You are on page 1of 16

Apa Itu Pengetahuan ? Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.

Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya. Definisi Ilmu Pengetahuan Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam). Mohammad Hatta Definisi ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan -Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu

dapat diamati panca indera manusia - Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan -suatu proposisi dalam bentuk: jika,maka Harsojo, Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indera-indera masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam memroses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan aktivitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui metode yang digunakannya.

Sifat-sifat ilmu
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang 1. Berdiri secara satu kesatuan, 2. Tersusun secara sistematis, 3. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data), 4. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset. 5. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya. 6. Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini. 7. Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiranpemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan dikategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri sebagai berikut: Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam dari pengetahuan. (Wikipedia berbahasa Indonesia)

Mengapa ilmu hadir?


Pada hakekatnya, manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi di sekitarnya. Sebab, banyak sekali sisi-sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya. Oleh sebab itulah, timbul pengetahuan (yang suatu saat) setelah melalui beberapa proses beranjak menjadi ilmu.

Bagaimanakah manusia mendapatkan ilmu?

Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran inilah, manusia mendapatkan ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pertanian, ilmu pendidikan, ilmu kesehatan, dan lain-lain. Akal dan pikiran memroses setiap pengetahuan yang diserap oleh inderaindera yang dimiliki manusia.

Dengan apa manusia memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu?


Pengetahuan kaidah berpikir atau logika merupakan sarana untuk memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu. Jadi, ilmu tidak hanya diam di satu tempat atau di satu keadaan. Ilmu pun dapat berkembang sesuai dengan perkembangan cara berpikir manusia. Konsep Ilmu Konsep ilmu sudah banyak digagas oleh para ilmuwan, baik ilmuwan yang hidup pada zaman dahulu maupun ilmuwan yang hidup pada masa sekarang. Ilmuwan Indonesia pun tidak ketinggalan, mereka telah menyumbangkan konsep ilmu bagi khazanah intelektual di negeri ini khususnya dan di dunia umumnya.

Konsep ilmu menurut para ahli

Mulyadhi Kartanegara (2000) Konsep ilmu dalam Islam meliputi yang ghaib (metafisik) dan nyata (fisik) yang diperoleh melalui indera, akal, dan intuisi/nalar. Afzalur Rahman Konsep ilmu menurut penulis buku Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran ini adalah: Ilmu dapat menggapai Sang Pencipta melalui observasi yang teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang mengatur alam ini. Al Ghazali Dalam Ihya Ulumuddin, Al Ghazali mengungkapkan tentang konsep ilmu. Menurutnya, ilmu terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah wajib. Setiap orang wajib mendalami ilmu-ilmu tersebut (fardhu ain). 2. Imu-ilmu yang berkaitan dengan ruang public, misalnya: ilmu kedokteran, ilmu sosiologi, ilmu komputer, dan lain-lain. Tidak semua orang wajib mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Beberapa orang saja yang mempelajarinya sudah cukup (fardhu kifayah). Danah Johar dan Ian Marshal Dua ilmuwan ini mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul SQ (Kecerdasan Spiritual) bahwa ilmu pengetahuan membantu manusia untuk memahami hal-hal yang bersifat spiritual. Plato Konsep ilmu yang digagas oleh Plato, yaitu konsep ide sebagai realitas sejati. Adapun pengalaman dan penelitian merupakan ingatan dari dunia ide.

Anaximandros Dia berpendapat bahwa: Semua adalah yang tak terbatas. Thales dari Milletos Ilmuwan yang satu ini menyampaikan konsep ilmu sebagai berikut, Semua adalah air. Aristoteles Murid Plato ini menyumbangkan pemikirannya yang berseberangan dengan Sang Guru. Konsep ilmu yang ditawarkan mengenai realitas sejati merupakan hasil dari melihat, mengamati, mendengar, dan meneliti suatu objek. Kemudian, akal pikiranlah yang akan mengolah menjadi suatu kesadaran.

Konsep ilmu dalam pandangan Al-Quran

Konsep ilmu dalam Al-Quran : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) Orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (Al-Quran, Surah Ali-Imran [3]: 190-191

Manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna.

Dengan ilmu, manusia senantiasa:


mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya, menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan akal untuk senantiasa mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya.

Selain itu berkat ilmu, manusia:


menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu, dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan, menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman,

Manfaat berbagai Ilmu

Manfaat ilmu Kimia

Dapat mengubah bahan alam menjadi sesuatu/produk/barang yang berguna untuk memenuhi dan membantu kehidupan manusia. Misalnya: sabun, mobil, pakaian, tumbuhan, enzim dan lain-lain. o Manusia jadi mengetahui dan memahami kebutuhannya. o Manusia lebih memahami tentang alam sekitar dan proses yang terjadi di dalamnya. o Manusia memahami gejala alam yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari. o Manusia memahami proses yang berlangsung di dalam tubuhnya. Manfaat ilmu Kedokteran o Manusia dapat mengobati penyakit yang dideritanya. o Manusia dapat memelihara dan menjaga kesehatannya. o Manusia dapat menganalisis gejala penyakit yang menyerangnya. o Manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya baik secara fisik maupun mental. Manfaat ilmu Astronomi o Manusia jadi mengetahui pergerakan, penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit. o Manusia dapat menentukan awal bulan Puasa dan hari Lebaran. o Manusia dapat menentukan waktu dengan berpatokan pada matahari atau bulan. o Membantu manusia untuk menentukan arah mata angin. o Manusia mengetahui terjadinya siang dan malam. o Petunjuk fenomena alam (kejadian-kejadian alam) di bumi. Manfaat ilmu Sosiologi o Dalam bidang pembangunan, sosiologi bermanfaat untuk memberikan data-data sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun proses evaluasi pembangunan. o Manusia dapat mengetahui cara berinteraksi dengan yang lainnya, baik dalam kolompok kecil maupun kelompok besar. o Manusia mengetahui tentang pranata-pranata sosial sehingga memudahkannya untuk hidup dalam suatu kelompok tertentu. Manfaat ilmu Geografi o Manusia mengetahui tentang perubahan iklim. Pengetahuan ini membantu manusia dalam bercocok tanam, bepergian, dan memelihara kesehatan. o Manusia megetahui tentang lapisan-lapisan atmosfer dan dampaknya bagi kehidupan dan aktivitas sehari-hari manusia. o Manusia mengetahui lapisan-lapisan bumi dan struktur bumi, laut dan isinya, sungai-sungai, dan lain-lain. Dengan itu, manusia dapat bercocok tanam, berlayar, mencari sumber makanan dan sumber energi di laut. Manfaat ilmu Arsitektur o Manusia dapat membangun tempat tinggalnya (rumah) menjadi lebih indah, aman, dan nyaman sesuai dengan kondisi alam sekitarnya, serta membuat fungsi-fungsi ruang yang optimal. Manfaat ilmu Sejarah
o

Manusia mengetahui kehidupan di masa lampau. Manusia dapat belajar dari pengalaman-pengalaman, barang-barang yang dihasilkan, dan cara hidup mereka. Manfaat ilmu Fisika o Manusia dapat memanfaatkan energi yang ada di alam semesta. o Di bidang fotografi, manusia dapat memotret berbagai kehidupan dengan kamera. o Manusia dapat menghitung energi yang dikeluarkan dan yang masuk dalam berbagai aktivitas. Manfaat ilmu Matematika o Digunakan dalam bidang sains dan teknik. o Untuk penelitian masalah tingkah laku manusia. o Membantu manusia dalam berdagang dan bidang perekonomian. o Ilmu matematikan juga digunakan dalam bidang komputer. o Membantu manusia berpikir secara matematis dan logis. o Dengan bilangan, manusia dapat menentukan kuantitas. o Dengan himpunan, manusia dapat berkelompok dan bersosialisi. (Sumber : pengetahuanumum.com)
o

Mengenal Ekonomi Pengetahuan . . if there is one lesson in the past half century of economic development, it is that natural resources do not power economies, human resources do -Editorial The Washington Post, April 2001Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja. Kita kenal untaian kata itu sebagai ungkapan kekaguman atas sebuah pulau bernama Jawadwipa yang terkenal subur nan makmur, mengundang siapapun untuk berkunjung. Dalam perjalanan sejarahnya, tanah Jawadwipa terpaksa digenangi darah pribumi yang berusaha mempertahankan dan pendatang yang terus menerus berupaya untuk merebutnya. Jawadwipa kini, menjadi rumah bagi lebih dari separuh penduduk Indonesia yang sekarang kita namai Jawa. Juga menjadi rumah bagi ribuan pendatang yang berpenghasilan jauh di atas kebanyakan pribuminya sendiri. Seiring dengan pergeseran paradigma ekonomi politik dunia, perebutan potensi kemakmuran terus bergeser mencari bentuk terbarunya. Ketika pertanian sudah tidak dianggap lagi sebagai sumber kemakmuran utama, tanah tidak lagi dinilai semata-mata karena kesuburannya. Pulau-pulau di Indonesia seperti Pulau Jawa hingga sekarang masih menunjukkan kesuburannya, namun perhatian bergeser ke komoditas-komoditas mineral yang dikandungnya. Dan di masa sekarang ini, pergeseran terjadi lebih drastis di mana tanah kini lebih dinilai sebagai tempat berpijak dan beraktivitas bagi manusia pemilik ide dan pengetahuan yang mumpuni, konon kita sekarang telah memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan atau knowledge economy. Sayangnya, dengan seluruh pergeseran drastis yang terjadi menuju ekonomi berbasis pengetahuan ini, kita masih terpaku pada jargon lama gemah ripah loh jinawi tadi. Kita

berpacu mengeksploitasi kekayaan fisik negeri ini dan bahkan hingga sekarang tak kunjung menyesal meski kita sudah merasakan langsung dampak negatifnya. Banjir akibat kekacauan tata guna lahan dan pembalakan liar, kerusakan lingkungan akibat ekstraksi bahan mineral, hingga kondisi ketenagakerjaan menengah ke bawah yang lebih mirip perbudakan. Jika kita telaah apa yang menjadi keunggulan kompetitif kita, yang nampak justru adalah ukuran-ukuran keterbelakangan kita yang memprihatinkan. Paradigma Gemah Ripah membuai kita yang dengan gampang memperbolehkan seluruh kekayaan alam kita dirampas. Ketika banyak penduduk dunia terus meningkatkan potensi dirinya untuk berkompetisi secara global, kita masih terjebak pada carut-marutnya pendidikan kita. Ketika negeri kita mempromosikan diri bagi calon investor, keunggulan yang ditonjolkan selalu adalah bahwa Indonesia adalah pasar luas dengan potensi tenaga kerja murah, yang tanpa dicambukpun akan melakukan pekerjaan apapun dan mengkonsumsi apapun yang dipromosikan ke mereka. Kini pengetahuan adalah kesuburan baru yang menjadi tumpuan dalam menciptakan kesejahteraan. Dengan anugerah kekayaan alam yang luar biasa ini, jadi wajib hukumnya kita terus meningkatkan pengetahuan menjadi nilai tambah ekonomis yang tak hanya menyejahterakan, namun memastikan seluruh kekayaan alam ini juga akan dinikmati generasi mendatang. Kekayaan alam tetaplah menjadi pijakan perekonomian berbasis pengetahuan, namun pengetahuan itu sendirilah yang akan meningkatkan nilai tambah secara drastis jauh melampaui nilai fisik kekayaan alam itu sendiri. Dunia ekonomi pengetahuan sendiri masih diwarnai silang pendapat tentang definisinya. Tanpa diembel-embeli kata pengetahuan sekalipun Ilmu Ekonomika sudah berdasar pada pengetahuan. Pada sebuah studi oleh Keith Smith untuk The United Nations University, inti permasalahan pada pendefinisian Knowledge Economy berakar pada rumitnya definisi knowledge atau pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan (knowledge) sebagai nilai tambah ekonomi sendiri telah tercetus pada karya-karya Marx. Akhirnya Knowledge Economy dianggap sebagai hal yang dimengerti namun tak terdefinisi, karena upaya-upaya pendefinisiannya sendiri lebih banyak terjebak pada retorika ketimbang pengartian definitif. Dalam sebuah studi yang disponsori perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft, Rolls Royce, dan PriceWaterhouseCoopers, Ian Brinkley dari The Work Foundation menggarisbawahi kesulitan pendefinisian ini dan mencoba menggunakan definisi sederhana knowledge economy is what you get when firms bring together powerful computers and well-educated minds to create wealth. Intinya, pada Ekonomi berbasis pengetahuan, knowledge atau pengetahuan sebagai bagian tak terpisahkan dari manusia adalah sumber daya utama lebih daripada sumber daya manusia sebagai tenaga kerja belaka. Sementara sumber daya lain seperti modal dan bahan mentah tidak serta merta

kehilangan nilainya, namun tidak lagi menjadi tumpuan utama (lihat artikel Nilai-nilai Intangible di pengusahamuslim.com Ekonomi pengetahuan bukan hanya apa yang diterapkan pada industri-industri berteknologi tinggi saja. Namun pada industri-industri lain pun ekonomi pengetahuan telah diterapkan. Yang ditandai dengan lebih intensifnya penggunaan aset-aset nirwujud seperti pengetahuan, ide, dan keterampilan sebagai alat keunggulan kompetitif. Sumber daya manusia tidak lagi hanya penting sebagai tenaga kerja fisik (workforce), namun juga pemilik potensi nirwujud seperti ide dan pengetahuan (intellectual). Dalam framework manajemen sumber daya manusia, selain potensi workforce, manusia juga dibekali dengan knowledge, skill, attitude, technique, dan experience, dengan seluruh karakter khususnya yang membuat SDM kini menjadi lebih unik dan lebih menjadi tumpuan dibanding sebelumnya. Kita ambil contoh, industri makanan dan minuman, misalnya seperti Kantin Rasamala Hot Spot Service (free) yang tidak terlalu banyak menerapkan teknologi canggih. Lebih spesifik lagi pada satu jaringan kedai kopi paling kondang di muka bumi, Starbucks. Perusahaan ini adalah contoh sempurna bagaimana sebuah perusahaan non hi-tech mengaplikasi ide dan pengetahuan menjadi nilai tambah yang jauh mengalahkan nilai fisik dari kopi itu sendiri. Berapa banyak dari kita yang tahu bahwa supplier kopi terbesar bagi Starbucks adalah perusahaan asal Indonesia? Tak bisa dipungkiri, kekayaan alam kita telah banyak berjasa menciptakan kemakmuran. Namun perusahaan-perusahaan seperti Kantin Rasamala - Hot Spot Service (free), Starbucks membuktikan bahwa konsep-konsep seperti merk, layanan prima, dan atmosfer kenyamanan yang notabene adalah produk dari ide dan pengetahuan mampu menyumbang nilai tambah ekonomi jauh lebih tinggi. Meski wujud fisiknya sekalipun tak bisa kita raba, ide dan pengetahuan mampu memberikan dampak lebih besar dibanding komoditas-komoditas fisik yang selalu kita andalkan. Kira-kira apa yang ada dalam benak para penduduk dunia ketika mendengar kata Indonesia? Tentu di luar fakta statistik atau sejarah seperti kepulauan terbesar di dunia, negara berpenduduk terbanyak kelima, atau negeri yang merdeka tahun 1945. Kita mungkin memuji diri sendiri sebagai bangsa yang ramah dengan alam yang kaya nan cantik. Namun apa yang sebenarnya dipikirkan mereka di luar sana? Konon, saat The Smiling General membuka forum investasi pertama di Jenewa, yang disebut-sebut pertemuan merancang pengambilalihan Indonesia, seorang utusan berkata bahwa negeri kita ini adalah hadiah tiada tara dari timur. Forum 3 hari itu kemudian berbuah kaplingisasi kekayaan alam di Indonesia oleh korporasi internasional. Freeport mendapat bagian gunung tembaga di Papua Barat, Konsorsium Eropa menguasai nikel di Papua Barat, Alcoa menerima bagian terbesar bouksit di Indonesia, dan kelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Perancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatera, Papua Barat, dan Kalimantan. Puluhan tahun setelahnya, kita masih mengiklankan negeri ini sebagai negeri tujuan investasi dengan berbagai keunggulan, buruh yang murah (dan

mudah diperdaya), sumber daya alam berlimpah plus regulasi acakadut, serta tentu pasar yang kebal krisis (kalo cuma pake sih kita jelas jago). Kita punya Bali, yang sudah bukan konon lagi menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Bahkan sering kita mendengar cerita bahwa Pulau ini lebih kondang dari Indonesia sendiri. Tak bisa dipungkiri bahwa kekayaan alam memang anugerah tak terkira yang diberikan pada kita. Namun kita justru terlena dan mengobralnya murah. Bahkan setelah terjadi konsekwensi di luar perkiraan, kita masih juga tak belajar apapun. Kita mulai melangkah maju dengan program seperti visit Indonesia Year yang telah dua kali digencarkan. Namun di saat yang sama batu bara, hutan, hingga manusia-manusia negeri ini sedang diobral. Di seberang lain dunia, negara-negara lain juga tak kunjung memandang kita dengan respek lebih, karena meski prestasi-prestasi mulai kita bukukan, namun belum cukup mencipta gelombang kebangkitan Indonesia. Bagai penjual di emperan pasar, bahkan lebih buruk, kita masih berkutat pada ide tentang apa yang bisa kita jual dari negeri ini. Belum lagi disempurnakan dengan birokrat korup yang menjadi makelar untuk memuluskan upaya obral yang lebih pantas disebut penjarahan ini. Kita tak kunjung beranjak dari jualan kiloan tanpa nilai tambah. Padahal konsep pemasaran tentu sudah bukan lagi barang baru bagi negeri ini. Namun apa daya, ilmu yang tak membumi belum juga mendatangkan manfaat bagi kita. Memasarkan negeri, tak bisa dipandang sinis sebagai upaya komersialisasi yang cuma kental unsur ekonomisnya saja. Bicara memasarkan Indonesia, berarti mengkomunikasikan pada dunia tentang keunggulan-keunggulan nyata yang ditawarkan Indonesia. Jelas bukan lagi mengobral buruh murah dalam jumlah besar yang dipelihara dan dilestarikan negara. Juga bukan sumber daya alam yang diserahkan cuma-cuma dan dimuluskan amplop di bawah meja. Sebenarnya, Indonesia terlalu besar dan menawarkan terlalu banyak keunggulan. Untuk itu kita perlu tema besar sebagai payung, namun juga perlu tema spesifik bagi tiap daerah. Beberapa daerah telah memulainya, namun belum banyak yang bisa betul-betul mereguk kesuksesan darinya. Memasarkan negeri berarti sadar penuh bahwa ketika kita berbisnis dengan siapapun, yang kita lakukan adalah bertukar nilai tambah dalam bingkai posisi yang setara. Kita tak lagi berposisi sebagai bangsa lemah yang cuma menyodorkan upeti cuma-cuma, namun mampu menyatakan dengan tegas identitas kita. (Sumber : zuchrivious,com) Basis Pengetahuan (Knowledge base) Basis pengetahuan berisi pengetahuan relevan yang diperlukan untuk memahami, merumuskan, dan memecahkan persoalan. Basis tersebut mencakup dua elemen dasar : 1. fakta, misalnya situasi persoalan dan teori area persoalan, dan 2. heuristik atau aturan khusus yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk memecahkan persoalan khusus dalam domain tertentu.

Selain itu, mesin inferensi dapat menyertakan pemecahan persoalan untuk tujuan umum dan aturan pengambilan keputusan ). Heuristik menyatakan pengetahuan peniliaian informal dalam area aplikasi. Pengetahuan, tidak hanya fakta, adalah bahan mentah primer dalam sistem pakar. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition) Akuisisi pengetahuan adalah pengumpulan data-data dari seorang pakar ke dalam suatu sistem (program komputer). Bahan pengetahuan dapat diperoleh melalui buku, jurnal ilmiah, literatur, seorang pakar, browsing internet, laporan dan lain-lain. Sumber pengetahuan dari buku, jurnal ilmiah, literatur, seorang pakar, browsing internet, laporan dijadikan dokumentasi untuk dipelajari, diolah dan dikumpulkan dengan terstruktur menjadi basis pengetahuan (knowledge base). Sumber-sumber pengetahuan yang diperoleh agar menghasilkan data-data yang baik maka perlu diolah dengan kemampuan yang baik pula sehingga dapat menghasilkan solusi yang efisien. Karena kemampuan yang menjadi hal yang pokok/ wajib dibutuhkan oleh seorang pengembang sistem. Mendapatkan pengetahuan dari pakar adalah tugas kompleks yang sering menmbulkan kemacetan dalam konstruksi ES. Dalam membangun sistem besar, seseorang memerlukan knowledge engineer atau pakar elisitasi pengetahuan untuk berinteraksi dengan satu atau lebih pakar manusia dalam membangun basis pengetahuan. Biasanya knowledge engineer membantu pakar menyusun area persoalan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban manusia, menyusun analogi, mengajukan contoh pembanding, dan menjelaskan kesulitan konseptual. Konsep Dasar Sistem Pakar mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja. Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Pakar biasa memiliki beberapa konsep umum : Pertama, harus mampu memecahkan persoalan dan mencapai tingkat performa yang secara signifikan ebih baik dari orang kebanyakan. Kedua, pakar adalah relatif. Pakar pada satu waktu atau satu wilayah mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah lain. Misalnya, mahasiswa kedokteran mungkin disebut pakar dalam penyakit dibanding petugas administrasi, tetapi bukan pakar di rumah sakit terkemuka.

Biasanya pakar manusia mampu melakukan hal berikut : Mengenali dan merumuskan persoalan, Memecahkan persoalan dengan cepat dan tepat, Menjelaskan solusi tersebut, Belajar dari pengalaman, Menyusun ulang pengetahuan, Membagi-bagi aturan jika diperlukan, Menetapkan relevansi Keahlian adalah pengetahuan ekstensif yang spesifik terhadap tugas yang dimiliki pakar. Keahlian sering dicapai dari pelatihan, membaca, dan mempraktikkan. Keahlian mencakup pengetahuan eksplisit, misalnya teori yang dipelajari dari buku teks atau kelas, dan pengetahuan implisit yang diperoleh dari pengalaman. Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebanyakan sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dalam mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pertimbangan. Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut sebagai basis pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Dan setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar. Pertama, pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar, atau telah meninggal. Kedua, pengetahuan perlu didokumentasikan atau dianalisis. Ketiga, pendidikan dan pelatihan adalah hal penting tetapi merupakan tugas yang sulit. Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih rendah. Kategori dan Area Permasalahan Sistem Pakar 1. Interprestasi, adalah membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah. 2. Prediksi, adalah memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. 3. Diagnosis, adalah menentukan sebab malfungsi dalam situasi yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati. 4. Desain, adalah menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.

5. Perencanaan, adalah merencanakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. 6. Debugging dan Repair, adalah menentukan dan menginterpresentasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. 7. Instruksi, adalah mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subyek. 8. Pengendalian, adalah mengatur tingkah laku suatu lingkungan yang kompleks. 9. Selection, adalah mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan kemungkinan. 10. Simulation, adalah pemodelan interaksi antara komponenkomponen sistem. 11. Monitoring, adalah membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan. Sistem pakar merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran yang dimiliki manusia sebagai pakar yang tersimpan di dalam komputer, dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lazimnya memerlukan pakar tertentu (Martin dan Oxman, 1998). Sistem pakar yang baik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih sempurna, sebanding dengan seorang pakar yang mempunyai pengetahuan dalam bidang tertentu. Sistem pakar adalah program artificial inteligence (kecerdasan buatan atau AI) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Ini merupakan bagian software spesialisasi tingkat tinggi atau bahasa pemrograman tingkat tinggi (High level Language), yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang keahlian tertentu. Program ini bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menggunakan sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ia hadapi. Sistem pakar dengan desain yang benar dan sejumlah komponen yang saling bekerja sama untuk membentuk suatu kesatuan integrasi, akan dapat digunakan oleh orang awam untuk membantu memecahkan masalah tertentu dan bagi seorang ahli, sistem pakar dapat dijadikan alat untuk menunjang aktivitasnya yaitu sebagai sebagai asisten yang berpengalaman. Sistem pakar merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran yang dimiliki manusia sebagai pakar yang

tersimpan di dalam komputer, dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lazimnya memerlukan pakar tertentu (Martin dan Oxman, 1998). Sistem pakar yang baik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih sempurna, sebanding dengan seorang pakar yang mempunyai pengetahuan dalam bidang tertentu. Sistem pakar adalah program artificial inteligence (kecerdasan buatan atau AI) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Ini merupakan bagian software spesialisasi tingkat tinggi atau bahasa pemrograman tingkat tinggi (High level Language), yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang keahlian tertentu. Program ini bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menggunakan sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ia hadapi. Sistem pakar dengan desain yang benar dan sejumlah komponen yang saling bekerja sama untuk membentuk suatu kesatuan integrasi, akan dapat digunakan oleh orang awam untuk membantu memecahkan masalah tertentu dan bagi seorang ahli, sistem pakar dapat dijadikan alat untuk menunjang aktivitasnya yaitu sebagai sebagai asisten yang berpengalaman. Ciri-ciri Sistem Pakar 1. Memiliki informasi yang handal. 2. Mudah dimodifikasi. 3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya. 4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Struktur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 1995). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Tiga komponen utama yang tampak secara virtual disetiap sistem pakar adalah basis pengetahuan, mesin inferensi, dan antarmuka pemakai. Inferensi

Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu runut maju (forward chaining) dan runut balik (backward chaining). Mesin Inferensi Otak ES adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis-aturan). Komponen ini sebenarnya adalah program komputer yang menyediakan metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam pengetahuan dan workplace, dan merumuskan kesimpulan. Mesin inferensi adalah keahlian yang dibutuhkan disimpan di dalam knowledge base (basis pengetahuan), komputer diprogram sehingga dapat menghasilkan solusi. Terdapat dua cara (metode) mekanisme inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu: 1. Runut maju (forward chaining) Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven). 2. Runut mundur ( backward chaining) Runut mundur adalah penalaran dimulai dari kesimpulan dan akan dibuktikan kebenarannya(goal driven). Kedua cara di atas dipengaruhi oleh macam penelusuran yang terdiri dari 3 macam/ teknik penelusuran:

Depth first search, teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Breadth first search, teknik penelusuran pada semua node dalam satu level sebelum berpindah ke level di bawahnya. Best first search, kombinasi antara depth first search dan breadth first search.

Kelebihan Sistem Pakar 1. 2. 3. 4. 5. Orang awam bisa menggunakannya Melestarikan keahlian seorang pakar Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya Kemampuan dalam mengakses pengetahuan Bisa berkerja dalam informasi yang tidak lengkap

6. Media pelengkap dalam penelitian 7. Menghemat waktu dalam mengambil suatu ke putusan 8. Proses secara otomatis 9. Keahlian sama dengan seorang pakar 10. Produktifitas Kekurangan Sistem Pakar 1. Biaya yang sangat mahal membuat dan memeliharanya 2. Sulit di kembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar 3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar Tulisan disusun dari berbagai sumber oleh : H. Umar Hapsoro Ishak

Jadilah orang pertama yang menyukai tulisan ini Apakah anda menyukai tulisan ini ? Suka tulisan ini

5 Responses to Apa Itu Pengetahuan ?


1. dwi n Says:
Januari 26th, 2009 at 18:43

Pak Umar Hapsoro,.terima kasih,.saya telah belajar banyak dari tulisan bapak tersebut, karena saya jadi tahu apa sejatinya pengetahuan itu. Salam kenal. Dwi N 2. umarhapsoro Says:
Januari 26th, 2009 at 19:46

Salam kenal juga buat pak Dwi Nindyatono, Alhamdulillah, apabila tulisan saya bisa bermanfaat. Senang bisa berkenalan dgn bapak. 3. Hendra Says:
Mei 15th, 2009 at 17:28

Apa keunggulan Forward Chaining ya??? Dibandingkan dengan yang lain.

4. myun Says:
Desember 9th, 2010 at 09:37

salam kenal..^^ mampir juga ke repository unand ya 5. umarhapsoro Says:


Desember 29th, 2010 at 17:49

Salam kenal kembali, dan terima kasih atas kunjungannya Salam,

You might also like