You are on page 1of 2

Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Gerakan reformasi bertujuan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden Suharto.

Awalnya, Suharto di anggap berhasil dalam membangun pemerintahan orde baru yang stabil, dalam kehidupan sosial politik maupun ekonomi. Namun, lama-kelamaan nilai kehidupan demokratis mulai ditinggalkan dan lembaga perwakilan rakyat lebih berfungsi sebagai lembaga justifikasi. Hal ini semakin nyata setelah pemerintah melakukan tindakan represif terhadap pihak yang ingin meluruskan jalannya pemerintahan. Pemerintah tidak segan-segan menggunakan kekuatan militer untuk menyelamatkan kekuasaannya, sehingga terjadi perubahan tugas dan fungsi militer. Keberhasilan yang dicapai pada masa Orde Baru hanya semu belaka,keberhasilan tersebut hanya dapat dinikmati sebagian kecil masyarakat, kehidupan sosial di perparah dengan adanya korupsi , kronisme, dan kolusi yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika pemerintahan di kelola dengan profesional. Kondisi seperti itu menggugah semangat para mahasiswa untuk melakukan gerakan reformasi. Gerakan ini berhasil memaksa Suharto untuk mundur dr jabatan, namun bukan berarti telah mencapai tujuannya. Keberhasilan menjadi awal dan modal moral dalam pencapaian cita-cita reformasi serta sebagai parameter agar tidak terjebak dalam permainan kotor para elite politik. Gerakan reformasi melahirkan berbagai implikasi. Dalam perkembangannya, perubahan-perubahan yang terjadi selama era reformasi sudah memasuki substansi yang sangat mendasar sifatnya. Amandemen merupakan implikasi dari gerakan reformasi. Empat persoalan yang perlu dicermati agar tidak mengalami perubahan: 1. 2. 3. 4. Pembukaan UUD 1945 NKRI Kedaulatan ada ditangan rakyat Pasal 29 UUD 1945

Perubahan pasal yang lain masih dimungkinkan sepanjang tidak bertentangan dengan nilai moral dan dapat menghambat proses demokratisasi. Amandemen terhadap UUD 1945 merupakan sebuah implikasi dari gerakan reformasi, perubahan tersebut sebagai upaya penyempurnaan kehidupan ketatanegaraan Indonesia menjadi lebih baik namun tidak sampai merubah keempat persoalan pokok diatas. Kehidupan sosial politik pada masa Orde Baru semakin jauh dari kenyataan dan mengalami kegagalan, terlebih diperparah dengan adanya KKN oleh pejabat negara. Kondisi sosial politik yang sedemikian mengakibatkan masyarakat adil dan makmur sulit di realisasikan, pembangunan hanya dapat dinikmati sekelompok kecil masyarakat Indonesia, sehingga yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya. Gerakan reformasi dimanfaatkan para elite politik guna meraih kekuasaan. Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat tragedi kemanusiaan yang memilukan, nampak sekali bahwa bangsa Indonesia sudah berada di ambang krisis degradasi moral dan ancaman disentegrasi. Kondisi sosial politik diperburuk oleh kondisi ekonomi yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Jumlah pengangguran meningkat, masyarakat kecil tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, diperparah dengan naiknya harga BBM. Upaya pemerintah belum efektif karena masih banyak penyimpangan pada proses penyalurannya, namun para elite politik tidak peduli akan hal itu. Meskipun bangsa Indonesia mengalami keterpurukan, namun masih memiliki suatu keyakinan bahwa krisis multidimendional itu dapat ditangani sehingga kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik. Gerakan reformasi pada hakikatnya ingin mengembalikan tatanan kehidupan kenegaraan sesuai dengan sumber nilai yang selama ini diselewengkan demi

kekuasaan sekelompok orang, dengan demikian nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila bukan hanya sebagai pedoman tetapi juga sebagai arah dan tujuan dari reformasi yang diharapkan dapat memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia. Wilayah negara Indonesia mengandung kekayaan yang sangat besar dan merupakan modal dasar untuk pembangunan yang lebih baik, sayangnya hasil kekayaan tersebut tidak dapat dinikmati untuk kepentingan masyarakat Indonesia sendiri, melainkan untuk negara asing. Namun jika kekayaan negara di kelola secara profesional berdasarkan pancasila akan semakin nyata hasilnya, terlebih didukung kemuaan politik untuk memberantas KKN dan menjunjung hukum secara demokratis, karena hal itu merupakan modal dasar bagi terciptanya kehidupan yang demokratis, adil, aman dan damai. Secara objektif nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan telah melekat pada kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari. Oleh karena itu, nilai-nilai tersebut sudah menjadi suatu keharusan yang bersumber pada kenyataan hidup bangsa Indonesia sendiri. Dengan demikian, melalui gerakan reformasi bukan berarti mengubah cita-cita , nilai dasar dan pandangan hidup, melainkan menata kembali kehidupan kenegaraan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Pancasila di yakini kebenarannya dan dapat menjadi paradigma dalam setiap aktivitas bangsa, misal dalam pembangunan dan gerakan reformasi harus menggunakan Pancasila sebagai paradigmanya, karena setiap perbuatan bangsa dapat di benarkan selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, setiap rakyat Indonesia tidak perlu kecewa jika cita-citanya untuk melaksanakan pembangunan.

You might also like