Professional Documents
Culture Documents
1. Perawatan Payudara Tujuan : - produksi ASI cukup - tidak terjadi kelainan pada payudara dan - agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui
Pemakaian bra yg sesuai (no lebih besar) Latihan gerakan otot-otot badan yang berfungsi menopang payudara yi :gerakan untuk memperkuat otot pektoralis : kedua lengan disilangkan di depan dada, saling memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otototot di dasar payudara (Stoppard s) Kebersihan dan hygiene payudara
Perawatan selama hamil (>7 bln), 2x/hr kompres putting susu selama 23 menit dengan kapas yang dibasahi minyak, kemudian tarik dan putar putting ke arah luar 20 kali, ke arah dalam 20 kali. Pijat daerah areola untuk membuka saluran susu. Bila keluar cairan, oleskan ke papila dan sekitarnya. Kemudian payudara dibersihkan dengan handuk yang lembut
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan menyusui Nutrisi / gizi ibu hamil Kalori wanita hamil : 285 kkal per hari. aktifitas ringan 1900 kkal / hari, kerja sedang 2100 kkal / hari, dan kerja berat 2400 kkal / hari. Kecukupan yang seimbang kira-kira 40 kkal / kgBB, dengan komposisi protein 20 25%, lemak 10-25% dan karbohidrat 50-60%. Jumlah cairan : 2 ltr/hr
2. Istirahat Wanita hamil tidur minimal 8 jam sehari 3. Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda 4. Obat-obatan 5. Keluhan lain Misal : sakit gigi, infeksi lain harus diatasi 6. Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman Pakaian yang longgar, ringan, mudah dipakai dan menyerap keringat 7. Mengenal petugas kesehatan yang menolong Sebaiknya 3 bulan terakhir kehamilan, telah ditentukan dokter yang akan mengawasi persalinan dan pertolongan anaknya kelak.
3. Praktek menyusui
Pembentukan asi dimulai : 1.Saat hamil 2.Saat mulai menyusui Setiap bayi, sebaiknyamendapat ASI (termasuk kolostrum) dalam 4-6 bulan pertama Kontak dini segera setelah dilahirkan, isapan bayi pada putting susu ibu untuk pertama kali akan merangsang keluarnya hormon-hormon yang menunjang keberhasilannya menyusui Bayi dan ibu dirawat gabung
Refleks pada ibu 1. Refleks prolaktin Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf menyusu sensoris yang terdapat pada putting susu terangsang. Rangsangan ini akan dikirim ke otak (hipotalamus) yang akan memacu keluarnya hormon prolaktin yang kemudian akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI.
2. Refleks aliran / refleks oksitosin ("let down reflex") Rangsangan akibat isapan bayi waktu menyusu diantar ke bagian lain dari otak yang akan melepaskan hormon oksitosin. Oksitosin memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar dan salurannya untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar hingga mencapai sinus laktiferus di balik areola, kemudian menuju putting susu. Akibatnya terjadi "areolar engorgement" (pembengkakan).
Kadang-kadang tekanan karena kontraksi otot itu begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur dan dapat membuat bayi tersedak. Keluarnya air susu karena kontraksi otot tersebut disebut "let down reflex". Melalui refleks inilah terjadi pula kontraksi rahim yang membantu lepasnya plasenta (ari-ari) dan mengurangi perdarahan
3. Refleks menelan Bila ada cairan di dalam rongga mulut, terjadi refleks menelan
sebelum menyusui, tangan harus dicuci bersih. Tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian oleskan ke seluruh putting dan areola. Cara menyusui yang terbaik adalah bila ibu melepaskan BH
susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya ("on demand"), jangan dijadwalkan. Biasanya menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masingmasing sekitar 10 menit. Mulailah selalu dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong
setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah
2. Istirahat Bila laktasi tidak berlangsung baik, biasanya penyebab utamanya adalah kelelahan pada ibu. Harus istirahat dan tidur yang cukup 3. Obat-obatan Pemakaian obat-obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek positif atau negatif terhadap laktasi. Obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen
4. Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi mengisap ASI pelan-pelan dengan kuat, putting susu ibu tidak terasa sakit dan putting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi Tanda asi cukup pada bayi usia 0-4 bulan atau 6 bulan adalah : 1) berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu, 2) kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurva pertumbuhan normal, 3) bayi banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari, 4) tiap menyusui, bayi menyusu dengan kuat ("rakus") tetapi kemudian melemah dan bayi tertidur, 5) payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibandingkan sebelum disusukan
6. Di luar waktu menyusui Jangan biasakan bayi dengan dot atau kompeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya 7. Ibu bekerja Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus
8. Pemberian makanan pendamping ASI Dimulai usia bayi 4-6 bulan. Bila ibu bekerja, sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI dapat tetap diberikan bila ibu berada di rumah 9. Penyapihan Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam kurun waktu 2-3 bulan
10. Klinik laktasi Pusat pelayanan kesehatan harus memiliki klinik laktasi untuk mengatasi masalah laktasi yang dialaminya. Klinik mempunyai tenaga yang terlatih 11. Kelompok pendukung ASI Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI di lingkungan masyarakat