You are on page 1of 11

A.

Profil Lembaga

Gus Zain Baik adalah pendiri Pondok Pesantren Az zainy. Beliau adalah seorang Sarjana Accounting Universitas Brawijaya, dengan latar belakang keluarga yang bernafaskan islam. Berawal dari keluarga dan seorang kyai (ahli agama) yang mengajarkan banyak ilmu mengenai agama, Gus Zain Baik akhirnya membangun Pondok pesantren Az-Zainy khusus penanganan rehabilitasi baik stress, depresi dan narkoba yang berdiri pada awal tahun 2002. Pesantren Az Zainy ini berawal dari sepetak tanah milik Gus Zain Baik yang berlokasi di Desa Bangilan Pandanajeng Kecamatan Tumpang. Kemudian dengan salah satu usaha seperti pabrik teri dan usaha lainnya yang telah di rintis Gus Zain baik, letak pesantren Az-Zainy ini diperluas lagi dengan cara membeli tanah yang saat itu ada di sekitar pesantren Az-Zainy. Sementara kebanyakan pesantren lainnya tidak banyak mengusung pesantren sekaligus tempat rehabilitasi, Gus Zain Baik membuat konsep pesantren dengan tempat yang tidak hanya ada proses belajar mengajar mengenai agama tetapi juga khusus mengobati mereka yang tidak memiliki keseimbangan hati dan pikirannya sehingga mengakibat kan berbagia macam dampak buruk seperti stress, depresi hingga penggunaan narkoba. Bentuk dari pembelajaran di pesantren Azzainy ini berupa Majelis Taklim, Majelis Dzikir, Majelis Istighosah, Wisata Religi, serta Rehabilitas. Pada pesantren Az-zainy ini memiliki 8 pengurus, yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, bagian kemanaan, kebersihan, ibadah, tamu, konseling dan khususnya untuk wirid. Sedangkan penderita yang menetap pada pesantren Az-Zainy pada tahun 2009 berjumlah 30 orang, sedangkan pada tahun 2010 berjumlahkan 50 orang. Alumni dari pesantren ini berkisar hingga 1000 orang. Untuk tahun 2011 tercatat sekitar 48 orang, 7 di antaranya adalah penderita narkoba sedangkan sisanya adalah penderita gangguan mental. Rata-rata penderitanya adalah laki-laki, sedangkan yang perempuan jumlahnya terhitung sedikit dan biasanya perempuan. Metode penanganan yang di gunakan dalam pesantren Az-Zainy ini adalah berupa Doa Asma melalui media air yang diminumkan ke penderita baik gangguan mental maupun narkoba secara rutin 3 kali sehari. Rehabilitasi ini membentuk jiwa yang tenang. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang di anugerahi oleh Allah hidayah dan barokah.

B. Sumber Informasi 1. Pendiri Pondok Pesantren Az Zainy Nama Jenis Kelmin : Gus Zain Baik : Laki laki

Pendidikan Alamat Usia

: S1 Akuntansi Brawijaya : Desa Bangilan Pandanajeng, Kecamatan Tumpang. Malang : 48 tahun

2. Ketua Pengurus Pondok Pesantren Az - zainy Nama Jenis Kelmin Pendidikan Alamat Usia : Bpak. Budi : Laki laki :: Desa Talkandang, kecamatan Kotaanyar. Paiton : 32 tahun Menurut penjelasan dari Bapak Budi selaku ketua pengurus pondok pesantren Az - Zainy bahwa pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren yang berkembang dalam kajian tarbiyah dan rehabilitasi mental dan nakoba. Pasien narkoba di pondok pesantren ini berjumlah 7 orang, dan menurut pengurus pesantren pasien bertambah dari tahun ke tahun. Penambahan pasien disebabkan karena ada pasien yang telah dirawat di ponpes namun kembali pada kondisi relapse. Namun, ada juga penderita narkoba lainnya yang baru melakukan rehabilitasi di ponpes tersebut.Dari keterangan beliau, sebagian penderita narkoba adalah remaja, dan dewasa. Yakni , mereka yang sedang menempuh pendidikan SMA, Perguruan tinggi, dan sudah bekerja. Beberapa penyebab yang membuat klien mengalami hal tersebut yakni karena kurangnya perhatian dari orangtua, adanya penolakan dari lingkungan, pengaruh dari teman untuk menggunakan narkoba, dan adanya uang berlebih. Menurut beliau, awal mulanya klien diintervensi dengan air asma, sebagian dari mereka menolak, ketika dalam proses konseling sebagian dari klien memilih untuk diam dan menutup diri. Ketika klien melakukan penolakan atas air asma biasanya klien hanya ditegur . Pemberian hukuman atas ketidaktaatan klien tidak melibatkan hukuman fisik pada

klien. Namun, semakin lama klien dibiasakan dan intervensi terus dilakukan. Sehingga, dengan bertahap klien mulai tidak menolak dan mengamuk saat diberi air asma dan sudah mulai dapat terbuka dengan teman, konselor, atau terapis. Selain air asma,klien juga dibimbing untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Yakni seperti diajari mengaji, shalat, dan diberi buku tentang islam. Menurut beliau kesembuhan klien bergantung pada dorongan eksternal dan internal. Selain hal tersebut lamanya kesembuhan klien juga dipengaruhi oleh tingkat keparahannya. 3. Klien Klien 1 (AF) a. Identitas klien Nama Jenis Kelmin Pendidikan Alamat Usia Lama di Pesantren Kondisi Awal : AF : Laki laki : SMA : Gresik, Surabaya : 19 tahun : 8 Bulan : Sering kejang, Mengamuk, sulit tidur, dan tertutup. b. Deskripsi klien Af adalah penderita narkoba yang kelahiran gresik 7 januari 1989. AF telah berada di pondok pesantren Az-Zainy dalam kurun waktu 8 bulan. Sebelum masuk pesantren Az-Zainy Af adalah salah satu siswa Madrasah Aliyah yang berkompetensi dalam bidang study matematika dan bahasa inggris. Namun karena pengaruh lingkungan dan kesibukan orangtua Af, Af yang latar belakangnya adalah anak dari ekonomi yang tinggi, kurang mendapatkan perhatian dari keluarganya. Orangtuanya cenderung sebatas menanyakan kabar anaknya seperti dari mana? dan jawaban Af dari rumah teman, setelah itu tidak ada percakapan lanjutan lagi. Minimnya komunikasi antara anak dan orangtua menyebabkan Af melarikan kekesalannya pada narkoba juga atas ajakan teman-temannya.

Dari banyaknya penderita di pondok pesantren Az-Zainy, Af adalah penderita yang paling muda di antara lainnya yang berusia kisaran 25 tahun ke atas. Sebelum di tempatkan di pondok pesantren Az-Zainy, Af sempat mengamuk di rumahnya selama 1 bulan, hingga akhirnya orangtua Af menempatkan Af di pondok pesantren Az-Zainy dengan alasan agar Af belajar mengenai agama. Saat awal-awal berada pondok pesantren AzZainy, Af cenderung tidak dapat berkomunikasi dengan orang

lain,cenderung sulit tidur, dan kejang-kejang. Klien 2 (JW)


a. Identitas klien

Nama Jenis Kelmin Pendidikan Profesi Alamat Usia Lama di Pesantren Kondisi Awal

: JW : Laki laki : S1 Hukum : Pegawai pajak : Gresik, Surabaya : 33 tahun : 3 tahun : Sering kejang, Mengamuk, sulit tidur, dan tertutup.

b. Deskripsi Klien Menurut keterangan klien, klien merasa nyaman dan tenang berada di pondok pesantren. Karena, klien dapat menemui orang orang yang banyak mendukung dirinya dan menemukn suasana yang membuat dirinya tenang. Awal mula sebelum klien berada di pondok pesantren, klien bekerja sebagai pegawai pajak. Klien adalah mahasiswa lulusan sarjana hukum di salah satu perguruan tinggi, Surabaya. Klien telah berada di pondok pesantren Az zainy selama kurang lebih tiga tahun. Selama di pondok klien seringkali dikunjungi oleh pihak keluarga, dan jarang sekali pulang ke Surabaya. Klien mengatakan bahwa awal mula dirinya berada di pondok pesantern ini yakni karena permintaan dan ajakan dari orangtuanya. Klien diminta untuk memperdalam pemahaman agamanya di pondok pesantren tersebut dan klien

mengatakan bahwa dirinya baik baik saja. Namun, menurut informasi yang dikatakan pihak pengurus klien berkata demikian karena dirinya tidak ingin dikatakan sebagai pemakai. Awal mula klien berada disini karena permasalahan narkoba. Menurut pengurus pondok, klien terkena narkoba dikarenakan pengaruh dari teman temannya yang iri terhadap

keberhasilannya, serta perhatian yang kurang dari orangtuanya. dibutuhkan waktu kurang lebih dua bulan untuk membuat klien dapat beradaptasi dan berinteraksi. Klien juga sering mengamuk sewaktu masih 3 minggu berada di pondok, sehingga, pengurus sering memberikan air asma ketika klien mengamuk, lalu klien akan merasa tenang dan berhenti untuk mengamuk. Selama tujuh bulan klien juga seringkali gemetar. Sampai saat ini kebiasaan klien yang belum hilang yakni pengulangan kata dan pengulangan gerakan, klien juga sering menangis di malam hari. Ketika klien sendiri klien selalu mengatakan kata sampek kapan aku gini terus.

C. Metode Penanganan Metode penanganan yang digunakan pada penderita narkoba yakni dengan berbasis pada pendekatan islam. Yakni dengan penerapan doa asma, pembacaan rodibul haddad, dan totok. Penerapan pembacaan doa asma dikatakan dapat menenangkan jiwa pada penderita narkoba. Karena, seringkali penderita narkoba merasa gelisah dan di pandang bahwa individu yang menderita narkoba memiliki ketidakseimbangan antara qalb dan aql. Sehingga, qalb nya yang perlu diberikan ketenangan lalu barulah aql nya diberikan masukan masukan positif yang dapat membangun klien untuk menghadapi kondisinya. Doa asma dibacakan pada sebuah gelas/ botol yang berisi air mineral oleh Gus (terapis) lalu diberikan pada penderita narkoba untuk diminum. Pemberian doa asma pada penderita narkoba yakni tiga kali sehari, sesudah makan pagi, sesudah shalat dzuhur dan sesudah shalat ashar. Pemberian air minum yang telah diberi doa asma juga diikuti dengan totok kepala. Hal ini dilakukan agar menjadikan pikiran penderita narkoba lebih jernih. Pembacaan rodibul haddad, dilakukan secara rutin setiap hari setelah shalat maghrib. Menurut, Gus (terapis) rodibul haddad merupakan wirid dari Rasul yang dikatakan

paling baik dan dikatakan bahwa Barang siapa yang membaca wirid dari Allah maka persoalan akan menjadi lebih mudah. Hal ini dilakukan sebagai wujud ikhtiar Kepada Allah, dan sebagai usaha untuk memperoleh ketenangan jiwa. Selain metode yang diterapkan diatas terdapat beberapa intervensi lain yang diterapkan sebagai pendamping dari ketiga metode tersebut, yakni pemberian konseling, pendidikan agama, pengajaran (pembiasaan) interaksi, dan pelatihan tanggung jawab pada pekerjaan. Konseling dilakukan setiap hari, dimana pengurus pondok atau Gus sebagai konselor. Konseling dilakukan secara individual disuatu ruangan atau dapat dilakukan di kamar klien. Proses konseling dapat berupa evaluasi atas perkembangan klien mengenai kondisi klien, apa yang dirasakan klien saat ini dsb. Pendidikan agama yang dimaksud disini yakni berupa bimbingan ibadah seperti shalat, berdoa, dan mengaji. Dimana para penderita akan dibimbing oleh para pengurus pondok. Selain itu klien di ajarkan juga untuk berinteraksi dengan orang lain, yang dilakukan setiap hari dan dibimbing oleh pengurus pondok. Hal ini dilakukan untuk membimbing klien agar dapat terbuka dengan orang orang disekitarnya serta melatih komunikasi klien saat berhadapan dengan orang lain. Karena, mengingat bahwa banyak penderita narkoba (klien) sangat tertutup dan menarik diri dari lingkungannya. Pelatihan bertanggungjawab pada tugas atau pekerjaan diajarkan ketika klien sudah mulai sembuh dari narkoba. Tugas atau pekerjaan yang diberikan yakni seperti membersihkan pondok (menyapu), membantu di dapur, mencuci baju, membantu untuk membangun ruangan dll. Namun, klien dapat memperoleh tugas atau pekerjaan setelah kondisi klien mulai membaik. Hal ini dilakukan sebagai wujud untuk memfungsikan klien sebagai manuasia normal.

D. Hasil Ketua Pengurus Pondok Pesantren Menurut keterangan dari pengurus didapat bahwa metode islam yakni dengan air asma, rodibul haddad, dan totok memberikan hasil yang positif. Dari beberapa pasien narkoba, penerapan metode dikatakan efektif. Air asma yang diberikan pada pasien terbukti dapat membuat pasien lebih tenang. Menurut beliau pasien narkoba memiliki kegelisahan akan qalb nya saat ia berpisah dengan narkoba. Sehingga, air asma dapat menjadi penenang bagi qalb nya yang gelisah begitu pula dengan

pembacaan rodibul haddad rutin setiap selesai shalat maghrib , dapat membuat pasien lebih tenang dan nyaman. Totok diberikan bersamaan dengan air asma dimana hal ini untuk membuat pikiran klien lebih jernih. Dari keterangan yang diberikan oleh beliau, dengan adanya tiga metode utama yang diterapkan memberikan perubahan perubahan pada klien. Yakni, berupa ketenangan jiwa dan pemikiran yang jernih. Klien yang awal mulanya sering mengamuk, keras kepala, dan suka marah, kini menjadi lebih baik. Bahkan dapat dilihat perilaku tersebut sudah tidak nampak lagi. Pengajaran ibadah yani shalat, mengaji, dan dzikir membuat klien lebih tenang rohaninya, sehingga klien tidak sekeras sebelum mengenal ibadah. Begitu pula dengan intervensi konseling yang dilakukan setiap hari oleh pengurus atau Gus, membuat klien semakin hari semakin baik, yakni dari segi kepercayaan diri, cara berinteraksi, dan keyakinan akan kesembuhan. Dimana pada saat masuk di pesantren sebagian klien banyak mempertanyakan dirinya akan kesembuhannya?bisa atau tidak?, namun kini sudah lebih percaya dan yakin akan dirinya.Sebagian klien juga telah dapat berfungsi selayaknya manusia normal. Yakni telah dapat melaksanakan tanggungjawab akan tugas tugas. Seperti tugas pokok yakni memasak, menjaga kebersihan, saling membantu dll.

Klien 1 (AF) Af telah delapan bulan berada di pondok pesantren Az zainy. Kondisi awal Af cenderung tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain,cenderung sulit tidur, dan kejang-kejang. Kemudian setelah mendapatkan terapi oleh Gus Zain Baik dengan beberapa tahapan seperti; Doa Asma, di ajarkan wirid, di totok, konseling, di ajarkan untuk berinteraksi, serta pada tahapan terakhir ketika klien telah dinyatakan sembuh maka akan difokuskan untuk bekerja dan memfungsikan diri sebagai manusia normal. Sejauh ini, Af telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Mulai dari awalnya suka mengamuk, selama di pesantren Af tidak pernah melakukan hal tersebut, Af juga bisa lebih tenang daripada sebelumnya, selain itu dalam waktu dua setengah bulan Af juga sudah telaten dalam melatih komunikasinya hingga Af bisa berbicara dengan orang lain, bahkan berhadapan dengan orang lain seperti pihak dari

luar seperti tim unknown. Dan selama di pondok pesantren Az-Zainy Af cenderung gemar membaca buku-buku islam. Af sangat termotivasi untuk sembuh, karena ia merasa menyesal dan jenuh dengan keadaannya. Af sudah dapat membiasakan dirinya tanpa narkoba, dan lebih membiasakan dirinya dengan beribadah. Af mengatakan bahwa dengan mengaji dan shalat membuat dirinya lebih tenang. Bahkan Af telah dapat menerapkan doa doa seperti doa untuk orangtua.

Klien 2 (JW) JW adalah penderita narkoba yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai pajak dan sudah tiga tahun berada di pondok pesantren tersebut. Postur tubuh klien saat datang pertama kali ke pesantren sangat gemuk namun sekarang klien menjadi sangat kurus dikarenakan klien mengalami permasalahan dalam pola makan. Klien sewaktu pertama kali ditempatkan disini dirinya merupakan individu yang sangat menarik diri dari lingkungan disekitarnya. Setiap diajak berinteraksi klien lebih banyak diam dan menunduk. Ketika diajak berinteraksi klien hanya mengangguk atau sekedar menjawab iya atau tidak. Klien juga sering menghabiskan waktunya menyendiri di kamar, dengan menunduk dan duduk dipojok kamar. Klien juga seringkali menangis.Menurut klien, suasana di pondok membuat ia nyaman dan tenang. Kini klien sudah dapat berinteraksi dengan orang orang disekitarnya. Klien dapat menjawab pertanyaan pertanyaan dari teman, pengurus dan orang orang disekitarnya. Walaupun terkadang jawaban klien tidak koheren dengan pertanyaan si penanya, dan klien suka menjawab atau mengatakan kata atau kalimat yang sama berkali kali. Sebelumnya klien juga sering mengamuk ,dan gemetar. Namun, perilaku tersebut sudah tidak terulang kembali. Klien pada saat ini sudah terbiasa tanpa narkoba, dan lebih banyak mengisi hari harinya dengan mendekatkan diri pada Tuhan.

E. Pembahasan Dalam ilmu psikologi dalam perspektif islam yang secara tidak langsung
menyebutkan bahwa kesehatan mental itu adalah terwujudnya keserasian yang sungguhsungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu

dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan (Zakiah daradjat). Selain itu disebutkan pula bahwa menurut Muhammad Mahmud terdapat sembilan Tanda Tanda Kesehatan Mental dalam Islam salah satunya yaitu kemapanan (al-sakinah), ketenangan, (al-thumaninah), dan rileks (al-rahah) batin dalam menjalankan kewajiban, baik kewajiban terhadap dirinya, masyarakat maupun tuhan. Hal ini memiliki kesesuaian sekali dengan metode yang di usung oleh Gus Zain Baik dimana beliau menggunakan teknik Doa Asma,wirid,dzikir, bahkan ada yang di totok, konseling, serta di ajarkan untuk berinteraksi, hingga pada tahapan terakhir ketika klien telah dinyatakan sembuh maka akan difokuskan untuk bekerja dan memfungsikan diri sebagai manusia normal. Dalam kajian psikologi islam dikatakan bahwa perilaku diatur oleh qalb. Sehingga, qalb yang tenang maka, akan

mewujudkan perilaku yang positif dan pemikiran yang jernih. Adanya dzikir, doa asma dan radibul haddad merupakan intervensi untuk menenangkan qalb.Dan beberapa tahapantahapan di atas tadi bertujuan untuk membentuk jiwa yang tenang yang mana adalah jiwa yang memiliki hidayah dan barokah, mencapai suatu kebahagiaan dunia akhirat. Dzikir, wirid, dsb secara tidak langsung menciptakan beberapa metode Islam dalam merealisasikan kesehatan mental, seperti : Metode penguatan dimensi spiritual, meliputi beriman,bertauhid dan beribadah kepada Allah, ketakwaan serta praktek ibadah. Begitu pula dengan kegiatan seperti konseling, berinteraksi dengan orang lain, di suguhkan buku-buku islamiah, metode ini pun dalam psikologi islam disebutkan juga sebagai metode menguasai dimensi biologis, meliputi mengendalikan berbagai motivasi dan mengendalikan emosi. Sedangkan hal lainnya seperti berolahraga setiap pagi, kerja bakti, membantu pengurus ke pasar, bersosialisasi dengan warga pesantren bahkan warga sekitar, secara tidak langsung metode ini mempelajari beberapa hal yang urgen untuk kesehatan mental, meliputi perasaan aman, bergantung pada diri sendiri, percaya diri, rasa tanggung jawab berani mengutarakan pendapat, menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan sempurna.

F. Saran a. Sebaiknya klien tidak hanya diajarkan penerapan tentang tugas tugas pokok, namun diarahkan pula pada pelatihan keterampilan yang sederhana yang dapat dengan mudah dipelajari oleh pasien. b. Sebaiknya perlu diterapkan kegiatan - kegiatan yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang pasien yakni dengan game yang dilakukan secara berkelompok dengan didampingi pengurus.

TUGAS PENANGANAN NARKOBA


Mata Kuliah Konseling Kasus Khusus

Oleh :
Yesi Dewi Rahayu (09810202) Nita Lia Adini D.M (09810258)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011

You might also like