You are on page 1of 3

Contoh Pembangunan Berkelanjutan

Perkembangan dan Kebutuhan Kontekstual Arkeologi di Indonesia


Arkeologi adalah disiplin ilmu yang tujuannya adalah untuk mengungkapkan kehidupan manusia masa lalu melalui kajian atas tinggalan; kebendaannya. Teknik penelitiannya yang khas adalah penggalian arkeologis, dalam hal ini disiplin ilmu yang ada disebelahnya adalah paleantologi yang dalam upayanya memperoleh data mengenai kehidupan fauna dan flora purba dapat pula menggunakan teknik penggalian.

Esensi PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup)


Kemerosotan kualitas lingkungan kehidupan di bumi berlangsung terus sampai hari ini. Eksploitasi sumber daya dilakukan secara semena-mena tanpa etika lingkungan. Menurut Worls Resources Institute, Indonesia kehilangan 72% hutan alam yang areal hutannya menurun rata-rata 3,4 juta hektar pertahun. Kawasan hutan di Indonesia menurun dratis dari 144 juta hektar (tahun 1950) menjadi hanya sekitar 92,4 juta hektar (1999). Tanah, air, udara tercemar baik oleh limbah industri maupun oleh limbah domestik yang berasal dari rumah hunian. Konon, sekitar 5 juta orang terserang muntaber dan sekitar 120 juta orang (60% penduduk) menderita cacingan akibat cemaran dari tinja. Kebijakan pelaksanaan pembangunan yang semula dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ternyata hanya dapat mensejahterakan sekelompok kecil masyarakat. Ironisnya, kegiatan pembangunan ini justru lebih banyak menurunkan kualitas hidup masyarakat akibat penurunan kualitas lingkungan. Atas pertimbangan inilah, badan internasional PBB dalam laporannya our common future mendeklarasikan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang berdimensi moral. Permasalahannya, bagaimana merubah keyakinan, sikap, dan perilaku tiap individu dari tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan?

Isu Kependudukan

Seiring dengan perkembangan zaman, yang ditandai oleh berbagai kemajuan dalam berbagai aspek melalui pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dewasa ini, ternyata disadari maupun tanpa kita sadari disamping memberikan dampak yang positif terhadap kemashlahatan umat, ternyata mempunyai juga dampak negatif, diantaranya penggunaan teknologi yang membuat manusia menjadi simple melaksanakan sesuatu dengan bantuan teknologi, tetapi melalui teknologi ini pula mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan. Hal inilah yang belakangan menjadi topik utama yang dibicarakan oleh para ahli baik dalam bidang kependudukan maupun dalam bidang lingkungan hidup. Untuk lebih fokusnya pembahasan ini maka akan dibahas dua pembahasan utama yaitu isu-isu kependudukan dan isu-isu lingkungan hidup.

Menyekutukan Teknologi dan Lingkungan


Sepanjang teknologi lingkungan tak dikuasai dengan baik, masalah lingkungan akan tetap terpinggirkan. Tanpa penguasaan dan penerapan teknologi, masalah lingkungan akan tetap menjadi faktor beban biaya yang tak kecil. Sekitar 26 tahun yang lalu, EF Schumacher menerbitkan sebuah booklet berjudul The Age of Plenty, A Christian View (The Saint Andrew Press, Edinburgh: 1974). Buku kecil ini memuat kritik Schumacher terhadap kemakmuran eksploitasi, bukan saja terhadap manusia, tetapi terlebih lagi terhadap alam. Sebagaimana pandangan para pemikir lain yang selalu kritis terhadap kemajuan iptek, Schumacher mengemukakan, teknologi dan industri harus mengabdi kepada kelangsungan kehidupan manusia dan alam. Pengertian Lingkungan Hidup menurut Undang-Undang Republik Indonesia no. 23 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah : kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup termasuk sumber daya alamnya baik secara global, regional maupun nasional dalam sejarah peradaban manusia telah memberikan dua makna bagi manusia. Disatu sisi, makna yang dirasakan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup manusia, sedangkan di bagian lain menyebabkan bencana dan sekaligus penurunan kualitas hidup manusia. Jika seseorang ditanya akan memilih yang mana, tentu jawabannya : lingkungan hidup dan sumber daya alam yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus

meningkatkan kualitas hidupnya. Tapi tanpa kesadaran mendalam tentang pemanfaatan lingkungan secara bijak, apakah mungkin pilihan itu dapat didapatkan? Dalam 2 dekade terakhir ini kesadaran global akan perlunya kebersamaan masyarakat dunia untuk bersatu padu menyelamatkan planet bumi dan mahluk hidup yang berada di dalamnya semakin menguat dan kongkrit dalam implementasinya. Karena disadari betul penyebab utama kerusakan bumi ternyata karena kecerobohan dan tidak bijaknya manusia di bumi dalam merencanakan dan mengendalikan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alamnya bagi kepentingan yang mengatasnamakan pengembangan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan Berkelanjutan dan Pengaruhnya terhadap Negara Berkembang Konsep dan praktik tentang pembangunan berkelanjutan terus mengalami perdebatan dalam dua dekade belakangan ini. Salah satunya dipicu oleh tingginya tingkat kerusakan alam dan lingkungan hidup yang di antaranya diakibatkan oleh rajinnya perusahaan dalam mengeksploitasi alam, utamanya industri ekstraktif. Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut juga tanpa alasan karena dengan aktivitasnya diharapkan laju pertumbuhan ekonomi dan akumulasi kapital di wilayah negara-negara berkembang dapat terus mengalami kemajuan yang positif. Isitilah pembangunan berkelanjutan ini yang pada akhirnya lebih ditujukan bagi negara-negar berkembang yang selalu dinilai oleh banyak pihak--terutama oleh negara maju--memiliki masalah sosial, ekonomi dan lingkungan yang permanen. Lingkungan selanjutnya menjadi satu acuan penting untuk dicermati karena selain dieksploitasi tanpa henti, dampak yang terjadi ternyata bukan hanya berimplikasi negatif bagi negara yang bersangkutan namun telah mencapai tingkatan global. Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi sebagai akibat menurunkan jumlah luasan hutan di negara berkembang adalah contoh nyatanya.

You might also like