You are on page 1of 27

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan

terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Pembangunan diartikan sebagai pemanfaatan sumber yang ada dan dapat diadakan untuk mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik. Menurut Fletcher (1976), pembangunan adalah suatu yang alami bagaimana

manusia, masyarakat, dan negara untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Pembangunan dengan perubahan sosial adalah fenomena yang tidak mungkin kita hindari selaku masyarakat yang terus berubah demi kemajuan hidup, apalagi kita ini termasuk sebagai masyarakat yang tinggal di negara dunia ketiga atau negara berkembang. Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan terhadap tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan, untuk mengetahui secara lebih mendalam bagaimana hubungan pembangunan dengan perubahan sosial.

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Permasalahan Apa pengertian pembangunan? Apa saja teori yang terkait mengenai pembangunan? Apa saja dimensi pembangunan? Bagaimana strategi pendidikan untuk pembangunan? Apa pengertian perubahan sosial? Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial? Apa saja sifat-sifat perubahan? Apa penyebab terjadinya perubahan? Bagaimana hambatan perubahan sosial di negara berkembang?

10. Apa saja teori yang terkait mengenai perubahan sosial? 11. Bagaimana paradigma perubahan sosial? 12. Bagaimana ilustrasi perubahan sosial? 13. Bagaimana hubungan antara pembangunan dengan perubahan sosial? 14. Bagaimana cara pendidikan menunjang pembangunan dan perubahan sosial?

C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Tujuan Mendeskripsikan pengertian pembangunan. Mendeskripsikan teori yang terkait mengenai pembangunan. Mendeskripsikan dimensi pembangunan. Mendeskripsikan strategi pendidikan untuk pembanguan. Mendeskripsikan pengertian perubahan sosial. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial. Mendeskripsikan sifat-sifat perubahan. Mendeskripsikan penyebab terjadinya perubahan. Mendeskripsikan hambatan perubahan sosial di negara berkembang.

10. Mendeskripsikan teori yang terkait mengenai perubahan sosial. 11. Mendeskripsikan paradigma perubahan sosial. 12. Mendeskripsikan ilustrasi perubahan sosial. 13. Mendeskripsikan hubungan antara pembangunan dengan perubahan sosial. 14. Mendeskripsikan peran pendidikan dalam menunjang pembangunan dan perubahan sosial.

KAJIAN ISI

1. 1.1

Pengertian Pembangunan dan Hubungannya dengan Perubahan Sosial Pengertian Pembangunan Pembangunan diartikan sebagai pemanfaatan sumber yang ada dan dapat

diadakan untuk mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik. Menurut Fletcher (1976), pembangunan adalah suatu yang alami bagaimana manusia, masyarakat, dan negara untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Jadi, pembangunan adalah proses alami dari manusia untuk mengembangkan dirinya.

1.2 a.

Teori-teori mengenai Pembangunan Teori Fungsi Teori fungsi atau yang dikenal sebagai teori struktural menerangkan

mengenai pembangunan bersumber dari kajian sosiologis, yang membahas pembangunan dan perubahan sosial, akan tetapi lebih melihat pembanguna secara umum. Teori ini dirintis oleh Talcott.

b.

Teori Moderenisasi Teori ini merupakan tanggapan yang sungguh-sungguh pada terjadinya

perang dunia selama dua periode, yang diilhami oleh pandangan yang lebih optimis pada keberadaan manusia. Terdapat dua pemikiran mengenai

moderanisasi, yaitu moderenisasi sebagai suatu proses sebagai awal dari proses tersebut yang akan berkembang untuk tahap berikutnya. Teori berikutnya melihat moderenisasi sebagai suatu gambaran masa lampau. Unsur-unsur yang terdapat dalam moderenisasi meliputi revolusi, kompleks, sistematis, global, bertahap, bersifat homogen, tidak bisa diulang kembali, dan progresif. Moderenisasi dikaji dengan seksama oleh McClelland (1961) melalui bukunya The Achieving Society, moderenisasi sangat kuat dipengaruhi oleh nilai perorangan yang dianut oleh sebagian besar dari kelompok dalam masyarakat.

Proses Modernisasi Lembaga Modern Nilai Modern Perilaku Modern Masyarakat Modern Pembangunan Ekonomi

c.

Teori Human Capital Teori Human Capital atau sumber daya manusia lebih melihatnya dari

kemampuan sumber daya manusia dalam proses pembangunan, terutama yang berhubungan dengan perlakuan peningkatan kemampuan tenaga kerja sebagai bentuk investasi modal.

d.

Teori Liberalisasi Teori ini berpendirian bahwa hampir tidak mungkin kelompok miskin

yang berada di negara yang berkembang untuk maju dengan melalui perubahan yang mendasar dalam struktur masyarakat, sebagaimana halnya perubahan yang mendasar pada tatanan politik, sosial, dan ekonomi.

1.3

Dimensi Pembangunan Pembangunan dapat meliputi pembangunan fisik dan mental-spiritual,

yang tidak dapat dipisahkansecara diskrit atau seimbang, antara fisik dan mentalnya. Seperti halnya dengan pembangunan pabrik yang juga harus memiliki kemampuan menejerial yang meningkat pula. Hanya dengan kemampuan menejerial yang sehat akan dapat memelihara bangunan dan memanfaatkannya untuk tujuan peningkatan produksi setinggi-tingginya, dst. Khusus dalam membahas dimensi pembangunan yang berhuhungan dengan pembangunan segi mental-spiritual, akan memfokuskan pada penggan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi, moderenisasi dan peningkatan kualitas hidup, serta pendidikan dalam hubungannya dengan mobilisasi politik.

POLA PERTUMBUHAN MENURUT ROSTOW

Tahapan tradisional Prakodisi untuk take off dalam bidang ekonomi Take off Mengarahkan diri pada kematangan Tahapan konsumsi masal

Inkeles menyusun sejumlah ciri-ciri dari kemoderenan, meliputi hal-hal berikut. 1. 2. 3. Keterbukaan pada pengalaman baru. Kesiapan untuk melakukan perubahn sosial. Kesadaran akan keragaman sikap dan pendapat, dan mampu memilih pendapat dirinya. 4. Senantiasa energik dalam memperoleh fakta dan informasi dalam mengambangkan pemikiran dan pendapat. 5. Memiliki orientasi yang jelas pada orientasi waktu, dengan menekankan pada waktu saat ini dan dan masa yang akan datang dibandingkan dengan orientasi pada waktu yang telah lampau. 6. Memiliki keyakinan akan besarnya pengaruh seseorang pada

lingkungannya. 7. Memiliki orientasi pada perencanaan jangka panjang baik untuk

kepentingan masyarakat maupun kepentingan pribadi. 8. Memiliki keyakinan atau kebenaran dari hal yang sifatnyan objektif, serta keyakinan bahwa manusia mampu untuk memenuhi kebutuhannya. 9. Menghargai penuh atas keahlian dan menjadikannya sebagai bahan untuk memberikan penghargaan. 10. Memberikan penghargaan yang tinggi akan manfaat dari pendidikan formal dan sekolah serta memiliki aspirasi untuk memperoleh pendidikan yang memberikan dampak pada keahlian. 11. 12. Memberikan penghargaan yang tinggi pada kemuliaan pihak lain. Memahami proses logis dari kegiatan produksi dan industri.

Dimensi terakhir dari modernisasi berkaitan dengan mobilisasi politik. Politik merupakan prasyarat untuk pembangunan melalui kesadaran pada

peningkatan kualitas. Sehubungan dengan pentingnya komitmen politik, maka sumbangan pendidikan pada proses ini meliputi : 1. 2. 3. Sosialisasi politik. Pelatihan untuk mengembangkan elite politik. Integrasi dalam upaya mengembangkan konsensus nasional.

1.4

Strategi Pendidikan untuk Pembangunan Inilah empat aliran teori yang muncul sebagai akibat dari asumsi mengenai

pendidikan sebagai upaya mencapai pembangunan. 1. Aliran evolusi, berangkat dari asumsi bahwa pendidikan yang berlangsung saat ini tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang bergerak menuju tahapan pengembangan sosial dan ekonomi baru. 2. Aliran modernisasi, berangkat dari asumsi nilai-nilai, sikap dan keyakinan belum modern yang dianut masyarakat, dipandang mengganggu

perkembangan sosial dan teknologi. 3. Teori ketergantungan, berangkat dari asumsi terdapat ketergantungan ekonomi, sosial dan budaya. Bukan hanya ketergantungan kelembagaan, akan tetapi terjadi juga ketergantungan psikologis, yang mana sekolah hanya mampu menciptakan kelompok elite minoritas. 4. Teori Mark, berangkat dari asumsi perlunya dikembangkan tenaga kerja yang bisa memenuhi kepentingan pemilik modal dan peningkatan kesadaran untuk melakukan perubahan.

Dari paparan di atas telah digambarkan perkembangan secara konsepsional serta pendidikan yang menunjang pada proses pembangunan yang berdasar pada asumsi tertentu dari kondisi awal serta upaya-upaya yang harus dilakukan melalui pendidikan berikut keluaran dari pendidikan.

2.

Proses Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dilihat dari dua segi, pertama sebagai suatu

fenomena yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan faktor-faktor demografi, geografi, politik, sosial, dan ekonomi yang menuntut adanya penyesuaian. Kedua, perubahan sosial sebagai suatu upaya yang direncanakan menuju pada pemenuhan kebutuhan peradaban.

2.1

Pengertian Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah peristiwa yang terjadi secara terus-menerus

sepanjang terjadi penerimaan dan tanggapan pada rangsangan baru. Perubahan sosial akan tetap terjadi kendati tidak terdapat perubahan yang disadari oleh kelompok peubah yang ditujukan untuk sasaran tertentu. Pengertian perubahan sosial menurut para ahli

(http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial) 1. Kingsley Davis: perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. 2. William F. Ogburn: perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang

menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

2.2 a.

Bentuk-Bentuk Perubahan Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua

bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi.

1)

Perubahan evolusi Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam

proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. 2) Perubahan revolusi Dialektika revolusi dalam http://www.crayonpedia.org/mw/Bentuk-

Bentuk_Perubahan_Sosial_Budaya,_Perubahan_Secara_Cepat_%28Revolusi%29. _Perubahan_Secara_Lambat_%28evolusi%29_9.1 mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. b. Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan

1)

Perubahan yang Direncanakan Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang

diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2)

Perubahan yang Tidak Direncanakan Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak

dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat.
8

c.

Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil

1)

Perubahan Berpengaruh Besar Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut

mengakibatkan terjadinya per- ubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. 2) Perubahan berpengaruh kecil Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

2.3

Sifat-Sifat Perubahan Sifat-sifat perubahan terdiri atas (http://nanang-martono.blog.unsoed.ac.id/

files/2010/09/2Proses_Perubahan_Sosial.pdf) a. b. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan atan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. c. Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri. d. e. f. Perubahan sosial terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat. Perubahan sosial yang direncanakan dan tidak direncanakan. Perubahan sosial sering menghasilkan kontroversi, atau perubahan yang terjadi dalam suatu bidang akan selalu memunculkan bantahan dann konflik dengan paihak lain. g. Beberapa perubahan memiliki nilai kepentingan lainnya.

2.4

Faktor-Faktor Perubahan Sosial Faktor pendorong perubahan sosial menurut para ahli dalam

http://my.opera.com/octoberzero/blog/2011/02/22/pengertian-budaya-dan-budayabangsa-timur a. Menurut Alvin Betrand; awal dari proses peubahan social adalah komunikasi yaitu penyampaian ide, gagagsan, nilai, kepercayaan, keyakinan dan sebagainya, dari satu pihak ke pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman. b. Menurut David Mc Clelland: Dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat meraih prestasi (need for achievement) yang melanda masyarakat.

Para sosiolog kontemporer melihat bahwa faktor penentu perubahan sosial tidak merupakan faktor tunggal tetapi lebih bersifat ganda dan bersifat rumit. Faktor-faktor yang berinteraksi antara satu dengan lainnya yaitu faktor geografis, teknologi, ideologi, kepemimpinan, dan kependudukan.

a.

Geografis Faktor geografis akan mamberikan pengaruh pada penduduk untuk

menciptakan situasi baik yang dirasakan mendukung atau menghambat pada perubahan. Contoh yang paling menonjol yaitu adanya perubahan suhu, badai, gempa bumi akan mengiring pada manusia untuk melakukan perubahan pola kehidupan.

b.

Teknologi Perkembangan IPTEK membawa dampak yang luar biasa terhadap

perkembangan masyarakat. Ada kalanya IPTEK menjadi satu tolok ukur bagi kemajuan suatu masyarakat. Pengaruh teknologi dapat membawa perubahan dalam pola pikir manusia.

10

c.

Gagasan atau Ideologi Ideologi pada dasarnya merupakan sistem ide atau gagasan yang dimiliki

sekelompok orang yang dijadikan landasan bagi tindakannya. Mannheim (http://nanang-martono.blog.unsoed.ac.id/files/2010/09/2_Proses_Perubahan_Sosial.pdf) mendefinisikan ideologi sebagai sistem ide yang menghasilkan perilaku dalam mempertahankan tatanan yang ada.

d.

Ekonomi dan Politik Perkembangan ekonomi yang sangat cepat, sangat memengaruhi

kehidupan sosial masyarakat. Peningkatan kondisi ekonomi keluarga akan memberikan peluang kepada masyarakat untuk segera memenuhi kebutuhannya. Apabila aktifitas ini tidak dikontrol atau dibatasi, sangat dimungkinkan masyarakat akan menuju pada pola hidup konsumtif. Kondisi politik pada suatu negara merupakan faktor penting dalam memicu perubahan sosial. Kebijakan-kebijakan politik yang melekat pada kekuasaan merupakan sumber perubahan sosial. Perbedaan sistem politik yang duanut oleh suatu negara, mempunyai berbagai konsekuensi bagi

penyelenggaraan pemerintahan.

e.

Faktor Kepemimpinan Perubahan sosial dalam beberapa hal banyak dirangsang oleh

kepemimpinan yang kharismatik yang mampu menghimpun pengikutt yang banyak yang kan secara bersama melakukan perubahn sosial.

f.

Faktor Kependudukan Baik yang berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan yang

drastis akann menggiring pada perubahn sosial. Peningkatan yang demikian berarti akan menggiring pada penemuan teknologi dalam upaya mengimbnagi kecepatan pertumbuhan itu, misalnya terjadi migrasi keluar karena terjadi tekanan di daerah asal. Demikian pula penurunan yang demikian cepat akan mendorong pada pembentukan organisasi sosial terutama dalam mempertahankan diri dari serangan pihak lain.

11

Yang

menjadi

pertanyaan

sejauh

mana

pendidikan

memberikan

sumbangan pada pengayaan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan? Pendidikan sendiri merupakan faktor utama penyebab terjadinya perubahan, maupun faktor pendorong perubahan sosial. Pendidikan secar mendiri akan mengembangkan keyakinan dan nilai tersendiri yang mendorong pada perubahan sosial.. pendidikan akan mendorong berkembangnya kepemimpinan, terjadinya mobilisasi vertikal, pengembangan IPTEK, eksploitasi sumber daya tertentu serta tidak jarang menghasilkan ideologi yang sangat kondusif untuk terjadinya perubahan sosial. Bagian pendidikan berarti mendorong perubahan sosial yaitu berkembangnya kemampuan untuk membuat perencanaan yang akan mengarah pada perubahan yang disengaja, seperti berkembangnya keluarga berencana sebagai reaksi pada pola reproduksi yang terjadi pada suatu masyarakat.

2.5 Hambatan Perubahan Sosial di Negara Berkembang Menurut Gheddo (Universitas Terbuka, Pengantar Pendidikan 2006; 7.20 ) keterbelakangan suatu negara ditandai dengan tiga faktor utama yaitu budaya, rendahnya penggunaan IPTEK, serta tidak berfungsinya lembaga sosial. Budaya status quo merupakan ciri utama negara berkembang yaitu tidak beranjaknya kondisi politik ekonomi, dan budaya untuk waktu yang cukup lama. Budaya ini dianut oleh sebagian warga negara, termasuk pranata pendidikan yang alergi terhadap berbagai perubahan dan bertentangan dengan hakikat pendidikan sendiri sebagai administrator dari lingkungannya sendiri. Lebih rinci dari sebab maupun akibat dari keterbelakangan dikemukakan oleh Koentjoraningrat dalam kebudayaan Mentalitas Pembangunan (Universitas Terbuka, Pengantar Pendidikan 2006:7.20) terdapat variabel yang membuat keterbelakangan antara lain berkaitan dengan nilai hidup, nilai tentang waktu, nilai alam, dan nilai manusia dengan manusia. a. Nilai Hidup Para utilitarian melihat bahwa tujuan hidup tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan perorangan apalagi dengan mengorbankan pihak lain karena

12

manusia dikenal dengan homo socius, makhluk yang hanya bisa hidup wajar dalam hubungan dengan manusia lain. b. Nilai Tentang Waktu Orientasi ini lebih banyak berorientasi pada waktu lampau dengan membesar-besarkan kesalahan maupun keberuntungan pada waktu yang telah lewat serta tidak melihat bagaimana akibat dari suatu pekerjaan untuk masa yang akan datang. c. Nilai Alam Alam dianggap nsebagai pel;ayan dari manusia. Konsep ini terjadi sebagai akibat dari penerjemahan yang salah bahwa manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Karena tanggapan yang salah ini manusia bisa berbuat semaunya. d. Nilai Tentang Manusia Nilai ini harus dilihat dalam hubungan manusia dengan manusia lain secara horizontal dengan mengembangkan kebersamaan serta melepaskan diri dari pengaruh negatif kemajuan zaman yaitu individualisme salah, dengan

beranggapan bisa melepaskan diri dari manusia lainnya.

2.6 a.

Teori Perubahan Sosial Teori Evolusi Teori ini melihat masyarakat yang bisa berkembang dari posisi yang

sederhana pada situasi yang lebih rumit. Dengan teori ini diyakini bahwa suatu masyarakat yang berkembang adalah masyarakat yang memiliki ciri lebih progresif untuk maju dibanding dengan masyarakat lainnya.

b.

Teori Lingkaran (Cyclical) Teori ini berpendapat bahwa perubahan sosial pada masyarakat telah

melewati tahapan terentu yang pada tahapan itu merupakan pengulangan dan bukan merupakan kemajuan seperti yang dikemukakan oleh teori evolusi.

c.

Teori Keseimbangan Teori ini memandang masyarakat terdiri atas bagian-bagian yang memiliki

ketergantungan satu dengan lainnya, di mana tiap bagian memiliki sumbangan

13

dalam memelihara kemanfaatn dari masyarakat tersebut. Bila terjadi kerusakan satu di antara bagian maka akan terjadi pada bagian lainnhya. Pada saat terjadi keseimbangan perubahan dari tiap unsur secara merata maka masyarakat itu akan pulih sebagaimana adanya. d. Teori Konflik Teori ini melihat masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok yang senantiasa terjadi konflik satu dengan lainnya. Pada saat terjadinya perlombaan untuk mendapatkan barang dan sumber-sumber perubahan sosial akan berlangsung. Teori ini melihat adanya kelompok terjadi yang senantiasa dalam

mempertahankan

keberadaannya

sehingga

ketidakteraturan

kelembagaan yang menyebabkan masyarakat tidak stabil. Dilihat dari perkembangannya perubahan sosial berkaitan dengan modernisasi yang mengikuti pola seperti berikut.

Social Formation

Primitif

Tradisional

Masyarakat Modern Kelas Sosial Kapitalis: Liberal & Terorganisasi

Post Kapitalis

Post Modern

Hebermas memilah perubahan sosial yang terstruktur seperti pada gambar di atas. Dari gambaran ini perubahan sosial berlanjut dari situasi yang diwarnai kehidupan yang paling sederhana (tribal) menuju pada masyarakat post modern. Di antara sekian banyak tanda dari perubahan menurut Hebermas yaitu adanya

14

pergeseran dari kepercayaan yang kuat pada agam dan keyakinan menuju pemikiran yang didasarkan pada filsafat. Dengan cara ini validasi normatif yang didasarkan pada sesuatu yang seharusnya menjadi demikian eksplisit. Perubahan yang terjadi demikian kuat yaitu pergeseran dariu tradisi dan otoritas menjadi legitimasi yang dfidasarkan pada kebutuhan pasar.

2.7

Paradigma Perubahan Sosial Satu di antara toeri perubahan sosial yang paling banyak dikenal di

kalangan ilmuwan adalah Perubahan Sosial Paradigma Zalman. Perubahan sosial sebagai upaya terencana menurutnya memiliki lima faktotr yang dikenal dengan lima C.s, yaitu cause (penyebab), change agency (agen perubahan), chenge strategy (strategi perubahan), channels (saluran), dan change target (target perubahan). Kelima faktor tersebut digambarkan sebagai berikut.

Cause

Change Agency

Change Strategies

Channels

Change Targets

a.

Cause Cause yaitu tujuan sosial yang diyakini para praktisi sebagai jawaban

terhadap permasalahan sosial. Kelompok ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bantuan yang ditujukan untuk membantu pihak yang terkena dampak (victim), protes yaitu dilakukan dengan cara mengembalikan aturan kelembagaan yang ada, dan revolusi, yang dilakuakn dengan cara mengganti lembaga yang tidak dikehendaki.

b.

Agen Perubahan Agen perubahan yaitu lembaga/organisasi yang tugas utamanya untuk

mengembangkan fungsi dari lembaga sosial. Agen perubahan dapat berupa kelompok informal seperti kelompok warga negara dan berupa lembaga formal

15

seperti agen sosial, lembaga politik atau unit politik tertentu, seperti lembaga masyarakat, bangsa atau lembaga internasional.

c.

Target Perubahan Target perubahan adalah perorangan, kelompok atau lembaga yang

ditetapkan sebagai target dari upaya perubahan. Target loerubahan adalah orang yang menjadi bidikan dari agen perubahan, di mana target dianggap sebgai tahapan untuk memecahkan permasalahan. Ada tujuh tipe target perubahan berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu: 1) Militan vdalam kebenaran, yang berpendapat bahwa negaraku adalah selalu benar dan aku akan selalu menghadang siapa saja yang memunyai pikiran yang bertentangan dengan prinsip itu. 2) 3) Patriot, untuk mereka yang menaruh hormat terhadap negaranya. Komitmen empat tahunan, yaitu untuk mereka yang memberikan pelung kepada penguasa saat ini untuk menjalankan kebijakannya serta akan menggantinya apabila tidak bisa menjalankan tugas. 4) Penentang paruh waktu, yaitu kelompok yang tidak merasa puas dengan penampilan penguasa saat ini akan tetapi tidak melakukan usaha dengan waktu penuh untuk menggantinya. 5) Penggalang perdamaian, yaitu kelompok yang tidak merasa puas dengan penampilan penguasa saat ini dan melawannhya melalui upaya demonstrasi yang damai. 6) Penggalang militan, yaitu kelompok yang tidak puas dan menggalang kekuatan untuk menghadapinya dengan semua cara termasuk kekerasan. 7) Revolusioner, kelompok yang melihat penguasa saat ini demikian rusak dan harus dilakukan penggantian.

d.

Channel atau Saluran Dalam upaya untuk mencapai sasaran perubahan, agen perubahan akan

memilih saluran yang paling efisien, sehingga tujuan yang ditetapkan bisa dicapai. Fungsi saluran yaitu menjamin bahwa hubungan dengan target bisa dilakukan dengan cara yang lebih hemat dan berniali guna. Saluran demikian beraga,, bisa

16

biro iklan, pengarang atau pimpinan setempat yang harus diupayakan oleh agen perubahan untuk secara hati-hati menetapkan saluran yang dipilih. Tipe saluran: 1) Saluran yang Memberika Pengaruh 1. Berbentuk Media y y 2. Media massa (televisi, radio,. Majalah, surat kabar) Media khusus (tabloid, laporan tahunan, pengumuman)

Saluran Personal y y y Pertemuan besar (demonstasi, tablig, kampanye terbuka) Pertemuan kelompok (negosiasi dalam tim, pengarahan regu) Kunjungan perorangan (loby, hubungan telepon)

2)

Media yang Memberikan Tanggpan a) Media yang memberikan tanggapan (telepon, surat, dan pengiklanan)

b) Saluran tanggapan perorangan (kunjungan pada pimpinan, kunjungan pada pendukung, kunjungan pada kantor cabang)

e.

Strategi Perubahan Strategi perubahan adalah konsepsi yang dimiliki agen perubahan yang

dipandang sebagai jalan yang paling efektif untuk memengaruhi sasaran dalam upaya menghasilkan tujuan yang diharapkan. Strategi dilihat dari asumsi tentang kekuatan pengaruh dan keberhasilan komunikasibisa dilihat dari target sistem. Dari asumsi-asumsi dan kemungkinan hasiknya sekanjutnya diprogramkan kegiatan, waktu, penjalinan kerja sama, alat, dan kelembagaan. Secara teoritis terdapat tiga strategi yang umum dipergunakan untuk memengaruhi sasaran, yaitu koersi, persuasi, dan pendidikan.

1)

Strategi Koersi Diupayakan oleh agen perubahan dalam upaya meningkatkan kerja sama dengan menggunakan sanksi. Sasaran yang diharapkan oleh agen perubahan lebih pada perubahan tingkah laku dibanding perubahan dalam segi keyakinan dan nilai dari sasaran perubahan.

17

2)

Strategi Persuasi Merupakan usaha untuk memperkenalkan perilaku yang diharapkan kepada sasaran dengan cara mengindentifikasi objek sosial melaui perubahan keyakinan dan nilai pada sasaran. Pada strategi ini agen perubahan tidak menggunakn sanksi internal dalam bentuk sanksi akan tetapi lebih pada menuntut adanya perubahan internal pada diri sasaran. Terdapat tiga tipe dari strategi persuasi ini, yaitu; logos, pathos, dan athos.

3)

Strategi Pendidikan Berusaha untuk memperkenalkan perilaku pada sasaran melalui upaya penginternalisasikan keyakinan dan nilai baru. Dengan strategi ini agen perubahan harus mendalami perilaku dari sasaran. Strategi ini memiliki dua tipe yaitu modifikasi keyakinan (berusaha memengaruhi faktor psikologis), dan modifikasi nilai.

2.8

Aksi Sosial sebagai Ilustrasi Perubahan Sosial Aksi sosial yaitu usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk

mengatasi permasalahan sosial. Sehubuingan dengan aksi sosial dikembanmgkan paradigma yang dikenal dengan lima C.s.

2.9

Hubungan Pembangunan dan Perubahan Sosial Perubahan sosial memiliki dua kecenderungan. Pertama, perubahan dapat

dilihat sebagai fenomena yang terlepas dari program pembangunan. Kedua, perubahan sosial merupakan bagian dari pembangunan, yaitu upaya yang dilakukan oleh seseorang/kelompok agen perubahan untuk mengatasi

permasalahan tertentu. Drai gambaran ini pembangunna merupakan kerangka umum, sedangkan perubahan sosial merupakan bagian dari pembangunan.

2.10 Pendidikan dalam Menunjang Pembangunan dan Perubahan Sosial Pendidikan yang memiliki sumbangan berarti ditunjukkan oleh produk pendidikan dilihat dari integritas maupun sumbangannya secara sosial. Seorang terdidik dituntut memiliki kemampuan knowledgeable, berpikir jernih,

kemampuan mengekspresikan diri, memiliki kecanggihan moral dan waktu , serta

18

kemampuan untuk survive. Seorang terdidik bukan hanya memiliki satu ranah akan tetapi memiliki integritas dari semua perangkat yang harus dimilikinya, disertai dengan dedikasi yang tinggi sesuai dengan hakikat ilmu yang ditekuninya. Dalam upaaya memberikan dukungan pada pembangunan dan perubahan sosial yang tuidak hanya dituntut dari penampilan peserta didik akan tetapi secara bersamaan dengan lembaga pendidikan, berikut akan dibahas mengenai pendidikan unggul sebagai penunjang pembangunan dan perubahan sosial.

a.

Pemberdayaan Fungsi sekolah harus dikembangkan dari fungsi peluncuran dan sosialisasi

pada language of productivity dan language of possibility. Yang pertama menekankan lembaga pendidikan sebagai lembaga pengembangan ilmu

pengetahuan yang harusmemberikan kepuasan bagi lingkungan sekitarnya. Kedua lembaga pendidikan harus mengembangkan dirinya sebagai agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya. Lembaga pendidikan harus mampu mengembangkan suasana yang

dinamis untuk menjadikan lembaga maupun semua yang ada di dalamnya sebagai pengembang suasana fisik, psikologis, dan kelembagaan. Lembaga pendidikan juga harus mampu mengembangkan struktur yang dinamis, meliputi

pengembangan kepemimpinan dan otoritasnya, adanya program yang jelas serta kemajuan, pembagian tugas di antara sesama anggota, pengambilan keputusan dan interaksi sesama anggota dalam kelompok.

b.

Pemberdayaan Peserta Didik Pemberdayaan pendidikan memiliki sejumlah indikator yang meliputi

kemampuan untuk melakukan akses, kekuatan, kemampuan untuk melakukan pilihan, status, kapabilitas, legitimasi, disiplin, dan persepsi pada kreativitas. Dalam hal memiliki kemampuan untuk mengakses sumber-sumber, dituntut untuk memperoleh peluang yang lebih besar untuk memperoleh sumber-

sumber.seseorang yang berdaya memiliki kekuatan yang meningkat untuk melakukan barganing, ia bukan hanya pihak yang diatur oleh pihak lainnya akan tetapi mampu memberikan harga atas upaya yang ditawarkan kepadanya. Ia juga

19

mampu memilih dan memiliki peluang yang ditawarkan kepadanya. Dilihat dari statusnya, ia mampu mengembangkan imajinasi tentang dirinya, rasa memiliki yang kuat serta perasaan yang kuat atas identitas budayanya. Melalui pendefinisian tersebut dapat ditarik simpulan dari pemberdayaan perorangan, yakni: 1) Kemampuan untuk mengembangkan dasar kesadaran bahwa seseorang yang berdaya mampu menunjukkan suatu tindakan dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup serta berusaha untuk memperoleh keterampilan dalam memenuhi kebutuhan. 2) Dengan menunjukkan tindakan maka ia akan melepaskan ketidakberdayaan dan pada saat bersamaan lebih meningkat kepercayaan atas dirinya. 3) Sejalan dengan pertumbuhan keahlian dan keyakinan diri, kemampuan untuk melakukan kerja sama ditingkatkan dalam upaya meningkatkan pengambilan keputusan serta pengguanaan sumber-sumber yang akan memengaruhi kesejahteraannya.

Dalam

prosesnya

pemberdayaan

memiliki

empat

tahapan

yaitu

kemampuan kelembagaan,

kemampuan manajemen diri dan kolaborasi,

kemampuan partisispasi, serta pendidikan untuk keadilan. 1) Kemampuan kelembagaan dutujukan untuk memberikan kekuatan pada perorangan dan kelompok, meningkatkan dan melakukan perubahan lingkungan sosial ekonomi serta posisi masing-masing pada pranata itu. 2) Kemampuan untuk melakukan manajeman diri kolaborasi ditempuh melalui kegiatan partisipasi dalam membuat keputusan dilihat dari tingkatannya maupun isu yang dikembangkan. 3) Tujuan dari pendekatan partisipasif memungkinkan adanya kontrol dari pihak peserta yang arah kegiatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Pola yang dipergunakan yaitu adanya keterlibatan peserta maupun agen perubahan serta mengembangkan perencanaan di mana orang-orang mampu merencanakan untuk kebutuhan kelompoknya. 4) Bagian akhir dari proses pemberdayaan adalah pendidikan untuk keadilan. Poada pendidikan untuk keadilan ini penekanannya yaitu penyadaran diri

20

sebagai aspek yang tidak terpisahkan dari proses pemberdayaan. Tujuan dari aspek ini yaitu bagaimana peserta didik mampu menunjukkan tuntutan atas keadilan sertya memberikan kekuatan pada dirinya untuk memperoleh keadila.

2.11 Pendidikan Unggul sebagai Penunjang Pembangunan dan Perubahan Sosial Peningkatan guru untuk mengembangkan kurikulum yang mampu mengembangkan kecakapan peserta didik adalah suatu keharusan. Manajemen pendidikan yang menunjang pada pendidikan yang unggul hendaknya

menyertakan sebanyak mungkin orang tua dan pihak pengguna jasa pendidikan dalam meningkatkan pelayanan pada pengembangan kemampuan peserta didik. Dalam hubungan ini, Fien (Univertsitas Terbuka, Pengantar Pendidikan 2006: 7.35) memberikan sejumlah praktis meningkatkan keunggulan lembaga pendidikan, dengan mengembalikan fungsi pendidikan sebagai pemelihara nilai pada pengembang nilai baru, meliputi bidang pengembangan peran sosial, pengembangan tujuan pendidikan, pengembangan kurikulum, peran pendidik, peran peserta belajar, serta proses pengawasan, dan proses penilaian.

a.

Peran sosial pendidikan harus diarahkan pada kemampuan untuk saling merefleksikan diri antara kepentingan sekolah dan masyarakatnya. Sekolah hendaknya memberikan sumbangan dalam memecahkan ketidakadilan sosial dan mempersiapkan peserta didik untuk berpartisipasi nyata dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Sebaliknya lingkungan sosial harus memberikan sumbangan nyata pada proses pendidikan dengan tujuan utama yaitu untuk mengembangkan generasi yang lebih untuk mengisi peran sosial.

b.

Keluaran pendidikan hendaknya ditujukan dalam upaya memanfaatkan semua sumber secara efisien serta melakukan partisipasi dalam kehidupan sosial.

c.

Kurikulum yang unggul merupakan penunjang dari pelaksanaan pendidiakn yang unggul. Kurikulum demikian harus memiliki fleksibilitas dengan

21

mengintegrasikan kebutuhan masyarakat, lembaga pendidikan, dan peserta didik. d. Peran guru harus diubah dari peluncur pengetahuan pada pengembang proyek dan manusia sumber (resource person), yang mampu menggunakan semua sumber secara efisien serta mampu menjalin kerja sama dan

negosiasi anatar lembaga pendidikan dengan masyarakat. e. Peran peserta belajar harus diubah dari penerima nilai-niali menjadi colearner, menggunakan pengetahuan melalui interaksi dengan pihak lain secara efisien dalam suasana kolaboratif untuk memecahkan permasalahan sosial. f. Sistem pengawasan bersama memadukan anatar potensi partisipasi dengan perwakilan yang demokratis untuk membertikan pengawasan yang tujuan akhirnya bukan untuk memperoleh status akan tetapi dalam upaya mengembangkan produktivitas. g. Penilaian terpadu dengan menggunakan negosiasi antara penilaian formal guru dengan peserta belajar sebagai co-learner dengan tujuan memenuhi persyaratan sesuai dengan tuntutan lingkungan kerja/sosial. partisipasi dalam pengawasan dan peningkatan

22

PEMBAHASAN

1.

Pengertian Pembangunan dan Hubungannya dengan Perubahan Sosial

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, negara satu dengan negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan

merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Siagian (1983) dalam bukunya Administrasi Pembangunan

mengemukakan, Pembangunan sebagai suatu perubahan, mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan. Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan

pembangunan nasionalnya. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting

23

dari

pembangunan

adalah

adanya

kemajuan/perbaikan

(progress),

pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan mengandung makna sebuah perubahan sosial secara positif yang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar atau disengaja. Perubahan sosial dialami oleh setiap masyarakat yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan perubahan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Perubahan sosial dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga menjadi semakin rasional; perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial; perubahan tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam; Perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien, dan lainlainnya. Karl Marx pada dasarnya melihat perubahan sosial sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata perekonomian masyarakat, terutama sebagai akibat dari pertentangan yang terus terjadi antara kelompok pemilik modal atau alat-alat produksi dengan kelompok pekerja. Di lain pihak Emile Durkheim melihat perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Sementara itu, Max Weber pada dasarnya melihat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah akibat dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan masyarakat. Dalam hal ini dicontohkan masyarakat Eropa yang sekian lama terbelenggu oleh nilai Katolikisme Ortodox, kemudian berkembang pesat kehidupan sosial ekonominya atas dorongan dari nilai Protestanisme yang dirasakan lebih rasional dan lebih sesuai dengan tuntutan kehidupan modern. Dari beberapa pendapat ahli ilmu sosial yang dikutip, dapat disinkronkan pendapat mereka tentang perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan, modifikasi, atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup

24

masyarakat, yang mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-

kelembagaan masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun nonmateri. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan dengan perubahan sosial adalah fenomena yang tidak mungkin kita hindari selaku masyarakat yang terus berubah demi kemajuan hidup, apalagi kita ini termasuk sebagai masyarakat yang tinggal di negara Dunia Ketiga atau negara berkembang. Dengan adanya pembangunan dan perubahan sosial, kita melihat adanya berbagai efek yang terjadi pada kehidupan sosial, baik itu efek positif maupun negatif. Bagaimana mengukur keberhasilan atau kegagalan suatu pembangunan? Kita dapat melihat dari berbagai faktor, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. menghitung kekayaan rata-rata masyarakat, pemerataan pendapatan, bagaimana kualitas kehidupan yang ada, kerusakan lingkungan, dan keadilan sosial dan kesinambungan.

2.

Proses Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi secara terus-menerus

dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor geografis, teknologi, kepemimpinan, dan kependudukan. Namun, menurut penulis faktor kebudayaan, kompetisi dan konflik, event dan penduduk, dan lingkungan fisik juga merupakan faktor yang memungkinkan perubahan sosial. Bila mengikuti teori evolusi Darwin penulis dapat menyimpulkan bahwa perubahan sosial terjadi sejak zaman purba, manusia yang dulunya hidup berpindah-pindah (nomaden) seiring berjalannya waktu mulai hidup menetap. Perubahan pola kehidupan itu menyebabkan unsur-unsur dan pola hidup lainnya ikut berubah. Dapat dibuktikan menurut keterangan sejarah bahwa manusia pada zaman purba ketika masih hidup berpindah-pindah mata pencarian mereka adalah berburu dan ketika sudah hidup menetap mata pencarian mereka selain berburu

25

yaitu bercocok tanam. Hal ini membuktikan bahwa perubahan keadaan lingkungan menyebabkan perubahan sosial. Sifat-sifat perubahan sosial, yaitu: a. b. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan atan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. c. Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri. d. e. f. Perubahan sosial terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat. Perubahan sosial yang direncanakan dan tidak direncanakan. Perubahan sosial sering menghasilkan kontroversi, atau perubahan yang terjadi dalam suatu bidang akan selalu memunculkan bantahan dann konflik dengan paihak lain. g. Beberapa perubahan memiliki nilai kepentingan lainnya. Penulis sangat sependapat dengan sifat-sifat perubahan sosial seperti yang telah disebutkan di atas. Realitanya sifat-sifat tersebut dapat dengan mudah dirasakan, contoh sederhana telepon genggam dulu merupakan barang mewah yang hanya orang-orang tertentu yang dapat memilikinya, namun seiring dengan pesatnya pertumbuhan teknologi, kini telepon genggan merupakan barang yang siapa saja dapat memilikinya. Hal yang paling mendasar dan paling memengaruhi perubahan sosial adalah pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus dapat dijadikan lembaga pengembangan ilmu pengetahuan yang harus memberikan kepuasan bagi lingkungan sekitarnya serta harus mengembangkan dirinya sebagai agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya. Karena manusia yang lahir dari hasil didikan seharusnya dalah manusia yang dapat membawa perubahan yang baik. Dalam proses pemberdayaan peserta didik memiliki empat tahapan yaitu kemampuan kelembagaan, kemampuan manajemen diri dan kolaborasi,

kemampuan partisispasi, serta pendidikan untuk keadilan.

26

Kemampuan kelembagaan adalah kemampuan dari lembaga (pendidikan) untuk memberikan kekuatan pada diri peserta didik. Kemampuan manajemen diri dan kolaborasi adalah kemampuan peserta didik dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah serta isu-isu yang beredar. Kemampuan partisispasi adalah kemampuan peserta didik dalam bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang lain. Sedangkan pendidikan untuk keadilan adalah usaha pendidikan untuk memberi penyadaran dalam diri peserta didik bahwa keadilan harus ditegakkan. Keempat proses ini nantinya akan menuju pada proses pemberdayaan peserta didik yang dapat membawa pada proses perubahan.

27

You might also like