Professional Documents
Culture Documents
KEWIBAWAAN PENDIDIK
Kelas 1.c
NAMA KELOMPOK : 1. ANA TRIANA 2. ASRI MEGA REKNO 3. HIKMAH KHUMAIRA
KELOMPOK XII
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
A.
B.
Dengan demikian, guru (pendidik) harus memiliki kemampuan, keterampilan, pandangan yang luas serta harus memiliki kewibawaan dan kesungguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Kewibawaan pendidik tersebut di atas harus didasarkan pada proses internalisasi tercermin pada pendekatan pendidik taerhadap peserta didik, luwes tetapi juga tegas dan sistematis dalam pengaturan kerja. Menurut Prayitno (2002) menyatakan bahwa Hubungan antara pendidik dan peserta didik haruslah mengarah kepada tujuan-tujuan intrinsik pendidikan, dan terbebas dari tujuan-tujuan ekstrinsik yang bersifat pamrih untuk kepentingan pribadi pendidik. Sejalan dengan itu, wibawa guru (pendidik) dimata murid (peserta pendidik) kian jatuh seiring dengan adanya perubahan sosiokultural masyarakat. Dikatakan demikian, karena khususnya di sekolah-sekolah kota yang hanya menghormati kewibawaan guru (pendidik) apabila ada maksud-maksud tertentu seperti untuk mendapatkan nilai tinggi. Kewibawaan yang hakiki itu melekat pada karakter bukan sekedar tampilan luar yang setiap saat bisa luntur hanya karena suatu kesalahan. Sehingga sikap kewibawaan itu sangat penting bagi seorang pendidik karena jika sampai hilang, hancurlah citra seorang pendidik di mata peserta didik. Peserta didik akan mengacuhkan dan meragukan kemampuan integritasnya sebagai seorang pendidik. Bila hal tersebut terjadi maka seorang pendidik harus memperbaiki diri. Dan hal itu tidak mudah dilakukan untuk mendapatkan kembali kewibaan seorang pendidik. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu dan pembuktian yang nyata untuk mengembalikan sikap kewibawaan pendidik.
C.
2. Kasih sayang Kasih sayang diwujudkan nuansa sosio emosional yang hangat, akrab, dekat, terbuka, permisisf, fasilitatif, dan konstruktuif. 3. Penguatan Memberikan penghargaan secara tepat untuk pengubahan tingkah laku yang positif. 4. Tindakan tegas yang mendidik Upaya pendidik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atas kekeliruan melalui penyadaran dengan tetap menjunjung tinggi hak milik manusia. Penerapan ketegasan hendaknya diimbangi dengan pemberian penguatan. 5. Pengarahan dan keteladanan Pendidik harus menjadi seseorang yang patut diteladani oleh peserta didik dengan memberikan suatu etika yang baik di dalam memberikan pengarahan pembelajaran.
D.
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, antara lain : pendidik akan dihormati dan diteladani oleh peserta didik, dapat mempengaruhi peserta didik untuk patuh terhadap peraturan
c) d)
peserta didik mengerti bentuk kepatuhan terhadap peraturan untuk dapat membentuk kepribadian yang baik dan santun bagi peserta
kebaikan peserta didik bukan untuk keuntungan salah satu pihak, dan pendidik. Dampak negatif seorang pendidik yang memiliki sikap kewibawaan secara berlebihan, antara lain : a) b) c) d) akses sosial peserta didik jarang terjadi sehingga mengakibatkan peraturan sistematik yang terus-menerus membentuk karakter peserta didik yang pemberontak, apabila peserta didik patuh pada peraturan, hal itu bukan malu sehingga peserta didik kurang mematikan potensi kepemimpinan peserta didik, karena peran pendidik yang sangat dominan, suka melanggar aturan dan melecehkan pandidik, dikarenakan rasa takut dan e)
mengerti arti penting dari suatu peraturan, dan peserta didik akan menjadi pribadi yang egois di lingkungan masyarakat.
Daftar Pustaka
Heriyani, Eka. 2010. Pilar-Pilar Pendidikan. UHAMKA : Jakarta. Sumber internet : 1. Bimbingan Konseling Alat Pendidikan dalam proses pembelajaran ditulis oleh Ifdil. 2. Shidewdivika Kasih Sayang dan Kewibawaan Pendidik (2010).