You are on page 1of 5

Bahan Ajar.

Sifat Koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, tetapi tidak tergantung pada jenis pelarutnya. Berikut akan dibahas sifat koligatif larutan yang meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis. A. Kemolalan dan fraksi mol. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Istilah larutan encer dan larutan pekat merupakan contoh konsentrasi yang dinyatakan secara kualitatif. Dalam perhitungan kimia, konsentrasi larutan perlu dinyatakan secara tepat (kuantitatif), misalnya kemolalan, kemolaran, fraksi mol, dan persen massa. Kemolalan dan fraksi mol merupakan pernyataan konsentrasi atau kepekatan larutan yang menginformasikan dengan jelas jumlah mol zat terlarut dan jumlah mol zat pelarut. Hal ini berbeda dengan kemolaran yang hanya menunjukkan jumlah mol zat terlarut tanpa menginformasikan jumlah mol pelarutnya. Tidak seperti kemolaran yang dipengaruhi oleh suhu (karena berhubungan dengan volume), konsentrasi molal atau kemolalan tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu. Oleh karena itu, kemolalan sering digunakan dalam pembahasan sifat koligatif larutan. 1. Kemolalan Kemolalan atau molalitas merupakan pernyataan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg atau 1000 g zat pelarut.

Keterangan : m = kemolalan Mr = massa molekul relatif zat terlarut g = massa zat terlarut p = massa zat pelarut

Hubungan Kemolalan dan Kemolaran Anda sudah mempelajari kemolaran atau molaritas di kelas XI. Kemolaran menunjukkan jumlah mol suatu zat dalam 1 liter larutan. Secara matematis, kemolaran dapat dirumuskan sebagai berikut.

Perhatikan perbedaan antara kemolalan dan kemolaran. Kedua pernyataan konsentrasi tersebut sering tertukar karena kemiripannya, padahal pengertiannya sangat berbeda. Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam sejumlah volume larutan, sedangkan kemolalan menyatakn jumlah mol zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut. Kemolalan (m) tidak dipengaruhi oleh suhu sehingga kemolalan dipakai untuk perhitungan sifat koligatif. Adapun kemolaran (M) berhubungan dengan volume larutan yang dipengaruhi oleh suhu. Kemolaran dapat dikonversi menjadi kemolalan dengan mengubah lebih dahulu volume larutan menjadi massa larutan. Dengan mengetahui massa larutan, Anda dapat mengetahui massa zat pelarutnya. Pengubahan volume larutan menjadi massa larutan tersebut memerlukan data massa jenis larutan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

B. Hubungan kemolalan dan Persen Massa Persentase dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaotu persen massa (% m/m), persen volume (% V/V), dan persen massa terhadap volume (% m/V). 2. Fraksi Mol Fraksi mol merupakan pernyataan konsentrasi suatu larutan yang menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol total komponen larutan (jumlah mol pelarut + jumlah mol zat terlarut). Fraksi mol dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Penurunan tekanan uap Apabila kedalam suatu pelarut dilarutkan zat yang tidak mudah menguap, ternyata tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni. Dalam hal ini uap jenuh larutan dapat jenuh dianggap hanya mengandung uap zat pelarut. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh ( P). Jika tekanan uap jenuh pelarut murni dinyatakan P dan tekanan uap jenuh larutan dengan P, maka P=P P Adapun rumus penurunan tekanan uap adalah :

Keterangan : P : Penurunan tekanan uap P  Pelarut Air Murni Xa : Fraksi mol pelarut Di dalam larutan terdapat fraksi mol pelarut dan fraksi mol terlarut. Jadi, rumusnya adalah : Xa + Xb = 1 Xb = 1 Xa Keterangan : Xb : Fraksi Mol terlarut Jika tekanan uap pelarut dilambangkan P, dimana P < P P=P P P  



2. Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan. Titik beku adalah suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Titik beku air murni pada tekanan 760 mmHg adalah 0 Celcius. Jika ke dalam air murni dilarutkan zat yang tidak menguap sehingga membentuk larutan ideal, kemudian didinginkan hingga suhu 0 Celcius, ternyata larutan tersebut belum membeku. Agar larutan tersebut dapat membeku, suhu larutan harus diturunkan dibawah titik beku air (0 Celcius). Selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan disebut penurunan titik beku larutan ( . Titik didih adalah suatu pada saat tekanan uap jenuh suatu cairan sama dengan tekanan atmosfer di sekitarnya. Pada saat itu, terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Air murni mendidih pada suhu 100 dan pada tekanan 760 mmHg. Jika kedalam air tersebut ditambahkan zat yang tidak mudah menguap hingga terbentuk larutan, ternyata pada suhu 100 belum mendidih dan tekanan uap yang dihasilkan kurang dari 760 mmHg. Agar larutan tersebut mendidih, tekanan uap harus mencapai 760 mmHg. Untuk menaikkan tekanan uap tersebut suhu larutan harus

dinaikkan. Kenaikan suhu tersebut disebut kenaikan titik didih larutan yang diberi Notasi.

Rumus diatas hanya berlaku pada larutan non elektrolit. Bila larutan yang terkandung adalah larutan elektrolit, maka rumusnya adalah :

i : 1 + (n-1) keterangan : 

3. Tekanan Osmosis larutan Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut kedalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran. Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang mengalir melalui selaput semipermeabel kedalam larutan disebut tekanan osmosis larutan . Hubunga tekanan osmosis dengan kemolaran larutan oleh vant hoff dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan : : tekanan osmosis i = 1 jika larutan tersebut non elektrolit. M : Molaritas T : Suhu mutlak (kelvin) R : ketetapan gas ideal (0,08205)

You might also like