You are on page 1of 23

MENGHITUNG BIAYA DAN MATRIAL BANGUNAN DENGAN SNI 2007

December 27, 2008 By ajawijaya

KLIK GAMBAR DIATAS UNTUK DOWNLOAD ANALISA SNI FORMAT EXCEL

FILE INI BERUPA FILE EXEL YANG SUDAH DI MODIFIKASI SEHINGGA TERINTEGRASI ANTARA HARGA UPAH, HARGA MATRIAL, ANALISA DAN URAIAN PEKERJAAN. ANDA TINGGAL MEMASUKAN HARGA YANG BIASA ANDA BELI DAN UPAH KERJA . SECARA OTOMATIS HARGA ANALISA HARGA SATUAN BERUBAH.
ANALISA BIAYA KONSTRUKSI (1.1 MiB, 43,541 hits)

DAN FILE INIPUN DAPAT MEREKAP KEBUTUHAN BAHAN. SILAHKAN DOWNLOAD file DISINI ATAU KLIK GAMBAR BUKU
ANALISA BIAYA KONSTRUKSI (1.1 MiB, 43,541 hits)

BANYAK YANG MENANYAKAN ANALISA SNI 2008, ANALISA SNI 2007 DAN 2008 SETELAH SAYA LIHAT TIDAK ADA BEDA DALAM INDEX HARGA SATUAN, YANG MEMBEDAKAN HANYA CARA PENULISANNYA, DAN KODE SNI NYA SAJA. baca selanjutnya mengenai DAFTAR ISI ANALISA YANG TERDAPAT DALAM FILE EXEL. DAFTAR ISI ANALISA BIAYA KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN INDEX STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI DT 91 -0006-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6.1 Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 1 meter 6.2 Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 2 meter 6.3 Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 3 meter 6.4 Menggali 1 m3 tanah keras sedalam 1 meter 6.5 Menggali 1 m3 tanah cadas sedalam 1 meter 6.6 Menggali 1 m3 tanah lumpur sedalam 1 meter 6.7 Mengerjakan 1 m2 stripping tebing setinggi 1 meter 6.8 Membuang 1 m3 tanah sejauh 30 meter 6.9 Mengurug kembali 1 m3 galian 6.10 Memadatkan 1 m3 tanah (per 20 cm) 6.11 Mengurug 1 m3 pasir urug 6.12 Memasang 1 m3 Lapisan pudel campuran 1 KP : 3 PP : 7 TL 6.13 Memasang 1 m3 Lapisan pudel campuran 1 KP : 5 TL 6.14 Memasang 1 m2 lapisan ijuk tebal 10 cm 6.15 Mengurug 1 m3 sirtu padat untuk peninggian lantai bangunan SNI DT 91 -0007-2006 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6 Penetapan indeks harga satuan pekerjaan pondasi 6.1 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 PP 6.2 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 4 PP 6.3 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 5 PP 6.4 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 6 PP 6.5 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 8 PP 6.6 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 KP : 1 SM : 2 PP 6.7 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 KP : 10 PP 6.8 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1/4 PC : 1 KP : 4 PP 6.9 Memasang 1 m3 batu kosong (aanstamping) 6.10 Memasang 1 m3 pondasi siklop, 60% beton campuran 1 PC : 2 PB : 3 KR dan 40% batu belah 6.11 Memasang 1 m3 pondasi sumuran, diameter 100 cm

SNI DT 91 -0008-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6.1 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 7,4 MPa (K 100), slump (12 2) cm, w/c = 0,87 6.2 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 9,8 MPa (K 125), slump (12 2) cm, w/c = 0,78 6.3 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 12,2 MPa (K 150), slump (12 2) cm, w/c = 0,72 6.4 Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu fc = 7,4 MPa (K 100), slump (3-6) cm, w/c = 0,87 6.5 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 14,5 MPa (K 175), slump (12 2) cm, w/c = 0,66 6.6 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 16,9 MPa (K 200), slump (12 2) cm, w/c = 0,61 6.7 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 19,3 MPa (K 225), slump (12 2) cm, w/c = 0,58 6.8 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 21,7 MPa (K 250), slump (12 2) cm, w/c = 0,56 6.9 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 24,0 MPa (K 275), slump (12 2) cm, w/c = 0,53 6.10 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 26,4 MPa (K 300), slump (12 2) cm, w/c = 0,52 6.11 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 28,8 MPa (K 325), slump (12 2) cm, w/c = 0,49 6.12 Membuat 1 m3 beton mutu fc = 31,2 MPa (K 350), slump (12 2) cm, w/c = 0,48 6.13 Membuat 1 m3 beton kedap air dengan strorox 100 6.14 Memasang 1 m PVC Waterstop lebar 150 mm 6.15 Memasang 1 m PVC Waterstop lebar 200 mm 6.16 Membuat 1 m PVC Waterstop lebar 230 mm 320 mm 6.17 Pembesian 10 kg dengan besi polos atau besi ulir 6.18 Memasang 10 kg kabel presstressed polos/strands 6.19 Memasang 10 kg jaring kawat baja/wire mesh 6.20 Memasang 1 m2 bekisting untuk pondasi 6.21 Memasang 1 m2 bekisting untuk sloof 6.22 Memasang 1 m2 bekisting untuk kolom 6.23 Memasang 1 m2 bekisting untuk balok 6.24 Memasang 1 m2 bekisting untuk lantai 6.25 Memasang 1 m2 bekisting untuk dinding 6.26 Memasang 1 m2 bekisting untuk tangga 6.27 Memasang 1 m2 jembatan untuk pengecoran beton 6.28 Membuat 1 m3 pondasi beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 6.29 Membuat 1 m3 sloof beton bertulang (200 kg besi + bekisting) 6.31 Membuat 1 m3 balok beton bertulang (200 kg besi + bekisting) 6.32 Membuat 1 m3 kolom beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 12 6.33 Membuat 1 m3 dinding beton bertulang (150 kg besi + bekisting) 6.34 Membuat 1 m3 dinding beton bertulang (200 kg besi + bekisting) 6.35 Membuat 1 m kolom praktis beton bertulang (11 x 11) cm 6.36 Membuat 1 m ring balok beton bertulang (10 x 15) cm A.1 Membuat 1 m3 beton fc = 7,4 MPa (K 100), slump (12 2) cm, w/c = 0,87 SNI DT 91 -0009-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6.1 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1 bata, campuran spesi 1 PC : 2 PP 6.2 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1 bata, campuran spesi 1 PC : 3 PP

6.3 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1 bata, campuran spesi 1 PC : 4 PP 6.4 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1 bata, campuran spesi 1 PC : 5 PP 6.5 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1 bata, campuran spesi 1 PC : 6 PP 6.6 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1 bata, campuran spesi 1 PC : 3 KP : 10 PP 6.7 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 2 PP 6.8 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 3 PP 6.9 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 4 PP 6.10 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 5 PP 6.11 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 6 PP 6.12 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 8 PP 6.13 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 PC : 3 KP : 10 PP 6.14 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 KP : 1 SM : 1 PP 6.15 Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal 1/2 bata, campuran spesi 1 KP : 1 SM : 2 PP 6.16 Memasang 1 m2 dinding HB 20 , campuran spesi 1 PC : 3 PP 6.17 Memasang 1 m2 dinding HB 20, cam puran spesi 1 PC : 4 PP 6.18 Memasang 1 m2 dinding HB 15, campuran spesi 1 PC : 3 PP 6.19 Memasang 1 m2 dinding HB 15, campuran spesi 1 PC : 4 PP 6.20 Memasang 1 m2 dinding HB 10, campuran spesi 1 PC : 3 PP 6.21 Memasang 1 m2 dinding HB 10, campuran spesi 1 PC : 4 PP 6.22 Memasang 1 m2 dinding terawang (roster) ukuran (12 x 11 x 24) cm, campuran spesi 1 PC : 3 PP 6.23 Memasang 1 m2 dinding terawang (roster) ukuran (12 x 11 x 24) cm, campuran spesi 1 PC : 4 PP 6.24 Memasang 1 m2 dinding bata berongga ekspose ukuran (5 x 11 x 24) cm, campuran spesi 1 PC : 3 PP SNI DT 91 -0010-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6 Penetapan indeks harga satuan pekerjaan plesteran 6.1 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 1 PP, tebal 15 mm 6.2 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 2 PP, tebal 15 mm 6.3 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 3 PP, tebal 15 mm 6.4 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 4 PP, tebal 15 mm 6.5 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 5 PP, tebal 15 mm

6.6 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 6 PP, tebal 15 mm 6.7 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 7 PP, tebal 15 mm 6.8 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 8 PP, tebal 15 mm 6.9 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 1/2 KP : 3 PP, tebal 15 mm 6.10 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 2 KP : 8 PP, tebal 15 mm 6.11 memasang 1 m2 plesteran 1 SM : 1 KP : 1 PP, tebal 15 mm 6.12 Memasang 1 m2 plesteran 1 SM : 1 KP : 2 PP, tebal 15 mm 6.13 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 2 PP, tebal 20 mm 6.14 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 3 PP, tebal 20 mm 6.15 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 4 PP, tebal 20 mm 6.16 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 5 PP, tebal 20 mm 6.17 Memasang 1 m2 plesteran 1 PC : 6 PP, tebal 20 mm 6.18 Memasang 1 m2 plesteran 1 SM : 1 KP : 2 PP, tebal 20 mm 6.19 Memasang 1 m2 Berapen 1 PC : 5 PP, tebal 15 mm 6.20 Memasang 1 m Plesteran Skoning 1 PC : 2 PP, lebar 10 mm 6.21 Memasang 1 m2 Plesteran Granit , 1 PC : 2 Granit, tebal 10 mm 6.22 Memasang 1 m2 Plesteran Teraso , 1 PC : 2 Batu Teraso, tebal 10 mm 6.23 Memasang 1 m2 Plesteran Ciprat 1 PC : 2 PP 6.24 Memasang 1 m2 finishing siar pasangan dinding bata merah (=20 m) 6.25 Memasang 1 m2 finishing siar pasangan dinding conblock ekspose (=8 m) 6.26 Memasang 1 m2 finishing siar pasangan batu kali adukan 1 PC : 2 PP 6.27 Memasang 1 m2 acian SNI DT 91-0011-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6.1 Membuat dan memasang 1 m3 kusen pintu dan kusen jendela, kayu kelas I 6.2 Membuat dan memasang 1 m3 kusen pintu dan kusen jendela, kayu kelas II atau III 6.3 Membuat dan memasang 1 m2 pintu klamp standar, kayu kelas II 6.4 Membuat dan memasang 1 m2 pintu klamp sederhana, kayu kelas III 6.5 Membuat dan memasang 1 m2 daun pintu panel, kayu kelas I atau II 6.6 Membuat dan memasang 1 m2 pintu dan jendela kaca, kayu kelas I atau II 6.7 Membuat dan memasang 1 m2 pintu dan jendela jalusi kayu kelas I atau II 6.8 Membuat 1 m2 daun pintu kayu lapis (plywood) rangkap, rangka tertutup kayu kelas II (lebar sampai 90 cm) 6.9 Membuat 1 m2 pintu plywood rangkap, rangka expose kayu kelas I atau II 6.10 Memasang 1 m2 jalusi kusen, kayu kelas I atau II 6.11 Memasang 1 m2 teakwood rangkap, rangka expose kayu kelas I 6.12 Memasang 1 m2 teakwood rangkap lapis formika, rangka expose kayu kelas II 6.13 Memasang 1 m3 konstruksi kuda-kuda konvensional, kayu kelas I, II dan III bentang 6 meter 6.14 Memasang 1 m3 konstruksi kuda-kuda expose, kayu kelas I 6.15 Memasang 1 m3 konstruksi gordeng, kayu kelas II 6.16 Memasang 1 m2 rangka atap genteng keramik, kayu kelas II 6.17 Memasang 1 m2 rangka atap genteng beton, kayu kelas II 6.18 Memasang 1 m2 rangka atap sirap, kayu kelas II 6.19 Memasang 1 m2 rangka langit-langit (50 x 100) cm, kayu kelas II atau III 6.20 Memasang 1 m2 rangka langit-langit (60 x 60) cm, kayu kelas II atau III 6.21 Memasang 1 m1 lisplank ukuran (3 x 20) cm, kayu kelas I atau kelas II

6.22 Memasang 1 m1 lisplank ukuran (3 x 30) cm, kayu kelas I atau kelas II 6.23 Memasang 1 m2 rangka dinding pemisah (60 x 120) cm kayu kelas II atau III 6.24 Memasang 1 m2 dinding pemisah teakwood rangkap, rangka kayu kelas II 6.25 Memasang 1 m2 dinding pemisah plywood rangkap, rangka kayu kelas II 6.26 Memasang 1 m2 dinding lambriziring dari papan kayu kelas I 6.27 Memasang 1 m2 dinding lambriziring dari plywood ukuran (120 x 240) cm 6.28 Memasang 1 m2 dinding bilik, rangka kayu kelas III atau IV SNI DT 91 -0012-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan 6.1 Memasang 1 m2 lantai ubin PC abu-abu ukuran (40 x 40) cm 6.2 Memasang 1 m2 lantai ubin PC abu-abu ukuran (30 x 30) cm 6.3 Memasang 1 m2 lantai ubin PC abu-abu ukuran (20 x 20) cm 6.4 Memasang 1 m2 lantai ubin warna ukuran (40 x 40) cm 6.5 Memasang 1 m2 lantai ubin warna ukuran (30 x 30) cm 6.6 Memasang 1 m2 lantai ubin warna ukuran (20 x 20) cm 6.7 Memasang 1 m2 lantai ubin teraso ukuran (40 x 40) cm 6.8 Memasang 1 m2 lantai ubin teraso ukuran (30 x 30) cm 6.9 Memasang 1 m2 lantai ubin granit ukuran (40 x 40) cm 6.10 Memasang 1 m2 lantai ubin granit ukuran (30 x 30) cm 6.11 Memasang 1 m2 lantai ubin teralux ukuran (40 x 40) cm 6.12 Memasang 1 m2 lantai ubin teralux ukuran (30 x 30) cm 6.13 Memasang 1 m2 lantai ubin teralux marmer ukuran (60 x 60) cm 6.14 Memasang 1 m2 lantai ubin teralux marmer ukuran (40 x 40) cm 6.15 Memasang 1 m2 lantai ubin teralux marmer ukuran (30 x 30) cm 6.16 Memasang 1 m plint ubin PC abu-abu ukuran (15 x 20) cm 6.17 Memasang 1 m plint ubin PC abu-abu ukuran (10 x 30) cm 6.18 Memasang 1 m plint ubin PC abu-abu ukuran (10 x 40) cm 6.19 Memasang 1 m plint ubin PC warna ukuran (10 x 20) cm 6.20 Memasang 1 m plint ubin PC warna ukuran (10 x 30) cm 6.21 Memasang 1 m plint ubin PC warna ukuran (10 x 40) cm 6.22 Memasang 1 m plint ubin teraso ukuran (10 x 30) cm 6.23 Memasang 1 m plint ubin teraso ukuran (10 x 40) cm 6.24 Memasang 1 m plint ubin granit ukuran (10 x 40) cm 6.25 Memasang 1 m plint ubin granit ukuran (10 x 30) cm 6.26 Memasang 1 m plint ubin teralux kerang ukuran (10 x 40) cm 6.27 Memasang 1 m plint ubin teralux kerang ukuran (10 x 30) cm 6.28 Memasang 1 m plint ubin teralux marmer ukuran (10 x 60) cm 6.29 Memasang 1 m plint ubin teralux marmer ukuran (10 x 40) cm 6.30 Memasang 1 m plint ubin teralux marmer ukuran (10 x 30) cm 6.31 Memasang 1 m2 lantai teraso cor ditempat, tebal 3 cm 6.32 Memasang 1 m2 lantai keramik artistik ukuran (10 x 20) cm 6.33 Memasang 1 m2 lantai keramik artistik ukuran (10 x 10) cm atau (5 x 20) cm 6.34 Memasang 1 m2 lantai keramik ukuran (33 x 33) cm 6.35 Memasang 1 m2 lantai keramik ukuran (30 x 30) cm 6.36 Memasang 1 m2 lantai keramik ukuran (20 x 20) cm 6.37 Memasang 1 m2 lantai keramik ukuran (10 x 33) cm, variasi/border

6.38 Memasang 1 m2 lantai mosaik ukuran (30 x 30) cm, campuran spesi 1 PC : 3 PP 6.39 Memasang 1 m plint keramik ukuran (10 x 20) cm 6.40 Memasang 1 m plint keramik ukuran (10 x 10) cm 6.41 Memasang 1 m plint Incoming search terms:

analisa sni bangunan gedung perhitungan biaya bangunan kangAsep analisa sni bina marga SNI harga satuan analisa harga satuan bina marga SNI bina marga analisa pondasi sumuran daftar harga dalam satuan proyek perumahan analisa satuan sni

http://kangasep.com/download-analisa-sni-rab-excel-biaya-konstruksi-bangunankumpulan-artikel-jalan-jembatan-sipil-cipta-karya-bina-marga-pu-perumahanrumah-pemukiman-pelelangan-rks/

bikin blog canggih

membuat web bisnis

HTI

Pesawat Tanpa Awak AS Incar Warga Sipil Turki Sebuah pesawat tanpa awak AS Predator dilaporkan telah menembakkan bom pertama dalam sebuah serangan udara yang menewaskan 35 warga sipil Kurdi di Turki tenggara bulan lalu, lapor Press TV. Dalam headline pada hari Ahad, surat kabar Turki Aydinlik mengutip sumber yang dapat dipercaya yang mengatakan bahwa pesawat tak berawak AS telah []

Pembatasan BBM Bukti Pemerintah Panik?

Anggota Komisi 7 DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dewi Aryani menyatakan pembatasan BBM yang sekarang sedang digadang pemerintah sebagai solusi penghematan anggaran negara amat tidak masuk akal, dan membuktikan pemerintah panik. Lagi- lagi rakyat yang harus membayar kegagalan pemerintah. Manajemen panik kian jadi andalan pemerintah dalam mengelola []

Subsidi BBM Untungkan Importir Penjualan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai lebih menguntungkan kelompok-kelompok tertentu yang bermain di komoditas BBM. Hal itu diungkapkan Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi di Jakarta, Sabtu (7/1/2012). Subsidi BBM dan kebijakan ini lebih menguntungkan kelompok-kelompok tertentu yang selama ini bermain di ko []

Who's Online
5 visitors online now 4 guests, 1 bots, 0 members Map of Visitors
Powered by Visitor Maps

BALOK BETON DAN BALOK BAJA


August 27, 2010 By ajawijaya

pernahkah anda menghitung dan menganalisa apakah benar jika konstruksi beton di ganti menjadi konstruksi baja akan lebih mahal ? saya punya sedikit pengalaman menarik tentang perhitungan ini, dari dulu saya begitu penasaran untuk mengetahui selisih harga antara konstruksi beton dan baja. kalo saya tanya orang ahli struktur, mahal mana antara konstruksi beton dan baja ? dia langsung memvonis dengan jawaban pasti mahal baja tanpa pembuktian secara perhitungan tapi berdasarkan perkiraan. saya pun mangut-mangut saja, karena saya pun tidak bisa menghitung struktur untuk saya hitung dan dibuktikan sendiri. baru kali ini saya punya jawaban atas pertanyaan yang selalu mengganjel pemikiran saya, kebetulan ada satu bangunan yang di hitung dengan dua jenis konstruksi yang berbeda, yang

satu dengan konstruksi baja dan yang satu menggunakan konstruksi beton. al-hasil saya hitung biaya konstruksinya berdasarkan analisa standar nasional indonesiaadalah : untuk biaya struktur bawah, konstruksinya sama, mulai dari pondasi bor file, sloof dan poorplate. tapi ketika saya menghitung biaya kolom mulai ada perbedaan harga antara konstruksi beton dan baja. dalam item ini saya menemukan harga kolom beton lebih murah di banding kolom baja, karena dimensi kolom beton yang di pakai sama dengan dimensi kolom baja. pada dimensi kolom beton menggunakan ukuran 40cm x 40cm, kalau di konversi ke baja jatuhnya menggunakan baja WF 400.setelah di hitung harga kolom beton jauh lebih murah dibanding kolom baja, jadi saya memutuskan untuk kolom tetap menggunakan kolom beton. berikutnya saya mulai menghitung pembalokan. ternyata pada perhitungan pembalokan ada yang mengagetkan. setelah saya hitung biaya balok beton dengan dimensi 30/50, dengan tulangan 8d16 , tulangan puntir 2d12, dan untuk sengkang d8-125. lalu di konversi ke balok beton dan menghasilkan dimensi beton WF 300. lalu saya hitung kembali biaya konstruksinya dengan menggunakan analisa harga satuan SNI ( standar nasional indonesia ) dan hasilnya biaya konstruksi baja lebih murah dari konstruksi beton..silahkan lihat analisanya pada file pdf. setelah menghitung biaya bangunan tersebut, langsung bisa saya simpulkan, bahwa untuk konstruksi kolom saya menggunakan konstruksi beton, karena kolom beton terbukti lebih murah. dan pada pembalokan saya memutuskan dengan menggukan konstruksi baja, karena baja terbukti lebih murah. jadi bangunan saya mix berdasarkan harga yang termurah mungkin dari hasil pengalaman saya anda bisa mengkaji ulang apakah pada pembalokan, anda akan menggukana konstruksi beton atau konstruksi baja.., selamat menganalisa dan menimbang-nimbang ulang pekerjaan anda. apakah anda akan memutuskan seluruh bangunan dengan menggunakan konstruksi beton atau konstruksi baja atau.di mix (dicampur) antara kolom beton dan balok baja????????? analisa konversi beton ke baja Incoming search terms:

balok beton balok baja harga baja wf perhitungan konstruksi baja konstruksi beton kolom baja harga struktur baja biaya konstruksi baja harga konstruksi baja wf balok beton adalah

http://kangasep.com/balok-beton-dan-balok-baja/

PERBANDINGAN PLAT LANTAI KONVENSIONAL DAN FLOORDECK


August 10, 2010 By ajawijaya Sebetulnya mana sih yang paling murah antara pembuatan plat lantai dengan cara konvensional atau dengan floor deck. saya coba buatkan analisa perbandingannya . menurut analisa saya untuk harga sekarang lebih murah menggunakan floordeck, lihat analisa pada file pdf ini analisa-harga-satuan-bondex-dan-multi-revisi

perbandingan harga floordeck dan bekisting convensional menurut anda ? Incoming search terms:

plat lantai floordeck floor deck plat konvensional harga floor deck harga floordeck plat bondex plat lantai adalah cara membuat plat lantai membuat plat lantai

http://kangasep.com/perbandingan-plat-lantai-konvensional-dan-floordeck/

MACRO UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BESI BETON


October 24, 2009 By ajawijaya

berapa banyak sih kebutuhan besi beton dalam pembuatan sloof .?? cara perhitungan manualnya tentu harus menghitung secara panjang lebar .atau kalau pake excel harus berapa banyak menyediakan kolom dan baris sebagai dasar perhitungan. untuk mempersingkat perhitungan saya sediakan macro excel yang akan mempermudah dan mempercepat perhitungan.

ini adalah menu yang terdapat dalam macro hitungan besi anda tinggal masukan program macro kedalam file excel anda. silahkan donload file excel yang sudah diisi macro excel nya, semoga bermanfaat :

PENGHITUNG KEBUTUHAN BESI (415.6 KiB, 8,013 hits) jangan lupa, kalo ada tulisan security warning macros have been disabled klik option > pilih enable selamat mencoba Incoming search terms:

besi beton cara menghitung pembesian perhitungan beton cara menghitung besi beton CARA MENGHITUNG BESI perhitungan pembesian beton menghitung kebutuhan besi perhitungan besi cara menghitung kebutuhan besi beton menghitung kebutuhan besi beton

http://kangasep.com/macro-untuk-menghitung-kebutuhan-besi-beton/

Kumpulan Artikel SNI


Standar Nasional Indonesia

DAPATKAN KUMPULAN ARTIKEL SNI DALAM BENTUK CD


Posted in Uncategorized dengan kaitan (tags) AGREGAT, ANALISA BIAYA, ANALISA BIAYA KONSTRUKSI, ARSITEKTUR, ASPAL, BANGUNAN, BANGUNAN GEDUNG, BETON, BINA MARGA, BUKU SNI, CIPTA KARYA, JALAN, JEMBATAN, KESELAMATAN BANGUNAN, KONSTRUKSI, LEGAL ASPEK SNI, MATERI SOSIALISASI STANDAR NASIONAL INDONESIA, PENGAIRAN, PERSAMPAHAN, RAB, Revisi SNI, SIPIL, SNI, SPESIFIKASI SNI, STANDAR SATUAN INDONESIA, SUMBER DAYA AIR, TANAH on 1 Desember 2008 by pipinaripin

CARANYA!!!

Untuk mendapatkan soft file kumpulan artikel SNI bidang konstruksi bangunan juga bidang lainnya dalam bentuk CD, anda tinggal pesan ke 022 70513973 / 087822004468 atau bisa langsung transfer terlebih dahulu ke rekening BCA di no. 0860323257 an. pipin aripin sebesar Rp. 150.000, dimana biaya tersebut sebagai penggantian jasa pengumpulan artikel dan sudah termasuk ongkos kirim. setelah anda transfer, selanjutnya anda konfirmasi pada kami dan jangan lupa smskan alamat anda beserta alamat email anda, CD baru akan saya kirimkan. Bukti pengiriman akan saya emailkan lewat email anda, sedangkan untuk pengirimannya kami memakai jasa layanan kantor PT. Pos. seandainya masih kurang jelas anda bisa kirim email di saungipin@gmail.com

Secuil file yang bisa di DOWNLOAD dari KUMPULAN ARTIKEL SNI yang berbentuk pdf, Semoga Bermanfaat. sni-dt-91-0006-2007_tata cara.sni-dt-91-0007-2007_tata cara perhitungan harga satuan pek. PONDASI perhitungan harga satuan pek TANAH RSNI S-01-2006-C_Spesifikasi APJ (Asphaltic Plug Joints ) untuk Jembatan Dibawah ini merupakan KERANGKA ISI DARI KUMPULAN ARTIKEL SNI yang saya kemas dalam bentuk CD. ISI CD ARTIKEL SNI MATERI SOSIALISASI STANDAR NASIONAL INDONESIA Penjelasan Umum Kebijakan Penerapan Standar Bidang ke PUan Peraturan / Perundang-Undangan terkait Penyelenggaraan Bangunan Gedung Peningkatan Kualitas Pengembangan Sistem penyediaan Air minum Peran Masyarakat Standardisasi (MASTAN) dalam Pengembangan SNI Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Rumah dan Gedung SNI ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN 2008 SNI 2835 2008 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2836 2008 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2837 2008 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2839 2008 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaanlangit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 3434 2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu SNI 6897 2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding SNI 7391 2008 Spesifikasi Penerangan Jalan SNI 7392 2008 Tata cara perencanaan dan pelaksanaan bangunan gedung SNI 7393 2008 Tata cara perhitungan harga satuan SNI 7394 2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton SNI 7395 2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan SNI ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN 2007 SNI DT-91-0006-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN TANAH untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0007-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN PONDASI untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0008-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN BETON untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0009-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN DINDING untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007

SNI DT-91-0010-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN PLESTERAN untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0011-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN KAYU untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0012-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0013-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN LANGIT-LANGIT untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0007-2007 tentang Tata cara perhitungan harga satuan PEKERJAAN BESI DAN ALUMUNIUM untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 DAFTAR SNI DT LINGKUP AIR MINUM SNI DT-91-0002-2007 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi penjernihan air sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0003-2007 tentang Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket instalasi pengolahan air sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0004-2007 tentang comisioning pengolahan air sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 SNI DT-91-0005-2007 tentang Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air sesuai keputusan Kepala BSN Nomor 72/KEP/BSN/6/2007 DAFTAR SNI DAN PEDOMAN Kata Pengantar Rekapitulasi SNI dan Pedoman Daftar Isi Daftar SNI Daftar Pedoman LEGAL ASPEK Instruksi Menteri PU No. 04/IN/M/1991 tentang Pemilikan dan Penerapan Standar-Standar Bidang Pekerjaan Umum Peraturan Menteri PU No. 66/PRT/1993 tentang Persyaratan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal Instruksi Menteri PU No. 01/IN/M/1999 tentang Penyusuna Spesifikasi Konstruksi/ Spesifikasi Teknik Bidang Pekerjaan Umum Instruksi Menteri PU No. 02/IN/M/2005 tentang Penerapan Standar, Pedoman, Manual (SPM) dalam Dokumen Kontrak Keputusan Menteri PU No. 23/KPTS/M/2006 tentang Tata Kerja Panitia Teknis Standardisasi Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum Surat Edaran Menteri PU No. 05/SE/M/2007 tentang Pemberlakuan Rancangan SNI Bidang Cipta Karya Surat Edaran Menteri PU No. 06/SE/M/2007 tentang Pemberlakuan Rancangan SNI Bidang Sumber Daya Air

Surat Edaran Menteri PU No. 04/SE/M/2007 tentang Pemberlakuan Rancangan SNI Bidang Bina Marga Surat Edaran Menteri PU No. 07/SE/M/2007 tentang Pemberlakuan Rancangan SNI Bidang Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya Keputusan Kepala Badan Standarisasi Nasional No. 72/KEP/BSN/6/2007 tentang Penetapan 13 (Tiga Belas) Dokumen Teknis. Keputusan DIrektur Jendertal Perumahan dan Permukiman Nomor : 58/KPTS/DM/2002 Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung Keputusan Menteri PU No. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan teknis manajemen penanggulamgan kebakaran di perkotaan BINA MARGA Revisi SNI 06-2456-1991 tentang Standar cara uji penetrasi aspal Revisi SNI 06-2434-1991 tentang Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) Revisi SNI 03-2439-1991 tentang Cara uji penyelimutan dan pengelupasan pada campuran agregat-aspal Revisi SNI 03-2442-1991 tentang Spesifikasi kereb beton untuk jalan Revisi SNI 03-2444-1991 tentang Spesifikasi bukaan pemisah jalur Revisi SNI 03-2451-1991 tentang Spesifikasi pilar dan kepala jembatan beton sederhana bentang 5 m sampai dengan 25 m dengan fondasi tiang pancang Revisi SNI 03-2833-1992 tentang Perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan Revisi SNI 03-4801-1998 dan SNI 03-3967-2002 tentang Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan Revisi SNI 03-6753-2002 tentang Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman Revisi SNI 06-2490-1991 tentang Cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan mengandung aspal dengan cara penyulingan Revisi SNI S-01-2006-C tentang Spesifikasi siar muai jenis asphaltic plug Revisi SNI 03-4800-1998 tentang Spesifikasi aspal cair penguapan cepat Revisi SNI 03-4799-1998 tentang Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang CIPTA KARYA & PERMUKIMAN AIR BERSIH Revisi SNI 03-2547-1991 tentang Spesifikasi meter air minum Revisi SNI 03-3981-1995 tentang Perencanaan instalasi saringan pasir lambat Revisi SNI 19-6774-2002 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air Revisi SNI 19-6775-2002 tentang Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket instalasi pengolahan air

SNI 03-6719-2002 tentang Spesifikasi Pipa Baja Bergelombang dengan Lapis Pelindung Logam Untuk Pembuangan Air dan Drainase Bawah Tanah Revisi SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air Revisi SNI T-01-2006 tentang Tata cara commissioning instalasi pengolahan air KESELAMATAN BANGUNAN Revisi SNI 03-1739-1989 tentang Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Revisi SNI 03-1740-1989 tentang Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Revisi SNI 03-1741-2000 tentang Cara uji ketahanan api komponen struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung SAMPAH Revisi SNI 03-3242-1994 tentang Pengelolaan sampah di permukiman SNI 19-7029-2004 tentang Spesifikasi Komposter Rumah Tangga Individual dan Komunal SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari sampah organic domestic Modul Persampahan depok new STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Revisi Pt T-27-2000-C tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI T-02-2006-C tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI T-03-2006-C tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI T-04-2006-C tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI T-05-2006-C tentang Tata cara perencanaan dan pelaksanaan bangunan gedung menggunakan panel jaring kawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) las pabrikan Revisi SNI T-13-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI T-16-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-2407-1991 tentang Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Revisi SNI 03-2835-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-2835-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI 03-2836-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-2837-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-2839-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-2839-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-3434-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI 03-6897-2002 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Revisi SNI T-03-2006-C tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Ringkasan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Rumah & Gedung oleh Ir.Suharri Moeljanto & Ir. WS. Witarso, dalam Sosialisasi Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Rumah & Gedung SUMBER DAYA AIR Revisi SNI 03-3409-1994 tentang Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot Revisi SNI 03-3965-1995 tentang Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap Pd T-01-2005-A Analisis harga satuan pekerjaan manual pada jaringan irigasi tersier AGREGAT Revisi SNI 03-1970-1990 tentang Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus Revisi SNI 03-1969-1990 tentang Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Revisi SNI 03-3407-1994 tentang Cara uji kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat Revisi SNI 03-2417-1996 tentang Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles BETON Revisi SNI 03-1973-1990 tentang Cara uji berat isi, volume produksi campuran, dan kadar udara beton SNI 03-0369-2000 tentang Cara uji bliding dari beton segar Revisi SNI 03-3402-1994 tentang Cara uji berat isi beton ringan structural Revisi SNI 03-1972-1990 tentang Cara uji slump beton Revisi SNI 03-2458-1991 tentang Tata cara pengambilan contoh uji beton segar Revisi SNI 03-2496-1991 tentang Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung udara untuk beton Revisi SNI 03-3421-1994 tentang Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi Revisi SNI 03-4817-1998 tentang Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Revisi SNI 06-6369-2000 tentang Tata cara pembuatan kaping untuk benda uji silinder beton TANAH Revisi SNI 03-1742-1989 tentang Cara uji kepadatan ringan untuk tanah Revisi SNI 03-1743-1989 tentang Cara uji kepadatan berat untuk tanah Revisi SNI 03-1964-1990 tentang Cara uji berat jenis tanah Revisi SNI 03-1965-1990 tentang Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan tanah batuan di laboratorium Revisi SNI 03-1966-1990 tentang Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah Revisi SNI 03-1967-1990 tentang Cara uji penentuan batas cair tanah Revisi SNI 03-3422-1994 tentang Cara uji penentuan batas susut tanah Revisi SNI 03-3423-1994 tentang Cara uji analisis ukuran butir tanah Revisi SNI 03-3404-1994 tentang Tata cara pemasangan inklinometer dan pemantauan pergerakan horisontal tanah Revisi SNI 03-3454-1994 dan SNI 03-3455-1994 tentang Tata cara pemasangan instrumen magnetis dan pemantauan pergerakan vertikal tanah Revisi SNI 03-6792-2002 tentang Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong Revisi SNI 13-6423-2000 tentang Cara uji potensi penyumbatan sistem tanah geotekstil dengan menggunakan rasio gradient Revisi SNI 03-2411-1991 tentang Cara uji kelulusan air bertekanan di lapangan Revisi SNI 03-2436-1991 tentang Tata cara pencatatan dan identifikasi hasil pengeboran inti GEMPA SNI 03-1735- 2000 tentang Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Revisi SNI 03-1726-1989 tentang Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung RSNI 03-2396-2001 tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. TATA RUANG LUAR Peraturan Menteri PU No. 26 PRT M 2007 tanggal 6 Maret 2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung Peraturan Menteri PU No. 06 PRT M 2007 tanggal 6 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (PP.10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Tingkat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (PP.27) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun 1997 tentang Tingkat Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP.47)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalan Penataan Ruang (PP.69) Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun 1992 Benda Cagar Budaya (UU.5) Undang-Undang Republik Indonesia No.16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun (UU.16) Undang-Undang Republik Indonesia No.24 tahun 1992 Tentang Penataan Ruang (UU.24) Undang Undang Republik Indonesia No.26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (UU.26) LAIN-LAIN RSNI3-1964-2007 Cara uji berat jenis tanah RSNI3-1965-2007 Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan RSNI3-1966-2007 Cara uji penentuan batas plastis dan RSNI3-1967-2007 Cara uji penentuan batas cair tanah RSNI3-1969-2007 Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar RSNI3-1970-2007 Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus RSNI3-1972-2007 Cara uji slump beton RSNI3-1973-2007 Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan RSNI3-1974-2007 Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi RSNI3-2407-2007 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung RSNI3-2417-2007 Cara uji keausan agregat dengan RSNI3-2434-2007 Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola RSNI3-2436-2007 Tata cara pencatatan dan identifikasi RSNI3-2439-2007 Cara uji penyelimutan dan pengelupasan pada RSNI3-2442-2007 Spesifikasi kereb beton untuk jalan RSNI3-2444-2007 Spesifikasi bukaan pemisah jalur RSNI3-2444-2007 Spesifikasi bukaan pemisah jalur RSNI3-2456-2007 Cara uji penetrasi aspal RSNI3-2458-2007 Tata cara pengambilan contoh uji beton segar RSNI3-2490-2007 Cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan RSNI3-2496-2007 Spesifikasi bahan tambahan RSNI3-2833-2007 Standar perencanaan ketahanan gempa RSNI3-2835-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah RSNI3-2836-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi RSNI3-2837-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran RSNI3-2839-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langitlangit RSNI3-3242-2007 Pengelolaan sampah di permukiman RSNI3-3402-2007 Cara uji berat isi beton ringan structural RSNI3-3404-2007 Tata cara pemasangan inklinometer dan RSNI3-3409-2007 Tata cara pengukuran kecepatan aliran RSNI3-3422-2007 Cara uji penentuan batas susut tanah RSNI3-3434-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu RSNI3-6753-2007 Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap RSNI3-6897-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding RSNI3-6897-2007 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding

SNI 7392 2008 Tata cara perencanaan dan pelaksanaan bangunan gedung

http://pipinaripin.wordpress.com/

You might also like