You are on page 1of 17

Alat untuk mengekstrak (ekstraktor) Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian

dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah. Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya. 2. Alat untuk distilasi (distiler) Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal

sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux. 3. Alat untuk reflux Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksireaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks. Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d). 4. Penyaring buchner Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau divakum. 5. Tabung pengembang (chamber) Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT). Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar.

Alat untuk mengekstrak (ekstraktor) Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda.

Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah. Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya. 2. Alat untuk distilasi (distiler) Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen

yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux. 3. Alat untuk reflux Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksireaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks. Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d). 4. Penyaring buchner Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau divakum. 5. Tabung pengembang (chamber) Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT). Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar. http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/

EKSTRAKSI SOXHLETAbstrakEkstraksi Soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatupelarut dan pengotor-prngotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yangdipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. Dalam percobaan ini kami menggunakan sampelkemiri. Ekstraksi soxhlet ini juga dapat disebut dengan ekstraksi padat-

cair.padatan yang diekstrak ditumbuk terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas saring dandimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet, sedangkan pelarut organic dimasukkan kepadal labu alas bulatkemudian seperangkat ekstraktor soxhlet dirangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan denganmemanaskan pelarut sampai semua analit terekstrak (kira-kira 6 x siklus). Hasil ekstraksi dipindahkan kerotary evaporator vacuum untuk diekstrak kembali berdasarkan titik didihnya . Dasar TeoriEkstraksi padat-cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan menggunkanpelarut organic. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu dengan cara ditumbuk atau juga diirisiris. Kemudian padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yangterbungkkus kertas saring dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut organic dimasukkankedalam labu alas bulat. Kemudian alat ektraksi soxhlet dirangkai dengan kondensor . Ekstraksidilakukan dengan memanaskan pelarut organic sampai semua analit terekstrak (Khamnidal.2009).Massa jenis (densitas) hasil ekstraksi dihitung dengan mennggunakan persamaan:D = M/VKet: D = densitas (gr/lt)M = Massa cairan (gr)V = Volume cairan (lt)Kemiri (ateuris moluena) adalah tumbuhan yang memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai penyuburrambut. Untuk memperoleh ekstrak kemiri maka harus diekstraksi terlebih dahuliu. Biji kemiri dimasukkan dalam esktraktor soxhlet dan diekstraksi selama waktu tertentu. Dalam ekstrkasi dapatdigunakan berbagai macam pelarut, misalnya n-heksan dengan volume tertentu. Pada hasil ekstraksiakan dihasilkan berupa minyak kemiri yang relative murni (Alfin.2008).Komposisi kimia dalam biji dan minyak kemiri setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung(Ketaren.1986):1. 636 kalori2. 19 gram protein 3. 63 gram lemak4. 8 gram karbohidrat5. 10 mg Ca6. 200 mg Fosfor7. 2 mg Fe8. 7 gram airBagian biji kemiri mengandung minyak 55-56 % dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 %. Asamlemak yang terkandunng dalam minyak terdiri dari 55 % Asam Palmiat; 6,7 % Stearat; 105 % oleat; 48,5% linoleat. Asam lemak Palmiat dan Stearat termasuk golongan asam lemak jenuh sengakan asam oleat,linoleat termasuk asam lemak tak jenuh(Ketaren,1986).Sifat fisik dan Kimia dari Minyak Kemiri adalah sebagai berikut (Kataren,1986):KarakteristikNilaiBilangan PenyabunanBilangan AsamBilangan IodBilangan TiocyanogenBilangan hidroksilBilangan

Reichert-MeisslIndek bias pada 25 oCBobot jenis pada 15 oC1882026,3-8136-16797-107 Tidak ada0,1-0,81,4-1,50,9 ApparatusAdapaun alat-alat yang kami gunakan dalam percobaan ekstraksi soxhlet antara lain: satu set ekstraktorsoxhlet, neraca analitik sebanyak 1 buah, erlemeyer 100 ml sebanyak 1 buah, ember sebanyak 1 buah ,piknometer sebanyak 1 buah, rotary efaporator vaccum sebanyak 1 buah. BahanAdapaun bahan0bahan yang kami gunakan dalam percobaan ekstraksi soxhlet antara lain: kemiri 50gram, n heksana, es batu. Cara KerjaAdapaun langkah-langkah dalam praktikum ekstraksi soxhlet, yaitu yang pertama ditumbuk kemiri dandiambil sebanyak 50 gram. Kedua, ditempatkan kedalam kertas saring. Ketiga, dimasukkan kertas saringyang telah berisi sampel dalam ektraktor soxhlet. Keempat, dimasukkan n-heksana 250 ml dalam labualat bulat. Kelima, dimasukkan beberapa batu didih dalam labu alas bulat. Keenam, dipasang kondensordan dialirkan pendingin melalui pompa.ujuh, dipanaskan labu alas bulat dengan menggunkan heatingmantel. Kedelapan, dilakukan ekstraksi 6 kali sirkulasi pelarut n-heksana. Kesembilan, dibiarkan cairandingin kemudian diambil hasil ektraksi dan dimasukkan dalam rotary evaporator vaccum. Kesepuluh,diambil bahan cairan yang diperoleh dan diukur volumenya kemudian ditimbang. Kesebelas, tentukanberaj jenis mennggunakan piknometer. Analisa HasilMetode ekstraksi soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelaarutannya terbatas dalamsuatu pelarut dan pengotor-pengotor tidak larut dalam pelarut tersebut. Prisip kerja dak ekstraksisoxhlet adalah memisahkan senyawa tertentu dari sampel padat dengan menggunakan titik didihtertentu dan senyawa tertentu.Pelarut yang baik dalam ektraksi soxhlet adalah pelarut yang mempunyai titik didih rendah seperti n-heksana yang mempunyai titik didih 69oC agar cepat menguap sehingga tidak menyebabkan kerusakanpada alat dan juga tidak membutuhkan watu yang lama untuk melakukan satu sirkulasi ektraksi.Dalam praktikum ini, kita melakukan dua tahap yang pertama menggunakan alat ektraktor soxhlet yangberfungsi untuk mengekstraksi kemiri sehingga pada tahap pertama ini akan diperoleh ektrak kemiri dann-heksana. Kedua, menggunakan rotary evaporator unyuk memisahkan antara ektrak kemiri dengan nheksana (pelarutnya) dengan menggunkan perbedaan titik didih. Hasil ektraksi tersebut di tentukanberat jenisnya dan diperoleh berat

jenisnya sebesar 0,825 gr/ml. karena diperoleh densitas kuranng dari1 ,maka dapat disimpulkan ektrak kemiri merupakan asam lemak (minyak).
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini pada awalnya dirancang untuk ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan di mana senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam suatu pelarut, dan pengotor yang tidak larut dalam pelaru. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi larut. Buah ekstraksi berlangsung. Buah ekstraksi berlangsung. Sampel ditempatkan Dalam, bidal ini. Biasanya bahan Padat Yang mengandung beberapa senyawa Yang diinginkan ditempatkan Dalam, Sebuah sarung tangan Tebal terbuat Dari kertas filter, Yang dimuat ke Ruang Utama ekstraktor Soxhlet Dari. Biasanya bahan padat yang mengandung beberapa senyawa yang diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas filter tebal, yang dimuat ke ruang utama dari ekstraktor Soxhlet. Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi ekstraksi pelarut. Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebut kemudian dilengkapi DENGAN kondensor. Soxhlet tersebut kemudian dilengkapi dengan sebuah kondensor. Pelarut dipanaskan Sampai refluks. Pelarut dipanaskan sampai refluks. Sebuah perjalanan UAP distilasi pelarut Lengan, murah banjir ke ruangan bidal Perumahan Padat. Uap pelarut perjalanan sebuah lengan distilasi, dan banjir ke perumahan ruangan bidal padat. Kondensor memastikan bahwa setiap UAP pelarut mendingin, murah menetes Kembali Ke Perumahan Ruang Dalam, bahan Padat. Kondensor memastikan bahwa setiap uap pelarut mendingin, dan menetes kembali ke dalam perumahan ruang bahan padat. Ruang Yang Padat berisi bahan perlahan-Lahan Mengisi DENGAN pelarut hangat. Ruang yang berisi bahan padat perlahan-lahan mengisi dengan pelarut hangat. Beberapa senyawa Yang diinginkan kemudian Akan larut Dalam, pelarut hangat. Beberapa senyawa yang diinginkan kemudian akan larut dalam pelarut hangat. Ketika Ruang Soxhlet hampir Penuh, ruangan secara Otomatis dikosongkan oleh Sifon Lengan Sisi, DENGAN pelarut berlari Kembali Ke labu distilasi. Ketika ruang Soxhlet hampir penuh, ruangan secara otomatis dikosongkan oleh sisi lengan sifon, dengan pelarut berjalan kembali ke dalam labu destilasi. Siklus ini Ujug diperbolehkan mengulang berkali-UNTUK kali, selama jam atau hari. Siklus ini mungkin diperbolehkan untuk mengulang berkali-kali, selama jam atau hari. Selama setiap siklus, sebagian non-volatil Dari senyawa larut Dalam, pelarut. Selama setiap siklus, sebagian dari senyawa non-volatile larut dalam pelarut. Setelah siklus senyawa BANYAK Yang diinginkan terkonsentrasi Dalam, labu

destilasi. Setelah banyak siklus senyawa yang diinginkan terkonsentrasi dalam labu destilasi. Keuntungan Dari SISTEM ini adalah bahwa Alih-Alih BAGIAN Yang BANYAK pelarut Yang hangat melewati Sampel, Hanya Satu batch yang didaur ulang pelarut. Keuntungan dari sistem ini adalah bahwa alih-alih bagian yang banyak pelarut yang hangat melewati sampel, hanya satu batch pelarut didaur ulang. Setelah ekstraksi pelarut dihilangkan, biasanya DENGAN cara evaporator berputar, menghasilkan senyawa diekstrak. Setelah ekstraksi pelarut dihilangkan, biasanya dengan cara evaporator berputar, menghasilkan senyawa diekstrak. BAGIAN Tidak larut Zat Padat Dalam, diekstraksi Tetap di bidal, murah biasanya dibuang. Bagian tidak larut dalam zat padat diekstraksi tetap di bidal, dan biasanya dibuang. Kumagawa extractor Sangat mirip dengan ekstraktor Soxhlet, ekstraktor Kumagawa memiliki desain tertentu dimana pemegang bidal / ruang secara langsung tergantung di dalam labu pelarut (memiliki lubang besar vertikal) di atas pelarut mendidih. Bidal ini dikelilingi oleh pelarut panas UAP PADA Suhu dipertahankan murah Yang Lebih Tinggi ekstraktor Soxhlet DENGAN dibandingkan, sehingga memungkinkan ekstraksi Yang Lebih Baik UNTUK DENGAN Titik leleh senyawa Yang Lebih Tinggi seperti aspal. Bidal ini dikelilingi oleh uap pelarut panas dan dipertahankan pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraktor Soxhlet, sehingga memungkinkan ekstraksi yang lebih baik untuk senyawa dengan titik leleh yang lebih tinggi seperti aspal. Pemegang dilepas / Ruang dilengkapi DENGAN Sisi Lengan Sifon Kecil murah, DENGAN cara sama seperti Yang UNTUK Soxhlet, vertikal kondensor memastikan bahwa pelarut menetes Kembali Ke Ruang Dalam, Yang secara Otomatis dikosongkan PADA setiap siklus. Pemegang dilepas / ruang dilengkapi dengan sisi lengan sifon kecil dan, dengan cara yang sama seperti untuk Soxhlet, kondensor vertikal memastikan bahwa pelarut menetes kembali ke dalam ruang yang secara otomatis dikosongkan pada setiap siklus.

History
William B. Jensen catatan [3] bahwa contoh paling awal dari ekstraktor kontinu adalah bukti arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik berasal dari sekitar 3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga memelopori DENGAN ekstraksi Terus menerus Tahun 1830 Dalam,-an. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga memelopori dengan ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F %2Fen.wikipedia.org%2Fwiki%2FSoxhlet_extractor&anno=2

1: Stirrer bar / anti-menabrak butiran 2: Masih pot (pot ekstraksi) - masih pot tidak boleh terlalu penuh dan volume pelarut dalam pot masih harus 3 sampai 4 kali volume ruang Soxhlet. 3: Distillation path 3: Distilasi jalan 4: Soxhlet Thimble 4: Soxhlet Trumble 5: Extraction solid (residue solid) 5: Ekstraksi padat (padat residu) 6: Syphon arm inlet 6: Syphon inlet lengan 7: Syphon arm outlet 7: Syphon stopkontak lengan 8: Reduction adapter 8: adaptor Pengurangan 9: Condenser 9: Kondensor

10: Cooling water in 10: Air pendingin dalam 11: Cooling water out 11: air pendingin keluar

ABSTRAK Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan dengan pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah. Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya. Sampel yang digunakan adalah kulit batang nangka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 70% dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang tanah, kedelai, bunga matahari, zaitun dan sebagainya. Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan menggunakan pelarut dan kemudian memisahkan pelarutnya dengan evaporasi.

Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Jarang sekali pekerjaan laboratorium organic yang tidak melibatkan ekstraksi. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut. Sokhetasi merupakan proses pemisahan ( ekstrakti padatan ) suatu bahan alam dengan pelarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode sokhlet digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak nabati. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan percobaan kali ini adalah untuk mengetahui prinsipprinsip ekstraksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadi oksidasi enzim / hidrolisis ( harborne, 1987 ). Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas ( Aderson,1991 ). Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut ( Geancoplis, 1998 ).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah : Seperangkat alat soklet Rotarievaporator Neraca analitis. Bahan yang digunakan adalah : n-heksana 200 mL natrium sulfat anhidrat 5g. Sampel yang digunakan adalah : kulit batang nangka.

1.2 Konstanta fisik Konstanta fisik dari n-heksana (C6H15) adalah BM : 86,18 g/mol Tb/0C : -950C Tm/0C : 690C Valve : 11 mg/L 1.3 Cara Kerja Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Sampel dihaluskan dan ditimbang dengan teliti sebanyak 50 g. 2. Kemudian sample tersebut di bungkus dengan kertas saring. 3. Lalu dimasukkan ke dalam alat soklet. 4. Alat soklet dirangkai seperti pada gambar dibawah ini. 5. Kemudian n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200mL. 6. Setelah itu dipanaskan pada temperature 70-80 C selama 3jam.

7. Campuran lemak kulit batang nangka dan pelarut n-heksana disaring. 8. Filtrat diperoleh lalu di uapkan dengan alat rotarievaporator. 9. Residu ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat. 10. Lalu disaring. 11. Filtrat yang didapat ditimbang. 12. Setelah semuanya selesai barulah di hitung kadar yang diperoleh. W2-W1 Kadar Sampel = -----------X 100% W Keteran W1 = berat sample W2 = berat wadah kosong W2 = berat wadah + sampel

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan Adapun data pengamatan yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut : a) Berat sampel ( kulit batang nangka ) adalah 41,363 gram b) Berat wadah kosong + kertas saring adalah 255,246 gram c) Berat wdah, kertas saring, dan kulit batang nangka adalah 297,005 gram 4.2 Pembahasan Setelah sampel dihaluskan, ditimbang, dibungkus dengan kertas saring dan diasukkan kedalam alat sokhlet yang telah siap dirangkai, pelarut n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200 ml. Labu sokhlet dapat disebut juga labu lemak yang digunakan sebagai tempat pelarut yang akan diuapkan. Di dalam percobaan ini pelarut yang digunakan adalah n-heksana karena sampel yang digunakan bersifat non polar, maka palarut yang digunakan juga harus bersifat non polar seperti n-heksana sebagai salah satu contohnya atau dapat juga digunakan pelarut semi-polar. Pelarut atau senyawa non polar tidak bersifat

elektronegatif. Semakin panjang rantai C, maka akan semakin bersifat non polar dan semakin sukar larut dalam air. Unsur-unsur yang memiliki keelektronegativitas yang tinggi adalah golongan VII dan VI A. Pelarut n-heksana juga bersifat mudah menguap pada suhu 68oC dan dapat menarik lemak yang ada pdada sampel. Residu yang diperoleh dari proses ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok A. Hal ini terjadi karena kulit batang nangka yang muda, sehingga masih mengandung lemak yang cukup banyak. Pada saat n-heksana 200 ml telah dimasukkan ke dalam alat sokhlet, kemudian dipanaskan dengan temperature yang tidak boleh terlalu tinggi karena n- heksana akan mudah menguap pada suhu 68oC. Rangkaian alat sokhlet juga dilengkapi dengan kondensor yang berfungsi sebagai pendingin, kondensor dapat mengubah uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Ke dalam residu hasil evaporasi ditambahkan natrium sulfat anhidrat untuk mengikat air yang ada pada residu. Pada saat filtrate ang diperoleh diuapkan denagn ritari evaporator, harus diperhatikan suhunya agar tidak terlalu tinggi agar menghindari terjadinya kerusakan senyawa-senyawa tertentu yang mudah rusak pada suhu tinggi. Nheksan juga volatile. Pada proses persiapan sampel, kulit batang nangka tidak boleh dikeringkan langsung terkena cahaya matahari, tetapi dengan diangin-anginkan agar menghindari terjadinya pengurangan kadar lemak dan tidak dapat diserap karena daya serapnya telah berkurang akibat dari pengeringan dengan terkena sinar matahari langsung. Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut berdasarkan beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin dapat dilakukan dengan maserasi ( perendaman ) dan enfleurasi. Sedangkan ekstraksi panas dilakukan dengan pemisahan mengguanakan alat ( metode sokhletasi ). Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah.

Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hamper sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya. Proses pemisahan dengan metode ini memiliki kelebihan, yaitu pelarut yang digunakan masih utuh, dapat digunakan untuk pemisahan bahan lain. Dikatakan masih utuh karena pada penguapan dengan rotary evaporator hasil yang diperoleh tadi memisahkan pelarut yang ada dalam filtrate. Dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena pemanasan. Tetapi metode ini kurang efektif, karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya denagn cara diuapkan. Alasan dari pemisahan pelarut dari ekstraknya adalah agar dihasilkan zat-zat terlarut sebagai ekstrak pekat dan pelarutnya dapat digunakan kembali. Rotari Evaporator berfungsi untuk mempercepat penguapan. BAB V KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah : 1. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic, setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya. 2. Pelarut yang digunakan pada percobaan kali ini adalah n-heksana. Pemilihan pelarut ini didasarkan pada sifatnya yang non polar, volatile dan dapat menarik lemak dan sukar larut dalam air. 3. Dengan menggunakan rotary evaporator dapat dipisahkan antara pelarut dan lemak yang telah didapat dari proses sokhlet, hingga pelarut dapat digunakan lagi.

4. 5.

Natrium

sulfat

anhidrat

ditambahkan

ke

dalam

residu

agar

dapat

menarik/mengikat air yang ada dalam residu. Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena adanya pemanasan. 6. Kekurangan metode sokhletasi adalah kurang efektif, karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan.

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-dengan-alatsoklet.html

You might also like