yang tampak. Keanehan atau keadaan ego state klien yang tidak seimbang dapat diperbaiki terapist dengan melakukan konfrontasi.Terapist

hendaknya bisa membentuk dan merekonstruksi menjadi seimbang. Jadi, dengan melihat peranan dan sikap konselor di

atas, memperlihatkan bahwa konselor dalam AT bersifat aktif. Dia lebih banyak menentukan jalanya konseling. 8 Tahap tahap Konseling Konseling analisis transaksional dilaksanakan

melalui prosedur kelompok, atas dasar kontak antara klien dengan konselor Proses melalui tahap-tahap yaitu : a. Analisis struktur : membantu klien memahami struktur Ego Statenya sendiri. b. Analisis memahami transaksional transaksi : yang membantu hendaknya klien di

kembangkan dalam berkomunikasi dengan orang lain. c. Analisis game : konselor menginterpretasikan game yang di lakukan klien

mengkonfirmasikannya\ d. Analisis script : mendalami dan menganalisis life script klien 9 Teknik teknik Spesifik Dalam AT konseling diarahkan kepada bagaimana klien bertransaksi dengan lingkungannya. Karena itu, dalam melakukan konseling ini, terapist memfokuskan perhatian terhadap apa yang dikatakan klien kepada orang lain dan apa yang dikatakan orang lain kepada klien. Untuk itu, teknik yang sering digunakan dalam AT diantaranya adalah analisis struktur, analisis transaksional, analisis skript, dan analisis mainan. a. Analisis Struktur Analisis struktur maksudnya adalah analisis terhadap status ego yang menjadi dasar struktur kepribadian klien. Analis hendaknya bisa

mengenal 1) apakah klien menggunakan ego state tertentu, 2) apakah ego state klien, normal,

terkontaminasi

atau

eksklusif,

dan

3)

bagaimanakah energi egogram klien tersebut. Dengan mengetahui struktur ego state klien, akan diketahui masalah yang dihadapi klien. Bila klien dominan menggunakan ego state A masalah yang dihadapinya kurngnya rasa pecaya diri atau dipandang rendah o rang lain. Bila O yang domninan maka klien tengah ditakuti, dijauhi, disishkan atau diasingkan orang lain. b. Analisis transaksional Transaksi antara konselor klien pada hakekatnya adalah tranasksi antar status ego keduanya. Konselor menganalisa status ego yang terlihat dari respons atau stimulus klien. Dengan orang lain Baik dari kata-kata yang diungkapkan klien, maupun dengan bahasa non verbal. Data atau informasi yang diperoleh dari transaksi dijadikan konselor untuk bahan analisis atau problem yang dihadapi klien. c. Analisis Mainan Analisis mainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung antara Klien dengan konselor atau dengan Lingkungannya. Mungkin Klien dalam transaksinya sering mengumpulkan kupon emas atau kupon Coklat (perasaan menang atau perasaan kalah). Bila klien dalam games sering berperan sebagai pemenang, maka ada kemungkinan ia menjadi amat takut sewaktuwaktu akan menerima kopon cokelat yang banyak. d. Analisis Skript Analisis Skript ini merupakan usaha terapist

yang terakhir, dan diperlukan mengenal proses terbentuknya skript yang dimiliki klien. Analisis skript ini hendaknya sampai menyelidiki transaksi seseorang sejak masa kecil dan standar sukses yang telah ditanamkan orang tuanya. Disamping keempat macam teknik yang digunakan di atas, treatment dari AT sering pula menggunakan teknik khusus, seperti: Interogasi, Ilustrasi, Spesifikasi, Konformasi,

Konfrontasi,

Eksplanasi,

Interpretasi, Kristalisasi 10 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan Analisis Transactional adalah : k) Punya Pandangan Optimis dan Realistis tentang Manusia l) Penekanan Waktu Sekarang dan Di sini m) Mudah Diobservasi n) Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Kekurangan Analisis Transactional adalah : a) Kurang Efisien terhadap Kontrak Treatment b) Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego. c) Kurang Konselor d) Konsep dan prosedurnya tidak dapat dijadikan objek pengujian untuk mendapatkan vadilitas ilmiah e) Data empiris yang objektif sangat kurang f) Meminimalkan / mengabaikan aspek emosional DAFTAR PUSTAKA Corey, Gerald.2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (penerjemah: E. Koeswara). Bandung: PT Refika Aditama Petunjuk Mengenai Tingkah laku

Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)

http:// mila-milo.blogspot.com/2011/02/pendekatan

konseling-analisis.html Desember 2011

diunduh

pada

tanggal

30

PETA KOGNITIF MODEL MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR NO 1 2 ASPEK Pengembang Latar Belakang Williamson Sejarah perkembangan konseling trait & factor terpusat pada tiga tahap. a. Tahap I pengembangan cara cara pengukuran atribut klien (bakat, minat, abilitas, sikap) tujuan untuk memasangkan klien dengan pilihan pilihan pendidikan dan vokasional b. Tahap II lebih difokuskan pada proses konseling PENJELASAN

(diagnosis klinis). Tujuan untuk mendiagnosis berbagai masalah klien dibalik hal pendidikan dan vokasional (muncul kategori diagnosis dari bordin dan pepinsky) c. Tahap III mengarah pada studi faktorisasi

(analisis) faktor. Tujuan untuk menganalisis faktor faktor apakah yang berkembang dalam satu dimensi/ atribut individu Untuk memberikan bantuan kepada klien,

Willliamson mendaftar lima jenis teknik konseling, yaitu: (a) establishing rapport, (b) cultivating self-understanding, (c) advising or planning a program of action, (d) assisting directly in the implementation of plans, dan (e) making referrals to other personnel workers. 3 Hakekat Manusia a. Manusa dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk. Kita dalam posisi dimana perkembangan tidak selalu potensial positif. Sejarah menunjukkan bahwa

individu dapat mengembangkan tingkah laku positif dan tingkah laku negatif. b. Manusia bersifat bergantung dan hanya berkembang secara optimal di tengah-tengah masyarakatnya. Aktualisasi diri seringkali tidak independen. Individu tidak bebas dari kehidupan sosial secara keseluruhan. Oleh karena itu perkembangan manusia tidak bebas dari pengaruh masyarakat. c. Manusia selalu ingin mencapai hidup yang baik (good life). Yang menjadi pusat kepedulian setiap orang adalah memperoleh kehidupan yang baik dan menjadi semakin lebih baik lagi.Seorang ayah bekerja mencari nafkah, anak sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pegawai berlomba mengurus kenaikan pangkat, kesemuanya menjadi cermin dari kecenderungan orang untuk selalu ingin menjadi lebih baik. d. Manusia banyak berhadapan dengan banyak pilihanpilihan yang diintrodusir oleh berbagai pihak. Di rumah anak mengenal konsep hidup dari orangtuanya, di sekolah dari gurunya, selain itu juga mendapat dari kawan-kawannya. Dua kemungkinan yang didapat anak berupa penghalang perkembangan atau sebaliknya menjadi pilihan hidup yang baik. e. Hubungan manusia berkaitan erat dengan konsep alam semesta. Dua hal yang bakal terjadi, kemungkinan (1) manusia menyendiri dalam ketidakramahan alam semesta, atau (2) alam semesta menjadi sahabat yang menyenangkan atau menguntungkan bagi individu dan perkembangannya.

f. Manusia merupakan individu yang unik. g. Manusia memiliki ciri-ciri yang bersifat umum. h. Manusia bukan penerima pasif atas pembawaan dan lingkungannya 4 Konsep Dasar Asumsi dasar pertama dalam konseling trait & factor bahwa tingkah laku manusia dapat diatur dan diukur. Oleh karena itu, pengukuran merupakan elemen pokok dalam konseling trait & factor. Secara lebih rinci, konseling ini didasarkan sejumlah asumsi yang diambil dari tradisi psikologi diferensial, yaitu: 1. Individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dalam berbagai aspek perilakunya. 2. Dalam keterbatasan faktor genetik, tingkah laku dapat diubah, dan dapat diubah dalam batas-batas fungsi organisme dan lingkungan. 3. Ciri-ciri tingkah laku individu cukup konsisten sehingga memungkinkan dilakukan generlisasi dalam mendeskripsikan tingkah laku dari waktu ke waktu. 4. Tingkah laku individu merupakan hasil dari statusnya sekarang, pengalaman-pengalaman, dan seting sosial dan fisik. 5. Tingkah laku manusia dapat dikonseptualisasikan atas dasar abilitas, kepribadian pada umunya, dan

temperamen serta motivasi. 6. Konflik sosial dan intrapersonal diperlukan dan tidak dapat dielakkan, dan dapat bersifat konstruktif maupun destruktif. Di samping itu, konseling trait & factor juga mengasumsikan bahwa perbedaan individu dapat

diidentifikasi secara objektif, bahwa perbedaan-perbedaan saat ini berhubungan dengan perilaku sosial di masa yang

akan datang. Dua konsep utama dalam pendekatan konseing ini adalah trait dan faktor. Trait merupakan kategori yang digunakan untuk mendeskribsikan perbedaan individu dalam hal tingkah laku. Untuk melihat trait digunakan analisis faktor dari hasil tes. Skor-skor tes individu diharapkan menjadi sumber pemahaman mengenai trait. Analisis faktor dikembangkan sebagai alat menentukan bagaimana trait-trait mencukupi untuk mengenali

keserupaan dan perbedaan individu Konseling trait & factor ditandai dengan ciri-ciri situasi hubungan sebagai berikut: a. Konseling merupakan thinking relationship yang lebih menekankan peranan berpikir rasional

walaupun tidak sama sekali meninggalkan aspek emosional. b. Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat pribadi, akrab, dan empatik. c. Konseling yang berlangsung dapat bersifat

remidiatif maupun developmental. d. Setiap pihak konselor dan klien melakukan peranannya secara pro-porsional 5 Asumsi pribadi sehat dan bermasalah Kondisi kondisi penyebab munculnya masalah pada individu (pribadi tidak sehat) Berdasarkan Bordin dan Pepinsky jenis masalah adalah a. Bergantung (tidak mandiri) b. Kurang informasi c. Konflik diri d. Cemas memilih e. Kurang keterampilan f. Kurang percaya diri

g. Kurang dukungan Faktor faktor penyebab masalah a. Internal y Banyak dipengaruhi oleh emosi sehingga

kemampuan rasionalnya terhambat y Potensi kurang berkembang/ tidak mendapat kesempatan berkembang penuh y Kurang memiliki kontrol diri y Memiliki kekurangan tertentu, baik cacat fisik maupun mental yang merupakan faktor keturunan b. Eksternal y Perlakuan tokoh kunci (orangtua) terlalu

menekankan menolak maupun melindungi y Kondisi lingkungan yang memberikan

pengalaman traumatik dan tiada dukungan untuk mengembangkan diri Konsep pribadi ideal a. Mampu berpikir rasional mampu menerima

konsekuensi dan mengambil keputusan, tahu kekurangan dan kelebihan b. Memahami kekuatan dan kelemahan diri c. Mampu mengembangkan potensi positifnya secara maksimal d. Punya motivasi untuk meningkatkan diri e. Memiliki kontrol atas pengaruh buruk f. Dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat 6 Tujuan Konseling y y Membantu individu mencapai perkembangan

kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan

tujuan-tujuan hidup dan karir. y Membantu individu untuk memperbaiki

kekurangan, tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi

kepribadian. y Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah Konseling dikandung maksud untuk mengajak klien berpikir mengenai dirinya dan menemukan masalah dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk keluar dari masalah tersebut. Untuk itu secara umum konseling trait & factor dimaksudkan untuk membantu klien mengalami: a. Self-clarification b. Self-understanding c. Self-acceptance d. Self-direction e. Self-actualization 7 Peran dan Fungsi Konselor Sikap konselor dalam konseling Trait and Factor menempatkan diri sebagai guru, menerima sebagian tanggung jawab atas

kelselamatan klien, bersedia mengarahkan klien ke arah yang lebih baik, tidak netral sepenuhnya terhadap nilai-nilai, yakin terhadap asumsi konseling yang efektif.

Keterampilan konselor dalam konselor Trait and Factor: memiliki pengalaman dan keahlian dalam hal teori perkembangan manusia dan pemecahan masalah, memanfaatkan teknik pemahaman individu, melaksanakan proses konseling secara fleksibel, menerapkan strategi pengubahan perilaku,

menjalankan perannya dalam: a. Membantu individu (klien untuk belajar

memahami dan menerima diri sendiri b. Memabntu individu mengenali motivasi dan cara mengembangkanya dalam kehidupan c. Membantu individu untuk mempertimbangkan konsekuensi dan implementasi atas dasar pemahaman diri dan potensinya d. Memabntu perilakunya 8 Tahap tahap Konseling 1. Analisis Analisis merupakan langkah awak konseling Trait & factor yang dmaksudkan untuk megumpulan informasi tentang diri klien dan latar kehidupannya. Williamson mengemukakan enam alat untuk mengumpulkan data, yaitu: catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu, otobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis. Atas dasar penggunaan alat tersebut dikumpulkan data vertikal dan horizontal yang terdiri atas:  Data yang telah terekam pada catatan kumulatif.  Data self-report selama/melalui wawancara.  Data hasil observasi dari orang lain (report by others)  Data hasil tes psikologis. 2. Sintesis Sintesis merupakan usaha merangkum, mengolonggolongkan serta menghu-bung-hubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga tergambarkan keindividu untuk mengubah

seluruhan pribadi klien. Gambaran kelebihan dan kelemahan klien akar dilukiskan pada tahap ini. 3. Diagnosis Diagnosis merupakan langkah manarik simpulan logis

mengenai masalah (-masalah) yang dihadapi klien atas dasar gambaran pribadi klien hasil analisis dan sintesis. Pada tahap ini dilakukan masalah, tiga kegiatan yaitu

mengidentifikasi

merumuskan

sumber-

sumber penyebab masalah (etiologi), dan sekaligus melakukan prognosis (= tahap 4 proses konseling).  Identifikasi Masalah  Etiologi  Prognosis (= tahap 4 dalam konseling) 4. Konseling Konseling dapat dipandang sebagai keseluruhan proses pemberian bantuan, tetapi juga dapat dipandang sebagai salah satu tahap proses konseling. Konseling dipandang sebagai salah satu tahap berarti pada hakekatnya tahap-tahap sebelumnya analisis, sintesis, diagnosis, dan prognosisdapat dilakukan konselor sebelum konseling. Pada tahap konseling dilakukan pengembangan alternatif pemecahan masalah, pengujian alternatif, dan pengambilan keputusan. 5. Follow Up Langkah follow-up dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif yang dipilih untuk dikembangkan dan/atau tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di lapangan. 9 Teknik teknik Spesifik Berikut ini dikemukakan teknik-teknik dasar konseling yang dikembangkan Williamson dan bagi konselor perlu melakukan modifikasi-modifikasi dalam mengaplikasikannya di lapangan. 1. Establishing Rapport, untuk menciptakan hubungan baik, konselor perlu menciptakan suasana hangat, bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan kemungkinan situasi yang bersifat mengancam.

Catatan untuk teknik ini, konselor harus mengingat bahwa hubungan yang baik itu diperlukan dalam konseling, namun tidak mencukupi bagi terjadinya perubahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan hubungan baik, antara lain: (1) reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi, (2) penghargaan dan perhatian konselor, (3) kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia. Teknik ini hendaknya konseling. 2. Cultivating self-understanding, usaha pertama konselor adalah membantu klien lebih mampu memahami diri sendiri yang mencakup segala kelebihan dan menjadi pusat perhatian sejak awal

kelemahannya. Selanjutnya, klien dibantu mengatasi kelemahan dengan memnafaatkan kelebihannya. Untuk itulah maka dapat dimengerti bahwa konselor harus menginterpretasikan data, termasuk data testing.

Teknik ini harus menjadi perhatian utama konselor pada tahap analisis, sintesis dan diagnosis. 3. Advising or Planning a Program of Action, tugas konselor setelah membantu klien mengenali dirinya adalah membantu klien merencanakan program

tindakan. Oleh karena pemahaman yang relatif terbatas pada konselor, maka dalam mengembangkan alternatif penyelesaian masalah, hendaknya konselor tidak selalu mengggunakan saran langsung. Saran dapat diberikan, namun hendaknya dipilih saran persuasif atau saran eksplanatori. 4. Carrying-out The Plan, rencana program tindakan yang telah dibuat dan disertai dengan pengujian kelebihan dan kekurangannya, diikuti dengan

pengambilan keputusan oleh klien. Rencana yang

diputuskan untuk dipilih dapat diikuti dengan saran langsung terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan rencana yang telah dipilih tersebut. Sebagai contoh, ketika klien menyatakan akan menyelesaikan masalah keterlambatan studinya

memalui diskusi dengan orang tuanya, maka dapat dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana cara

menemui orangtua, dimana orang tua ditemui, kapan harus ditemui, dengan siapa menemui, dan

sebagaianya. 5. Referral, pada dasarnya tidak semua masalah klien dapat dibantu oleh konselor. Kemampuan konselor ada batas-batasnya. Dalam hal konselor tidak mampu membantu klien, maka hendaknya ia kirimkan kepada pihak lain (orang/lembaga) yang lebih berwewenang. Dalam kasus penggunaan tes psikologis, misalnya, konselor tidak direkomendasi untuk

mengadministrasikan tes-tes proyektik. Dalam kasus diperlukan data kepribadian yang dalam, maka konselor hendaknya mengirimkan klien ke pihak lain yang lebih berkopenten untuk menangani tes proyektif psikolog ahli. 10 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan Trait and Factor adalah : a) Teori sifat dan faktor menerapkan pendekatan ilmiah kepada konseli. b) Penekanan pada penggunaan data tes obyektif, membawa kepad aupaya perbaikan dalam serta

pengembangan

dan

penggunaannya,

perbaikan dalam pengumpulan dan pengunaan data lingkungan. c) Penekanan mengandung yang diberikan pada diagnosis perhatian

makna

sebagai suatu

masalah dan sumbernya dan mengarah pada upaya mengkreasikan teknik-teknik untuk mengatasinya. d) Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menseimbangkan pandangan lain yang lebih

menekankan aspek afektik atau emosional. Kekurangan Trait and Factor adalah : a) Pandangannya dikembangkan dalam situasi

pendidikan dan kliennya dibatasi terutama kepada siswa-siswa yang memiliki keragaman derajat kemantapan dan tanggung jawab sendiri. b) Pandangannya terlalu menekankan kepada

pengendalian konselor dan hasil yang dicapai pada diri klien lebih banyak tergantung kepada

keunggulan konselor dalam mengarahkan dan membatasi klien c) Banyak meminimalkan atau mengabaikan aspek afektif klien yang justru seharusnya menjadi kepedulian konselor. d) Terlalu banyak pertimbangan yang ditekankan pada data obyektif. Penggunaan dan keyakinan yang berlebihan terhdap data ini kurang tepat karena keterbatasan reliabilitas, validitas, dan kelengkapan alat dan datanya. e) Suatu dilema bagi konselor karena ia harus mendorong dan meyakinkan klien mewujudkan kemampuannya, tetapi ia harus melakukannya tanpa persuasi. DAFTAR PUSTAKA Corey, Gerald.2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (penerjemah: E. Koeswara). Bandung: PT Refika Aditama

DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan

Konseling. (Makalah)

Jones R.N.(2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (edisi ke-empat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

KONSELING TRAIT & FACTOR: TEORI DAN PRAKTIK PENGGUNAAN TES (Makalah)

You might also like