You are on page 1of 16

PERSONA

Sabagai salah satu konsep dari Dr. Carl Gustav Jung Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum

Oleh : Hendra Purnama NIK : 10050011166

Fakultas Psikologi UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011

Persona, adalah salah satu konsep dari Dr.Carl Gustav Jung (1875-1961). Menurut jung persona adalah, wajah sosial yang salah seorang individu munculkan kepada dunia. Persona dalam bahasa sehari-hari adalah, peran sosial atau karakter yang diperankan oleh seorang aktor. Kata ini berasal dari bahasa latin yang berarti topeng atau karakter. Ada juga yang mengatakan bahwa persona berasal dari bahasa Etruscan yaitu phersu. Yang artinya sama, yaitu topeng. The persona is a mask adopted by the person in respons to the demands of social convention and tradition and to his or her own inner archetypal needs (Jung,1945). Artinya, persona adalah sebuah topeng yang dipakai oleh seseorang untuk merespon terhadap kebiasaan sosial dan tradisi sosial atau untuk kebutuhan archetypal atau pola dasar milik orang tersebut. Persona adalah salah satu bagian dari lima Jung Archetypes yaitu : self, shadow, anima, animus dan persona. Sebelum membahas lebih jauh tentang persona dan agar kita bisa lebih mengenal dan mengerti persona, kita akan mengenal secara singkat terlebih dahulu tentang archetypes, self, shadow, anima, dan animus. The Archetypes Archetypes adalah bentuk pendapat instinktif dan reaksi instinktif terhadap situasi tertentu, yang terjadi di luar kesadaran. Archetypes itu adalah bawaan sejak lahir dan tumbuh pada ketidaksadaran kolektif selama perkembangan manusia, jadi tak tergantung kepada manusia perseorangan. Archetypes merupakan pusat serta medan tenaga dari ketidaksadaran manusia yang dapat mengubah sifat sadar seseorang. Menurut Dr.Carl Gustav Jung, Archetypes adalah bawaan disposisi psikis universal yang membentuk simbol-simbol dasar atau melambangkan pengalaman bawah sadar yang

muncul. Menurut Jung ada lima archetypes umum yaitu : self, shadow, anima, animu, dan persona. Archetypes ini adalah sebuah kecenderungan yang membuat seseorang membentuk sebuah motif atau yang membentuk pola pikir seorang individu. Dari pada itu, harus diingat bahwa archetypes itu hanya dapat dibatasi secara formal, tidak secara material ; orang hanya dapat menggambarkannya tapi tak dapat menginderainya. The Self Self dalam teori Jung adalah salah satu dari archetypes. self menandakan sebuah kesatuan yang jelas, kesatuan dari kesadaran dan alam bawah sadar seseorang - totalitas sebuah jiwa. Self menurut jung adalah, sebuah realisasi dari produk individualisasi. Yang berdasarkan sudut pandang Jung, self adalah proses integrasi kepribadian seseorang. Self juga merupakan pusat kesadaran seorang individu. The Shadows Kalau self merupakan pusat kesadaran, maka shadow merupakan pusat

ketidaksadaran pribadi (hal-hal yang ditekan oleh seorang individu), maupun ketidaksadaran kolektif (kecenderungan ke arah kegelapan pada tiap manusia). Shadow merupakan salah satu bagian archetypes, suatu pecahan kepribadian, yang walaupun merupakan bayang-bayang, tetapi tidak terikat kepada individu. Dalam psikologi jung, shadow adalah bagian dari pikiran alam bawah sadar terdiri dari kekurangan, kelemahan dan insting yang ditekan. Shadow adalah archetypes yang sangat dikenal jika di bandingkan dengan anima, animus, dan persona. "Everyone carries a shadow" atau dalam bahasa Indonesia, setiap orang memiliki shadow, tulis jung. Dan semakin sedikit shadow diwujudkan dalam kehidupan seseorang, shadow akan menjadi lebih gelap atau

menjadi lebih padat. Shadow bisa mengarahkan seseorang untuk memiliki insting hewani atau primitif, yang ditekan ketika anak-anak oleh kesadaran seseorang. Shadow ini terbentuk dari funsi inferior serta sikap jiwa yang inferior, yang karena pertimbangan moral atau pertimbangan-pertimbangan lain. Dimasukkan ke dalam alam bawah sadar (ditekan), karena tidak serasi dengan kehidupan alam sadarnya. The Anima and The Animus Anima dan animus menurut Jung adalah, dua anthropomorphic archetypes primer dari pikiran alam bawah sadar. Anima dan animus berlawanan dengan theriomorphic dan fungsi inferior dari shadow archetypes. Serta simbol abstrak yang merumuskan archetype self. Anima dan animus dideskripsikan sebagai alam bawah sadar kolektif, sebuah wilayah alam bawah sadar yang melampaui jiwa seseorang. Dalam alam bawah sadar laki-laki, yang diekspresikan sebagai kepribadian feminim. Ini di sebut dengan anima. Dan sesuai dengan itu, dalam alam bawah sadar perempuan, kepribadian dalam diri mereka diekspresikan sebagai kepribadian maskulin. Ini disebut dengan animus. Anima dan animus itu berhubungan langsung dengan persona. Persona menyesuaikan diri ke luar sedangkan anima atau animus menyesuaikan diri ke dalam ; jadi persona adalah fungsi perantara aku dan dunia luar, sedangkan anima dan animus adalah fungsi perantara antara aku dan dunia dalam. Makin kaku persona, maka makin rendah diferensiansi anima dan animus dan makin diproyeksikan kepada orang lain. The Persona One could say, with little exaggeration, that the persona is that which in reality one is not, but which oneself as well as others think one is. Carl Jung. Artinya adalah, seseorang

dapat berkata, dengan sedikit berlebihan, persona adalah sesuatu yang ada dalam kenyataan atau tidak, tapi seseorang dan orang sekitarnya birpikir bahwa itu ada. Persona dalam psikologi adalah, kepribadian yang ditunjukan kepada orang lain. Sebagai pembeda terhadap diri yang asli. Persona adalah fungsi perantara aku dan dunia luar. Persona membuat seseorang bisa saling berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, dengan cara memainkan perannya dalam kehidupan yang dimainkan oleh seorang individu. Dengan seperti ini seseorang dapat berkompromi antara bawaan psikologinya dan masyarakatnya. Persona adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Teori-Teori Persona The persona is a complicated system of relations between individual consciousness and society, fittingly enough a kind of mask, designed on the one hand to make a definite impression upon others, and, on the other, to conceal the true nature of the individual. Persona adalah sistem yang kompleks dari hubungan antara kesadaran sseeorang dengan masyarakatnya, pantas disebut sebuah macam topeng, didesain untuk menimbulkan sebuah kesan tertentu terhadap orang lain, dan, dalam hal lain, untuk menyembunyikan sifat asli dari seorang individu. (The Relations between the Ego and the Unconscious" (1928). In CW 7: Two Essays on Analytical Psychology. P.305) Whoever looks into the mirror of the water will see first of all his own face. Whoever goes to himself risks a confrontation with himself. The mirror does not flatter, it faithfully shows whatever looks into it; namely, the face we never show to the world because we cover it with the persona, the mask of the actor. But the mirror lies behind the mask and shows the true face.

Siapapun yang bercermin pada air akan melihat seluruh wajahnya terlebih dahulu. Siapapun yang menuju dirinya beresiko berkonfrontasi dengan dirinya. Cermin tidak memuji, cermin menunjukan sesuatu apa adanya ; dinamai, wajah yang tidak pernah diperlihatkan ke dunia luar, itu karena kita menutupnya dengan persona, topeng seorang aktor. Tapi cermin berda di belakang topeng tersebut dan menunjukan wajah aslinya. ("Archetypes of the Collective Unconscious" (1935). In CW 9, Part I: The Archetypes and the Collective Unconscious. P.43) Every calling or profession has its own characteristic persona. It is easy to study these things nowadays, when the photographs of public personalities so frequently appear in the press. A certain kind of behaviour is forced on them by the world, and professional people endeavour to come up to these expectations. Only, the danger is that they become identical with their personas-the professor with his text-book, the tenor with his voice. Then the damage is done; henceforth he lives exclusively against the background of his own biography. . . . The garment of Deianeira has grown fast to his skin, and a desperate decision like that of Heracles is needed if he is to tear this Nessus shirt from his body and step into the consuming fire of the flame of immortality, in order to transform himself into what he really is. One could say, with a little exaggeration, that the persona is that which in reality one is not, but which oneself as well as others think one is. Setiap panggilan atau profesi memiliki karakteristik persona tersendiri. Sangat mudah untuk mempelajari persona saat ini, ketika gambar dari kepribadian publik sangat sering muncul dalam tekanan. Sebuah kebiasaan tertentu dipaksakan untuk mereka dari dunia luar, dan orang-orang profesional berusaha keras untuk memnuhi harapan ini. Hanya saja, bahayanya adalah ketika mereka terlalu terbiasa dengan persona mereka-seperti profesor dengan buku teksnya-atau tenor dengan suaranya. Lalu terjadilah kerusakan ; selanjutnya dia secara eksklusif hidup berlawanan dengan background asalnya . . . . garmen

dari deianeira tumbuh cepat pada kulitnya, dan sebuah keputusan nekat seperti Herkules yang harus merobek pakaian Nessus dari tubuhnya dan melangkah menuju api keabadian, dalam tujuan merubah dirinya menjadi dirinya yang sesungguhnya. Seseorang dapat berkata, dengan sedikit berlebihan, persona adalah sesuatu yang ada dalam kenyataan atau tidak, tapi seseorang dan orang sekitarnya birpikir bahwa itu ada. ("Concerning Rebirth" (1940). In CW 9, Part I: The Archetypes and the Collective Unconscious. P.221) I once made the acquaintance of a very venerable personage - in fact, one might easily call him a saint. I stalked round him for three whole days, but never a mortal failing did I find in him. My feeling of inferiority grew ominous, and I was beginning to think seriously of how I might better myself. Then, on the fourth day, his wife came to consult me.... Well, nothing of the sort has ever happened to me since. But this I did learn: that any man who becomes one with his persona can cheerfully let all disturbances manifest themselves through his wife without her noticing it, though she pays for her self-sacrifice with a bad neurosis. Saya pernah behubungan dengan seorang yang sangat dihormati dalam kenyataanya, seseorang bisa dengan mudah memanggil dia seorang bijak. Aku mengikutinya selama tiga hari penuh, tapi tidak pernah kegagalan aku temukan darinya. Perasaan rendah diriku tumbuh menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan aku mulai berpikir secara serius tentang bagaimana caranya aku bisa menjadi lebih baik lagi. Lalu, pada hari keempat, istrinya dantang untuk berkonsultasi dengan saya . . . .dan, tidak ada sesuatu yang terjadi sejak itu pad diri saya. Hanya saja saya tahu satu hal : siapapun yang menjadi satu dengan personanya bisa dengan riang membiarkan semua gangguan pada dirinya mewujudkan diri melalui istrinya tanpa dia sadari, walaupun istrinya harus membayar pengorbanan dirinya dengan sebuah penyakit saraf yang buruk.

("The Relations between the Ego and the Unconscious" (1928). In CW 7: Two Essays on Analytical Psychology. P.306) Whoever speaks in primordial images speaks with a thousand voices; he enthrals and overpowers, while at the same time he lifts the idea he is seeking to express out of the occasional and the transitory into the realm of the ever enduring. He transmutes our personal destiny into the destiny of mankind, and evokes in us all those beneficent forces that ever and anon have enabled humanity to find a refuge from every peril and to outlive the longest night. Siapapun yang berbicara dengan gambaran primitif dia berbicara menggunankan ribuan suara ; dia mempesona dan belebihan kekuatan, sementara itu dalam waktu yang sama dia mengangkat ide yang dia cari untuk mengekspresikan keluar dari kebiasaan dan sesuatu yang fana kedalam alam yang dia tidak pernah rasakan. Dia mengubah tadir pribadi kita menjadi takdir untuk semua orang, dan membangkitkan semua sifat kedermawanan yang pernah dan segera memberikan manusia untuk menemukan perlindungan dari bahaya dan hidup dalam malam yang panjang. ("On the Relation of Analytical Psychology of Poetry" (1922). In CW 15: The Spirit in Man, Art and Literature. P.129) Carl Jung's concept of the persona plays key role in self development by protecting the ego and allowing full expression of personal identity. Atau artinya secar singkat persona memainkan peran kunci dalam pengembangan diri dengan melindungi ego dan membiarkan seseorang untuk mengekspreikan identitas pribadinya. Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang persona. Persona dalam pengertian modern lebih diimplikasikan kepada public image dari seorang selebritis atau peran yang dimainkan oleh seorang aktor. Dr. Carl Jung sendiri, mendeskripsikan persona sebagai topeng

yang orang-orang gunakan untuk menghadapi dan melihat dunia luar. Jika disamakan dengan topeng dalam kehidupan nyata, persona sangat mirip dengan aktor yang memiliki peran dalam sebuah film. Dan menurut jung filmnya itu adalah kehidupan nyata. Persona adalah sebuah topeng untuk menyapa dunia. Secara optimal, persona tidak merusak keaslian self atau aku atau pribadi seseorang. Fungsi utama dari persona adalah untuk menavigasi jarak antara ego seseorang dengan dunia luar yang berada di sekitarnya. Cara kedua dunia ini berinteraksi adalah melalui persona. Berdasarkan seorang analis terhadap teori-teori psikologi jung, the persona is a functional complex that operates as an attitude, or way of relating to, the "outer" world. It serves both as "interface" with the world and protection from the '"outer" world, depending on life experience including how one has been accepted, wounded or rejected when one has naively presented an authentic thought, feeling, or reaction. (Dr. Boris Matthews) Persona adalah fungsi yang kompleks . . . yang beroperasi sebagai sikap, atau cara berhubungan dengan dunia luar, bergantung pada pengalaman hidup termasuk bagaimana seseorang dapat diterima, disakiti atau ditolak ketika seseorang menampilkan pikiran, perasaan, atau reaksi asli. Salah satu tugas utama seseorang dalam mendapatkan dan mengerti hubungan antara siapa dia dan siapa yang muncul kedunia luar, beradaptasi terhadap keadaan-keadaan tertentu, berperilaku dengan cara yang sesuai terhadap keadaan tersebut, dan tahu bagaimana cara menavigasi terhadap situasi yang luas dan banyak yang diperlukan dalam kehidupan. Untuk hal-hal ini seseorang perlu sebuah persona yang sehat. Jika dalam bahasan sebelumnya dikatakan bahwa setiap orang memiliki shadow. Menurut Jung, setiap orang juga memiliki persona baik secara sadar maupun tidak sadar.

Menurut jung kunci untuk mengetahuinya adalah kemampuannya beradaptasi terahadap personanya dan kepribadian asli dari dalam dirinya. Perkembangan Persona Persona berkembang dalam seseorang sejak masa kanak-kanaknya sebagai navigasi individu untuk menstereotip dan memahami norma-norma dalam masyarakat serta mengembangkan gambaran psikologis tentang bagaimana caranya berhubungan dengan orang lain atau dengan masyarakat sekitarnya. Persona adalah wajah yang seorang individu munculkan kepada dunia luar, gambaran yang secara sadar kita gambar, dari tingkah laku yang dengan sangat hati-hati kita budayakan untuk menjadikan sifat yang tertanam di dalam pikiran seorang individu. Bagaimana persona bisa cocok dengan ego atau diri sangat penting dalam setiap tahapan terutama dalam perkembangan dini (masa anak-anak). Seorang anak kecil belajar dari keluargannya mengenai apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan, yang harus dan yang jangan dilakukan dan diekspresikan. Bagian-bagian yang tidak diinginkan atau dilarang, ditekan dan disimpan dalam sesuatu yang dipanggil the shadow. Untuk anak-anak, mengembangkan persona yang layak adalah sesuatu yang sangat vital, ini merupakan bagian dari adaptasi, dan persiapan seorang ketika menjadi dewasa untuk berhadapan dan bersosialisasi dengan dunia luar. Sebuah pribadi yang kuat muncul ke dunia luar melalui persona yang fleksibel. Identifikasi terhadap persona tertentu (dokter, sarjana, seniman, dan sebagainya) akan menghambat pengembangan psikologis. Persona juga menavigasi daerah antara dunia psikis yang berinteraksi dengan kita setiap hari dan kehidupan pribadi kita, persona terbentuk dari pengaruh nilai, budaya, dan kondisi sosial. Persona berperan sebagai pelindung untuk bagian terdalam yang bekerja

dalam diri seseorang, menolong seseorang untuk menyesuaikan dan menangani dunia sekitarnya. Contoh-Contoh Persona Secara alamiah, sebuah persona yang sehat berguna untuk beradaptasi dengan keadaan yang sedang berlangsung. Sebagai contoh ketika seseorang menghadapi :  Interview pekerjaan  Untuk seorang murid di dalam kelas  Berinteraksi di tempat kerja  Berkomunikasi dengan boss  Berhadapan dengan pejabat-pejabat publik  Melakukan pembelian yang mahal  Bertemu dengan aparat hukum Selebihnya, persona yang berbeda-beda, atau variasi persona dalam diri seseorang sangat berguna bagi diri seseorang dalam berbagai keadaan. Jadi pada umumnya dalam setiap keadaan ada beberapa persona yang dapat dipakai. Komplikasi dalam Persona Idealnya, sebuah persona melambangkan cerminan asli dari inner ego seseorang. Tapi komplikasi sering muncul ketika bagian dalam diri seseorang sedang berada dalam perlawanan, secara langsung maupun tidak langsung, dengan persona luar mereka. Ada sebuah pepatah dari William Shakespeare (1564-1661) to thine own self be true yang artinya jadilah dirimu yang sesungguhnya, bisa dilihat sebagai sindiran terhadap mereka yang menggunakan persona palsu.

Telalu fokus terhadap persona, perlu ada catatan terhadap ini. Bahwa beberapa komplikasi mungkin saja akan muncul ke permukaan. Jika kecocokan antara seorang individu dan personanya terlalu erat atau lebih tepatnya terlalu kaku atau ada kepalsuan dalam kepribadian sang pengguna persona. Perilaku orang tersebut akan terlihat seperti dibuat-buat atau secara stereotip lebih dulu menjawab persona luarnya sementara pribadi aslinya ditutupi atau bahkan terkubur. Hal ini kemudian libih dikenal sebagai diri palsu Menurut jung, sangat berbahaya bagi seseorang untuk terlalu identik dengan persona tertentu. Hal ini akan menghasilkan pribadi yang dangkal, rapuh, dan konformis, yang mengakibatkan terlalu perduli terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya. Sebuah keadaan yang merefleksikan pikiran yang sama sekali tidak sadar mengenai perbedaan antara dirinya dan dunia yang mereka tempati. Mereka hanya sedikit memiliki atau bahkan tidak memiliki konsep tentang diri mereka sebagai mahkluk yang berbeda dari masyarakat sekitarnya, dan menjadi tidak mengetahui apa yang masyarakatnya minta dari mereka. Keadaan ini disebut oleh Jung sebagai Enantiodromia keadaan munculnya ego yang ditekan oleh persona ; orang tersebut akan benar-benar tertahan dalam sebuah persona kosong atau enantiodromia terhadap ego yang terkubur akan terjadi. Sebaliknya, jika sebuah persona tidak berkembang sama sekali, atau berkembang dalam derajat yang rendah, individu yang mengalami hal ini akan mengalami kesulitan ketika berinteraksi dengan dunia luar. Dan ini menyebabkan orang-orang sekitarnya tidak bisa membaca isyarat yang dia berikan atau salah paham terhadap individu tersebut. Atau, dia akan merasa tidak yakin dengan perasaannya ketika berhadapan langsung dengan suatu komunitas atau lingkungan yang ada di sekitarnya. Tanpa adanya persona individu tersebut akan kehilangan kecocokan antara egonya dan dunia luarnya. Dan kedua masalah ini adalah masalah yang sangat serius.

Jung sendiri menekankan keseimbangan dalam setiap percobaanya; seorang yang berlebihan, tidak terkontrol, bisa dengan sangat mudah mematikan individualitas seseorang. Theory mimpi Jung bahwa persona bisa bermanifestasi atau mewujudkan diri dalam mimpi melalui alam bawah sadar, mencoba untuk memberitahu seseorang bahwa ada sesuatu yang berpotensi menjadi konflik. Ketika konsep diri seseorang merasa tertantang, atau merasa bahawa dirinya sedang dalam masalah, ketidakseimbangan secara alami akan terbentuk ; bagian ini yang membuat konsep tentang persona secara konstan terus berubah. Masalah lain dari persona adalah, hancurnya sebuah persona. Keadaan ini terjadi ketika seseorang mencoba untuk menggunakan banyak persona yang ideal secara kolektif atau secara bersamaan, pada saat inilah terjadi kehancuran persona. Hal ini diperlukan untuk inidividuasi. Namun, kehancuran persona pada seseorang bisa mengarahkan seeorang pada awal dari kekacuan dalam pribadinya. Salah satu hasil dari kerusakan persona adalah pelepasan fantasy. . . disorientasi. Selama proses individuasi terus berlangsung, kondisi yang sudah dikupas dari kenyataan dan berkembang menjadi pertemuan yang kejam dengan kenyataan, tanpa ada batas antara sesuatu yang salah dan benar. Dan segala sesuatunya menjadi indah. Salah satu reaksi dari kekacauan archetypes yang oleh jung dipanggil the regressive restoration of the persona. Dimana seseorang dengan susah payah mencoba untuk memperbaiki reputasi sosialnya dengan membatasi dirinya oleh kepribadian-kepribadian yang terbatas. Berpura-pura bahwa dirinya adalah seseorang seperti sebelum kejadian. Seperti halnya ada persona restoration yang mejaga seseorang dari kedangkalan, atau bahkan dalam waktu yang lebih lama, yang menjadikan seseorang tidak dapat menaikan derjat individuasinya atau lebih dikenal dengan "the negative restoration of the persona".

Salah satu alternatif dari masalh diatas adalah dengan bertahan tanpa memiliki persona. Dan bagi Jung, seseorang tanpa persona adalah orang yang buta akan kenyataan dunia, yang baginya dunia hanya memiliki harga sebagai tempat bermain yang menyenangkan. Tidak bisa dihindari, hasil dari streaming alam bawah sadar ke alam sadar, serentak dengan hancurnya persona, berkurangnya kekuatan dari alam sadar, ini adalah keadaan terganggunya keseimbangan jiwa. Individu yang terjebak dalam keadaan ini akan tetap buta terhadap dunia sekitarnya, menjadi pemimpi, spektral Cassandras yang takut terhadap perasaan mereka, dan selamanya salah paham. Pemulihan, adalah target dari individuasi, ini tidak bisa diraih hanya dengan bekerja keras memperbaiki figur dalam, tapi juga dengan kembali beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya termasuk kembali membuat persona yang layak. Mengembangkan persona yang lebih kuat mungkin akan teras otentik, seperti belajar untuk bermain dalam sebuah peran . . . tapi jika seseorang tidak bisa memainkan peran tersebut orang tersebut akan menderita. Salah satu tujuan dari individuasi adalah, berkembang menjadi seseorang yang lebih realistik, memiliki persona yang fleksibel untuk membantunya menavigasinya dalam sebuah masyarakat tanpa terjadi benturan atau menyembunyikan kepribadiannya yang asli. Akhirnya, persona adalah sebuah cerminan diri yang sesuai dan pengertian kita terhadap diri kita. Menjaga Persona Tetap Sehat Sebuah persona yang sehat, sangat diperlukan dalam menjalankan keperluankeperluan hidup. Persona membantu kita menjaga hubungan antara diri bagian dalam kita dengan segala situasi dalam kehidupan kita. Menjaga kesadaran dari persona yang adaptif membuat seseorang tidak terlalu egois dan memberikan konstribusi terhadap kesiapan

seseorang dan perasaan cukup terhadap dirinya, dan siap untuk menghadapi segala situasi

yang akan dia hadapi. Sebuah persona yang sehat dan fleksible bisa membuat hidup berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian . Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. 1982. http://en.wikipedia.org/wiki/Jungian_archetypes http://en.wikipedia.org/wiki/Shadow_(psychology) http://en.wikipedia.org/wiki/Self_(Jung) http://en.wikipedia.org/wiki/Anima_and_animus http://en.wikipedia.org/wiki/Carl_Jung#Works http://helpingpsychology.hubpages.com/hub/Jungian-Theory-of-the-Persona http://psikoloji.fisek.com.tr/jung/persona.htm http://www.psychologytoday.com/articles/200705/when-persona-aces-person http://en.wikipedia.org/wiki/Persona_(psychology) http://en.wikipedia.org/wiki/Persona http://www.britannica.com/EBchecked/topic/452918/persona http://megge-hill-fitz-randolph.suite101.com/what-is-the-persona-a62236 http://psychology.wikia.com/wiki/Persona

You might also like