You are on page 1of 8

f.

Tehnik mengajar dengan pendekatan lingkungan Ada beberapa elemen dasar yang perlu diperhatikan, sehubungan dengan

pengimplementasian suatu pendekatan dai dalam proses belajar mengajar : 1. Semua pendekatan mengajar adalah baik dan dapat digunakan. Hal ini tergantung sejauh mana persiapan kegiatan belajar mengajar dan materi yang akan diajarkan. 2. Dampak positif mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, memberikan kesempatan dan dorongan untuk pengembangan inkuiri anak dalam usahanya untuk memecahkan masalah (problem solving) 3. Dari kegiatan belajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, memungkinkan anak didik untuk merespon dengan seluruh kemampuan berpikir, semua indera, serta segal minatnya. Sebagai strategi pembelajaran untuk proses penemuan inkuiri mempunyai elemen-elemen yang meliputi : problem solving, discovery, non directive dan lain sebaainya. Dengan tujuan utama yaitu melibatkan anak didik dalam rangka mengambangkan kemampuan mereka agar dapat memformulasikan pertanyaan-pertanyaan yang datang dari dirinya , serta mencari jawabannya sendiri. Pada bagian berikut ini akan dibicarakan tentang hal-hal sebagai berikut : 1. Ceramah bukan metode mengajar yang efektif, hal ini disebabkan didalam ceramah hanya berpegang kepada penggunaan kata-kata saja. Untuk itu, ceramah dapat dikatakan sebagai metode mengajar yang kurang efektif untuk terjadinya proses pemahaman anak sebagai hasil dari kegiatan belajar mengajar apabila tidak digabungkan dengan metode-metode mengajar lainnya. 2. Belajar eksplolatori. Lingkungan alam sekitar sangat bervariasi, dimulai dari permukaan tanah yang tidak rata, bukit, kebun, kolam, sawah, sungai dan lain sebagainya. Hal ini semua, merupakan Fenomena menarik dank has yang akan memacu anak didik untuk melakukan eksplorasi.

3.

Inkuiri, seorang ahli inkuiri yang telah berpengalaman, akan mengguanakan seni membuat pertanyaan yang dapat membawa anak didik kepada proses penemuan jawaban-jawaban dari masalah-masalah yang belum diketahui jawbannya.

4.

Problem solving, anak usia sekolah dasar secara alami mempunyai sifat ingin tahu (Curious) yang sangat besar inkuiri kebanyakan terjadi karena dorongan hati anak-anak itu sendiri, yang disebabkan rasa ingin tahu dan keheranannya terhadap suatu fenomena yang mereka temukan. B. Pendekatan Pengalaman Langsung Dalam Belajar Mengenal Lingkungan Proses pembelajaran yang dimulai pada objek nyata, akan lebih baik dari pada dimulai dari buku pelajaran yang diteruskan ke lapangan untuk mengidentifikasi tumbuhan dan membuktikan deskripsinya. Tehnik yang cukup efektif untuk kegiatan ini ialah dengan mengelompokkan anak menjadi dua-dua. Setiap kelompok yang beranggotakan dua orang tersebut, masing-masing kelompok disuruk untuk memilih pohon yang berbeda. Didalam kegiatan belajar mengajar yang diimplentasikan pendekatan lingkungan alam sekitar, memungkinkan anak didik untuk belajar berdasarkan hasil observasinya dan dengan keputusan sendiri.

C.

Pendekatan table kunci untuk mengenal burung Salah satu cara termudah untuk menemukan burung dan menjadi akrab dengannya, adalah dengan membawa atau mendekatkan burung tersebut dengan si pengamat. Metode seperti ini, lebih efektif dilaksanakan dalam kegiatan fild trip ke hutan sekitar sekolah atau tempat lain yang tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah, dan tidak membahayakan pkeselamatan anak didik.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Penyelenggaraan pendidikan karakter di SDN 04 Birugo dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: Mengintegrasi ke setiap mata pelajaran Melalui mata pelajaran muatan lokal Melalui pengembangan diri

Mengintegrasikan ke Setiap Mata Pelajaran Mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakterdi setiap mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Pada setiap mata pelajaran di SD sebenarnya telah memuat materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilainilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di SD mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakater di setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam Standar Isi (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Jumlah KD di setiap mata pelajaran yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang banyak dan ada yang sedikit. Selanjutnya kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan.

Melalui Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri di SDN 04 Birugo meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti: Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni, kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran). Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama). Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah (PAS), pembinaan kedisiplinan, penanaman nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya bersih di kelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau. Kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional Kegiatan outdoor learning dan training melalui kunjungan belajar dan studi banding.

Makna pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menilai baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari (Diknas, 2010). Karakter yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, harus dimiliki peserta didik agar mampu menghadapi tantangan hidup pada saat sekarang dan di masa yang akan datang. Sembilan pondasi dalam pembentukan karakter menurut Pakpahan (2010) adalah sebagai berikut : 1. Menanamkan rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Ciptaannya 2. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri 3. Kejujuran 4. Hormat dan santun 5. Kasih sayang, peduli, dan kerjasama 6. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah 7. Keadilan dan kepemimpinan 8. Baik dan rendah hati 9. Toleransi, cinta damai, dan persatuan. Sembilan pondasi dalam pembentukan karakter bangsa dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan pada semua jenjang dan perlu ditanamkan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat secara berkelanjutan. Dunia pendidikan diharapkan dapat berperan dalam proses pembangunan karakter bangsa. Tenaga pendidik hendaknya mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran di kelas. Menurut Diknas (2010) jenis-jenis nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik di

kelas adalah sebagai 1. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan


y y

berikut

Religius Taqwa

2. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan diri sendiri


y y y y y y y y y y y

Jujur Bertanggung jawab Hidup sehat Disiplin Kerja keras Percaya diri Berjiwa wira usaha Berpikir logis, kritis, kreatif,inovatif Mandiri Ingin tahu Cinta ilmu

3. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan sesama


y y y y y

Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Patuh pada aturan-aturan sosial Menghargai karya dan prestasi orang lain Santun Demokratis

4. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan kebangsaan


y y

Nasionalis Menghargai Keberagaman

5. Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan lingkungan


y

Peduli Sosial dan Lingkungan

III. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Biologi

Dalam proses pembelajaran di kelas pengembangan nilai/karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran (embeded approach) (Diknas, 2010). Setiap kegiatan pembelajaran dikembangkan kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga tidak selalu diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa. Tenaga pendidik dapat menjadi teladan bagi peserta didik, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti jujur, disiplin, kerja keras, toleransi, mandiri, semangat kebangsaan, dan gemar membaca. Sedangkan untuk mengembangkan beberapa nilai lain seperti peduli lingkungan, rasa ingin tahu, peduli sosial dan kreatif memerlukan situasi dan kondisi agar peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai tersebut. Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran biologi yang dapat dikembangkan antara lain: a. Menanamkan rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Ciptaannya

Pembelajaran biologi dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk membangun moral, karakter, dan akhlak mulia. Menurut Suprayogo (2010, dalam Pakpahan, 2010) melalui pendidikan sains, peserta didik akan mengenal dirinya sendiri dan Tuhannya. Dengan memperhatikan, memikirkan, dan merenungkan tentang ciptaan Tuhan di alam semesta ini maka akan terbangun rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ciptaannya serta kasih sayang dan peduli terhadap sesama makhluk hidup dan lingkungannya. Pembentukan karakter ini dapat diintegrasikan pada materi biologi,antara lain keanekaragaman makhluk hidup, proses kejadian manusia, dan ekosistem. Proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi dapat juga dilakukan di luar kelas (lingkungan alam). Dengan melibatkan alam, maka pembelajaran biologi akan menjadi lebih menyenangkan dan menggairahkan. Adanya Interaksi peserta didik dengan lingkungan atau alam akan menghasil perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. b. Ingin tahu, cinta ilmu dan hidup sehat

Nilai karakter ingin tahu, cinta ilmu dan hidup sehat dapat dikembangkan pada peserta didik melalui materi sistem pada tubuh manusia yang meliputi morfologi, anatomi, fisiologi dan kelainan/penyakit yang berhubungan dengan sistem-sistem dalam tubuh manusia. Selain itu dapat pula ditanamkan nilai karakter tersebut melalui materi virus dan bakteri serta zat psikotropika dan pengaruhnya bagi kesehatan. c. Peduli sosial dan lingkungan

Pada materi pencemaran lingkungan, saling ketergantungan dan contoh-contoh bencana alam, dapat dikembangkan nilai menyadari peran manusia dalam lingkungannya, menanamkan sikap cinta lingkungan dengan cara bersikap bijak terhadap sampah yang dihasilkan manusia dan bagaimana cara penanggulangannya. Selain itu pada kasus-kasus bencana alam, ditanamkan sikap peduli sosial kepada peserta didik melalui berdoa bersama untuk para korban bencana, penggalangan dana dan mengumpulkan pakaian layak pakai.

d.

Berpikir

logis,

kritis,

kreatif,inovatif

Karakter ini dapat dikembangkan melalui pembuatan majalah dinding (Mading) yang bertema keselamatan kerja di laboratorium atau pelestarian lingkungan. Mading ini dapat memuat puisi, cerpen, puzzle, karikatur dan lain sebagainya. Selain itu sikap kreatif dan inovatif dapat pula ditanamkan melalui penugasan pembuatan insektarium, herbarium ataupun taksidermi. e. Pengembangan sikap ilmiah

Menurut Rustaman (2010) pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah (scientific attitude) antara lain meliputi: curiosity (sikap ingin tahu), respect for evidence (sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti), flexibility (sikap luwes terhadap gagasan baru), critical reflection (sikap merenung secara kritis), sensitivity to living things and environment (sikap peka/ peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan). Pengembangan sikap ilmiah ini dapat dilakukan dengan penugasan proyek mengamati gejala alam. f. Disiplin, bertanggung jawab, jujur

Dalam proses penanaman sikap disiplin, bertanggung jawab dan jujur dapat dilkukan oleh tenaga pendidik sebagai contoh teladan bagi peserta didiknya. Misalnya masuk dan keluar kelas tepat waktu, mengoreksi tugas-tugas dan hasil ulangan peserta didik tepat waktu, dan berkata jujur. Sedangkan kepada peserta didik dilatih agar setiap tugas tidak mencontek dan mengumpulkan tugas tepat waktu, g. Santun, menghargai orang lain dan menghargai keberagaman

Peserta didik dapat mengembangkan sikap ini melalui diskusi-diskusi kelas, peserta didik dibiasakan agar santun dalam mengeluarkan pendapat dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu dalam kegiatan praktikum, dikembangkan juga sikap toleransi terhadap orang lain dan menghargai keberagaman dalam kelompok.

IV. Simpulan dan Saran

Di akhir tulisan ini dapat disimpulkan bahwa pembangunan karakter bangsa sangat penting, tidak hanya harus dilakukan pada lingkungan keluarga saja, tetapi juga harus dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan, lingkungan masyarakat bahkan di tempat kerja. Pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan melalui proses pembelajaran biologi dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang baik dalam proses pembelajaran biologi. Tenaga pendidik harus memberikan contoh teladan yang baik bagi peserta didiknya serta sebaiknya ada

kerjasama antara pihak satuan pendidikan dengan orang tua dalam menanamkan karakter yang baik pada diri peserta didik. Menurut Bruce Hyland, ternyata manusia mempunyai kemampuan daya ingat sebesar : 10 % dari apa yang dibaca, misalnya membaca sebuah buku, majalah, dll 20 % dari apa yang didengar,misalkan mendengarkan kata-kata,dll 30 % dari apa yang dilihat, misalkan melihat gambar-gambar, dll 50 % dari apa yang kita lihat dan kita dengar, misalnya melihat film, melihat pameran, melihat suatu kejadian, menyaksikan sebuah peragaan,dll. 70 % dari apa yang kita katakan, misalnya ikut serta dalam diskusi, dan berbicara di muka umum. 90 % dari apa yang kita sekaligus katakan dan kita lakukan, misalnya melakukan pertunjukan drama, mendemonstrasikan pengalaman nyata , dan melakukan sesuatu yang nyata. ------------GOOD LUCK---------NB : 1. Tugas yang sudah jadi silahkan kirim ke email elynfatkhusana@yahoo.com (untuk kelas 3 A, B dan C) dan elyn_asyik@yahoo.com (untuk kelas 3 D, E dan F). dimohon tidak mengirim tugas dikedua alamat email. 2. Untuk pengiriman tugas berupa file sertakan nama, kelas, sub tugas yang dikerjakan di luar file maupun di dalam file. Diusahakan dari email pribadi (permahasiswa punya mail sendiri). 3. Tugas dikumpulkan paling lambat Tanggal 18 November 2011 pukul 12.00 WIB

You might also like