You are on page 1of 7

Sistem Penunjang Keputusan Spasial Oleh : Ahmad Syahir Syudja 108093000075 Sistem Informasi Geografi 2008 D

Resume SPK Spasial

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta 2012

Resume SPK Spasial Ahmad Syahir Syudja Pengambilan Keputusan Pemilihan suatu tindakan (aksi) dari lebih dari satu alternatif. - Strategi pilihan: Kriteria maximin Minimax penyesalan Kriteria maximax Koefisien optimalitas Preferensi: a > b Indifference: a ~ b Azas: - Transitivity: a > b ; b > c => a > c Asymmetric

Teori Kegunaan (Utility Theory) Landasan pokok: Jika seseorang menunjukkan preferensi terhadap alternatif yang satu dibanding dengan alternatif lainnya, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kegunaan (utilitas), lebih besar terhadap pilihan prefensialnya. Skala pengukuran kegunaan: Skala ordinal Skala interval Skala rasio

Pengukuran Kegunaan Gaya ven neumann morgenstren (ordinal) ~ (interval) Contoh : 3 pilihan A, B dan C DM menyenangi A daripada B, dan B daripada C. Transitivitas berlaku A > B > C : A = 1 pasti C = 0 tidak pasti B = ? ragu- ragu Untuk mendapatkan kegunaan B, tanyakan pada DM: mana yang lebih disenangi. Markowite (1959) Jika A, lebih disukai dari A2, dan A2 lebih disukai dari A3, maka akan terdapat suatu nilai probabilitas P, 0 < P < 1, dimana DM bersifat/ bersikap indefferent terhadap kemungkinan memperoleh A1 dengan probabilitas P ditambah A3 dengan probabilitas (1 P) Jika seseorang bersikap indeffrent terhadap 2 pilihan, A1dan A2, serta terdapat alternatif ke 3, A3, maka ia akan bersikap indifferent juga terhadap 2 kondisi berikut: 1. Memperoleh A1 dengan probabilitas P dan memperoleh A3 dengan probabilitas (1 P). 2. Memperoleh A2 dengan probabilitas P dan memperoleh A3 dengan probabilitas (1 P).

Sistem Informasi Geografi 2008 D

Resume SPK Spasial Ahmad Syahir Syudja Kegunaan Moneter (Uang) Bervariasi, tergantung tingkat kekayaan DM Perilaku yang mempengaruhi fungsi utilitas (kegunaan): 1. Risk averse (konservatif) 2. Risk preferrer (gemar untung- untungan) P.K dengan kepastian 1. Outcome (kejadian) dari strategi terntentu diketahui 2. Hanya ada satu state of nature P.K dengan resiko 1. Berbagai state of nature diketahui frekuensi relatif timbulnya. 2. Informasi tentang state of nature berbentuk peluang. 3. Keputusan diambil berdasrkan nilai harapan yang optimum. 4. Nilai harapan : (outcome) x (peluang) P.K dengan ketidak pastian 1. Peluang sehubungan dengan state of nature tidak diketahui. 2. Apabila state of nature tidak diketahui, harus dilakukan percobaanpercobaan sehingga permasalahan dapat didekati. 3. Peluang dapat diketahui dengan beberapa strategi tidak ada kriteria untuk memilih strategi terbaik, tegantung DM. Prinsi kekurangan alasan (laplace) 1. Karena kekurangan alasan, setiap state of nature diberi nilai peluang yang sama. 2. Pengambilan keputusan = situasi P.K beresiko. Jika l menyatakan kerugian: Min 1 l (ai, aj) a1 j=1 n Prinsip/ kriteria : Maximin dan Minimax 1. Memilih yang terbaik dari yang terjelek. 2. Memaksimumkan keuntungan yang minimum/ menimumkan kerugian yang maksimum. Jika k menyatakan keuntungan: Max ai Min j (k(ai, j))

Sistem Informasi Geografi 2008 D

Resume SPK Spasial Ahmad Syahir Syudja Prinsip minimax penyesalan (savage) 1. Memperbaiki kualitas p.k minimax. 2. Nilai keuntungan atau kerugian diubah menjadi penyesalan

Arti: menyesal tidak memilih yang terbaik.

Prinsip/ strategi koefisien optimalitas 1. Pengambil keputusan memikirkan hanya dua kejadian, yang terbaik dan terjelek. 2. Bobot peluang diberikan kepada yang terbaik dan terjelek, dengan = 1. 3. Kejadian diluar yang terbaik dan terjelek diabaikan. 4. Nilai peluang yang diberikan bersifat subyektif, merupakan pencerminan bagaimana optimisnya DM. 5. Pemilihan ditentukan oleh strategi dengan nilai harapan terbaik.

= koefisien optimalitas Kriteria maximax

Pilih strategi yang paling menyenangkan untung terbesar, kerugian terkecil. - Keuntungan : Max ai - Kerugian : Min ai Max j Min j (k(ai, j)) (k(ai, j))

Pemilihan alternatif berdasarkan kriteria bayes

Prinsip : minimisasi nilai harapan kerugian Minimum expected loss Eigen Vector (Power Method) - Iterasi i, i = 1 sampai k Pada tiap iterasi Dihitung [A] Tiap baris dari [A] i dijumlahkan

Sistem Informasi Geografi 2008 D

Resume SPK Spasial Ahmad Syahir Syudja Jumlah tiap baris dinormarlkan terhadap total jumlah Iterasi dihentikan jika Wk = Wk-1 (kovergen)

Konsitensi Pembandingan Berpasangan Metode eigen-vector juga menghasilkan ukuran inkonsistensi pembandingan berpasangan. Composite Priority - Prioritas keseluruhan dari problem dihitung dari level 1 (L2) ke bawah sampai level terakhir (alternative). Sintesa prioritas pada matriks pembandingan berpasangan yang tidak lengkap.

Teknik meminimalkan penyimpangan terhadap sasaran. Compromise Programing Syarat: 1. Terdapat tolak ukur kuantitatif untuk mengukur kemajuan kearah tercapainya sasaran payoff matriks. 2. Terdapat faktor pembobot numerik untuk memperincikan prioritas sasaran. CP ideal solution didefinisikan sebagai vektor Z*

Z* = (Z1*, Z2*,...........Zn*) Jarak suatu alternatif terhadap suatu obyektif (titik) ideal adalah:

Dj = Zj* - Zj(x) (maksimisasi kriteria ke j) Atau Dj = Zj(x) Zj* (minimisasi kriteria ke j) Jarak suatu alternatif trhadap kondisi ideal (menyeluruh) compromise solution dari n alternatif. Pada CP, umumnya dihitung nilai Lp untuk p = 1, p = 2, & p =

P = 1 : mencerminkan ketidak pedulian DM pada deviasi maksimum. P = 2 : mencerminkan bahwa setiap jenis deviasi mendapat perhatian yang proporsional. P = 3 : mencerminkan kepedulian yang tinggi dari DM terhadap deviasi yang maksimum Metode Penyisihan

Sistem Informasi Geografi 2008 D

Resume SPK Spasial Ahmad Syahir Syudja Penyesihian berurutan (sequential elimination) Susun/ urutkan masing- masing kriteria berdasrakan prioritasnya, dari prioritas tertinggi ke prioritas terendah. Tentukan persyarat minimal untuk tiap kriteria (pada kasus maksimisasi), atau persyaratan maksimalnya (pada kasus minimisasi). Sisihkan alternatif- alternatif yang terdominasi berdasarkan kriteria dengan prioritas 1,2...dst. sampai diperoleh alternatif dengan preferensi tinggi.

Karakteristik: Tolak ukur tiap kriteria dapat kuantitatif, dapat kualitatif.

Model Pengembangan AHP AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan kedalam kelompok- kelompok yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Terdapat 3 prinsip utama dalam AHP,yaitu: 1. Penyusunan Hirarki AHP berdasarakan pada asumsi bahwa ketika menghadapi suatu pengambilan keputusan kompleks, manusia akan bereaksi secara ilmiah dalam memisah-misahkan (clustering) setiap elemen keputusan berdasarkan karakteristik umumnya. 2. Penentuan Prioritas AHP memecahkan masalah dengan membangun suatu hirarki(ranking) dari elemen-elemen keputusan dan kemudian melakukan pembandingan antara setiap pasangan yang mungkin dalam setiap cluster (sebagai sebuah matriks) atas dasar preferensi atau analisi ilmiah. 3. Koefisien Logis Sifat logis dan konsisten ini juga terdapat dalam AHP dan dinamakan dengan rasio konsistensi. Prosedur AHP

Sistem Informasi Geografi 2008 D

Resume SPK Spasial Ahmad Syahir Syudja Prosedur atau langkah- langkah dalam metode AHP meliputi: 1. Mendefiniskan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. 2. Suatu hierarki AHP adalah kumpulan elemen yang tersusun dalam beberapa tingkat atau level. 3. Menentukan prioritas elemen. 4. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 5. Sintesis Menjumlahkan nilai- nilai dari kolom pada matriks.

- Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. - Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai- nilai rata- rata. 6. Hitung consistency index (CI) dengan rumus: CI = maks-n N Dimana n = banyaknya elemen (kriteria)

Sistem Informasi Geografi 2008 D

You might also like