You are on page 1of 6

KHUTBAH IDUL FITRI

Bismillahirrahmanirrahim Al hamdulillahirrabbil alamin Wa shalata wassalamu ala asyrifill ambiyai wal mursalin Syaidina muhammadin wa ala alihi wa sohbihi azma in `amma ba du Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar La ilaha illa Allah, Allahu Akbar Allahu Akbar, walillahilhamd

Setiap urusan yang memiliki nilai ibadah tiada disertai pemulaian dengan Asma Allah Yang Bersifat Maha Rahman Rahim maka ia akan terputus dengan-Nya. Pada suatu Waktu, ada seseorang yang melantunkan pernyataan dihadapan Rasul ; Semoga pujiku sampai pada Mazarnya Allah, Orang itu lalu ditanya; apa yang dimaksud dengan Mazar itu, lalu ia menjawab Semoga pujiku sampai pada Surganya Allah Swt. Wahai Musa, kalau kamu menghendaki aku lebih dekat denganmu daripada bicaramu sendiri, lebih dekat daripada bisikan hatimu, nyawa dengan jasadmu, penglihatan dengan matamu atau pendengaran dengan telingamu, maka perbanyaklah mengucapakan sholawat kepada Nabi Muhammad saw.

Muridku, Allah Besar, kebesarannya tidak bisa di bandingkan dan disandingkan dengan apapun dan siapapun, hanya pandangan mata iman yang dapat menangkap makna kebesarannya, Maka tidak ada Ilah yang Patut haq disembah melainkan Dia Allah, denganNya seluruh mahluk tertunduk lewat kebesaranNya, maka cukuplah bagi Dia , segala makna hakekat kebesaranNya itu. Basmalah, Hamdalah serta shalawat bukanlah barang hiasan khutbah, tapi ini adalah do a kita bersama, untuk menyampaikan arti makna tausiah yang akan kita semua pahami, hingga semuanya patut mendapatkan mengabulan Doa, dan amal , setelah itu serahkan semua harapan rasa khauf dan Raja kita pada Nya.agar ia selalu melindungi kita semua.

Allahu Akbar 3x La ilaha illa Allah, Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd

Gema takbir berkumandang di setiap sudut bumi, lisan-lisan kaum muslimin menyebut dengan penuh haru dan tawadhu, haru karena kebesarannya sulit digambarkan, hingga merasa bahwa diri ini begitu kecil, kerdil tak sebermakna dengan apapun, tak terasa semuanya menyadarkan pada hakekat penciptaan dan pemeliharaan,

Pengertian daripada Hakekat penciptaan Bahwa Dia Pencipta diri-diri ini, dari mulai keberadaannya hingga keadaannya, siang dan malam digerakan dan didiamkan olehNya, kalau lah ingatan ini terpelihara,didalam keyakinan hati kita tentu tidak akan ada diantara kita manusiamanusia sombong, bebal, tak tahu malu dihadapan Tuhannya, serta berbagai atribut kejelekan lainnya, malang nian manusia yang selalu dialpakan dan lengah terhadap perjalanan hidup yang sebenarnya , hingga ia tidak sadar, api Neraka yang berkobar menyala-nyala, sedang siap menyambutnya dari kejauhan, akan melalap habis tubuh yang tak berdaya ini,Ya laitani kuntum turaba, (Duhai Tuhanku, alangkah baiknya kalau dulu aku seperti tanah saja) sebuah ungapan pernyataan penyesalan yang tidak ada artinya, serta siksa api neraka itu la yamutu wa la yahya, artinya akan selalu merasakan terus menerus beban sakitnya dan penderitaanya bagi mereka yang masuk kedalamnya.

Adapun Hakekat pemeliharaan adalah bahwa segenap hidup kita tidak terlepas akan bantuan dan pertolonganNya, Dia Pemelihara kita ketika menghendaki kebutuhan harian dari mulai makan, minum hingga kesehatan, meskipun kita ikhtiar siang dan malam, hingga melelahkan dan menjemukan, tapi Allah selalu memberikan yang terbaik, untuk semua komsusi yang dibutuhkan, tidak ada satupun mahluk yang luput dan terabaikan olehNya, pantaslah kita harus memperbanyak bersyukur padaNya, satu malam Rasulullah menangis hingga semua istri dan sahabatnya khawatir, lalu aisyah Ra, bertanya ada gerangan apa hingga semalaman engkau menangis, jawab beliau singkat : saya ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur. Semakin bermakna lafadz takbir itu,maka keberadaan hidup semakin jelas, ternyata hidup ini adalah perjalanan mengingat sang Maha pencipta, tanpanya hidup ini bias, seperti orang yang linglung atau bingung, apa yang hendak dilakukan,

Ketika ucapan takbir ini terasa mengalir deras lewat darah di dalam tubuh , hingga darah itu memompa jantung, berdetaklah ia dengan cepatnya, lantunan takbir menggetarkan perasaan dan masuk ke dalam rongga dada dan hati .disitulah puncak dari dzikir yakni adanya pertanda cahaya Iman, yang menggerakan amal sholeh dan ibadah, sentuhan ini yang disebut dengan alamat ciri atau tanda keimanan seseorang, sanggupkah semua dzikir seperti itu ,yakni dzikir yang sanggup memberikan Tafahum (indroktrinasi) Pada kedalaman Ruhani ? jawabannya bisa,para ahli tasawuf mengajarkan itu semua, hingga tergambarlah perjalanan pengembaraan seseorang menuju hadhirat Qudsyiah, Wahai manusia sungguh kerja keras mu akan sampai menemui Rabbmu.ketika sampai pada pertemuan dengan Allah swt, usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia atau disia-siakan, semuanya mendapat balasan yang setimpal.

Getaran getaran hati, rasa dan jiwa hasil dari reaksi dzikir, atau yang dinamakan warid, akan meluluh lantakan seluruh raga , membahana hingga kulit, ia pun ikut angkat berbicara, semua menjadi saksi dan .menyaksikan , Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan gejolak mata hati, semuannya akan ditanya. Persaksian itu merupakan sebuah keniscayaan nanti di akhirat.

Setelah raga tertangkap warid maka ruh pun naik menuju tangga pertemuan,berawal dari alam Nasut, naik kealam Jabarut, singgah di alam malakut sampai tiba di alam lahut, hamparan yang penuh dengan keagungan hakekat, sulit dinilai dengan apapun lewat teropong pikiran , tapi keberangkat Asmanya sampai pula padaNya, karena Dia pemilikNya. Ruh yang menggandeng Asma di sisi Dzatnya membawa kesaksian akan setiap insan yang sedang mengingat kebesaran kepadaNya. Itulah yang dinamakan dalam ilmu tasawuf dengan : Fana(tenggelamlah).... lah ia Baqa(abadi)...lah Dia Diharibaannya kita bersaksi Cucuran air mata bukti ke-Ada-annya Keringat menjadi saksi kesulitan pengembaraanya Terlelaplah sang kasih dipelukan keAbadian Aku, maka tiada Aku kecuali Aku

Allahu Akbar 3x La ilaha illa Allah, Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahillhamd

Shaum adalah ibadah untukKu, begitulah bunyi hadits mengungkapkan, nyata jelas karenanya, bahwa seorang muslim sedang melakukan puncak ritual ibadah, kenapa dikatakan puncak ritual ibadah , lantaran ia adalah ibadah Milik Allah,kebersamaan dengan Allah Swt, tidak ada banyak pihak yang terlibat dengannya, hanya Dia Allah dan hambanya yang sedang berpuasa, kita belajar untuk patuh dengan segala aturan mainnya, kalaulah diluar ramadhan makan dan minum itu adalah adat (kebiasaan) selain itu pengaruh nafsu sangat kuat didalamnya, maka di ibadah saum ini kita di ajarkan untuk mengikuti kehendakNya, walaupun nafsu menginginkannya, tapi kita tetap konsisiten untuk tidak memperturutkannya, Allah As Shamad Allah tempat bergantung, artinya seluruh mahluk bersandar padanya, Dia Allah tidak memiliki rongga (Al-Luma), maka baginya tidak membutuhkan apapun dan siapapun, hanya mereka yang memilki rongga seperti mahluknya yang sangat membutuhkan, kebutuhan akan makan dan minum, kebutuhan akan pakaian karena ia memilki rongga. Sepanjang manusia masih memiliki rongga, maka sepanjang itu pula manusia tidak akan pernah terlepas dari kebutuhan makan , minum ataupun pakaian dan lain-lain, tapi bukan berarti ia harus hidup bergantung kepadanya, ia harus tetap menyadari kebergantungan pada Shomadiyahnya Allah, disinilah letak kadar keberhasilan ibadah saum. Kebergantungan manusia karena memiliki

rongga tidak mengharuskan Ia lupa, hakikat keberadan sang Maha Pencipta, sebagai tempat segalagalanya. Hingga ia mampu mentauhidkan Allah minded 100 %. Begitu pula dengan waktu , miliknyalah segala waktu, setiap orang yang bersaum tidak kuasa beraktifitas menghamburkan seluruh waktu lewat kealpaanya, ia selalu di ingatkan dengan keletihan, kantuk, lemas, cape, yang diluar Ramdhan itu semua jarang terjadi, seakan-akan inilah shaum dan ingatlah Allah dalam setiap waktu dan keadaan, karena itu sa ah adalah milikNya , dan milikNya pula semua keaadaan. Itulah yang oleh Hujjatul Islam Imam Ghazali dikatakan ada beberapa derajat orang-orang yang melakukan ibadah shaum ini yakni, pertama Shaumnya orang awam kedua shaumnya orang khusus dan ketiga Shaum khususil khusus.sedangkan yang kita ketengahkan adalah shaumnya khususil khusus, sudahkan Tahun ini kita menggapai derajat saum khususil khusus. Ingatlah satu hal, para pengembara sufi mengajarkan, perbanyaklah dzikir , tafahumkan (indroktrinasikan) pada hatimu, teruslah lakukan setiap saat hingga engkau tersentak sadar akan hakekat kesejatian mu sebagai manusia. Apakah kesejatian hakekat manusia itu, mereka para ahli sufi mengatakan tatkala sudah bertakhaluk dengan dengan akhlak Allah, Tidaklah rasul memalingkan penglihatan mata bathinnya dan tidak pula ia melampaui batas. Artinya pandangan hanya ditujukan pada Allah swt, dan ia tidak pernah berpaling kepada selainya.

Allahu Akbar, 3x La ilaha illa Allah, Allahu Akbar Allahu Akbar, Walillahilhamd

Akhirnya , bertemulah kita dengan hari idul fitri, menurut lughah idul ftri adalah kembali kepada Fitrah, tapi menurut istilah idul fitri artinya kembalinya manusia kepada sajatining hakekat manusia, ternyata didalam diri manusia ada manusia, manusia yang sebenarnya yaitu ketika ia selalu syuhud pada Al-Haq, ia selalu menggunakan potensi sam , Bashar dan fuadnya untuk memandang Al-Haq, raganya tunduk pada potensinya itu, mungkin sebagian kita ada yang bertanya lalu adakah manusia yang tidak manusia, jawabannya ada tatkala ia tidak menggunakan sama , bashar dan fuadnya untuk memandang Al-Haq , maka jadilah ia tidak lebih bagaikan hewan melata (Perumpamaan Al-Qur an), raganya tidak jauh beda dengan hewan itu , semua yang dijalaninya hanya untuk memenuhi hidup antara makan, minum ,nafsu seksual, serta berbagai macam kepuasan nafsu lainnya,tidak ada sedikitpun jasmani rohaninya ingat dan ta at pada Allah. Jadi di hari yang berbahagia ini, mari kita jadikan sebuah momentum , untuk mengembalikan derajat diri kita menjadi manusia, para ahli sufi menyebutnya dengan Insanul Kamil. Sesuatu istilah yang tidak asing lagi bagi kita semua, tapi maknanya ternyata jarang dikenal.

Bagaimana momentum ini menjadi sikap bagi diri kita ? mungkin inilah yang harus kita persiapkan, persiapannya ada dua : 1. Dan ketika rabbmu berfirman kepada para malaikat : sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi seorang khalifah. Ada sebagian Ulama tafsir berpendapat bahwa makna khalifah disini adalah manusia yang memiliki sifat sifat Ilahiyah (Akhlak Ilahiyah), karena makna khalifah adalah wakil Tuhan maka ia harus memiliki sifat-sifat yang di wakilinya. Maksudnya pandangannya harus selalu bersama nama-nama Allah. Mengenal nama-nama Allah bukan hanya mengenal akan hakekat Af al,Sifat dan DzatNya Allah, tapi dibalik itu kita mengambil hikmah dan kesadaran lewat asmanya itu, seperti salah satu contohnya adalah, Dia Ar Rahman artinya Maha Sayang, maka kita mengambil hikmah dan kesadaran bahwa ada satu tanggung jawab akhlaqi agar kita selalu belajar untuk menyayangi semua mahluknya dengan kadar-kadar yang sudah ditentukan lewat al-Qur an dan tampilan Sunnah Rasul. 2. Dan tidaklah aku menciptakan Jin dan Manusia agar mereka beribadah kepada Ku Puncak ibadah adalah pertemuan dengan Allah, disitulah lalu kita harus mengenal tangga itu, salah satunya adalah barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal tuhannya pengenalan diri merupakan tangga pertama dalam beribadah kepadanya, karena disana ada jurang pemisah yang cukup tajam antara khaliq dan makhluq, ketika jurang itu terbentang cukup jelas dan tergambar, maka disitulah awal pemberangkatan manusia mampu beribadah kepadanya.tetapi ketika jurang pemisah itu belum menyadarkan terhadap dirinya maka ibadah tidak akan sanggup dilakukan , walupun bisa dipaksanakan , kwalitas nilai ibadahnya tidak akan bermakna. Cukuplah kiranya dua itu menjadi sikap amal dihari-hari berikutnya , menjadi program pengembaraan hidup, agar kita menjadi manusia yang selalu mendapat rahmat Allah swt. Dan berada dalam naungan dan lindunganNya. Allahu Akbar, 3x La ilaha illa Allah, Allahu Akbar Allahu Akbar, walillahillhamd Tausiah yang cukup singkat ,semoga menjadi bukti cinta kita padaNya, di hari yang berbahagia ini ,dengan teriring saya panjatkan taqobalallah minna wa minkum, syiamana wa syiamakum, minal aizin wal fa izin. Mohon Ma af lahir bathin.

TUGAS BAHASA INDONESIA TEKS KHOTBAH

OLEH : DWIKI GANANG GUMILANG 08 XI BAHASA

SMA NEGERI 1 LAWANG 2011

You might also like