You are on page 1of 20

Beberapa Upacara Adat Indonesia

1.Ritual Tiwah


Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal
dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur
menuju sebuah tempat yang bernama sandung.
Ritual Tiwah dijadikan objek wisata karen unik dan khas banyak para wisatawan
mancanegara tertarik pada upacara ini yang hanya di lakukan oleh warga Dayak Kalteng
2.Kebo-Keboan

Prosesi upacara adat Kebo-keboan yang dilaksanakan setiap tahun oleh warga Desa
Alasmalang. Awalnya upacara adat ini dilaksanakan untuk memohon turunya hujan saat
kemarau panjang, dengan turunnya hujan ini berarti petani dapat segera bercocok tanam.
Puncaknya prosesinya adalah membajak sawah dan menanam bibit padi di persawahan.
Orang-orang yang bertingkah seperti kerbau tadi dapat kesurupan dan mengejar siapa saja
yang mencoba mengambil bibit padi yang ditanam. Warga masyarakat Desa Alasmalang
berusaha berebut bibit padi tersebut, karena dipercaya dapat digunakan sebagai tolak-balak
maupununtuk keuntungan
3.Adu Kerbau (Mapasilaga Tedong)




Adu kerbau diawali dengan kerbau bule. Partai adu kerbau diselingi dengan prosesi
pemotongan kerbau ala Toraja, Matinggoro tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang
dan hanya dengan sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai karena yang
diadu adalah kerbau jantan yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.
Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau bule atau albino, ada pula yang
memiliki bercak-bercak hitam di punggung yang disebut salepo dan hitam di punggung
(lontong boke). Jenis yang terakhir ini harganya paling mahal, bisa di atas Rp 100 juta. Juga
terdapat kerbau jantan yang sudah dikebirikonon cita rasa dagingnya lebih gurih





4.Rambu Solo


Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Adat istiadat yang telah diwarisi
oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat
sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Setelah melewati serangkaian acara, si mendiang di usung menggunakan Tongkonan (sejenis
rumah adat khas Toraja) menuju makam yang berada di tebing-tebing dalam goa. Nama
makamnya adalah pekuburan Londa. Yang unik dari upacara rambu solo adalah pembuatan
boneka kayu yang dibuat sangat mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di
tebing.Uniknya lagi konon katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip sama yang
meninggal


5.Pasola Sumba





Ini adalah bagian dari serangkaian upacara tradisionil yang dilakukan oleh orang Sumba.
Setiap tahun pada bulan Februari atau Maret serangkaian upacara adat dilakukan dalam
rangka memohon restu para dewa agar supaya panen tahun tersebut berhasil dengan baik.
Puncak dari serangkaian upacara adat yang dilakukan beberapa hari sebelumnya adalah apa
yang disebut pasola. Pasola adalah perang-perangan yang dilakukan oleh dua kelompok
berkuda. Setiap kelompok teridiri atas lebih dari 100 pemuda bersenjakan tombak yang
dibuat dari kayu berdiameter kira-kira1,5 cm yang ujungnya dibiarkan tumpul
6.Dugderan

Duderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang. Dugderan
dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi
dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, karnaval yang
diikuti oleh pasukan merahputih, drumband, pasukan pakaian adat BHINNEKA TUNGGAL
IKA , meriam , warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang.
Ciri Khas acara ini adalah warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing
berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna warni.
Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga
diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan
7.Tabuik


Berasal dari kata tabut, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan
sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun
menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam
kalender Islam.
Pada hari yang telah ditentukan, sejak pukul 06.00, seluruh peserta dan kelengkapan upacara
bersiap di alun-alun kota.Para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan
upacara paling kolosal di Sumatera Barat ini.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang. Di belakang
Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional yang membawa alat musik perkusi berupa
aneka gendang, turut mengisi barisan. Sesekali arak-arakan berhenti dan puluhan orang yang
memainkan silat khas Minang mulai beraksi sambil diiringi tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke pantai dan
selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa dibuangnya
Tabuik ini ke laut, dapat membuang sial. Di samping itu, momen ini juga dipercaya sebagai
waktunya Buraq terbang ke langit, dengan membawa segala jenis arakannya
8.Ngaben


Ngaben adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu Bali.
Dalam prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar
dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah. Lama-kelamaan kobaran api mulai
menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian dari
orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah terlepas, maka semakin terbukalah
kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal
dibantu oleh masyarakat membuat Bade dan Lembu yang sangat megah terbuat dari kayu,
kertas warna-warni dan bahan lainnya. Bade dan Lembu ini merupakan tempat jenazah
yang nantinya dibakar

Nama Upacara Adat Tengger
1. UPACARA ADAT KARO
Upacara Adat Hari Raya Karo ini biasanya oleh masyarakat Suku Tengger dilaksanakan pada bulan
Puso atau Karo kalender Tengger.
PROSESINYA :
1. TARI SODORAN (Pembuka ) diawali oleh penari Sodor dari sesepuh dinamakan Mblarai (
mengawali ) dilakukan pada pukul 04.00 pagi.
2. Kirab Manten Sodor ( Penari Sodor ).
3. Sebelum tari Sodor dilakukan terlebih dahulu Mekakat kemudian pembacaan Kerti Joyo (
Pembacaan mantra Karo & memberi sesajen )
4. Tari Sodor dilakukan oleh Manten Sodor (putra putri) berjumlah 12 orang.
Tempat : untuk Tengger Sabrang Kulon ditempatkan di Desa Tosari ).
Setelah selesai Prosesi masyarakat Tengger melakukan acara :
5. SANTI ( melakukan kirim doa kepada para Sidi Derma, selametan Banyu dan Gaga / Tegal /
Ladang )
6. DEDEREK ( Saling mengunjungi kerumah rumah ).
7. NYADRAN / NELASIH ( nyekar ke makam )
8. BAWAHAN ( Penutupan dilakukan oleh masing masing Desa ).
Ubo Rampe ( sarana dan prasarana ) Upacara Santi :
1. Kain Putih ( Majangan )
2. Lemee Godhong Gedang ( dasarannya daun pisang )
3. Tumpeng Lenggah 24 buah ( tumpeng duduk 24 buah kecil-kecil)
4. Pras Among Sanding / Tumpeng Tampah ( Tumpeng besar lengkap Isinya Nasi yang dibentuk
menyerupai gunung,dikelilingi oleh sayuran , Ayam Panggang utuh , jajan pasar ditempatkan
diTampah ).
5. Galang Rowaan
6. Jenang Protoh
7. Jenang Petak
8. Gedang Ayu, Suruh Ayu, Jambe ayu
9. Satak Selawe
10. Takir Janur 24 buah
11. Indung sak Piring
12. Kembang Boreh
13. Rakan Tawang / Rakan Genep
14. Agem 24 buah
15. Petra lanang / Wadon
16. Beras Kuning
2. UPACARA PUJAN KAPAT
Upacara : Selamatan Bumi , Air , Kayu dan segala macam tanaman beserta Hasil Buminya.
Tempat : Rumah Sanggar
Mantra : Pujan Sharon.
Masyarakat suku Tengger membawa hasil bumi mereka ke Rumah Sanggarnya di masing masing
Dusun.
3. UPACARA MEGENG DUKUN.
Upacara ini bersifat pribadi yaitu dilakukan oleh orang yang akan melakukan ritual untuk menjadi
Dukun.sedangkan tahapan-tahapan seseorang agar dapat menjadi Dukun adalah sebagai berikut:
Syarat menjadi dukun antara lain adalah : (1) Hafal secara lisan dan makna mantra-mantra Tengger
(2)berkemampuan, tekun, mampu menggali legenda, memiliki kedalaman ilmu, dan bertempat tinggal
dekat dengan lokasi; (3) Berkelakuan baik,sopan santun dan bermoral tinggi (4) disetujui oleh
masyarakat melalui musyawarah; dan (5) Lulus ujian Mulunen yang diadakan pada saat Upacara
Kasada (6) diangkat oleh pemerintah ( Kepala Desa).
Untuk memperkuat karisma dan wibawa, seorang dukun diwajibkan menjalankan laku tertentu. Pada
setiap bulan Kapitu ( tujuh)/Palguno seorang calon dukun diwajibkan melakukan puasa mutih, yaitu
puasa selama satu bulan tidak makan garam, gula, dan tidak kumpul dengan istri. Kerja sehari- hari
tetap dilaksanakan, hanya dibatasi waktunya supaya tidak terlalu lelah. Laku mutih ini diibaratkan
sebagai pengasah kemampuan batiniah yang bersifat spiritual. Diibaratkan seperti pisau, untuk
menjadi tajam harus diasah.
Untuk dapat menjadi dukun diharuskan menguasai adat dan mantra-mantra yang dibaca atau
diucapkan pada berbagai upacara adat. Pada umumnya dipandang bahwa seseorang bisa menjadi
dukun setelah mencapai umur 40 tahun dan menguasai adat serta berbagai mantranya. Mantra-
mantra tersebut dulu diwariskan secara lisan, akan tetapi sekarang di samping lisan diusahakan
melalui tulisan,
4. UPACARA PUJAN KAWOLU
Upacara : Selamatan Bumi , Air , Kayu dan segala macam tanaman beserta Hasil Buminya.
Tempat : Rumah Sanggar
Mantra : Pujan Sharon.
Masyarakat suku Tengger membawa hasil bumi mereka ke Rumah Sanggarnya di masing masing
Dusun.
5. UPACARA PUJAN KASANGA ( PUJAN Ndrundung / Mubeng )
Upacara : Selamatan Bumi , Air , Kayu dan segala macam tanaman beserta Hasil Buminya.
Selamatan anak keturunan suku tengger
Tempat : Rumah Sanggar dan dilanjutkan keliling Desa dengan diiringi ketepung dan trompet
Mantra : Pujan Sharon dan Pujo Jogo
Masyarakat suku Tengger membawa hasil bumi mereka ke Rumah Sanggarnya di masing masing
Dusun.
6. UPACARA KASADA
Upacara Kasada atau Hari Raya Kasada atau Kasodoan adalah Upacara yang dilakukan oleh
Masyarakat Tengger untuk memperingati Pengorbanan diri Raden Kusuma putra bungsu Joko Seger
dan Loro Anteng yang telah merelakan dirinya untk berkorban demi Kesejahteraan Ayah , Ibunya
serta saudara saudaranya. Hari Raya Kasada ini di selenggarakan pada tanggal 16 bulan Asuji
atau Kasada ( bulan ke duabelas ) tahun Saka. yaitu pada saat bulan purnama penuh. Upacara ini
diikuti oleh seluruh Masyarakat Suku Tengger dengan membawa Ongkek ( biasanya dipikul berisi
Tandur Tuwuh bumi Tengger / ternak peliharaan / ayam) untuk dilabuhkan ( kurban )di kawah
Gunung Bromo, tetapi sebelumnya harus di mintakan Japa Mantra ( doa ) kepada Dukun Adat yang
berada di Poten lautan Pasir Gunung Bromo baru setelah itu dilabuhkan. Selain Melakukan ritual
Labuahan pada saat Upacara Kasodo juga diadakan ujian Mulunen bagi Dukun Baru ( ujian
membaca mantra dalam hal ini tidak boleh lupa dan keliru karena hal tersebut merupakan syarat
utama lulus dan tidaknya Sang Dukun ).
7. UPACARA PUJAN KASADA
Upacara : Selamatan Bumi , Air , Kayu dan segala macam tanaman beserta Hasil Buminya.
Tempat : Sanggar
Mantra : Pujan Sharon.
Waktu : Setelah upacara Kasada Panglong Loro
Masyarakat suku Tengger membawa hasil bumi mereka ke Rumah Sanggarnya di masing masing
Dusun.
8. UPACARA BARIAN
Upacara Barian ini diselenggarakan pada saat setelh terjadi bencana alam, gempa bumi, gerhana
atau peristiwa lain yang dapat mempengaruhi kehidupan orang Tengger. Biasanya dilaksanakan lima
sampai tujuh hari setelah kejadian atau peristiwa bencana atau peristiwa alam lainnya yang
memberikan isyarat atau pertanda buruk. Akan tetapi Upacara Barian tersebut tidak dilaksanakan
setelah terjadinya peristiwa saja, melainkan Upacara Barian juga dilaksanakan sebagai wujud
ungkapan terimakasih atau syukur kepada Tuhan. Dalam upacara barian seluruh masyarakat
berkumpul dipimpin oleh Kepala Desa dan Dukun Adat.
9. UPACARA SELAMATAN DESA ( satu tahun sekali )
10. UPACARA MAYU DESA ( enam tahun sekali )
11. UPACARA UNAN UNAN ( delapan tahun sekali )
Upacara ini dilakukan sekali dalam Sewindu,Sewindu menurut hitungan kalender Tengger adalah
lima tahun . Upacara ini dimaksudkan untuk membersihkan Desa dari gangguan gangguan makhluk
halus , bencana alam serta gangguan dari yang lainnya sehingga mengancam Desa serta
masyarakat Suku Tengger yang ada diDesa tersebut.
Oleh karena upacara ini juga bersifat masal, maka dapat pula dimanfaatkan untuk memberikan daya
tarik di bidang pariwisata. (Catatan secara empirik upacara ini belum diteliti dengan
lengkap).
12. UPACARA SUMPAH BANYU ROTO (upacara anak keturunan tengger yang melakukan
pelaggaran Dursila / Asusila / Kriminal lainnya ).
13. UPACARA ENTAS-ENTAS / NYEWU
Upacara Entas-entas secara khusus dilaksanakan untuk menyucikan arwah (roh) orang yang telah
meninggal dunia, yaitu pada hari yang ke-1000. Akan tetapi, pelaksanaannya sering diadakan
sebelm hari ke-1000 untuk meringkas upacara-upacara kematian itu.
Upacara Entas-entas dimaksudkan untuk menyucikan arwah orang yang telah meninggal dunia agar
dapat masuk surga.
Upacara Entas-Entas atau nyewu.biasanya menggunakan beberapa peralatan yaitu dari anggota
keluarga yang telah meninggal,kulak terbuat dari bambu yang di potong-potong dan sajen
lainnya.,prosesnya di awali ngisi kulak ( bumbung terbuat dr bambu ) dgn beras oleh seluruh keluarga
yg melakukan upacara.setelah itu semua keluarga berkumpul dibawah bentangan kain panjang (
panjangnya sesuai dengan jumlah keluarga.yg mengadakan upacara) yg menyatu degan petra .
bentuknya seperti rumah dan di atasnya ada angsa lengkap dengan sayap.rumah sebagai simbol
surga dan angsa sebagai simbol kendaraan untuk mencapai surga.selanjutnya keluarga diiringi
gamelan dan trompet berjalan dibawah bentangan kain putih panjang tadi.ke suatu tempat namanya
pengobongan untuk kemudian membakar petra. jenis upacara ini tdk diikuti oleh umum tapi hanya
dilakukan oleh keluarga.yg melakukan upacara entas-entas/nyewu.
UPACARA BIASA
A. UPACARA MBOBOT / KELAHIRAN
Upacara ini merupakan serangkaian enam macam upacara yang saling berkaitan yaitu :
1. Upacara NELONI ( usia kandungan 3 bulan )
2. Upacara SAYUT ( usia kandungan 7 bulan )
Tujuannya adalah agar Ibu yang sedang mengandung serta bayinya mendapatkan keselamatan serta
kelancaran apabila kelak akan melahirkan.
3. Upacara Brokohan
Yaitu Upacara yang diadakan setelah sang bayi lahir dengan selamat demikian juga dengan
Ibunya.biasanya upacara ini dilaksanakan dengan mengundang para tetangga khususnya para Ibu
Ibu. Sedang ari ari atau batur ( teman ) sang bayi dimasukkan kedalam Batok Kelapa ( tempurung )
kemudian disimpan.
4. Upacara Cuplak Puser (usia lahir 7 hari), sekaligus bancaan Jenang Abang dan Jenang Putih
dalam rangka pemberian nama kepada sang bayi .
5. Upacara Kekerik (usia lahir 40 hari).yaitu dalam Prosesi Upacara tersebut lidah sang bayi di kerik
dengan rumput ilalang , tujuannya adalah agar sang bayi cepat berbicara dan kelak setelah dewasa
diharapkan juga cerdas.
6. Upacara Among Among ( usia bayi 44 hari ) tujuannya adalah supaya bayi terhindar dari
gangguan roh jahat ( tolak balak atau tolak sengkala ) dan agar supaya sang bayi tidak sakit
sakitan.

Upacara adat Kelahiran suku Jawa
Posted: 10 November 2008 by Ahmad Elqorni in BUDAYA JAWA-MADURA, Suku Jawa
Tag:adat jawa, upacara kelahiran
2
Salah satu tradisi kelahiran dalam budaya Jawa adalah Selapanan. Upacara Selapanan
bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi. Perlengkapan upacara yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut:
- Golongan bangsawan: Nasi tumpeng gudangan, nasi tumpeng kecil yang ujungnya ditancapi
tusukan bawang merah dan cabe merah, bubur lima macam, jajan pasar, nasi golong, nasi
gurih, sekul asrep-asrepan, pecel ayam, pisang, kemenyan, dan kembang setaman diberi air.
- Golongan rakyat biasa: Tumpeng nasi gurih dengan lauk, nasi tumpeng among-among, nasi
golong, jenang abang putih, ingkung dan panggang ayam.
Upacara terakhir dalam rangkaian selamatan kelahiran yang dilakukan pada hari ke 36 sesuai
dengan weton atau hari pasaran kelahiran si bayi. Selapanan diadakan setelah maghrib dan
dihadiri oleh si bayi, ayah, dukun, ulama, famili dan keluarga terdekat.
Upacara Adat Pengantin Madura

Perkawinan merupakan Upacara paling sakral dalam perjalanan kehidupan manusia. Suatu
kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas beberapa Suku Bangsa, Agama, Adat Istiadat yang
berbeda, dengan latar belakang sosial budaya yang beraneka ragam. Masing-masing daerah
mempunyai tata cara tersendiri .tak terkecuali dalam adat prosesi perkawinannya, baik
Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Madura pada umumnya. Pada Upacara Perkawinan
biasanya kedua mempelai dirias berbusana secara khusus. Berbeda apa yang mereka pakai
pada pesta-pesta resepsi sehari-hari. Tata rias dan busana pengantin menjadi pusat
perhatian. Masyarakat dan khususnya menarik perhatian para tamu yang hadir dalam pesta
itu. Oleh karena itu, hal yang demikian itu ternyata juga dilakukan oleh suku bangsa
Madura pada umumnya dan khususnya Sumenep sendiri.


Pakaian pengantin dan alat-alat rias disediakan secara khusus serta pemakainya
mempunyai tata cara dan aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi, maka diharapkan
salah satu tujuan tata rias akan berhasil yaitu pengantin akan kelihatan ( benne bahasa
madura ) atau pengantin putri akan tampak lebih cantik dan anggun, pengantin pria
nampak tampan. Tata rias pengantin kecuali mengandung arti keindahan ( estetis )
relegius dan ada kalanya mengandung arti simbolis serta fungsi dalam kehidupan
masyarakat.

Prosesi Adat Lamaran

Sebelum dilakukan lamaran biasanya di Madura didahului dengan adanya :
NGANGINI (memberi angin/memberi kabar)
ARABAR PAGAR (membabat pagar/perkenalan antar orang tua)
ALAMAR NYABA "JAJAN"
ATER TOLO (mengantar bedak perlengkapan kecantikan, beras, pakaian adat untuk
lebaran)
NYEDDEK TEMMO (menentukan tanggal hari H perkawinan).

Kalau pelaksanaan pernikahan ingin dipercepat, biasanya dilengkapi dengan pisang susu
yang berarti kesusu, jangan lupa sirih dan pisang. Lalu satu perangkat bahan pakaian
termasuk ikat pinggang (stagen) yang berarti anak gadisnya sudah ada yang mengikat.

Setelah bawaan pihak laki-laki digelar diatas meja didepan para tamu sambil tutupya
dibuka untuk disaksikan apa isinya oleh para pini sepuh. Tetapi semua barang yang dibawa
bergantung kepada kemampuan orang tua. Setelah ada penyerahan kemudian oleh-oleh
tersebut dibawa masuk. Pada pertengahan acara pihak laki-laki meminta supaya anak
gadisnya diperkenalkan. Lalu disuruh sungkem kepada calon suami dan para pini sepuhnya
yang sudah siap dengan amplop yang berisi uang untuk diberikan kepada calon mantunya.
Setelah tamu pulang maka oleh-oleh dikeluarkan lagi untuk dibagikan kepada pini sepuh,
sanak famili serta tetangga dekat, untuk memberi tahu bahwa anak gadisnya sudah
bertunangan. Pada malam harinya calon mantu laki-laki diantar oleh kerabat untuk
berkenalan dengan calon mertuanya.

Seminggu kemudian pihak perempuan mengadakan kunjungan balasan dengan membawa
nasi lengkap dengan lauk pauknya antara lain hidangan nasi, 6 piring karang benaci (ikan
kambing yang dimasak kecap), 1 waskom gulai kambing, 6 piring ikan kambing masak
putih, 6 piring masak ikan ayam masak merah, 6 sisir sate yang besar-besar (1 sisir 10
tusuk), 2 sisir pisang raja.

Balasan jajan untuk calon mantu laki-laki terdiri dari satu tenong berisi nasi lengkap
dengan lauknya. Setelah acara lamaran ini maka resmilah hubungan antara anak gadisnya
dengan calon mantunya.

Acara Sebelum dan Pada Saat Perkawinan

Perawatan untuk calon mempelai wanita, 40 hari sebelum melangsungkan pernikahan
biasanya calon mempelai wanita Madura sudah dipingit artinya dilarang meninggalkan
rumah, dalam masa ini biasanya calon mempelai melakukan perawatan-perawatan tubuh
dengan:

Meminum ramuan jamu Madura:

Untuk perawatan kulit menggunakan bedak penghalus kulit, bedak dingin, bedak mangir
wangi, bedak kamoridhan, bedak bida yang berkhasiat: menjaga kesehatan kulit,
menghaluskan kulit muka, menjadikan kulit langsat kuning, menghilangkan bau badan dll.

Menghindarkan makanan yang banyak mengandung air misalnya buah-buahan (nanas,
mentimun, pepaya). Perawatan rambut wangi-wangian menggunakan dupa.

Upacara Pernikahan

Pada saat melangsungkan pernikahan calon mempelai pria mengenakan BESKAP
BLANGKON, dan KAIN PANJANG dengan diiringi oleh orang tua, pini sepuh dan kerabat
keluarga.

Sedangkan untuk calon mempelai wanita menggunakan kebaya dan kain panjang dengan
dandanan sederhana. Upacara Akad Nikah dilaksanakan oleh penghulu dengan dua orang
saksi (Ijab Kabul) dengan disaksikan oleh para undangan yang pada umumnya dengan mas
kawin berupa Al Qur'an dan Sajadah (bentuk apa saja menurut kehendak) dan selanjutnya
dengan syukuran bersama. Maka resmilah anak gadisnya menjadi istri dari anak keluarga
laki-lakinya. Kemudian mempelai laki-laki pulang dulu kerumahnya dilanjutkan dengan
resepsi pernikahan pada malam harinya.

Resepsi Perkawinan

Tata rias penganten Sumenep ada 3 macam: penganten malam pertama: rias lega,
penganten malam kedua: rias kapotren, penganten malam ketiga rias lilin.

Resepsi Malam Pertama

Pada malam resepsi perkawinan kedua mempelai datang ke tempat resepsi dengan diiringi
oleh perias dan para pini sepuh beserta kerabatnya atau dengan diantar oleh paman
mempelai wanita memasuki ruang resepsi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Muter
Dulang yaitu penganten wanita duduk bersila pada sebuah baki besaf dengan
membelakangi arah datangnya penganten pria. Penganten pria berjalan jongkok menuju
penganten wanita dan memutar baki sampai berhadapan dengan artian bahwa penganten
pria sudah siap memutar roda rumah tangga.

Sesudah penganten pria memegang ubun-ubun penganten wanita dengan mengucap "AKU
ADALAH SUAMIMU DAN ENGKAU ADALAH ISTRIKU" kemudian penganten wanita diajak
menuju pelaminan dengan menggunakan pakaian adat (LEGA). Sedangkan Undangan
adalah para pini sepuh, handai taulan dan semua sanak saudara serta para kerabat dari
kedua belah pihak.

Resepsi Malam Kedua

Pada malam kedua busana manten adalah KAPUTREN dan undangan terdiri para pini sepuh
dan kalangan dekat saja.

Resepsi Malam Ketiga

Pada malam ketiga ini penganten menggunakan rias lilin dengan kebaya putih dengan
hiasan melati menandakan lambang kesucian dan merupakan malam pertama untuk
penganten.

Pada hari yang keempat penganten sudah mengadakan kunjungan keluarga kepada mertua
dan sanak famili, dan manten wanita setiap berkunjung akan selalu mendapat ONTALAN
yaitu berupa pemberian uang dengan ucapan " SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU ".
Upacara Adat Bugis Macceratasi
POSTED BY ALDIN ZEIN ON JANUARY - 8 - 2011
Macceratasi berasal dari bahasa bugis yang terdiri dari dua kata yaitu cera (darah)
dan tasi (laut).Macceratasi adalah salah satu budaya upacara adat para nelayan bugis
yang diperingati secara turun-temurun.
Prosesi upacara adat Macceratasi adalah penyembelihan kerbau, kambing, dan ayam di
pantai kemudian darahnya dialirkan ke laut dengan maksud memberikan darah bagi
kehidupan laut. Dengan pelaksanaan upacara adat ini, masyarakat yang tinggal sekitar
pantai dan sekitarnya, berharap mendapatkan rezeki yang melimpah dari kehidupan
laut.
Macceratasi merupakan upacara adat masyarakat nelayan tradisional keturunan Bugis
yang juga diikuti para nelayan dari Suku Mandar dan Banjar di Kabupaten Kota Baru,
Kalimantan Selatan. Upacara ini sudah berlangsung sejak lama dan terus dilakukan
secara turun-temurun setiap setahun sekali. upacara ini digelar di Pantai Gedambaan
atau disebut juga Pantai Sarang Tiung.
Kerbau, kambing, dan ayam dipotong. Darahnya dilarungkan ke laut. Itulah bagian
utama dari prosesi Upacara Adat Macceratasi. Kendati intinya hampir sama dengan
upacara laut yang biasa dilakukan masyarakat nelayan tradisional lainnya. Namun
upacara adat yang satu ini punya hiburan tersendiri.
Sebelum Macceratasi dimulai terlebih dahulu diadakan upacara Tampung Tawar untuk
meminta berkah kepada Allah SWT. Sehari kemudian diadakan pelepasan perahu
Bagang dengan memuat beberapa sesembahan yang dilepas beramai-ramai oleh
nelayan bagang, baik dari Suku Bugis, Mandar maupun Banjar. Keseluruhan upacara
adat ini sekaligus melambangkan kerekatan kekeluargaan antarnelayan.
Untuk meramaikan upacara adat ini, biasanya disuguhkan hiburan berupa kesenian
hadrah, musik tradisional, dan atraksi pencak silat. Usai pelepasan bagang, ditampilkan
atraksi meniti di atas tali yang biasa dilakukan oleh lelaki Suku Bajau. Atraksi ini pun
selalu dipertunjukkan bahkan dipertandingkan pada saat Upacara Adat Salamatan Leut
(Pesta Laut) sebagai pelengkap hiburan masyarakat.
Selain Upacara Adat Macceratasi, Kabupaten Kota Baru juga mempunyai upacara adat
lainnya, seperti Upacara Adat Babalian Tandik, yakni kegiatan ritual yang dilakukan oleh
Suku Dayak selama seminggu. Puncak acara dilakukan di depan mulut Goa dengan
sesembahan pemotongan hewan qurban. Upacara ini diakhiri dengan Upacara Badudus
atau penyiraman Air Dudus. Biasanya yang didudus (disiram) seluruh pengunjung yang
hadir sehingga mereka basah semua.
Ada pula Upacara Adat Mallasuang Manu, yakni upacara melepas sepasang ayam untuk
diperebutkan kepada masyarakat sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil laut di
Kecamatan Pulau Laut Selatan. Upacara ini dilakukan Suku Mandar yang mendominasi
kecamatan tersebut, setahun sekali tepatnya pada bulan Maret. Upacara ini berlangsung
hampir seminggu dengan beberapa kegiatan hiburan rakyat sehingga berlangsung
meriah.
Upacara Adat Macceratasi, biasanya diadakan menjelang perayaan tahun baru di Pantai
Gedambaan, Kabupaten Kota Baru. Mudah menjangkau kabupaten berjuluk Bumi
Saijaan ini. Dari Jakarta naik kapal terbang ke Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.
Keesokan paginya melanjutkan perjalanan udara dengan pesawat Trigana Air ke
Bandara Stagen, Kota Baru. Bisa juga naik Kapal Cepat Kirana Jawa-Sulawesi-
Kalimantan. Selanjutnya mencarter mobil travel ke lokasi upacara.


Jumat, 26 November 2010
UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA

Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian acaranya dapat
dilihat berikut ini.
- Neundeun Omong
Yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting
seorang gadis.
- Lamaran
Lamaran dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang berusia
lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat
pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa,
bisanya berupa cincing meneng, melambangkan kemantapan dan keabadian.
- Tunangan
Tunangan. Dilakukan patuker beubeur tameuh, yaitu penyerahan ikat pinggang
warna pelangi atau polos kepada si gadis.
- Seserahan
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang,
pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
- Ngeyeuk Seureuh
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka
seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah).
- Dipimpin Pengeuyeuk
Dipimpin pengeuyeuk, Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu
kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang
disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
- Diiringi lagu kidung oleh Pengeuyeuk
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk. Disawer beras, agar hidup sejahtera. Dikeprak dengan sapu lidi
disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
Membuka kain putih penutup pengeuyeuk
Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang
akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
- Membelah Mayang Jambe dan Buah Pinang
Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna
agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
- Menumbukkan Alu sebanyak tiga kali
Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin
pria).
- Membuat Lungkun
Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu
memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir.
Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan
handai taulan.
- Berebut uang di bawah tikar sambil disawer
Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari
rejeki dan disayang keluarga.
- Upacara Proses Pernikahan
Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita.
- Ngabageakeun
Ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin
pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
- Akad nikah
Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua
menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan
dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung
baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
- Sungkeman
Sungkeman, Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
- Saweran
Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan.
Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar
diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung
- Meuleum Harupat
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin
wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
- Nincak Endog
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas
kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
- Buka Pintu
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari
dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk
menuju pelaminan.


Deflnlsl Upucuru Sebu Buduy
Sebu merupukun sebuuh trudlsl udut yung hurus dllukukun setlup tuhunnyu bugl wurgu Buduy sebugul
wu|ud nyutu tundu kesetluun dun dun ketuutun kepudu Pemerlntuh RI yung dlluksunukun kepudu
penguusu Pemerlntuhun dlmulul durl Buputl Lebuk dun Gubernur Bunten.
Sebu ltu sendlrl duput dlurtlkun sebugul kun|ungun resml yung merupukun perlstlwu dulum untulun
udut musyurukut Buduy yung dllukukun seusul Kuwulu dengun rungkulun ucuru securu terperlncl sertu
perslupun yung mutung dlsumplng hurus berpedomun pudu Peruturun Adut dun orung yung berperun
dulum melukukun Sebu uduluh kepercuyuun Puun utus numu wurgunyu memberlkun luporun kepudu
Pemerlntuh sekullgus men|embutunl komunlkusl.
Mlsl Upucuru Sebu
Mlslnyu membuwu umunut Puun, memberlkun luporun selumu 1 tuhun dldueruhnyu, menyumpulkun
hurupun dun menyeruhkun husll buml durl tunumun ludung yung dlgurup.
Tutu Curu Peluksunuun Upucuru Sebu
Rombongun yung berungkut tlduk dltentukun, tetupl hurus Juro sebugul orung keduu PUUN, Tokoh
Adut Ku|eroun, Tokoh Adut Punumplng, Juru Buhusu, Tokoh Pemudu dengun muksud ugur
mengetuhul tutu curunyu dun blsu men|udl generusl penerus dulum melun|utkun trudlsl lelehur.
Dulum peluksunuun Sebu, kelompok Kuum Sepuh berperun sebugul pengumut |ulunnyu upucuru dun
pudu suut sedung berlungsung tlduk berbusu busl dulum penyumpulun kutu kutu tetupl tegus,
terbuku, |u|ur, teput dun |elus durl permusuluhun dueruhnyu tlduk menutupl yung buruk dun tlduk
memumerkun yung bulk.
Sedungkun kelompok Pemudu, mempunyul kewu|lbun sebugul pengembun umunut pusuku untuk
tlduk menylmpung durl tu|uun dun kelompok Tokoh Adut mengutur tutu curu yung bertumpu kepudu
pukem, kehurusun, lurungun dun puntungun se|uk berungkut durl dueruhnyu sumpul ke tu|uun.
Acuru lnl, |ugu merupukun forum slluturuhml unturu wurgu Buduy dengun pemerlntuh yung dlplmpln
JARO TANGGUNGAN DUABELAS sekullgus meluporkun sltuusl soclul kemusyurukutun, keumunun
dun husll pertunlun sertu keuduun luln yung ter|udl selumu setuhun terukhlr.
Usul ucuru rltuul, JARO TANGGUNGAN DUABELAS dldumplngl se|umluh Petlnggl Adut Buduy
lulnnyu menyeruhkun blngklsun (Kue Luksu) dun husll pertunlun lulnnyu.
Untuk peluksunuun Sebu lnl, seluln JARO TUJUH sebugul perwukllun musyurukut Buduy |ugu
dlhudlrl oleh JARO WERGA sebugul Utusun Khusus PUUN dun JARO GOUVERMENT (Kepulu
Desu).
Mucum-mucum Sebu
Dulum peluksunuun Sebu, duput dlbedukun unturu luln :
* Sebu Gede yultu upubllu husll punen yung dlperoleh selumu sutu tuhun tersebut sungut memuuskun,
muku burung buwuun Sebu dllukukun securu lengkup seluln husll husll pertunlun, gulu, plsung |ugu
termusuk pelengkup dupur, yung dlsebut Perkuru Oluh dlunturunyu Kukusun Bumbu, Klpus Bumbu
(Hlhld), Centong Pungurlh (Sendok Aronun), Dulung (temput ngungl durl kuyu) dun pesertu relutlf
leblh bunyuk blsu mencupul sekltur 500 orung leblh yung terdlrl durl wurgu Buduy Dulum dun Buduy
Luur.
* Apubllu punen yung dlhusllkun kurung memuuskun peluksunuun Sebu cukup dengun menyeruhkun
husll husll pertunlun tunpu dllengkupl dengun Perkuru Oluh dun pesertu Sebu relutlf leblh sedlklt.

You might also like