You are on page 1of 3

Cara Menghitung Bea Masuk dan Pajak Impor

Posted on 07/08/2008 by santosinta Cara Menghitung Bea Masuk dan Pajak Impor Dalam menghitung bea masuk dan pajak impor yang diperlukan adalah data harga barang dan tarif besaran bea masuk. Untuk menentukan harga barang adalah harga yang ada pada invoice, ditambah biaya kirim (freight) dan biaya asuransi. Pada perdagangan international terdapat banyak cara yang digunakan untuk menentukan harga dan penyerahan barang, misalnya :
o o o o o o

Door to door Port to port Cost and Freight Cost Insurance and Freight Freight on Board Dan lain lain

Cost disitu berarti harga barang tersebut, Freight berarti biaya pengiriman baik melalui kapal laut ataupun pesawat Yang sering dipakai dan diterima untuk kegiatan impor export adalah system Freight on Board(FOB) dan Cost Insurance Freight (CIF). CIF berarti harga barang ditambah biaya kirim dan asuransi. Dalam menghitung Bea masuk jika masih FOB berarti masih harus ditambah dengan Insurance, kalo sudah dengan CIF maka langsung bisa dihitung bea masuk dan pajaknya. Untuk barang penumpang biasanya langsung harga barangnya saja, makanya kalo habis belanja dari luar negeri lebih baik disimpan bukti pembayaranya siapa tahu bisa untuk menghitung bea masuk dan pajak. Untuk menghitung Bea Masuk diperlukan juga kurs yang berlaku pada saat itu biasanya nggak beda jauh dengan kurs harian, untuk penghitungan pajak, kurs ditetapkan setiap minggu oleh menteri keuangan. Biasanya ada di koran koran ternama seperti kompas, bisnis indonesia, media indonesia, republika. Setelah tahu kurs, harga barang, biaya kirim dan biaya assuransi diketahui baru bisa kita hitung berapa besar bea masuk dan pajak impornya. Tidak hanya USD tapi mata uang asing lainnya sudah ditetapkan kursnya. Untuk menghitung bea masuk : tarif bea masuk dikalikan harga CIF (dalam rupiah) Untuk menghitung PPN : tarif PPN dikalikan harga CIF ditambah bea masuk Untuk menghitung PPh : tarif PPh dikalikan harga CIF ditambah bea masuk

Lebih baik kita pada contohnya saja: Misalnya ada barang berupa 10 pcs tas. Harga 1 tas @ USD 100 berarti harga barang USD 1000 Untuk biaya kirim sebut saja USD 100, untuk asuransi sebesar USD 10. berarti harga CIF USD 1,110 Kurs yang berlaku pada hari itu USD 1 = Rp 10.000 Untuk tas sebut saja tarif bea masuk 10% (bisa 0%,5%,10% dst lihat di BTBMI), berarti : Bea Masuk : 10% x (harga CIF x kurs) = 10 % x (1.110 x 10.000) : = 10% x Rp 11,100,000 = Rp 1,110,000 PPN : 10% x harga CIF + bea masuk = 10% x (11,100,000 + 1,110,000) : = 10% x 12,210,000 = 1,221,000 PPh : 2,5% x harga CIF + bea masuk = 2,5% x (11,100,000 + 1,110,000) : = 2,5% x 12,210,000 = 305,250 Berarti semuanya harus membayar : 1,110,000 + 1,221,000 + 305,250 : Rp 2,636,250 Keterangan : Untuk PPh dalam rangka impor sebesar 2,5% bila mempunyai Angka Pengenal Impor, dan 7,5% bila tidak mempunyai Angka Pengenal Impor.

Tarif Bea Masuk

Posted on 07/08/2008 by santosinta Banyak orang awam yang bingung bagaimana atau berapa tarif bea masuk itu. Memang banyak yang tidak tahu besaran bea masuk yang digunakan padahal penetapan besaran bea masuk itu diatur dan ditetapkan oleh keputusan menteri keuangan. Bahkan seiring dengan adanya kerjasama dengan negara lain ada juga yang ditetapkan berdasar hasil kerjasama tersebut yang dituangkan dalam keputusan menteri keuangan.

Dalam menetapkan besaran tarif Bea Masuk itu ada 2 cara, dikenal dengan tarif advalorum dan precentage, yaitu :
o

Tarif Advalorum ditetapkan berdasarkan jumlah kuantitas dari barang yang diimpor, misalnya ditetapkan Rp 500 per kilo, atau Rp 1000 per m3. Contoh barang yang menggunakan tarif ini adalah Beras, Tepung terigu

Tarif Percentase ditetapkan dengan mengenakan persentase dari nilai barang impor

Setiap barang mempunyai tarif besaran bea masuk yang berbeda-beda, setiap barang dibuat klasifikasinya dan ditetapkan tarifnya. Yang di Indonesia dikenal dengan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI), disitu terdapat tarif besaran bea masuk untuk segala macam jenis barang. Biasa juga disebut dengan HS atau Harmonized Systems Besaran tarif Bea masuk bermacam-macam dari yang 0%, 5%, 10%, 15% bahan ada yang 40%. Tergantung akan komoditi barangnya. Dikenakan dari harga perolehan barang tersebut sampai Indonesia. Adanya kerjasama pasar bebas Indonesia dengan negara lain membuat besaran tarif bea masuk semakin turun, bahkan diberlakukan tarif khusus untuk barang yang berasal dari ASEAN, China, Korea ataupun Jepang. Dengan syarat adanya surat keterangan asal (Certificate of Origin).

You might also like