You are on page 1of 69

BAB I PENDAHULUAN A. Kasus Seorang klien Tn.

B berusia 51 tahun, mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kanan, pandangan kabur, warna-warna di sekeliling cahaya, mata merah, disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Pada pemeriksaan bola mata dengan menggunakan tonometri didapatkan peningkatan tekanan bola mata sebesar 22 mmHg, funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam, lapang pandang menyempit, dan terdapat depresi pada bagian nasal. Pasien mendapatkan terapi oleh dokter yaitu timolol 0,25 % tetes setiap 12 jam. B. Tugas Mahasiswa Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang timbul setelah menganalisis LBM tersebut di atas. C. Cara Belajar 1. Menerapkan metode SEVEN JUMP. 2. Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan pertanyaan praktik. 3. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumbersumber belajar dan alternatif jawaban. 4. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman. 5. Lecture dan atau hand-out.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

BAB 2 ISI Jump 1 (Keywords)


1. Tonometri Tonometri adalah alat untuk mengukur tekanan intra okular (TIO). 2. Funduskopi

Funduskopi

dilakukan

dengan

tujuan

untuk

menentukan adanya miopi, hipermetropi, emetropi, pengamatan retina, dan pengamatan papil nervi optisi.
3. Lapang Pandang Lapangan pandang mata adalah luas lapangan

penglihatan seorang individu.Terdapat tiga jenis lapangan pandang; lapangan makular yaitu lapangan pandangyang paling jelas dilihat oleh kedua mata, lapangan binokular yang dilihat olehkedua mata secara umumnya dan lapangan monokular yaitu kawasan yang bisadilihat oleh salah satu mata saja.
4. Cekungan Pupil reaksi pupil di mata saat terkena cahaya maupun

dalam keadaan gelap. Bila pupil mengecil disebut miosis dan jika pupil melebar disebut midriasis.
5. Depresi nasal penekanan pada hidung 6. Timolol 0,25% Timolol merupakan antagonis beta-adrenergik non-

selektif.blok baik beta1-reseptor beta2-adrenergik. Timolol tidak memiliki aktivitas simpatomimetik intrinsik yang signifikan,sebagai anestesi (membran-stabilisasi) jika dioleskan di atau mata, langsung mengurangi depresi tekanan miokard.Timolol,

intraokular normal dan meningkat (TIO). Peningkatan tekanan intraokular merupakan faktor risiko utama dalam patogenesis glaukoma. Semakin tinggi tingkat TIO, semakin besar kemungkinan hilangnya lapangan visual glaukoma dan kerusakan saraf optik. Mekanisme dominan aksi hipotensi mata dari agen topikal memblokir beta-adrenergik kemungkinan disebabkan oleh penurunan produksi aqueous humor.Secara umum, agen memblokir beta-adrenergik
LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA 2

mengurangi cardiac output baik pada orang sehat dan pasien dengan penyakit jantung. Pada pasien dengan gangguan berat fungsi miokard, reseptor efek beta-adrenergik stimulasi blocking yang agennya diperlukan juga dapat untuk dapat menghambat dan simpatik

mempertahankan fungsi jantung yang memadai. Di dalam bronkus bronkiolus, blokade reseptor beta-adrenergik meningkatkan resistensi saluran napas karena aktivitas parasimpatis terlindung.
7. Warna-warna di sekeliling cahaya

lingkaran berwarna di

sekeliling cahaya yang disebabkan oleh pelebaran pupil (misalnya cahaya redup) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

Jump 2 (Identifikasi Masalah) 1. Pasien mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kanan 2. Pandangan pasien kabur 3. Pasien melihat ada warna-warna disekeliling cahaya 4. Mata pasien merah 5. Pasien mengalami sakit kepala, mual dan muntah-muntah 6. Bola mata pasien mengalami peningkatan tekanan 22mmHg 7. Funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam 8. Lapang pandsang menyempit 9. Terdapat depresi pada bagian nasal 10. Pasien mendapatkan terapi oleh dokter yaitu timolol 0,25% tetes setiap 12 jam Dx sementara : Glaukoma

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

Jump 3 (Analisis Masalah) 1. Mengapa pada Tn.B mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kanan ? Jawab : Karena adanya penekanan saraf optikus disebabkan oleh iris yang mengalami perdangan. 2. Bagaimana penatalaksanaan nyeri pada kasus Tn.B ? Jawab : a. Kaji skala nyeri. b. Meredakan nyeri dengan balutan mata untuk membatasi gerakan mata. c. Mengatur kamar atau ruangan dengan cahaya remang-remang. d. Pemberian analgesik dan antibiotik. 1. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri pada Tn.B ? 2. Bagaimana dampak psikologis yang dirasakan Tn.B ? Jawab : Karena mata merupakan indra yang penting bagi manusia. Karena penyakit Glaukoma beberapa kegiatan Tn.B bisa saja akan terganggu, perubahan / berkurangnya kegiatan yang dapat dilakukan Tn.B akan menyebabkan perubahan psikologisnya. Namun psikologis pada pasien dengan glokoma bisa saja tidak terganggu apabila pasien tidak merasakan perubahan yang signifikan dan mampu menerima keadaannya. 3. Apakah nyeri yang dirasakan Tn.B terus mennerus ? 4. Mengapa Tn.B mengalami Pandangan Kabur ? Jawab :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

Pada penderita glaukoma, organ mata yang terganggu adalah humor akuos. Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola mata/tekanan intra okuler. Tekanan intraokuler inilah yang berperan dalam terjadinya glaukoma sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik. Kemudian kornea menjadi keruh. Hal ini lah yang menyebabkan pandangan kabur. 5. Bagaimana mekanisme terjadinya pandangan kabur pada kasus Tn.B ? 6. Bagaimana proses penerimaan cahaya pada kasus Tn. B ? 7. Apa peran perawat pada pasien yang mengalami pandangan kabur ? Jawab : Glaukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi tekanan yang bola mata bertujuan dan untuk menurunkan/menstabilkan mencegah

kerusakan penglihatan lebih lanjut. Semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan. Pengobatan
Glaukoma sudut terbuka : Obat tetes mata, beta bloker, pilocarpine,

epinephrine, dipivephrine dan carbacol.


Glaukoma sudut tertutup : Minum larutan gliserin dan air, inhibitor

karbonik anhidrase, Tetes mata pilocarpine, tetes mata beta blocker. Glaukoma sekunder : Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan Glaukoma kongenitalis : Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan. 1. Mengapa pada Tn. B pada saat melihat cahaya terlihat warnawarna di sekeliling cahaya tersebut ? Jawab : Karena pada penderita glaukoma terjadi penurunan fungsi penglihatan. Biasanya disertai nyeri mata dan sakit kepala. Ketika cahaya lampu berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media cairan mata (humor akuos) yang terlalu banyak. 2. Bagaimana mekanisme cahaya ? Jawab : Pengenalan terhadap warna dimulai dari sel-sel kerucut pada retina. Terdapat tiga kelompok utama sel kerucut yang bereaksi kuat terhadap warna-warna cahaya, yaitu sel kerucut biru, hijau dan merah. Sel-sel kerucut bersifat peka, dan bereaksi terhadap warna merah, biru dan hijau; dan ketiganya adalah warna utama (warna primer) yang ada di alam. Rangsangan oleh ketiga warna ini dalam berbagai tingkatannya terhadap sel-sel kerucut inilah yang memunculkan penampakan jutaan aneka warna. terjadinya warna-warna disekeliling

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

Bagian-bagian utama pembentuk lapisan retina mata. Sel-sel kerucut pada retina lalu mengubah informasi tentang warna ini menjadi sinyal-sinyal syaraf melalui pigmen-pigmen yang dikandungnya. Kemudian, sel-sel syaraf yang terhubungkan ke sel-sel kerucut tersebut meneruskan sinyal-sinyal syaraf ke tempat tertentu di otak. Di tempat tertentu seluas beberapa sentimeter persegi inilah kita dapat merasakan keberadaan dunia beraneka-warna yang kita saksikan sepanjang hidup kita.

Pada gambar terlihat jalinan antara sel-sel saraf pada retina.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

Jalinan rumit antara lapisan-lapisan sel yang berbeda membantu selsel saraf bergerak bersama dan saling berhubungan. Gambar sebelah kanan adalah sel-sel kerucut yang diperbesar. Sel-sel kerucut membantu kita melihat dunia berwarna, sedangkan sel-sel batang membantu kita melihat aneka bentuk dan gerakan. Pada retina mata, terhadap terdapat tiga

kelompok sel kerucut, masing-masing bereaksi panjang gelombang cahaya yang berlainan. Kelompok sel pertama, kedua, dan ketiga hijau. ini masing-masing rangsangan peka yang terhadap cahaya merah, biru, dan Tingkat berbeda terhadap tiga kelompok sel ini menjadikan kita mampu melihat dunia penuh warna dengan jutaan ketajaman yang berbeda. Tahap terakhir pembentukan warna berlangsung dalam otak. Sel-sel syaraf mata membawa pemandangan yang ditangkap mata dalam bentuk sinyal-sinyal syaraf. Sinyal-sinyal ini dibawa menuju otak, dan segala yang kita lihat di dunia luar dirasakan dalam pusat penglihatan di otak. Di sini, kita berhadapan dengan kenyataan yang mengejutkan: otak adalah sekerat daging yang sama sekali gelap karena terbungkus rambut, kulit dan tempurung kepala (tengkorak). Sinyal-sinyal syaraf yang dibangkitkan oleh bayangan yang dibentuk oleh pemandangan benda pada retina diterjemahkan di dalam otak yang sama sekali gelap. Banyangan benda, beserta warna dan segala seluk beluknya, terbentuk sebagai penampakan di pusat penglihatan di otak ini.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

3. Bagaimana penglihatan Tn. B pada saat keadaan kurang cahaya/cahaya redup ? Jawab : Penglihatan Tn.B pada saat keadaan kurang cahaya/cahaya redup adalah normal,Karena sebagaimana yang telah kita ketahui penderita glaucoma tidak bisa melihat apabila ada cahaya terang. 4. Mengapa Tn. B mengalami mata merah ? Jawab : Mata merah karena mata mengalami peradangan, adanya tekanan humor aques dan pecahnya pembuluh darah di mata. Dan penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata juga dapat menambah mata memerah. 5. Bagaimana mekanisme terjadinya mata merah pada Tn. B ? Jawab : Mekanisme terjadinya mata merah pada penyakit glaucoma adalah karena terjadinya tekanan bola mata yang meningkat sehingga menyebabkan iris nya membengkak dan iritasi. 6. Apabila Tn. B diberi obat tetes mata, apa efek yang dapat ditimbulkan ? Jawab : Kalau untuk Glaukoma sudut terbuka efek yang dapat ditimbulkan kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata. Dan untuk Glaukoma sudut tertutup efek yang dapat ditimbulkan menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Karena Tetes mata ini merupakan yang paling umum dan sering dan harus dilakukan secara teratur. Sebagian pasien dapat mendapatkan respon yang bagus dari suatu obat sementara yang

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

10

lainnya bisa tidak mendapatkan respon, namun pemilihan pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan tipe glaukomanya. 7. Apakah mata Tn. B sebelah kiri juga mengalami kemerahan ? jelaskan ! Jawab : Mata kiri Tn.B juga kemungkinan besar mengalami kemerahan karena umumnya glaukoma terjadi di kedua bola mata. 8. Apa perbedaan mata merah pada kasus Tn. B dengan sakit mata biasa ? Jawab : Definisi Mata Merah Mata merah, atau conjunctivitis, adalah kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput (conjuctiva) yang menutupi putihputih dari mata-mata dan selaput-selaput pada bagian dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-membran atau selaput-selaput ini bereaksi pada suatu batasan yang luas dari bakteri-bakteri, virusvirus, agen-agen yang memprovokasi alergi, pengganggupengganggu (irritants), dan agen-agen racun, begitu juga pada penyakit yang mendasarinya dalam tubuh. Bentuk-bentuk virus dan bakteri dari conjunctivitis adalah umum pada masa kanak-kanak, namun mereka dapat terjadi pada orang-orang dari segala umur. Secara keseluruhan bagaimanapun, ada banyak penyebab-penyebab mata merah. Ini dapat digolongkan sebagai yang infeksius atau tidak infeksius. Infeksi-Infeksi Penyebab Mata Merah, Gejala-Gejala Mata Merah Yang Infeksius, Dan Cara Merawat Mereka Mata Merah Yang Disebabkan Virus Penyebab yang memimpin dari suatu mata merah yang meradang adalah infeksi virus. Sejumlah virus-virus yang berbeda dapat menjadi bertanggung jawab atas infeksi. Gejala-gejala mata

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

11

merah yang disebabkan virus biasanya dihubungkan lebih banyak dengan suatu pengeluaran cairan yang tidak berwarna hijau atau kuning. Seringkali, gejala-gejala virus seperti influensa, seperti hidung yang mampat dan hidung yang ingusan, juga hadir. Kelopak-kelopak mata mungkin juga bengkak. Adakalanya melihat pada sinar-sinar yang terang adalah menyakitkan. Ketika mata merah yang disebabkan virus mungkin tidak memerlukan suatu antibiotik, mereka yang terpengaruh harus menemui seorang dokter, karena adakalanya bentuk mata merah ini dapat berkaitan dengan infeksi kornea (bagian jernih dari depan bolamata). Infeksi ini harus dideteksi dan dirawat secara benar. Mata merah yang disebabkan oleh virus adalah sangat menular. Mata merah yang disebabkan virus biasanya hilang dalam tujuh sampai sepuluh hari setelah munculnya gejala-gejala. Mata Merah Yang Disebabkan Bakteri Bakteri yang paling umum menyebabkan mata merah yang infeksius adalah staphylococci, pneumococci, dan streptococci. Gejala-gejala mata merah yang disebabkan bakteri termasuk: sakit/nyeri mata, bengkak, kemerahan, dan suatu jumlah kotoran yang sedang sampai besar,

biasanya berwarna kuning atau kehijauan. Kotoran umumnya berakumulasi setelah tidur. Anak-anak yang terpengaruh mungkin terbangun paling tidak senang bahwa mata mereka lengket tertutup, memerlukan suatu handuk yang hangat untuk mengangkat kotorannya. Mata merah yang disebabkan bakteri dirawat dengan berulangkali penggunaan handuk-handuk hangat pada mata-mata (coba terapkan ini pada satu mata anak anda setiap waktu selama suatu video yang ia senangi) dan memerlukan obatobat tetes antibiotik atau obat salep yang diresepkan oleh dokter. Hati-hati untuk tidak menggunakan obat yang diresepkan untuk orang lain, atau dari suatu infeksi lama, karena mungkin ini tidak

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

12

memadai untuk infeksi anda yang sekarang atau mungkin telah tercemar dari infeksi-infeksi lain dengan secara kebetulan menyentuhkan botol obat pada area-area yang terinfeksi. Suatu metode yang aman, efektif, dan kurang menakutkan untuk anak anda, untuk meneteskan obat tetes kedalam mata-mata melibatkan meminta anak anda untuk berbaring, dengan instruksi-instruksi untuk hanya menutup mata-mata anda, dan menempatkan jumlah-jumlah tetesan yang direkomendasikan pada pojok bagian dalam dari mata, dekat jembatan hidung, dan biarkan mereka membuat suatu danau kecil disana. Ketika anak anda bersantai dan membuka mata-mata, obat tetes akan mengalir dengan lembut kedalam selaput-selaput lendir yang terinfeksi tanpa keperluan untuk memaksa buka matamatanya. Ketika anda merasa bahwa anda atau anak anda mungkin mempunyai mata merah yang disebabkan bakteri, adalah sangat penting untuk menemui dokter anda segera untuk beberapa sebabsebab. Pertama, jika penyebabnya adalah suatu infeksi bakteri, suatu antibiotik akan diperlukan untuk membantu sistim imun yang melawan infeksi untuk membasmi infeksi ini. Kedua, jika anda mengalami gejala-gejala lain seperti hidung yang ingusan, batuk, sakit telinga, dan seterusnya, ada suatu kesempatan yang baik bahwa gejala-gejala ini disebabkan oleh bakter-bakteri yang sama, dan suatu antibiotik oral mungkin sangat baik diperlukan untuk merawat infeksi ini bersama dengan obat-obat tetes antibiotik atau obat salep untuk mata. Akhirnya, dokter anda akan ingin meniadakan kemungkinan bahwa infeksi telah menyebar ke area-area dimana gejala-gejalanya mungkin masih belum nampak. Mata Merah Chlamydia Mata merah yang disebabkan oleh infeksi dengan chlamydia adalah suatu bentuk yang tidak umum dari mata merah yang disebabkan bakteri di Amerika, namun adalah sangat umum di Afrika dan negara-negara Timur Tengah. Ia dapat menyebabkan mata

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

13

merah pada dewasa-dewasa. Ia adalah penyebab mata merah pada remaja-raemaja dan dewasa-dewasa yang dapat ditularkan secara seksual. Mata merah Chlamydia secara khas dirawat dengan tetracycline (kecuali pada anak-anak dibawah umur 8 tahun, karena kemungkinan pelunturan warna gigi) atau erythromycin. Kondisi-Kondisi noninfeksius Yang Menyebabkan Mata Merah, Gejala-Gejala Mata Merah Noninfeksius, Dan Cara Merawat Mereka Mata Merah Karena Alergi Gejala-gejala dan tanda-tanda mata merah karena alergi biasanya disertai oleh gatal yang hebat, keluar airmata, dan pembengkakan selaput-selaput mata. Penyebab-penyebab yang sering termasuk serbuk sari musiman, dander hewan, dan debu. Ia seringkali musiman dan disertai oleh gejala-gejala alergi khusus lain seperti bersin, hidung yang gatal, atau tenggorokan yang gatal. Handuk dingin dan lembab dipakaikan pada mata dan obat tetes mata decongestant over-the-counter dapat menyediakan keringanan/pembebasan. Dokter anda dapat meresepkan obat-obat yang lebih kuat jika obat-obat ini tidak memadai. Mata Merah Karena Kimia Mata merah karena kimia dapat berakibat ketika segala senyawa yang mengiritasi masuk ke mata-mata. Pengganggupengganggu (irritants) yang menyerang yang umum adalah: pembersih-pembersih rumah tangga, spray-spray dari segala macam, asap, kabut campur asap, dan bahn-bahan pengotor industri.

Penyakit-Penyakit Yang Mendasarinya Mata merah yang gigih (conjunctivitis) mungkin suatu tanda dari suatu penyakit yang mendasarinya dalam tubuh. Paling sering ini adalah penyakit-penyakit rheumatic, seperti rheumatoid arthritis dan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

14

systemic lupus erythematosus. Conjunctivitis juga terlihat pada penyakit Kawasaki (suatu penyakit yang jarang yang dihubungkan dengan demam pada bayi-bayi dan anak-anak yang muda) dan penyakit-penyakit peradangan usus tertentu seperti radang borok usus besar (ulcerative colitis) dan penyakit Crohn. Subconjuctival hemorrhage Kemerahan yang terang dari putih-putih mata dapat juga terjadi ketika pembuluh-pembuluh darah yang kecil sekali yang menutupi putih-putihnya mata pecah dari trauma atau perubahan-perubahan tekanan dalam kepala (contohnya, setelah tertawa atau muntah yang kuat, ketika menyelam dibawah air, atau bahkan membengkok dengan kepala dibawah). Kondisi ini disebut subconjunctival hemorrhage, dan ketika itu dapat nampak mengesankan, ia umumnya adalah tidak berbahaya. Ia menyebabkan suatu area lokal dari bagian putih mata (sclera) menjadi memerah dengan hebat. Ia tidak secara khas melibatkan bagian berwarna dari mata (iris) dan tidak mepengaruhi penglihatan. Mencegah Penyebaran Mata Merah Bentuk-bentuk mata merah yang infeksius (menular) adalah sangat menular dan disebarkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Jika anda atau anak anda mempunyai mata merah yang infeksius, hindari menyentuh area-area mata dan cuci tangan-tangan anda seringkali, terutama setelah memakai obat-obat pada area mata. Jangan pernah berbagi handuk-handuk atau saputangan-saputangan, dan buang tissue-tissue setelah setiap penggunaan. 1. Apakah pada kasus Tn. B, Tn. B dapat mengeluarkan air mata ? Jawab :
Kemungkinan terbesarnya mengeluarkan air mata sangat sulit karena tekanan di atas normal pada mata akibat cairan dalam bola mata yang berada di bilik mata depan tidak lancar mengalir keluar. Tekanan bola mata

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

15

tersebut secara mekanik akan menekan serabut saraf mata sehingga terjepit.

2. Mengapa Tn. B mengalami sakit kepala ? 3. Mengapa Tn. B mengalami mual dan muntah-muntah ? Jawab : Karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong kedepan , menempel kejaringan trabekuler dan menghambat humor aquaeos mengalir kesaluran shkelemm. Dimana terjadinya penyempitan sudut dan perubahan iris ke anterior, mengakibatkan terjadinya penekanan kornea dan menutup sudut mata, humor aquaeos tidak bisa mengakir keluar, bilik mata depan menjadi dangkal. 4. Bagaimana mekanisme terjadinya mual/muntah-muntah pada Tn. B? Jawab : Mual muntah tidak selalu terjadi pada semua penderita glaukoma. Mual muntah biasanya terjadi akibat dari kondisi penderita glaukoma tersebut. 5. Apakah ada hubungannya nyeri hebat pada mata dengan mual/muntah-muntah ? 6. Bagaimana mekanisme terjadinya sakit kepala pada kasus Tn. B? 7. Mengapa terjadi peningkatan peningkatan tekanan bola mata sebesar 22 mmHg pada kasus Tn. B ? Jawab : Karena terjadinya sumbatan di saluran pengeluaran cairan bola mata sehingga akan meningkatkan tekanan pada bola mata. Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

16

Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan. 8. Bagaimana mekanisme terjadi peningkatan peningkatan tekanan bola mata sebesar 22 mmHg pada kasus Tn. B ? 9. Mengapa pada pemeriksaan funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam ? Jawab : Bekerja sebagai diagfragma. Bila kena cahaya keras > Pupil mengecil ( miosis ). Bila kena cahaya sedikit > Pupil melebar( Midriasis). Pupil yang terus-menerus midriasis, tidak bisa mengecil disebut : Iridoplegi. Pupil yang selalu merasa silau sehingga mata menutup secara paksa -> Bleparospasme. 10. Bagaimana keadaan pupil mata yang normal ? Jawab : Keadaan pupil mata yang normal adalah Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya. 11. Bagaimana mekanisme terjadinya pada pemeriksaan funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam ? 12. Mengapa terjadi lapang pandang menyempit pada kasus Tn. B ? 13. Bagaimana mekanisme terjadinya lapang pandang menyempit pada kasus Tn. B ?

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

17

Jawab : Glaucoma adalah suatu kumpulan penyakit dengan karakteristik optic neuropathy yang dihubungkan dengan penyempitan lapangan pandang dan peningkatan intra oculi sebagai faktor resiko utama. Di Indonesia prevalensi glaucoma 0,4%. Di Amerika Serikat 60 -70% penderita glaucoma adalah glaukoma simplek. Glaucoma simplex ditandai dengan progresive optic neuropathy secara lambat, tekanan intra okuler yang meningkat, sudut iridokornea yang terbuka dan kelainan lapangan pandang yang khas serta perubahan papil lambat dan biasanya mengenai dua mata atau bilateral. Glaucoma simplex gejalanya sering tidak dirasakan pada awalnya dan biasanya penderita merasakan apabila penyakitnya sudah berat atau lapang pandangannya sudah sempit. Perubahan pada papil saraf optik dan lapangan pandang yang terjadi pada glaucoma disebabkan oleh tingginya tekanan intra okuler (TIO) dan resistensi aksin papil saraf optik. Pada kebanyakan kasus perubahan lapangan pandang dan papil saraf optic berhubungan dengan kenaikan TIO, tetapi pada beberapa kasus dengan TIO yang normal dapat juga mengganggu fungsi papil saraf optic.Glaucoma menyebabkan atrofi sel gangglion retina disertai kerusakan akan hilangnya akson-akson serabut saraf optik. Lebih dari 100 tahun telah diketahui bahwa lapangan pandang merupakan tanda klinik yang utama dari kerusakan papil saraf optic yang disebabkan oleh glaucoma. Pemeriksaan lapangan pandang pada penderita ini memberi arti untuk menentukan diagnosis, prognosis, dan untuk mengetahui secara efektif bagian lapangan pandang yang masih baik sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya. Kerusakan lapangan pandang adalah manifestasi dari terjadinya optic neuropathy pada glaucoma simplex. Glaucoma merupakan penyebab kebutaan yang kedua setelah katarak, dan prevalensi kebutaan yang disebabkan oleh glaucoma di Indonesia

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

18

0,4%. Di Amerika Serikat glaucoma merupakan penyebab kebutaan yang paling sering. Serabut yang berasal dari sel gangglion retina atas akan menempati papil saraf optic bagian atas, sedang yang berasal sel gangglion retina bagian bawah menempati papil bagian bawah. Serabut saraf dari makula (papillomacular bundle), dilapisi oleh mielin yang tipis dan bentuknya kecil, menempati papil sedikit di bawah daerah midpouint bagian temporal. Serabut saraf dari bagian nasal berjalan relatif lurus dan memasuki papil bagian dari bagian nasal. Anatomi serabut saraf retina dan saraf optic menentukan gambaran yang khas dari kelainan pandang glaucoma. Pada glaucoma kerusakan serabut saraf pada papil terutama terletak di bagian superotemporal dan inferotemporal. Tempat ini diduga paling rentan terhadap kenaikan tekanan intra okuler karena merupakan area watershed pada pertemuan vaskularisasi pembuluh darah silier. Gambaran yang khas dari kelainan lapang pandangan pada glaucoma oleh karena kerusakan pada masing-masing kumpulan serabut saraf (bundle) dari saraf papil. Kerusakan serabut saraf menyangkut serabut saraf arkuata atas dan bawah dari makula dan sepanjang rafe horizontal, akan memberi gambaran kelainan lapang pandangan berupa defek lapang pandangan yang meluas dari bagian nasal titik fiksasi meluas ke perifer. Bentuk, ukuran dan lokasi dari skotoma tergantung dari luas dan tempat kerusakan kumpulan serabut saraf papil saraf optik. Kerusakan serabut saraf pada glaucoma ada dua mekanisme yaitu gangguang transport akson dan gangguan vaskularisasi. Transport akson adalah aliran yang melewati serabut saraf yang berasal dari sel bodi maupun yang menuju ke sel bodi. Dengan adanya kenaikan TIO akan terjadi gangguan transport akson plasma dan gangguan perfusi pada saraf optic sehingga aliran darah ke saraf optik berkurang.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

19

Gambaran kelainan lapangan pandang pada glaucoma simplex ada bermacam-macam. Pada stadium awal glaucoma gambarannya sebagai depresi umum, dan apabila proses berjalan terus gambaran bisa berubah menjadi defek arkuata dan pada stadium akhir berupa defek altitudinal. Kelainan lapangan pandang sesuai dengan perjalanan penyakit juga berubah menjadi lebih padat (denser) dan bertambah luas dimana pada awalnya hanya mengenai separuh lapangan berubah menjadi seluruh lapangan. Para peneliti membagi kelainan lapangan pandang pada glaucoma menjadi dua jenis, yaitu kelainan berkas serabut saraf. Gambaran depresi umum yang disebabkan oleh glaucoma, dengan perimetri kinetik akan tampak sebagai penyempitan secara menyeluruh pada isopterperifer dan sentral. Depresi adalah suatu bentuk defek lapangan pandang yang merupakan penurunan sensitivitas retina menyeluruh atau lokal sehingga terjadi penyempitan isopter, terutama pada bagian nasal. Penderita dengan C/D ratio dan TIO lebih tinggi dan akan mengalami penyempitan isopter lebih banyak dan bintik buta lebih lebar. Apabila pemeriksa menemukan gambaran seperti ini bisa menduga bahwa kerusakan saraf oleh glaucoma seperti ini bisa menduga bahwa kerusakan saraf oleh glaucoma sudah terjadi terutama apabila terjadi unilateral atau TIO tinggi dan cupping luas. Diduga kenaikan TIO menyebabkan kerusakan yang diffus, tetapi kurang mempengaruhi perkembangan kelainan yang lokal. Kelainan lapangan pandang yang bersifat lokal dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain kelainan daerah Bjerrum dan daerah perifer yangdisebabkan oleh kerusakan serabut saraf akan terlihat sebagai skotoma. Skotoma adalah suatu daerah dengan defek lapangan pandang yang normal. Gambaran skotoma pada glaucoma simplex pada awal kelainan 26% adalah skotoma parasentral, 20% nasal step sentral maupun perifer, 51% skotoma parasentral dan nasal step pada periode sangat awal kelainan lapangan pandang dan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

20

3% defek bentuk sektor. Beberapa bentuk skotoma pada glaucoma simplek antara lain. 1. Skotoma daerah Bjerrum, yang menurut letaknya dapat dibedakan menjadi : Nasal step atas dan bawah yang dibagi oleh meridian horizontal yang menggambarkan berakhirya serabut saraf pada rafe horizontal, disebabkan karena turunnya sensitivitas pada tempat masuknya serabut saraf.
Defek arkuata atas dan bawah merupakan perluasan dari

skotoma Bjerrum yang kemudian menjadi satu sebagai lengkungan di sebelah atas atau bawah titik fiksasi.
Skotoma arkuata daerah Bjerrum berupa skotoma-skotoma

parasentral pada daerah 100 - 200 dari ttik fiksasi akibat kerusakan serabut saraf arkuata atas dan bawah. Skotoma yang terkecil terdapat pada sekitar bintik buta.
Skotoma parasentral adalah skotoma yang mengenai daerah

yang berbatasan dengan titik fiksasi tetapi tidak mengenai titik fiksasi.
Skotoma sekosentral merupakan skotoma yang mengenai

bintik buta dan titik fiksasi.


Perluasan bintik buata karena terdapat skotoma-skotoma di

sekitar bintik buta. Barring of blind spot yaitu bintik buta keluar dari isopter disertai depresi isopter sentral. 1. Skotoma daerah perifer meliputi :
Depresi/penumpulan nasal, merupakan tanda awal penurunan

lapangan pandang pada glaucoma, bila terjadi bersamaan dengan kerusakan serabut saraf merupakan tanda patognomonis untuk glaucoma.
Nasal step atas dan bawah biasanya gambarannya berbentuk

baji. Nasal step terjadi paling awal oleh karena penurunan sensitivitas semua serabut saraf. Adanya gambaran nasal step

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

21

berguna untuk menegakkan diagnosa glaucoma apabila gambaran yang lain meragukan. Defek sektor pada bagian temporal biasanya terjadi pada stadium akhir perjalanan penyakit, tetapi gambaran hanya ada pada beberapa kasus. Perubahan lapangan pandang yang progresif pada glaucoma simplex ada dua cara yaitu : (1) Perubahan lapangan pandang yang tiba-tiba disebabkan oleh kerusakan serabut saraf yang baru. Perubahan yang terjadi berupa skotoma yang absolut atau relatif sesuai perubahan kerusakan serabut saraf yang terjadi, misalnya skotoma parasentral yang terpisah menjadi skotoma arkuata. (2) Kerusakan terjadi pada daerah yang berbatasan dengan kumpulan serabut saraf maka skotoma menjadi bertambah luas, dan lapangan pandang bagian perifer hilang, gambaran skotoma parasentral. 1. Mengapa terjadi depresi pada bagian nasal pada kasus Tn. B ? Jawab : Adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata (intraokuler) yang disertai dengan kelainan struktur segmen depan bola mata. Kelainan ini menyebabkan air mata terbendung dan mengakibatkan peninggian tekanan bola mata. Selanjutnya peninggian tekanan bola mata menyebabkan iris bengkak dan meradang, mengenai saraf optik yang menyebabkan gangguan penglihatan sehingga terjadi perubahan sensori motorik. Selain itu, peninggian tekanan bola mata menyebabkan kelainan kornea sehingga terjadi diameter kornea lebih besar, kornea keruh dan pandangan kabur. Sehingga terjadi defresi nasal. 2. Bagaimana mekanisme terjadinya depresi pada bagian nasal pada kasus Tn. B ? 3. Apakah ada hubungannya depresi hidung dengan tekanan bola mata yang meningkat ?

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

22

Jawab : Pada galaukoma terjadi peningkatan tekanan pada intra okuler mata. Tekanan tersebut juga mempengaruhi tulang nasal yang berdekatan dengan mata yang memgakibatkan tertekannya tulang nasal sehingga kemungkinan terjadinya penyempitan bahkan depresi pada tulang nasal itu sendiri. 4. Apakah Jawab : Depresi pada bagian nasal jarang terjadi pada penderita glaukoma. Mungkin bisa saja terjadi depresi pada bagian nasal, depresi pada bagian nasal tersebut bisa mengganggu system pernafasan, akan tetapi tidak terlalu berpengaruh. depresi pada bagian nasal mengganggu sistem

pernapasan ?

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

23

Jump 4 (Kerangka Konsep)

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

24

Jump 5 (Tujuan Minimal) 1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dari glaukoma. 2. Mahasiswa glaukoma. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan ASKEP yang dilaksanakan pada pasien galukoma. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan ASKEP Pre Operasi pada pasien glaukoma. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan ASKEP Post Operasi pada pasien glaukoma. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan PENKES, DIET, ROM untuk pasien glaukoma. mampu menjelaskan patofisiologi terjadinya

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

25

Jump 6 (Pertanyaan Teoritis)


1. Sebutkan definisi glaukoma !

Jawab : Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina dibelakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan-jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi penglihatan.
2. Sebutkan anfis glaukoma !

Jawab : MATA

Gambar:Indera Penglihat Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

26

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut: Sklera Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan. Koroid Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa. Retina Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

27

cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata. Otot Mata Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior). Fungsi Mata Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

28

untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat. Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna. Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

29

sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi. Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Kelainan pada Mata Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi. Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anakanak.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

30

Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus. Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Kelainan-kelainan mata yang lain adalah: Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.
1. Sebutkan klasifikasi glaukoma !

Jawab : 1. Glaukoma primer


a. Glaukoma sudut terbuka.

Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor jaringan awal aqueousmempunyai rabekular, saluran ada, pintu terbuka dan ke jaringan yg trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif schleem, kelainan saluran berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala biasanya tidak diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
b. Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit) Disebut sudut tertutup

karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

31

terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat. 1. Glaukoma sekunder Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma . Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab.

Perubahan lensa Kelainan uvea Trauma bedah Primer atau infantile Menyertai kelainan kongenital lainnya

3. Glaukoma kongenital

3. Glaukoma absolut Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, keras papil seperti atrofi batu dengan dan eksvasi rasa glaukomatosa, mata pembuluh darah dengan

sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik. Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

32

pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.
4. Sebutkan epidemiologi glaukoma !

Jawab : Glaukoma adalah penyebab kebutaan yang terbanyak pada penduduk Afrika Amerika. Penyebab kebutaan terbanyak kedua pada penduduk amerika yang berusia 18 sampai 65 tahun. Diperkirakan 130.000 penduduk Amerika menderita kebutaan murni karena glaukoma. Diseluruh dunia 5,2 juta penduduk menderita kebutaan karena glaukoma menurut WHO tahun 1995. Walaupun lebih sering muncul pada usia tua, glaukoma dapat terjadi pada semua usia.(2,6) Dalam suatu penelitian didapatkan bahwa sekitar 2,25 juta penduduk Amerika Serikat menderita glaukoma primer sudut terbuka dengan usia di atas 45 tahun, dan sekitar 84.000-116.000 telah mengalami kebutaan atau penurunan visus 20/200. Menurut WHO, secara global penduduk dunia yang mempunyai tekanan intarokular lebih dari 21 mmHg yaitu sekitar 104,5 juta penduduk dan insiden glaukoma primer sudut terbuka sekitar 2,4 juta penduduk.
5. Sebutkan etiologi glaukoma !

Jawab : Kelainan ini akibat terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna terbentuk. PENYEBAB Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

33

Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

34

Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

6. Patofisiologi glaukoma
7. Sebutkan manifestasi klinis glaukoma !

Jawab : mata berair peka terhadap cahaya mata merah kornea tampak kabur kornea membesar nyeri pada bagian mata ketajaman visual berkurang Hilangnya pengelihatan sisi samping (perifer).

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

35

Sakit kepala Pengelihatan kabur Melihat pelangi bila melihat sumber cahaya terang (misalnya lampu) 4. Faktor resiko glaukoma
5. Sebutkan prognosis glaukoma !

Jawab : Prognosis sangat tergantung pada deteksi dini dan pengobatan secara dini. Glaukoma yang terdeteksi secara dini dan mendapatkan pengobatan secara cepat akan memiliki kemungkinan kesembuhan yang lebih besar. Pada glaukoma yang sudah parah dilakukan tidakan pembedahan sedangkan tindakan pembedahan tidak dapat menjamin kesembuhan mata.
6. Sebutkan komplikasi glaukoma !

Jawab : Jika tidak diobati, bola mata akan membesar dan hampir dapat dipastikan akan terjadi kebutaan.
7. Sebutkan faktor pencetus (precipitasi) glaukoma !

Jawab : Peningkatan tahanan tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan kortikostroid jangka lama, tumor intraokuler, uveitis akibat penyakit seperti herpes simplex atau herpes zoster, atau penyumbatan jaring-jaring trabekula oleh material lensa, bahan viskoelastik (digunakan pada pembedahan katarak), darah atau pigmen. Peningkatan tekanan episkleral akibat keadaan seperti luka bakar kimia, tumor retrobulbar, penyakit tiroid, fistula ateiovenosa, jugularis superior vena kava atau sumbatan vena pulmonal juga dapat mengakibatkan peningkatan TIO.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

36

8. Sebutkan faktor pendukung (predisposisi) glaukoma !

Jawab : 1. Riwayat glaukoma di dalam keluarga. 2. Tekanan bola mata tinggi 3. Miopia (rabun jauh) 4. Diabetes (kencing manis) 5. Hipertensi (tekanan darah tinggi) 6. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk) 7. Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya 8. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama 9. Lebih dari 45 tahun
4. Sebutkan faktor angka kejadian (prevalensi) glaukoma !

Jawab : Glaukoma Normotension bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan perawatan dini glaukoma adalah satu-satunya jalan untuk menghindari hilangnya penglihatan. Beberapa hal yang bisa menjadi faktor resiko adalah : Orang tua, dimana prevalensi penderita glaukoma makin tinggi seiring dengan peningkatan usia Penderita Diabetes Penggunaan medikasi yang mengandung steroid
Bangsa Africa, Skandinavia, Irlandia, Rusia, dan Amerika Riwayat keluarga glaucoma

Perempuan punya resiko tinggi untuk menderita glaukoma dari pada pria Keturunan Jepang beresiko tinggi terkena Normotension glaukoma 4. Pemeriksaan penunjang glaukoma
5. Sebutkan diagnosa banding glaukoma !

Jawab :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

37

Diagnosis Banding
1. Glaukoma fakomorfik

Katarak imatur atau matur Sudut bilik mata depan tertutup


2. Glaukoma sekunder karena uveitis:

Sinekia posterior total, iris bombans, sudut tertutup atau dapat juga berupa miosis dengan sudut terbuka. 3. Glaukoma neovaskular Neovaskularisasi pada iris. 4. Glaukoma primer sudut tertutup akut Lensa jernih, bilik mata depan tertutup. Penatalaksanaan Gloukoma Fakolitik
4. Bagaimana penatalaksanaan medis glaukoma (farmakologi &

nonfarmakologi) ! Jawab : Non Bedah Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan sebelum serabut saraf benar-benar rusak. Jika glaukoma terjaring awal sebelum sempat menyebabkan lesi irreversibel pilihan medikasi seperti dapat membantu pengembalian TIO normal. Mereka dengan glaukoma kronik harus menggunakan tetes mata atau medikasi lainnya seumur hidup. Pengobatan non bedah menggunakan obat-obatan yang berfungsi menurunkan produksi maupun sekresi dari humor ukueous 1. Supresi pembentukan humor akueous Penghambat beta andrenergik adalah obat yang paling luas digunakan. Dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Preparat yang tersedia antara lain Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan metipranolol 0,3%. Apraklonidin adalah suatu agonis alfa adrenergik yang baru yang berfungsi menurunkan produksi humor

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

38

akueous tanpa efek pada aliran keluar. epinefrin dan dipiferon juga memiliki efek yang serupa. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik asetzolaid digunakan apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokuler sangat tinggi dan perlu segera dikontrol. Obat ini mampu menekan pembentukan humor akueous sebesar 40-60%. 2. Fasilitasi aliran keluar humor akueous Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueous dengan bekerja pada jalinan trabekuler melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel 4% yang dioleskan sebelum tidur. Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan, terutama pada pasien dengan 3. katarak, dan spasme akomodatif yang mungkin mengganggu bagi pasien muda. Penurunan volume korpus vitreum Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma akut sudut tertutup. Gliserin 1ml/kgBB dalam suatu larutan 50% dingin dicampur dengan sari lemon, adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi pemakaian pada pasien diabetes harus berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral atau manitol intravena. 4. Miotik, Midriatik Konstriksi pupil sangat penting dalam penalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior. Apabila penutupan sudut diakibatkan oleh pergeseran lensa ke anterior, atropine atau siklopentolat bisa digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus zonularis.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

39

Bedah dan Laser 1. Iridektomi dan iridotomi perifer Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan diantara keduanya menghilang. Hal ini dapat dicapai dengan laser neonidium: YAG atau aragon atau dengan tindakan bedah iridektomi perifer. 2. Trabekuloplasti laser Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke jalinan trabekular dapat mempermudah aliran keluar humor akueous karena efek luka bakar tersebut. Teknik ini dapat diterapkan untuk bermacam-macam bentuk glaukoma sudut terbuka, dan hasilnya bervariasi bergantung pada penyebab yang mendasari. 3. Bedah drainase glaucoma Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga terbentuk akses langsung humor akueous dari kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan episklera. 4. Tidakan sklodestruktif Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk mempertimbangkan tindakan destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan intraokuler. Krioterapi, diatermi, USG frekuensi tinggi dan yang paling mutakhir adalah terapi laser neodinium dapat diaplikasikan ke permukaan mata tepat di sebelah posterior limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris. Aspek yang paling penting dari pengobatan glaukoma normotension harus diobati penyakit yang mendasarinya seperti

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

40

kelainan kardiovaskuler, lesi sistem gastrointestinal, CHF, aritmia, TIA, anemia, dengan demikian mampu mencukupi perfusi ke nervus opticus. PENATALAKSANAAN Prinsip : 1. 2. 3. 4. 5. menurunkan TIO segera membuka sudut yang tertutup memberi suportif mencegah sudut tertutup ulang mencegah sudut tertutup pada mata jiran (fellow eye)

1. Menurunkan TIO segera


Hiperosmotik : tekanan osmose plasma meningkat sehingga

menarik cairan dari dalam mata. Gliserin I - 1.5 ml/kgBB dalam bentuk 50% larutan (dicampur cairan sari buah dsb. dengan jumlah yang sama) diminum sekaligus. Bila cairan gliserin sukar diminum karena sangat mual/muntah, dapat diberi Mannitol 1 - 2 gram/kgBB 20% daiam infus dengan kecepatan 60 tetes/menit. NOTE : Bila TIO sudah turun mencapai normal dosis ini tidak perlu dihabiskan.
Acetazolamide: menekan produksi akuos. Langsung diberi 500

mg peroral dan dilanjutkan dengan 250 mg tiap 6 jam. Bila sangat mual/muntah dapat diberikan secara intravena dengan dosis 500 mg.
Beta adrenergik antagonis: menekan produksi abios* Timolol

maleate 0.25% - 0.5% tetes 2 x/hari. 2. Membuka sudut yang tetutup Miotikum : iris tertarik dan menjauh dari trabekula sehingga sudut terbuka.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

41

Pilokarpin 2 - 4% tetes tiap 3 - 6 jam, diberi bila sudah ada tanda-tanda penurunan TIO oleh karena TIO yang sangat tinggi akan menyebabkan: paralisis sfingter pupil sehingga pupil tidak bereaksi terbadap Pilokarpin. edema kornea sehingga daya menyerap Pilokarpin kurang.
Tidak

dianjurkan frekuensi pemberian Pilokarpin yang

banyak karena mungkin dapat timbul krisis kolinergik lagi pula sudut dapat dibantu terbuka oleh Acetazolamide. Acetazolamide : akuos dibilik mata belakang berkurang sehingga tekanan dibilik mata depan menjadi lebih tinggi dari bilik mata belakang dan hal ini akan menyebabkan penekanan iris kebelakang menjadi trabekula, sehingga sudut terbuka (bila belum ada perlekatan). 2. Memberi suportif dengan mengurangi nyeri, mual/muntah dan reaksi radang. Pethidine (Demerol) untuk nyeri Antiemetik untuk mual/muntah Anti inflamasi topikal (kortikosteroid) untuk reaksi radang 2. Mencegah sudut tertutup ulang: Iridektomi perifer (bedah atau Laser).Walaupun dengan obatobatan TIO sudah turun dan sudut sudah terbuka, iridektomi perifer tetap harus dilakukan. Karena bila obat-obatan sudah dihentikan lain mengalami cetusan yang menimbulkan blok pupil, maka akuos dibilik mata belakang tidak akan terbendung karena dapat terus mengalir melalui lubang iridektomi ke bilik mata depan sehingga sudut tetap terbuka 3. Mencegah sudut tertutup pada mata jiran (fellow eye). Mata jiran umumnya memiliki anatomi mata yang sama dengan mata yang sakit sehingga kemungkinan dapat juga mengalami serangan sudut tertutup bila ada pencetus (40-80%

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

42

mata jiran mengalami serangan glaukoma sudut tertutup dalam waktu 5 -10 tahun). Oleh karena itu pada saat serangan akut pada mata yang sakit, mata jiran diberi Pilokarpin 2% tiap 6 jam sambil disiapkan untuk dilakukan Iridektomi perifer.
4. Sebutkan penatalaksanaan keperawatan (Nanda NOC NIC) umum

(tanpa operasi) ! Jawab : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. B DENGAN GLAUKOMA PENGKAJIAN a. Identitas Pasien Nama : Tn.B Umur Pekerjaan Status : Alamat :No Register : Diagnosa Medis: Glaukoma b. Penanggung Jawab Nama : Umur Pekerjaan Alamat :::Hubungan dengan pasien: : 51 tahun :-

RIWAYAT KESEHATAN Keluhan utama : Tn. B mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata sebelah kiri. Penyakit sekarang :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

43

Pandangan kabur, warna-warni di sekeliling cahaya, mata merah, disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Penyakit dahulu : Penyakit keluargan : PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Pada pemeriksaan bola mata dengan menggunakan tonometri didapatkan peningkatan tekanan bola mata sebesar 22 mmHg, funduskopi ditemukan cekungan pupil lebih lebar dan dalam, lapang pandang menyempit, dan terdapat depresi pada bagian nasal. Anamnesa sebelah kiri. TERAPI FARMAKOLOGI (OBAT-OBATAN) Pasien mendapatkan terapi dokter yaitu timolol 0.25 % tetes setiap 12 jam. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan glaukoma : a. b. motorik c. d. e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Risiko cidera b.d. gangguan visual Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan mual muntah Nyeri akut b.d agen injuri biologis Gangguan persepsi sensori : visual b.d. perubahan sensori : Klien mengatakan mengeluh 3 hari mengalami nyeri hebat pada mata

berhubungan dengan pembatasan secara kognitif. INTERVENSI NOC injuri Pemberian

No DIAGNOSA 1 Nyeri akut b.d agen

NIC Tingkatkan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

44

biologis

Analgesik Penggunaan agens untuk atau nyeri. Penatalaksanaan atau

: Kenyamanan

: dan

agens- Perasaan secara

farmakologi fisik mengurangi psikologis. menghilangkan Perilaku

Mengendalikan Nyeri : Tindakan

nyeri : meringankan seseorang untuk mengurangi mengendalikan yang Pasien akan mengenali faktor Minta untuk nyeri pasien menilai / penyebab dan mengguna kan tindakan untuk mencegah nyeri Pasien akan melaporka n pada penyedia perawatan kesehatan Pasien akan yang nyeri nyeri sampai tingkat nyeri. kenyamanan pasien. dapat diterima oleh

ketidaknyaman an pada skala 0 sampai 10 (0 = tidak ada / nyeri

ketidaknyaman an, 10 = nyeri yang sangat)

Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan katakata konsisten dengan

usia menggunakan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

45

dan pasien.

tingkat tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan nonanalgesik untuk secara tepat. kepada jika tidak informasi nyeri, dan

perkembangan Instruksikan pasien kan menginformasi perawat nyeri Berikan penyebab berlangsung antisipasi ketidaknyamanan dari 2 prosedur. Gangguan persepsi sensori : Pencegahan visual b.d. perubahan sensori deteriorisasi motorik yang lebih berat. Kriteria Hasil : Keluarga memahami yang terjadi. kondisi

pengurangan dapat dicapai. tentang nyeri, seperti seberapa lama akan

a.

Memberikan pada secara dan

visual reorientasi keluarga realitas

berkala terhadap mampu lingkungan b. Memberikan penjelasan pemahaman untuk pasien. tindakan proteksi terhadap dan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

46

Ketidakseimbangan mual muntah

nutrisi Zat gizi yang dapat Pengelolaan gangguan makan makanan penanganan pembatasan diet yang berat. Pengelolaan nutrisi bantuan makanan cairan seimbang. Memfasilitasi pencapaian yang ideal. Kriteria Evaluasi : 1. indikator asupan makanan cairan. 2. Toleransi terhadap yang dianjurkan. 3. Melaporkan keadekuatan tingkat energi. diet dan Aktivitas Keperawatan : 1. Pantau nilai laboratoriu m (transferin, albumin, dan elektrolit). 2. Memotivas i pasien mengubah BB dengan asupan dan yang : pencegahan dan kebutuhan metabolik. Asupan dan cairan. Nilai gizi.

kurang dari kebutuhan tubuh b.d memenuhi

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

47

kebiasaan makan. 3. Ketahui makanan kesukaan pasien. 4 Risiko cidera b.d. gangguan Risiko visual menurun. Kriteria Hasil : Pengendalian risko yang dengan : a. Pantau risiko anak lingkungan. b. b. Mengembangkan dan mengikuti strategi pengendalian risiko. c. Mengubah gaya untuk c. Berikan materi dan yang berhubungan dengan dan strategi tindakan pendidikan hidup b. Pemantau an terhadap anak. faktor perilaku dan ditunjukkan a. Pencegah an atau trauma lain pada anak. jatuh cidera

mengurangi risiko.

untuk mencegah 5 Defisit pengetahuan tentang Pengajaraan, Penyakit cidera. Pengetahuan : tentang kondisi,

kondisi, prognosis, pengobatan Proses

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

48

berhubungan

dengan membantu dalam informasi proses penyakit khusus. Pengajaraan, Individu perencanaan, implementasi, program

pasien prognosis, memahami pengobatan yang peningkatan timbulnya informasi secara diberikan

dan :

pembatasan secara kognitif.

berhubungan dengan pemahaman dan yang dapat

meningkatkan pengetahuan : tentang dan : proses penyakitnya.

evaluasi penyusunan Menunjukkan pengajaran Pengajaraan dibuktikan dengan indikator yang berikut : 1-5: pasien terbatas, (nilainya ada, cukup, atau tidak yang dirancang untuk proses penyakit, kebutuhan khusus. Pengajaraan, Pengobatan Dianjurkan menyiapkan

untuk mengkonsumsi banyak, obat yang dianjurkan luas) dan efeknya. Aktivitas keperawatan : -cek umpan pasien balik memantau -Memahami proses

pengobatan yang dianjurkan. untuk proses penyakit. bahwa yang keakuratan -Memahami

memastikan penanganan dianjurkan.

memahami

-pengajaran: individu

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

49

(NIC): Lakukan tingkat isinya penilaian pengetahuan (misalnya, atau

pasien dan pahami pengetahuan

prosedur/penangana n yang dianjurkan) Tentukan kemampuan untuk informasi (misalnya terpenuhinya kebutuhan keadaan dan dasar, emosional, adaptasi pasien khusus tingkat mempelajari

perkembangan, tidak

terhadap sakit)

4. Sebutkan ROM, Diet, PENKES glaukoma !

Jawab : Pendidikan Kesehatan : Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan. Orangorang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

50

Sebagian obat-obatan glaukoma dapat berinteraksi kedalam tubuh, sehingga obat-obatan tertentu merupakan kontra indikasi (tidak boleh). Contoh penyakit yang mungkin terkena efek obat glaukoma tertentu yaitu penyakit asma, penyakit gangguan irama jantung dan alergi terhadap sulfa. Keadaan umum lain yang harus diperhatikan adalah kehamilan. Penting bagi pasien untuk memberitahukan penyakit-penyakit yang diderita dan keadaan umum tubuh (misalnya kehamilan) kedokter yang bersangkutan, sehingga dokter dapat memilih terapi/pengobatan yang sesuai.
5. Sebutkan peran perawat pada kasus glaukoma !

Jawab : Peran perawat Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. 1. PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

51

manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks. 2. PEMBUAT KEPUTUSAN Membuat keputusan KLINIS klinis adalah inti pada praktik

keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995). 3. PELINDUNG DAN ADVOKAT KLIEN Sebagai mencegah pelindung, perawat membantu kecelakaan serta mempertahankan klien dari lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk terjadinya melindungi kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

52

dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. 4. MANAGER Dalam KASUS perannya sebagai manager kasus, perawat

mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya. 5 REHABILITATOR Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. 6. PEMBERI KENYAMANAN Merawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

53

sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya. 7. KOMUNIKATOR Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan 8. PENYULUH Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami halhal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya. 9. KOLABORATOR Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan 10. EDUKATOR Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam selanjutnya. komunitas.

meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

54

klien setelah dilakukan pendidikan 11. KONSULTAN

kesehatan.

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 12. PEMBAHARU Peran dan terarah sebagai sesuai pembaharu dapat dilakukan dengan

mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. 6. Prosedur tonometri pada glaukoma
7. Sebutkan indikasi dilakukan tonometri !

Jawab :
Alat untuk mengukur tekanan intra okular (TIO), indikasi tonometri yaitu pada penderita galukoma akut atau kronis, setiap orang berusia 35 tahun, penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma, dan klien yang buta sebelah mata pada klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2 tahun. 8. Sebutkan kontraindikasi tonometri !

Jawab : Jika pasien menmgalami iritasi di bagian mata, maka sangat tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan tonometri karena dapat memperparah iritasi tersebut. 9. Prosedur funduskopi Jawab : Pemeriksa memegang oftalmaskop dengan tangan kanan. Tangan kiri pemeriksa memfiksasi dahi ps/. Pemeriksa menyandarkan dahinya pd darsum manus tangan kiri

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

55

yang memegang dahi ps/. Mata kanan ps/ diperiksa dg mata kanan pemeriksa,begitu sebaliknya. Pemeriksa menilai retina & papil nervi optisi. Interpretasi Funduskopi

Normal : Latar belakang :merah keoranye-oranyean Papil nervi optisi : lebih muda Pembuluh darah berpangkal pd pusat papil memancarkan cabangcabangnya ke seluruh retina Arteri berwarna jernih & vena berwarna merah tua.
Reflek sinar hanya tampak pada arteri

Vena berukuran lebih besar & tampak berkelak-kelok dibandingkan arteri


Tampak pulsasi pada pangkal vena besar (di papil) dan penekanan

bola mata pulsasi lebih jelas 4. Sebutkan hal apa saja yang perlu diperhatikan pada saat pemeriksaan funduskopi ? Jawab :
Sebaiknya sebelum melebarkan pupil diukur tekanan bola mata terlebih dahulu. Sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan pupil dilebarkan, kecuali bila : Bilik mata yang dangkal Trauma kepala Implan fiksasi pada iris Pasien pulang mengendarai kendaraan sendiri Pasien glaukoma sudut sempit.

4. Kontraindikasi dilakukan funduskopi


5. Sebutkan prosedur pemeriksaan lapang pandang !

Jawab :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

56

Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita dapat melihat 90 100 dari titik fiksasi, ke medial 60o, ke atas 50 60o dan ke bawah 60 75o. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau perimeter. Cara Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 3. Berikan instruksi kepada pasien dengan jelas dan sopan 4. Mintalah pasien duduk dihadapan petugas pada jarak jangkauan tangan ( 30 50 cm ) 5. Berikan instruksi kepada pasien dengan jelas dan sopan 6. Tutuplah mata di sisi yang sama dengan mata pasien yang ditutup 7. Difiksasi pada mata pasien yang tidak ditutup 8. Mintalah pasien agar memberi respon bila melihat objek yang digerakkan petugas dimana mata tetap terfiksasi dengan mata pemeriksa 9. Gerakkan obyek dari perifer ke tengah dari arah superior, superior temporal, temporal, temporal inferior, inferior, inferior nasal, nasal superior 10. Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien 11. Catat 12. Cuci tangan
4. Sebutkan prosedur pembedahan pada glaukoma !

Jawab :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

57

Bagi para penderita diabetes agar melakukan pemeriksaan kadar gula darahnya terlebih dahulu Melakukan pengukuran tekanan darah Anjurkan kepada klien agar tidak menggunakan cream wajah atau pelembab,dikhwatirkan sisa sisa kosmetik atau sejenisnya yang tertinggal di alis akan menjadi pemicu terjadinya infeksi.

4. Sebutkan Askep pre operasis glaukoma !

Jawab : 1. Pengkajian Data Subyektif Pasien mengeluh sakit kepala Pasien mengeluh mual muntah Pasien melihat lingkaran seperti pelangi Pasien mengatakan nyeri sekitar mata Data Obyektif: Mata merah, bengkak Visus/ketajaman penglihatan menurun
Pada pemeriksaan dengan lampu senter :

1. Terlihat kornea sembab 2. Reaksi pupil hilang atau lambat 3. Kadang pupil midriasis 4. Kedua bilik mata nampak dangkal pada bentuk primer 5. Pada bentuk sekunder dijumpai penyakit penyebabnya 6. Pada perabaan, bola mata teraba lebih keras Diagnosa Keperawatan Pre Operatif
Nyeri akut b.d agen cidera biologis Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d perubahan sensori

motorik

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

58

Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan. No

Diagnosa Nyeri akut b.d. agen cidera biologis

Tujuan (NOC) Nyeri berkurang.

Intervensi (NIC) Kaji skala nyeri.

Berada tingkat

pada

Meredakan dengan mata membatasi

nyeri balutan untuk

kenyamanan. Kriteria Hasil :


a.

Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah.

gerakan mata. Mengatur atau dengan Pemberian analgesik antibiotik. dan kamar ruangan cahaya

b. Tingkat nyeri anak

remang-remang.

berkurang hilang. persepsi sensori :

atau

visual perubahan motorik

b.d. sensori

Pencegahan deteriorisasi visual yang lebih berat.

Memberikan reorientasi keluarga berkala realitas lingkungan pada secara terhadap dan

Kriteria Hasil : a. Anak dan keluarga mampu memahami kondisi terjadi. yang

Memberikan penjelasan tindakan dan proteksi pemahaman untuk

Defisiensi pengetahuan kurang pajanan. b.d

terhadap anak. Tingkat pemahan pada apa yang disampaikan (glaukoma) Pengajaran proses penyakit.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

59

teratasi. Kriteria hasil : a. Pemahaman Proses penyakit diharapkan. tentang yang

Memberikan pengajaran sesuai dengan pemahaman pasien, mengulangi informasi diperlukan. bila tingkat

Memberikan informasi dari yang dalam sumber-sumber

4.

Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam kesehatan. status Ansietas berkurang, dibuktikan dengan menunjukkan kontrol kontrol agresi, ansietas

komunitas dapat pasien program

menolong

mempertahankan penanganannya.

Kaji

dan

dokumentasikan tingkat kecemasan klien. Jelaskan semua sensasi biasanya

dan koping.

5.

Kriteria : Mual b.d stimulasi penglihatan tidak menyenangkan. yang a. Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan fisik.

prosedur, termasuk yang prosedur. Gunakan pendekatan tenang yang dan

dirasakan selama

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

60

Jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh dalam 24 jam teratasi. Kriteria hasil : a. Berat badan stgabil b. Tidak terdapat mata cekung c. Hidrasi kulit tidak terganggu d. Membran mukosa lembab.

meyakinkan.

Pantau subjektif pada pasien. Pantau nutrisi

gejala mual status tingkat malaise, dan

Pantau energi, keletihan, kelemahan.

4. Sebutkan Askep post operasi glaukoma !

Jawab : No 1. DIAGNOSA Nyeri b.d. agen cidera biologis INTERVENSI NOC a. Nyeri berkurang. b. Berada pada tingkat kenyamanan. NIC a. Kaji skala nyeri. b. Meredakan nyeri dengan balutan mata untuk membatasi gerakan mata. Kriteria Hasil : a.Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah. c. Mengatur kamar atau ruangan dengan cahaya remang-remang. d. Pemberian analgesik dan antibiotik.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

61

b. Tingkat nyeri anak berkurang atau hilang.

2.

Gangguan persepsi sensori : visual b.d. perubahan sensori motorik

Pencegahan deteriorisasi visual yang lebih berat.

a. Memberikan reorientasi pada keluarga secara berkala terhadap realitas dan lingkungan

Kriteria Hasil : Anak dan keluarga mampu memahami kondisi yang terjadi.

b. Memberikan penjelasan dan pemahaman untuk tindakan proteksi terhadap anak.

3.

Risiko cidera b.d. gangguan visual

Risiko cidera menurun. Kriteria Hasil : Pengendalian risko yang ditunjukkan dengan : a. Pantau faktor risiko perilaku anak dan lingkungan. b. Mengembangkan dan

a. Pencegahan jatuh atau trauma lain pada anak. b. Pemantauan terhadap anak. c. Berikan materi dan pendidikan yang berhubungan dengan strategi dan tindakan untuk mencegah cidera.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

62

mengikuti strategi pengendalian risiko. c. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi risiko.

5. Skala nyeri pada penderita glaukoma Jawab : Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007). Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

63

1)

skala

intensitas

nyeri

deskritif

2) Skala identitas nyeri numerik

3) Skala analog visual

4) Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan : 0 :Tidak nyeri

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

64

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. Karakteristik paling subyektif pada nyeri adlah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilahistilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

65

terapeutik.

Apabila

digunakan

skala

untuk

menilai

nyeri,

maka

direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992). Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter, 2005). Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter, 2005).

6. Jurnal glaukoma + review 7. Apakah glaukoma dapat menyebabkan kebutaan ? jelaskan ! 8. Apakah glaukoma mempengaruhi kesadaran ? jelaskan ! Jawab : Ya, Glaukoma mempengaruhi kesadaran karena pada glaukoma mempunyai faktor resiko dapat terjadi penyempitan pembuluh darah diotak sehingga sirkulasi darah menjadi buruk. Komplikasi penyakit lain akan mempengaruhi kesadaran pasien. 9. Indikasi timolol 0,25 % ? Jawab :

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

66

Indikasi: hipertensi ocular, glaucoma sudut terbuka kronik, beberapa glaucoma sekunder dan Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). 10. Kontraindikasi timolol 0,25 % ? 11. Efek samping timolol 0,25 % ? Jawab :
Pada mata : rasa terbakar, rasa panas, mata kering, reaksi alergi, pernah dilaporkan gangguan kornea. 12. Sebutkan komposisi timolol 0,25 % ?

Jawab :
Gel-forming solution, mata, seperti maleat (Timoptic-XE): 0,25%

(2,5 mL, 5 mL); 0,5% (2,5 mL, 5 mL)


Solusi, mata, seperti hemihydrate (Betimol): 0,25% (5 mL, 10 mL,

15 mL); 0,5% (5 mL, 10 mL, 15 mL) [mengandung benzalkonium klorida]


Solusi, mata, seperti maleat: 0,25% (5 mL, 10 mL, 15 mL); 0,5% (5

mL, 10 mL, 15 mL) [mengandung benzalkonium klorida]


Timoptic: 0,25% (5 mL, 10 mL); 0,5% (5 mL, 10 mL) [mengandung

benzalkonium klorida]
Solusi, mata, seperti maleat [bebas pengawet] (Timoptic OcuDose):

0,25% (0,2 mL); 0,5% (0,2 mL) [penggunaan tunggal]


Tablet, seperti maleat (Blocadren): 5 mg, 10 mg, 20 mg

Untuk penggunaan mata, timolol juga tersedia dikombinasikan dengan obat lain:
Combigan - timolol dan brimonidine Cosopt - timolol maleat dan hidroklorida dorzolamide DuoTrav - timolol dan travoprost

Xalacom (Pfizer) - timolol dan latanoprost

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

67

4. Pada pasien apa saja yang diberikan terapi timolol 0,25 % ? Jawab : Hipertensi Angina Katup mitral prolaps Aritmia jantung Fibrilasi atrium Jantung kongestif Serangan jantung Glaukoma Migrain profilaksis Gejala kontrol (tachycardia, getaran) di kecemasan dan Hipertiroidisme Penting getaran Phaeochromocytoma, dalam hubungannya dengan -Pemblokir Juga digunakan dalam kondisi berikut: Hipertrofik cardiomyopathy obstruktif Akut membedah aneurisma aorta Sindrom Marfan (pengobatan dengan propranolol memperlambat perkembangan aorta pelebaran dan komplikasi yang) Pencegahan variceal pendarahan dalam portal hipertensi Mungkin mitigasi hyperhidrosis Gangguan kecemasan sosial dan gangguan kecemasan lainnya 4. Mengapa Tn. B diberikan terapi timolol 0,25 % setiap 12 jam ? Jawab :
Karena Timolol yang merupakan golongan beta blocker merupakan dasar pengobatan glaukoma selama dua dekade. Timolol merupakan obat standar dibandingkan obat lainnya dalam hal efikasi, efek samping dan biaya. Beta bloker menurunkan TIO dengan menurunkan produksi humor

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

68

aqueous pada badan siliar. Obat ini juga dapat meningkatkan sedikit penyerapan aqueous outflow.

LBM 1 Sistem Persepsi Sensori GLAUKOMA

69

You might also like