Professional Documents
Culture Documents
Bahasa merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat berkomunikasi antar manusia yang satu dengan yang lain, individu dengan individu, individu dengan masyarakat guna mencapai maksud-maksud serta kepentingan-kepentingan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan. Sehubungan dengan ini pengajaran bahasa Arab sangat erat kaitannya dengan muhadasah. Melalui muhadasah siswa dapat berkomunikasi secara langsung dengan siswa yang lain dan akan membiasakan bagi diri siswa berbahasa Arab serta akan dapat menghindari kekuatan dalam menggunakan bahasa Arab guna mengungkapkan maksud-maksud yang ingin disampaikan, maka dengan demikian bahasa bukan saja alat untuk berkomunikasi antar satu Negara dengan Negara yang lain, tetapi lebih luas dari pada itu bahasa merupakan suatu kebutuhan sehingga pengembangannya pun menuntut manusia kepada kemampuan dan penguasaan berbahasa. Adapun mempelajari bahasa Arab adalah merupakan suatu kebutuhan pokok umat Islam sedunia karena satu-satunya bahasa yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi secara vertikal hamba dengan kholiknya dalam beribadah khususnya ibadah sholat (Bahasa Arab, 2007:1). Bahasa Arab merupakan satu-satunya bahasa agama Islam dan mempelajarinya maksud dan tujuan agar dapat mudah bisa membaca al-Quran dengan baik mampu memahami, mengerti, dan menghayati makna yang terkandung didalam al-Quran itu sendiri maupun dalam al-hadist dan kitab-kitab agama serta ilmu pengetahuan yang berbahasa Arab. Belajar bahasa Arab berarti harus sadar dengan seluruh daya upaya untuk membentuk kebiasaan baru, dengan bahasa Arab yang sedang dipelajarinya. Dengan singkat bahwa belajar bahasa Arab tidal lepas dari problem yang harus diatasi, yaitu pengaruh bahasa lain baik yang bersifat linguistik maupun non linguistik. Adalah suatu kenyataan disadari maupun tidak disadari bahwa umat Islam dalam mempelajari bahasa Arab membutuhkan waktu yang cukup lama, lebih-lebih dalam mengembangkan bahasa Arab untuk komunikasi sehari-hari berbeda dengan bahasa asing lainnya seperti bahasa Inggris, Jepang, Prancis, dimana orang banyak mempelajari bahasa tersebut dalam waktu yang relatif singkat sudah mahir dan bisa dijadikannya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari bagi mereka yang sudah menguasainya. Pada umumnya pengembangan bahasa Arab sering dijumpai di pondok-pondok pesantren yang mana bahasa Arab dijadikan bukan hanya sekedar untuk dapat memahami kitab-kitab klasik Islam secara mendalam, tetapi juga dikembangkan dan dimasyarakatkan pemakaiannya untuk berkomunikasi dan berekspresi. Para santri diharuskan menggunakan bahasa Arab sehariharinya, karena menggunakan bahasa daerah merupakan pelanggaran yang dikenakan sangsi/hukuman. Sebagaimana pokok pesantren lainnya, pondok pesantren Islam Selaparang Putra juga berusaha untuk mengembangkan bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari dikalangan santrinya. Usaha tersebut dilakukan dengan mengadakan pelajaran bahasa Arab yang menunjang tercapainya komunikasi sesuai yang diharapkannya. Dalam pengembangan pelajaran bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari tidak cukup dengan menjawab santri untuk
berbahasa Arab setiap harinya, namun harus ditunjang sarana dan prasarana yang cukup memadai, dan guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi bahasa Arab di kelas II Madrasah Tsanawiyah Islam Selaparang Putra. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan problem pengajaran di dalam suatu lembaga pendidikan yaitu, problematika pengajaran bahasa Arab di kelas II Madrasah Tsanawiyah Islam Selaparang Putra Kediri Lombok Barat.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002: 29 109). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek-subjek dalam populasi dianggap sama. Adapun caranya adalah dengan memberikan kuisoner kepada pemakai perpustakaan yang masuk atau mengunjungi Perpustakaan UAJY. Menurut Notoatmodjo, 2003 yang disitir oleh Setyarini (2007: 41) untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat berdasarkan rumus sederhana adalah sebagai berikut: N n = -------------Nd2 + 1 Dimana: N : besarnya populasi n : besarnya sampel d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan 10%. Dengan rumus tersebut dapat dihitung ukuran sampel dari populasi 9920 dengan mengambil tingkat kepercayaan ( d ) = 10%, sebagai berikut: N n = --------------Nd2 + 1 9920 n = ------------------------(9920) (0.10)2 + 1 30 9920 = ------------------------100,2 = 99,01 = 99
desain interior terhadap minat berkunjung masyarakat berdasarkan data hasil 31 kuesioner kemudian diolah untuk mendapatkan nilai persentase. Tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah: 1. Penyuntingan Semua daftar pertanyaan wawancara, data kuesioner yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan. 2. Penyusunan dan Perhitungan Data Penyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu berupa komputer. 3. Tabulasi Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya. (Singarimbun, 1994: 248). F. Analisis Data Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban. Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari jawaban dari kuesioner yang tidak lengkap. 2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing jawaban dalam kuesioner. 32 3. Menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. dengan menggunakan rumus : P = f/N x 100% P : Persentase f. : Frekuensi data N : Jumlah sampel yang diolah (Warsito, 1992:59)