You are on page 1of 10

TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DILUAR NEGERI

A. Sejarah dan pengertian Penempatan TKI di luar negeri telah terjadi sejak zaman Hindia Belanda sejak tahun 1887, banyak TKI dikirimkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bekerja sebagai kuli kontrak di Suriname, New Calidonia, Siam, dan Serawak. Penempatan TKI yang didasarkan pada kebijakan indonesia baru terjadi pada tahun 1969 dilaksana kan oleh Departemen Perburuhan. Dengan dikeluarkannya PP No.4 tahun 1970. UU Penempatan dan perlindungan TKI diluar negeri, yaitu UU No. 39 Tahun 2004. Pengertian penempatan TKI dalam pasal 1 angka 3 UU No.39 Tahun 2004 yaitu kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan , pengurus dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan sampai kenegara tujuan, dan pemulangan dari Negara tujuan. Pengertian perlindungan TKI adalah segala upaya melindungi kepentingan calon TKI dalam mewujudkan terjaminnya hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan (pasal 1 angka 4 UU No.39 tahun 2004). B. Syarat-Syarat pelaksanaan penempatan TKI di Luar Negeri UU menetapkan yang dapat menjadi penempatan dan pengiriman TKI ke LN, yaitu : a. pemerintah b. swasta Pemerintah dalam hal ini adalah Departemen atau intansi yang berwenangdi bidang ketenagakerjaan yaitu Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Swasta sebagai pelaksana penempatan harus berbentukbadan hukum perseroan terbatas (PT) dan telah memperoleh izin tertulis berupa Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI (SIPPTKI) yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dengan demikian pelaksana penempatan TKI ke luar negeri tidak dapat dilakukan oleh perorangan sebab izin penempatan hanya diberikan oleh pelaksana yang berbentuk badan hukum. Menurut UU No. 39 tahun 2004 penempatan TKI di luar negeri dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri, dengan syarat mendapat izin tertulis dari Menteri yang berwenang dan harus memenuhi syarat: 1) 2) 3) 4) 5) perusahaan yang bersangkutan (bukan PJTKI) harus berbadan hukum yang dibentuk berdasarkan hukum indonesia. TKI yang ditempatkan merupakan pekerja perusahaan itu sendiri; Perusahaan memiliki bukti hubungan kepemilikan atau perjanjian pekerja yang diketahui oleh Perwakilan Republik Indonesia. TKI telah memiliki perjanjian kerja. TKI telah diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dan memiliki polis asuransi; dan 6) TKI yang ditempatkan wajib memiliki KTKLN (Kartu Tanda Kerja Luar Negeri). 1. Persyaratan Bagi Calon TKI dan TKI a. Usia calom TKI/TKI berusia sekurang-kurangnya 18 tahun, bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun. b. d. Sehat fisik atau jasmani dan sehat secara mental atau rohani; Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus sekolah dasar atau sederajat. c.Bagi calon tenaga kerja perempuan tidak dalam keadaan hamil.

Syarat administrasi yaitu; a. b. c. d. e f. g. h. i. j. 2. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), Ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran atau surat keterangan kenal lahir; Melampirkan surat keterangan status perkawinan dan copy buku nikah bagi yang sudah menikah Surat keteranagan izin keluarga Sertifikat kompetensi kerja; Surat keterangan sehat dari pemeriksa kesehatan dan psikologi; Paspor Visa kerja Perjanjian penempatan kerja; Perjanjian kerja dan Kartu identitas TKI Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri

Persyaratan Bagi Perusahaan Penempatan TKI Perusahaan harus memiliki Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI, selain

itu harus memenuhi syarat kemampuan teknis berupa: a. b. d. Modal sekurang-kurangnya Rp.3000.000.000.00,Deposito sebesar Rp.15.000.000,Memiliki unit pelatihan kerja; dan

c.Rencana kerja sekurang-kurangnya untuk 3 tahun berjalan. e.Memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI. Dengan demikian PJTKI dilarang mengalihkan atau memindah tangankan SIPPTKI pada pihak lain, jika terbukti dapat dipidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun, denda paling sedikit Rp.1000.000.000.00,- dan paling banyak Rp.5000.000.000,00. C. Pelaksanaan Penempatan TKI di Luar Negeri UU No.39 Tahun 2004tidak secara eksplisit menetapkan

persyaratdibolehkannya pengiriman atau penempatan tenaga kerja indonesia

kesuatu negara lain. Pasal 27 hanya mengatur secara tidak jelas kondisi yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengizinkan adanya pengiriman atau penempatan TKI keluar negeri, pertama, perjanjian tertulis, kedua, kondisi keamanan negara tujuan. Pasal 30 menetapkan bahwa dilarang menempatkan calon TKI ataupun TKI pada jabatan dan tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kesusilaan. a) Masa Pra Penempatan Pada masa ini meliputi kegiatan: 1) Pengurusan SIP 2) Perekrutan dan seleksi 3) Pendidikan dan pelatihan kerja 4) Pemeriksaan kesehatan dan psikologi 5) Pengurusan dokumen 6) Uji kompetensi 7) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) 8) Pemberangkatan 1) Pengurusan SIP Surat Izin Pengerahan adalah izin yang diberikan pemerintah kepada pelaksana penempatan TKI swasta. SIP akan diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi jika memenuhi beberapa syarat berikut: a. b. c. d. 2) Perjanjian kerjasama Penempatan Surat permintaan TKI Rancangan perjanjian penempatan Rancangan perjanjian kerja.

Perekrutan dan seleksi

Dalam proses perekrutan pihak perusahaan harus memberikan informasi yang sesungguhnya, sekurang-kurangnya berkenaan dengan hal-hal : Tata cara perekrutan Dokumen yang diperlukan Hak dan kewajiban calon TKI/TKI Situasi, kondisi dan resiko di Negara tujuan Tata cara perlindungan bagi TKI

UU menetukan bahwa informasi sebagaimana dimaksud di atas wajib mendapatkan persetujuan dari instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan dan disampaikan oleh pelaksana penempatan TKI swasta. Calon TKI yang telah memenuhi syarat administrasi akan menandatangani perjanjian penempatan dengan pelaksana penempatan TKI. 3) Pelatihan Kerja Setiap calon TKI diharuskan memiliki sertifikat kompetensi kerja sesuai jabatan atau pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan yang temuat dalam surat permintaan TKI dari perusahaan pengguna. Calon TKI yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan berhak memperoleh sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan kerja yang terakreditasi. 4) Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi Pemeriksaan kesehatan dan psikologi bagi calon TKI dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti untuk mengetahui dengan pasti kesehatan dan tingkat kesiapan psikis serta kesesuian kepribadian calon TKI dengan pekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan. 5) Pengurusan Dokumen Pada bagian ini hal-hal yang dimaksud dengan dokumen adalah keseluruhan dokumen baik menyangkut diri (personalitas) juga di luar dokumen diri. Adapun dokumen tersebut meliputi :

a. KTP, ijasah pendidikan terakhir, akte kelahiran atua surat keterangan kenal lahir b. Surat keterangan status perkawinan bagi yang telah menikah melampirkan copy buku nikah c. Surat keterangan izin suami atau isteri, izin orang tua atau izin wali d. Serifikat kompetensi kerja e. Surat keterangan sehat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi f. Paspor yang diterbitkan oleh kantor imigrasi setempat g. Visa kerja h. Perjanjian penempatan kerja i. Perjanjian kerja j. KTKLN ( Kart Tenaga Kerja Luar Negeri) 6) Perjanjian penempatan Dokumen yang penting untuk diperhatikan adalah perjanjian penempatan, bagi calon TKI yang lulus perekrutan selanjutnya akan menandatangani perjanjian penempatan dengan PJTKI. Perjanjian yang telah disepakati tidak dapat diubah secara sepihak, kecuali ada kesepakatan kedua belah pihak. Selain itu jika dikemudian hari terbukti isi perjanjian melanggar dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, maka perjanjian tidak memiliki kekuatan hukum atau batal demi hukum. PJTKI berkewajiban untuk memberitahukan perjanjian penempatan ini dengan menyerahkan salinan (copy) perjanjian pada instansi ketenagakerjaan yang berwenang di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. 7) Perjanjian Kerja Perjanjian kerja adalah perjanjian berikutnya yang dibuat oleh calon TKI/TKI yang telah lulus seleksi perekrutan dan telah memenuhi syarat-syarat dokumen lainnya. Pentingnya perjanjian kerja ini tidak lepas dari fungsi perjanjian umumnya yaitu sebagai undang-undang bagi para pihak yang

membuatnya, sehingga setiap detail isi perjanjian kerja harus mencerminkan keseimbangan hak dan kewajiban. 8) KTKLN Dokumen lain yang tidak kalah penting adalah KTKLN. Setiap TKI yang ditempatkan di luar negeri, wajib memiliki dokumen KTKLN yang dikeluarkan oleh pemerintah. KTKLN digunakan sebagai kartu identitas TKI selama masa penempatan TKI di negara tujuan. 9) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) Pembekalan 10) akhir pemberangkatan (PAP) dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman pendalaman terhadap: peraturan perundang-undangan dinegara tujuan; dan materi perjanjian kerja.

Pemberangkatan Pemberangkatan dilaksanakan setelah TKI memenuhi semua persyaratan

kelengkapan dokumen sebagaimana disyaratkan pasal 51 UU No. 39 Tahun 2004. 11) Masa Penempatan TKI dan PJTKI wajib melaporkan tentanng kedatangannya pada kantor perwakilan Republik Indonesia yang ada dinegara setempat. Hal ini berguna bagi perwakilan RI agar dapat mencatat dan mengetahui warga negara indonesia yang bekerja dinegara tersebut. D. Lembaga Pelaksana dan Pengawas Lembaga yang berhak dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengawasan penempatan TKI di luar negeri telah ditentukan oleh perundangundangan meliputi perusahaan penempatan TKI swasta (PPTKIS), pemerintah,

KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), KJRI (Konsulat Jendral Republik Indonesia). a) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) BNP2TKI adalah sebuah lembaga Pemerintah Non Departemen di indonesia yang mempunyai fungsi melaksanakan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia diluar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. b) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) BNP2TKI adalah perangkat BNP2TKI yang bertugas memberikan kemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumen penempatan TKI khususnya yang ada di daerah.

E.

Asuransi Sebagai Bentuk Perlindungan Sosial Ekonomis Bagi TKI Ketika membahas tentang perlindungan bagi pekerja termasuk TKI ada

tiga perlindungan hukum yang dimaksud sesuai dengan tujuannya yaitu perlindungan ekonomi yang dikenal dengan jaminan sosial, perlindungan sosial yang menyangkut perlindungan atas kesehatan pekerjaan, dan perlindungan menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja atau disebut sebagai perlindungan teknis. Program Asuransi TKI adalah program asuransi yang diberikan kepada calon TKI/TKI sebelum keberangkatan (pra penempatan), selama masa penempatan dan purna penempatan keluar negeri dalam hal terjadi resiko-resiko yang tidak diharapkan.

F.

Perjanjian Bilateral Mengenai Penempatan TKI Banyak persoalan hukum yang dihadapi warga negara indonesia yang

berstatus sebagai TKI di negara penempatan, mulai dari legalitas keberadaannya di negara lain, pelanggaran atas kontrak kerja, tindak kriminal baik TKI sebagai pelaku maupun sebagai korban (victim). Permasalahan lain dihadapi TKI di LN juga dikarenakan faktor berikut: a. Ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya lokal. b. Terkait aspek Hukum Perdata Internasional. Ini menimbulkan permasalahn tentang pilihan hukum dan hakim yang berkompeten mengadili jika terjadi perselisihan menyangkut pelaksanaan perjanjian kerja. c. Terkait dengan asas hukum pidana lex loci delicti commisi yaitu jika terjadi kesalahn dan atau kejahatan baik yang dilakukan oleh pekerja migran atau pemberi kerja terhadap satu sama lain yang berlaku adalah hukum negara di mana tindak pidana itu dilakukan. d. Rendahnya akses TKI terhadap informasi e. Kemampuan dan keahlian TKI tidak sesuai dengan permintaan pemberi kerja f. Saluran diplomatik yang tidak responsif dan proaktif g. Belum adanya serikat buruh migran h. Lemahnya bantuan hukum dari pemerintah RI. Pemerintah menyadari bahwa penempatan tenaga kerja di luar negeri terbentur banyak hal terutama masalah undang-undang dan aspek hukum negara penempatan. Pemerintah Indonesia tidak bisa mengintervensi setiap persoalan TKI karena menyangkut kedaulatan negara lain, hal yang paling mungkin untuk dilakukan adalah membuat kesepakatan bersama dalam konteks penempatan dan perlindungan TKI. Tanggung jawab negara untuk memberi perlindungan maksimal pada setiap warga negaranya di manapun berada termasuk terhadap buruh migran yang berada di luar territorial negara Republik Indonesia. Hal yang khusus timbul di sini adalah adanya kedaulatan negara lain yang harus ditaati baik

oleh warga negara Indonesia maupun oleh pemerintah Indonesia terkait prinsip hukum yang berlaku adalah hukum di mana warga negara itu berada (lex loci executionis, lex loci delicti commisi). Tegasnya hukum nasional indonesia berkenaan dengan perlindungan tenaga kerja di luar negari tidak mungkin dapat dipaksakan keberlakuannya di wilayah negara lain, sehingga sarana yang paling mungkin untuk mewujudkan adalah dengan membuat kerjasama dan kesepakatan bilateral maupun maupun multilateral antar negara untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap warga negaranya.

10

You might also like