You are on page 1of 52

BAB XI

PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA HINDU - BUDHA

Mendeskripsikan pemerintahan peninggalannya.

perkembangan masa

masyarakat,

kebudayaan serta

dan

pada

Hindu-Budha,

peninggalan-

Kebudayaan terus berkembang dan saling mempengaruhi, antara kebudayaan asli dengan yang datang kemudian. Begitu pula kebudayaan Hindu-Budha yang tumbuh dan berkembang di India, kemudian menyebar dan berpengaruh sampai di Indonesia. Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha dari India tersebut mengakibatkan berbagai perubahan dalam tata kehidupan masyarakat di Indonesia. Dalam bab ini akan dibahas mulai dari agama dan kebudayaan Hindu, serta agama Budha yang berkembang di India, persebarannya sampai ke Indonesia, siapa yang membawanya tertulis dalam sub bab A Sedangkan perkembangan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia beserta peninggalannya tertulis dalam sub bab B.

Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu-Budha Di Asia Selatan (India) Serta Persebarannya Ke Asia Timur Dan Tenggara.
Sebelum mempelajari materi ini, coba perhatikan peta berikut ini baik-baik Peta Asia Selatan

Peta: XI . 1

Kemudian berilah penjelasan tentang tempat-tempat suci agama Hindu dan agama Budha yang sama-sama berasal dari India. Bagaimana persebarannya? Dan siapa yang menyebarkannya ke Asia Timur dan Asia Tenggara ?

Informasi Pernahkah kamu pergi ke Candi Prambanan atau candi yang lainnya? Candi merupakan peninggalan agama Hindu-Budha di Indonesia. Tahukah kamu dari manakah agama dan kebudayaan Hindu Budha berasal? Bagaimanakan perkemangannya serta siapa yang membawanya ke Indonesia. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut bacalah teks di bawah ini secara berkelompok. 1. Agama dan Kebudayaan Hindu

Bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah pada tahun 1500 SM, sudah memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India.Bangsa Arya memasuki lembah Indus secara bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna. Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan kemurnian ket

urunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna berintegrasi dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli. Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida selanjutnya menurunkan bangsa Hindu. Bangsa Arya sejak semula sudah memiliki agama atau kepercayaan yang menyembah banyak dewa, atau Politeisme. Dewa-dewa tersebut berkaitan dengan kekuatan alam. Misalnya : a. Surya Soma Agni : Dewa matahari b. Baruna Pretiwi Indra : Dewa laut : Dewa bulan : Dewa api : Dewa bumi : Dewa perang

Bayu/wayu: Dewa angin

Setelah terjadi percampuran dengan penduduk asli di India, agama atau kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara agama bangsa Arya dengan agama bangsa Dravida.

Sumber ajaran agama Hindu terdapat pada kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad. Kitab Weda ini dituliskan dalam empat bagian, yaitu : Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang slokanya diambil dari Reg Weda Yayur-Weda, berisi penjelasan tentang sloka-sloka yang diambil dari RegWeda. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan (mantra-mantra) Di samping kitab Weda tersebut, terdapat manusia dengan Tuhan. Dewa-dewa utama yang dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu: Dewa Brahma, tugas menciptakan alam semesta dan mengatur segala peristiwa di dunia, istrinya bernama Saraswati (Dewi Kesenian dan kecantikan), memiliki kendaraan berupa angsa. Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan alam semesta, istrinya bernama Dewi Cri atau Laksmi (Dewi Kemakmuran). Kendaraan Wisnu yaitu seekor burung Garuda. Dewa Syiwa, dewa yang menguasai kematian atau pelebur. Istrinya bernama Dewi Durga sebagai Dewi Kematian. Kendaraannya seekor lembu yang disebut Nandi. Kitab Brahmana yang merupakan tafsir dari kitab Weda. Kitab Upanisad menurut dasar-dasar filsafat tentang hubungan

Siwa mempunyai putra yang berkepala gajah yang diberi nama Ganesya. Ujud dari Ganesya seperti terlihat pada gambar disamping ini (koleksi pribadi). Gambar: XI . 2

Ganesya sebagai Dewa ilmu pengetahuan. Pemujaan terhadap Trimurti, dalam perkembangannya bobotnya berbeda beda. Pada masyarakat yang lebih menekankan pemujaan pada dewa Brahma disebut menganut aliran Brahmanisme, menekankan pemujaan pada dewa Wisnu disebut Vaisnawa, sedang yang memuja Syiwa disebut aliran Syiwaisme.

Gambar: XI . 3. Diambil dari Pengantar Sejarah Kabudayaan II, tulisan Sukmono.

Agama Hindu mengajarkan bahwa dalam kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan samsara (punarbawa) sebagai akibat dari perbuatan pada masa sebelumnya (karma). Manusia yang meninggal akan ber-reinkarnasi (lahir kembali), sehingga mempunyai kesempatan untuk memperbaiki hidup. Setelah mencapai moksa (lepas dari samsara dan masuk nirwana/surga) manusia tidak mengalami reinkarnasi. Corak kehidupan masyarakat Hindu dibedakan atas empat kasta atau kelas yaitu dari kasta yan paling tinggi sampai kasta yang rendah, sebagai berikut : Kasta Brahmana : terdiri atas para pemimpin agama atau pendeta Kasta Ksatria : terdiri atas para bangsawan, raja dan keturunannya serta prajuritpemerintahan. Kasta Waisya : terdiri atas para pengusaha dan pedagang. Kasta Sudra : terdiri atas para petani, pekerja kasar . Masih terdapat kelompok yang paling rendah, yakni Paria atau Candala yang terdiri atas orang-orang gelandangan, yang bertugas memukul "bedug" di kuil. ( bedug yang terbuat dari kulit lembu sehingga mereka dianggap sebagai kelompok yang hina atau orang yang haram untuk disentuh ). Pemeluk agama Hindu mengadakan ziarah ke tempat-tempat suci untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi umat di dunia. Tempat suci seperti di Kota Benares, yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya Dewa Syiwa. Sungai Gangga dianggap keramat dan suci, menurut kepercayaan Hindu air sungai Gangga akan dapat mensucikan tulang dan abu jenazah yang telah dibakar dan dibuang ke dalam sungai Gangga Demikian sejarah agama Hindu, bagaimanakah dengan sejarah agama Budha? Keduanya sama-sama berasal dari India.

2. Agama Budha di India. Munculnya agama Budha di India, dipelopori oleh Sidharta Gautama. Yang lahir pada tahun 563 SM , putra dari Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu (Suku Sakya) termasuk kasta Ksatria. Ibunya bernama Maya. Sidharta diramal oleh seorang Brahmana, meramalkan bahwa kelak akan menjadi pendeta besar dan termasyhur. Ramalan ini membuat cemas keluarga istana, sebab ayahnya berharap agar Sidharta kelak menjadi raja. Sidharta sejak kecil dididik dalam kemewahan istana, tidak diperbolehkan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan. Pada suatu hari tanpa sepengetahuan keluarga istana, Sidharta berjalan-jalan keluar istana dan melihat kenyataan hidup manusia. Anak-anak sakit, orang tua yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini menjadikan kecemasan Sidharta, apakah semua orang mengalami seperti ini? Jadi hidup adalah penderitaan. Sidharta bertekad untuk menjadi pertapa agar menemukan jawaban dari segala sesuatunya. Pergi meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu dikenal sebagai pohon Bodhi. Sejak peristiwa pada tahun 531 SM itu, dalam usianya 35 tahun menjadilah Sidharta Gautama Sang Budha (artinya yang disinari). Sang Budha melakukan kotbah yang pertama kali di Taman Rusa (Benares). Ia mendapat pula julukan Sakyamuni, artinya pendeta dari keluarga Sakya. Beliau wafat pada tahun 486 SM di Kusinagara. Agama Budha tidak mengakui kesucian buku-buku Weda dan tidak mengakui pembagian kasta dalam masyarakat, agama Budha sangat menarik bagi golongan kasta rendah, karena tidak ada pembagian manusia ke dalam kasta. Dalam ajaran Budha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah samsara. Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu (trsna) melalui delapan jalan ( astavidha) yaitu : Mempunyai pemandangan (ajaran) yang benar.
10

Mempunyai niat atau sikap yang benar. Berbicara yang benar. Berbuat atau bertingkah laku yang benar. Mempunyai penghidupan yang benar. Berusaha yang benar. Memperhatikan hal-hal yang benar dan Bersemedi yang benar. Pemeluk agama Budha wajib melaksanakan tiga ikrar (Tri Ratna) : Berlindung kepada Budha. Berlindung kepada Dharma (ajaran). Agama Budha Berlindung kepada Sanggha (perkumpulan) , masyarakat pemeluk agama Budha. Kitab suci agama Budha disebut Tripitaka (tiga keranjang), yang terdiri atas : Winayapitaka, Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali. Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka (273 232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu : Budha Mahayana (kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana, hendaklah memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka). Budha Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting bagaimana setiap individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat tertutup). Tempat-tempat suci agama Budha sebagai berikut : Taman Lumbini di Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha. Sang Budha Lahir pada tahun 563 SM. Bodh-Gaya, tempat Sang Budha mendapat penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi. Sarnath di dekat -Benares, tempat Sang Budha pertama kali memberikan kotbah ajarannya. Kusinagara, tempat Sang Budha wafat pada tahun 482 SM.
11

Umat Budha merayakan Hari Raya Triwaisak, yang merupakan peringatan kelahiran, menerima Budhi dan wafatnya Sang Budha, pada waktu yang bersamaan dengan saat bulan purnama pada bulan Mei.

Kegiatan Buatlah tugas secara berkelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: Siapakah yang disebut sebagai bangsa Hindu? Sebutkah kitab suci agama Hindu Bagaimanakah riwayat Sidharta Gautama dalam mengajarkan agama Budha Coba lakukan identifikasi faktor-faktor apakah yang menyebabkan agama Budha mudah diterima oleh golongan lapisan bawah. Tugas Amatilah peta Asia Selatan dan fokuskan ke India. Temu tunjukkan tempat-tempat suci agama Budha seperti Taman Lumbini, Bodh-Gaya, Sarnath serta Kusinegara. Apakah di India juga sudah ada kerajaan-kerajaan yang berkembang semasa agama dan kebudayaan Hindu-Budha mengalami perkembangan. Siapakah yang membawa pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia? Untuk itu perlu kamu pelajari secara berkelompok teks berikut ini:

12

Perkembangan agama serta kebudayaan Hindu-Budha di India. Agama dan kebudayaan Hindu-Budha mengalami India, yaitu : Kerajaan-kerajaan di Lembah Sungai Gangga Kerajaan Maurya Maurya, berasal dari kata Mura adalah nenek Candragupta atau isteri Nanda. Candragupta berhasil membentuk Dinasti Maurya. Pusat pemerintahannya di Pataliputra. Beliau sebagai raja pertama dari Dinasti Maurya. Rakyatnya sudah pandai membaca serta mempunyai angkatan perang yang kuat. Pengganti Candragupta Maurya adalah anaknya yang bernama Bindusara, Bindusara dikaruniai anak kurang lebih sembilan puluh dari ibu yang berbeda. Untuk memudahkan pengaturan wilayah, Bindusara membagi daerahnya menjadi empat daerah. Setiap daerah dikepalai seorang raja muda . Asoka Vardana adalah seorang raja muda di Ujjain daerah Taxila. Setelah Bindusara meninggal dunia, Asoka Vardana mengambil alih kekuasaan dan sebagai raja bergelar Asoka Devanampiya Piyadassana, yang memerintah pada tahun 268 SM. Beliau Banyak melakukan penaklukan terhadap daerah lain dengan banyak korban, akhirnya menyesal dan Asoka mencintai perdamaian. Agama Hindu-Budha sama-sama berkembang, karena Asoka Vardhana mula-mula pemeluk agama Hindu, kemudian memeluk agama Budha. Akhirnya agama Budha dijadikan agama negara, sementara itu agama yang lain tetap diperbolehkan berkembang. Kerajaan Gupta. perkembangan, hal ini terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang berkembang di

13

Sepeninggal raja Asoka, kerajaannya terpecah-pecah. Pada abad ke-4 M. Lahir seorang raja yang bernama Candragupta I, beliau memerintah tahun 320 330 M. Candragupta I memeluk agama Hindu, namun agama Budha berkembang pula. India kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Samudragupta, yang memerintah tahun 335 375 M. Samudragupta adalah raja terbesar dari dinasti Gupta. Selain seorang prajurit, Samudragupta adalah senang musik, pandai bermain kecapi. Cita-cita Samudragupta adalah mengembalikan kebudayaan Hindu , sebagai lambang kerajaan adalah burung garuda, yang berlengan dan berkaki seperti manusia. Kemudian digantikan putranya yang bernama Candragupta II. Candragupta II (380-413). Nama lengkap raja ini adalah Candragupta II Vikramaditya. Raja memeluk agama Hindu ,namun, agama Budha berkembang pula dengan bukti seperti di bawah ini: Pertama, adanya Universitas Gupta sebagai universitas agama Budha yang terbesar di Nalanda. Fa Hien pernah bersekolah di sana untuk mendalami agama Budha. Kedua, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan berkembang pesat. Hasil sastra : Kitab Sakuntala yang digubah oleh pujangga Kalidasa. Setelah Candragupta II wafat kerajaan mengalami kemunduran. Kerajaan Harsya. Pada abad ke VII, tampil raja Harsyawardana di kerajaan Harsya yang beribukota di Kanauj. Beliau memerintah pada tahun 606 647 M. Hasil sastra yang terkenal adalah Harsacarita yang digubah oleh pujangga Bana. Setelah Raja Harsya meninggal, kerajaannya mengalami kemunduran. Perkembangan di India Selatan.

14

Kerajaan yang pertama berkembang adalah Kerajaan Andra pada sekitar abad ke 1 SM. Agama dan kebudayaan Hindu-Budha terus berkembang. Banyak didirikan bangunan suci yang berupa kuil yang indah di Karli dan Kuil Kailasa di Ellora. Muncul Kerajaan Pallawa yang berpusat di Madras. Wailayahnya meliputi hampir seluruh India Selatan. Kerajaan Pallawa mendapat serangan dari Cola. Kerajaan Colamandala ini pernah menjalin hubungan dengan Sriwijaya di Indonesia, tapi pernah pula menyerang Sriwijaya pada tahun 1023 dan 1030 M. Pusatnya di Tanjore serta mencapai keemasannya di bawah pemerintahan Rajendra I.

Persebaran Agama Budha ke Asia Timur (Cina) Agama Budha di Cina dapat diketahui dari laporan musafir Cina yang berkunjung ke India. Di Cina pada zaman dulu, keadaan rakyat begitu kacau, mereka mencari hiburan batin, antara lain memuja Budhisme. Sejak agama Budha masuk ke Cina, perhatian rakyat Cina cukup besar. Sebelum berakhirnya kerajaan Han telah berhasil menyalin 350 buku agama Budha ke dalam bahasa Cina oleh 12 orang paderi dari India. Kerajaan Hsiungnu ( 316-352) , adalah kerajaan pertama yang memperkenankan rakyatnya memeluk agama Budha. Pada saat itu Cina juga mengirimkan suatu ekspedisi ke Asia tengah. Utusan Cina kemudian pulang ditemani seorang paderi beragama Budha dari India bernama Kumarajiwa. Kumarajiwa adalah seorang raja India dengan putri Kutsya. Kumarajiwa banyak menterjemahkan kitab Budha, bahkan setelah itu banyak paderi-paderi Budha Cina yang menyiarkan agama Budha di wilayahnya. Lebih lanjut mereka banyak yang ke India untuk mempelajari secara autentik buku asli yang berisi ajaran Budha. Para musafir yang berhasil ke Negeri India adalah : Fa Hien, Yuan Chwang, I Tsing, Hui King, Hui Ying, Tao King dan Hui wei.

15

5. Persebaran Hindu Budha ke Asia Tenggara (Indonesia) Sejak zaman prasejarah masyarakat Indonesia dikenal sebagai pelaut yang tangguh. Lautan di sekitar dan di antara pulau-pulau tidak menjadi halangan bagi mereka untuk saling berhubungan, bahkan lautan ini menjadi faktor penentu. Secara geografis Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera, sehingga letak Indonesia sangat strategis dan menjadi persimpangan lalu lintas dunia. Di samping letaknya yang strategis, kekayaan alamnya yang berupa rempah-rempah, beras, emas, perak dan lainnya, laku diperdagangkan. Pedagang dari Cina mula-mula hanya lewat selat Malaka untuk ke India. Demikian pula sebaliknya. Namun akhirnya mereka singgah di Indonesia untuk membeli dagangan. Pedagang dari India juga singgah di Indonesia. Terjadilah perdagangan dengan bangsa luar, terutama dengan bangsa India dan Cina. Barang dagangan dari Cina adalah kain sutera dan porselin, dari India : gading dan ukir-ukiran, serta kain katun yang halus. Van Leur dan Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang antara India dan Indonesia lebih dulu berkembang dibanding hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Uraian di atas menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia terlibat dalam aktivitas perdagangan dengan daerah-daerah Asia Tenggara. Makin ramainya perdagangan antara India dengan Cina, makin banyak pula pedagang India yang datang ke Indonesia. Hasil rempah-rempah dari Indonesia banyak dicari. Bukti adanya hubungan dengan Cina seperti : Fa Hien, Hui Ning, I Tsing dan lainnya yang pernah datang di Indonesia. Hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan Cina dan India menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan besar dalam bidang tata negara serta kebudayaan di Indonesia. Di daerah-daerah sepanjang selat Malaka mulai timbul pusat-pusat perdagangan. Satu hal yang penting dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Cina ialah hubungan pelayaran langsung antara kedua tempat tersebut. Hubungan pelayaran itu dapat merupakan bagian dari hubungan pelayaran antara Asia Barat
16

dengan Cina, tetapi juga dapat merupakan hubungan tersendiri antara Indonesia dan Cina. Perjalanan Gunawarman adalah contoh lain tentang pelayaran langsung dari Indonesia ke Cina. Gunawarman bertolak dari She-po, yaitu Pulau Jawa. Nakhoda merencanakan singgah di sebuah kerajaan kecil tetapi berhubung angin sedang baik maka diputuskan untuk berlayar langsung ke Cina. Berita dari tambo dinasti Chi Selatan (479 502) menyebutkan adanya perdagangan sutra dengan pedagang-pedagang yang datang dengan kapal Kun-lun. Kun-lun adalah sebutan umum untuk bangsa-bangsa yang berasal dari daerah Lautan Selatan, yaitu bangsa-bangsa Asia Tenggara pada umumnya.

Peta: XI . 4

17

P a

et

hubungan antara Indonesia, India dan Cina dapat dilihat pada peta di bawah ini : Hubungan dagang antara berbagai kerajaan di Indonesia dengan Cina pada umumnya disimpulkan dari kedatangan utusan-utusan mereka. Jadi dapat dijelaskan hubungan antara Indonesia, Cina dan India dilakukan melalui jalan darat dan jalan laut. Hubungan ini pada mulanya bersifat hubungan dagang, namun dalam perkembangannya terjadilah pertukaran kebudayaan. Jadi lewat jalur perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan Hindu Budha masuk ke Indonesia. Terdapat banyak persamaan antara kebudayaan India (Hindu) dengan kebudayaan asli Indonesia, sehingga pengaruh kebudayaan Hindu lebih kuat, dibanding pengaruh kebudayaan Cina. 6. Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia. Pengaruh India sudah lama masuk ke Indonesia, proses masuk dan berkembangnya pengaruh India di Indonesia disebut penghinduan atau Hinduisasi. Siapakah pembawa kebudayaan Hindu ke Indonesia? Pertanyaan ini menimbulkan banyak pendapat yang terbagi dalam dua bagian. Satu pihak menyatakan bahwa penyebaran itu dilakukan oleh orang-orang India. Pihak lainnya menyatakan bahwa peranan aktif orang Indonesia mengambil bagian penting.
18

Bila yang menyebarkan orang India dari kasta mana? Untuk menjawab pertanyaan ini ada beberapa teori : 1. Teori Waisya, dikemukakan oleh Prof. Dr. N.J. Krom, bahwa pembawa dan penyebar Hinduisme ke Indonesia adalah para pedagang. 2. Teori Brahmana, dikemukakan oleh Van Leur, para Brahmana menguasai seluk beluk keagamaan merekalah yang menyebrkan agama Hindu ke Indonesia. 3. Teori Ksatria,dikemukakan oleh para ahli India seperti : Majumdar . Banyak para ksatria India yang mendirikan koloni di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Para ksatria melakukan penaklukan sambil menyebarkan Hinduisme. 4. Teori Arus Balik. Di samping ketiga teori tadi terdapat teori yang menekankan peranan aktif bangsa Indonesia, bahwa setelah hubungan dagang antara Indonesia dengan India banyak pedagang Indonesia yang pergi ke India. Mereka mendatangi tempattempat penting di India beserta pusat kebudayaannya. Setelah pulang mereka menyebarkan Hinduisme di Indonesia . Teori ini disebut Teori Arus Balik. Dalam penyebaran Hinduisme ke Indonesia, dilakukan baik oleh Brahmana, maupun pedagang orang-orang Indonesia turut berperan dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Dalam perkembangannya, kebudayaan Hindu dan kebudayaan Budha saling berdampingan, terjadi sinkretisme antara agama Hindu dan Budha. dengan Siwa-Budha. Unsur-unsur kebudayaan India berpengaruh kuat terhadap budaya Indonesia. Tetapi unsur-unsur asli kebudayaan Indonesia tidak lebur, dan tidak kehilangan kepribadian Indonesia. Terjadi akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, sehingga lahir budaya Indonesia yang baru. Dua kebudayaan yang bertemu dapat menimbulkan akulturasi, namun untuk mempermudah akulturasi ada syarat tertentu, misalnya :

19

a. Kebudayaan yang akan berakulturasi tingkatan perkembangannya tidak begitu jauh. Waktu terjadi akulturasi dengan kebudayaan India, kebudayaan Indonesia sudah cukup tinggi. Brandes menyebut 10 unsur asli Indonesia adalah : wayang, gamelan, metrum tembang, ukuran (timbangan), membatik, mata uang, mengerjakan logam, astronomi, bersawah dan sebagai kesimpulan telah ada masyarakat yang teratur. b. Langgam kebudayaan tidak jauh berbeda. Jika langgam kebudayaan sama atau sejenis ataupun berakar pada yang sama akan mempermudah akulturasi Di Asia Tenggara ada dasar persamaan kebudayaan yang disebut "Kebudayaan Substrat Asia Tenggara". Jadi bangsa yang di India mempunyai kesamaan dengan suku-suku di Asia Tenggara, sebab sama-sama berasal dari bangsa Australoide. Dengan demikian mempunyai dasar persamaan kebudayaan yang disebut kebudayaan Substrat Asia Tenggara. c. Kreativitas dari komunitas pendukung kedua kebudayaan turut berperan dalam akulturasi budaya. Kegiatan Setelah membaca teks diatas kerjakan tugas berikut: Diskusikan dengan anggota kelompok tentang berbagai teori yang ada mengenai proses masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia serta pilihlah teori mana yang dapat diterima oleh kelompok kalian. Kerjakan tugas itu dalam kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang. Untuk membantu mengerjakan tugas itu, gunakan informasi dan pelajarilah teks bacaan secara berkelompok dengan teliti, agar dapat mengerjakan tugas dengan baik. Tugas

20

Buatlah di buku LKS mu Jelaskan tentang posisi Indonesia dalam penyebaran Hinduisme.Sertakan pula hasil diskusimu tentang siapa yang membawa pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia..

B. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha Di Indonesia, Serta Berbagai Peninggalannya.


Kerajaan Hindu-Budha yang pertama di Indonesia adalah kerajaan Kutai, sedangkan kerajaan Hindu-Budha yang terakhir adalah kerajaan Majapahit. Agar siswa dapat menyusun secara kronologis perkembangan kerajaan-kerajaan HinduBudha di Indonesia, bacalah teks di bawah ini secara berkelompok 1. Kerajaan Kutai. Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam. Peninggalan dari Kutai adalah 7 (tujuh) prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta. Semua prasastinya tertulis pada Yupa, yaitu tugu dari batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan. Maka Kutai dikenal dengan Negeri Tujuh Buah Yupa. Prasastinya tidak berangka tahun, tetapi dilihat dari langgam hurufnya, prasasti Kutai tersebut ditulis kurang lebih pada abad IV M. Isi prasasti di Kutai antara lain : a. Berisi silsilah : Kundungga berputera Acwawarman yang seperti dewa matahari (Ancuman) menumbuhkan keluarga. Acwawarman berputera tiga seperti api tiga. Dari ketiga putra tersebut, Mulawarman raja yang baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan), mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana. b. Tempat sedekah : Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana di tempat tanah yang sangat suci Waprakecvara.
21

c. Macam-macam sedekah yang lain seperti : wijen, malai bunga, lampu dan lain-lain. Dari berita prasasti-prasasti tersebut dapat diketahui bagaimanakah keadaan sosial, ekonomi dan pemerintahan di Kutai. Raja Mulawarman disebut sebagai raja yang terbesar di Kutai, sebab menaklukkan raja-raja sekitarnya. Tempat suci Waprakecvara adalah dari kata, wapraka iswara. Wapraka = dipagari, arti : iswara para dewa, artinya : tempat suci yang dipagari (keramat)merupakan sinkretisme antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Indonesia. Pemerintahan Mulawarman dapat dikatakan maju. Dekat dengan kaum Brahmana dan rakyat. - Segi sosial, masyarakat mengenal kasta-kasta karena pengaruh India. Keluarga Kundungga pernah melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria. - Segi ekonomi : disebutkan raja menghadiahkan 20.000 ekor lembu, berarti peternakan maju, begitupun dalam bidang pertanian, karena Kutai terletak di tepi sungai. Dengan demikian Kutai merupakan kerajaan yang makmur. Namun perlu dicatat bahwa Kutai ini luput dari perhatian Cina. 2. Kerajaan Tarumanegara Letak : Jawa Barat diantara tiga daerah, Karawang Jakarta - Bogor. Peninggalannya tujuh prasasti berhuruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Tidak berangka tahun, dilihat dari langgam hurufnya atau bentuk hurufnya prasasti tersebut ditulis abad V M. Sumbernya : prasasti dan berita dari luar negeri, terutama dari Cina. Nama ketujuh prasasti tersebut yaitu : a. b. c. Prasasti Ciaruteun terletak di dekat kota Bogor : ada gambar bekas dua kaki. Prasasti Kebon Kopi , gambar bekas tapak kaki gajah sang Raja. Prasasti Jambu d. Prasasti Tugu, merupakan prasasti yang terpanjang dan terpenting. e. Prasasti Lebak. f. Prasasti Pasir Awi.
22

g. Prasasti Muara Cianten. Kedua prasasti di atas (No. f dan g ) belum dapat dibaca karena memakai huruf ikal. Beberapa arca peninggalan kerajaan Tarumanegara : Arca Rajarsi Arca Wisnu Cibuaya I Arca Wisnu Cibuaya II Berita Cina menyebutkan adanya kerajaan bernama To-lo-mo. Kerajaan ini beberapa kali mengirim utusan ke Cina. Hal ini bersumber di musafir Cina Fa-Hien, yang datang Indonesia (Jawa) pada tahun 414 M. Ia telah menyebut adanya kerajaan To-lo-mo atau Taruma. Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Taruma tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan : a. Pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Kerajaan Taruma yang berkembang lebih kurang pada abad V M. Rajanya yang terkenal Purnawarman. Penganut agama Hindu, aliran Vaisnawa. Memerintah dalam waktu cukup lama (prasasti Tugu) menyebutkan, dari tahun ke-22 pemerintahan raja. Berarti Purnawarman memerintah lebih 22 tahun. Terkenal sebagai raja yang dekat dengan Brahmana, dan memikirkan kepentingan rakyat (penggalian sungai Gomati). Dari penemuan letak prasasti kemungkinan wilayahnya sampai di Banten Selatan. Taruma sudah menjalin hubungan dengan Cina dan India. Agama Budha sudah mulai masuk (berdasarkan berita Fa Hien). Segi Sosial : kehidupan rakyatnya aman dan tenteram. Segi ekonomi : pertanian merupakan mata pencaharian yang pokok. Perdagangan berkembang pula. Sudah mengenal penanggalan (tanggal 8 paro petheng bulan Palguna sampai tanggal 13 paro terang bulan Caitra). Perekonomian maju, raja memberikan sedekah 1.000 ekor lembu pada para Brahmana. Mengirimkan duta ke Cina. Namun bagaimana perkembangan kerajaan Tarumanegara sesudah Purnawarman belum jelas.

23

3. Kerajaan Kaling Letak kerajaan Kaling atau Holing, diperkirakan di Jawa Tengah, karena belum dapat dipastikan. Nama Kaling berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Peninggalan yang berupa prasasti dari kerajaan Kaling, tidak ada (belum ditemukan sampai tahun 2004). Sumbernya adalah berita Cina yang mengatakan adanya kerajaan Kaling, yang dikatakan bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap; tempat duduk sang raja ialah peterana gading. Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan mengenal juga ilmu perbintangan. Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling (Jawa), kalau makan tidak memakai sendok atau garpu, melainkan dengan jarinya saja. Minuman kerasnya yang dibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa (tuak).Diberitakan pula bahwa dalam tahun 640 atau 648 M kerajaan Jawa mengirim utusan ke Cina. Yang kemudian tahun 666 M, dikatakan bahwa tanah Jawa diperintah oleh seorang raja perempuan yakni dalam tahun 674 675 M, orang-orang Holing atau Kaling (Jawa) menobatkan raja perempuan yang bernama Si-mo, dan memegang pemerintahannya dengan keras. Barang-barang yang tercecer dijalan, tidak ada yang berani memungutnya, kecuali yang punya sendiri Dari prasasti Tuk Mas ini dapat diketahui bahwa pengaruh agama Hindu dari Jawa Barat (kerajaan Taruma) bergeser ke Jawa Tengah.

Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Kaling tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan : a. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi
24

uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil. Pada suatu hari putra mahkota berjalan ke situ dan kakinya menyentuh kantong itu. Mendengar laporan bahwa yang menyentuh adalah putranya, Ratu Sima memerintahkan agar dihukum penggal leher saja. Namun hukuman tersebut tak jadi dilaksanakan, karena permintaan para pembesar negeri, bahwa putra mahkota cukup dihukum potong kaki, karena kakinya yang bersalah, bahkan bila perlu jangan dilakukan hukuman tersebut. Tapi permintaan tadi ditolak dan kaki putra mahkota dipotong. Berita di atas menunjukkan bagaimana Ratu Sima memerintah dengan adil dan tegas. Agama Budha, berkembang pula di samping agama Hindu. Hal ini dapat terlihat dengan datangnya pendeta Cina Hui Ning yang datang di Kaling dan tinggal selama tiga tahun. Dengan bantuan seorang pendeta setempat yang bernama Janabadra, Hui Ning menterjemahkan Kitab Buku Hinayana dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. b. Keadaan sosial dan ekonomi kerajaan Kaling Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling dikatakan subur untuk pertanian. Perekonomian, sudah banyak penduduk yang melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina.

25

4. Kerajaan Kanjuruhan Kerajaan Kanjuruhan ini tertulis dalam prasasti Dinaya, yang ditemukan di sebelah barat laut Malang, Jawa Timur. Tertulis dengan huruf Kawi dengan bahasa Sanskerta. Angka tahunnya tertulis dengan Candrasengkala yang berbunyi : NAYAMA VAYU RASA = 682 Caka = 760 M. Isinya menceritakan bahwa pada abad 8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan dengan rajanya yang bernama Dewa Simha di bawah lindungan api Putikecvara. Ia mempuyai seorang putra yang bernama Liswa, setelah naik tahta dan melalui upacara abhiseka Liswa bernama Gajayana. Liswa ini mempunyai putri yang bernama Utteyana yang kawin dengan Janania. Sistem pemerintahan dan agama yang dianut di Kanjuruhan. Selama pemerintahan Gajayana, dikatakan beliau beragama Hindu Siwa. Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Bangunan tersebut sekarang bernama candi Badut. Disebutkan pula, semula arca yang terbuat dari kayu cendana, kemudian diganti dengan batu hitam. Peresmiannya dilakukan pada tahun 760 M. 5. Kerajaan Sriwijaya Kerajaan ini berdiri pada abad VII M. Pusat kerajaan belum dapat dipastikan, tetapi sebagian besar para ahli menerima Palembang sebagai pusat kerajaan Sriwijaya Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di Asia Tenggara seperti yang diberitakan oleh I Tsing seorang musafir Cina yang belajar paramasastra Sansekerta di Sriwijaya. Beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya : Prasasti Kedukan Bukit Merupakan prasasti yang sampai sekarang tertua dari Sriwijaya berangka tahun 605 C (683 M). Isi pokok : suatu perjalanan suci untuk mendapatkan Siddhayatra. Prasasti Talang Tuo. Prasasti Talang Tuo berangka tahun 606 C (684 M). Isi pokok : Dapunta Hyang Sri Jayanaga membuat taman Criksetra untuk kebahagiaan makhluk.

26

Kota Kapur di Bangka. Berbahasa Melayu kuno campur Sanskerta, berangka tahun 608 C (684 M). Isinya berupa ancaman kepada yang berontak terhadap yang diangkat oleh Sriwijaya, sedang yang tunduk akan mendapat kebahagiaan. Terdapat kata, usaha Sriwijaya untuk menaklukkan Bhumi Jawa, yang tidak mau tunduk. Prasasti Telaga Batu. Prasasti ini tidak menyebut nama Sriwijaya, tetapi tipe dan langgamnya sama dengan prasasti Sriwijaya. Memakai istilah kedatuan serta menyebut urutan putra raja ialah Yuwaraja (putra mahkota), Pratiyuwaraja (putra mahkota lebih muda) dan Rajakumara (putra-putra yang lain). Prasasti Ligor di tanah genting Kra. Berangka tahun 755 M Berdasarkan tempat prasasti Ligor di tanah genting Kra, berarti Sriwijaya menguasai selat Malaka, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya bersifat maritim. Prasasti Karang Brahi. prasasti Bukit Siguntang. prasasti Palas Pasemah. Sumber-sumber lain mengenai Sriwijaya ialah berita dari Cina, Arab dan India.. I Tsing bekerjasama dengan Sakyakirti menulis kitab Hastadandasastra yang pada tahun 711 disalin I Tsing ke dalam bahasa Cina. Sumber dari tambo dinasti Tang. Dinasti Sung, dari Chau You Kwa dalam bukunya Chu Fan Chi, dan lain-lain. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Faktor-faktor yang menguntungkan Perkembangan Sriwijaya, sehingga menjadi kerajaan besar, maritim nasional Indonesia, antara lain : Faktor geografis, letaknya yang strategis dalam jalur dagang antara India dan Tiongkok, lebih ramai setelah jalan darat India Tiongkok terputus. Muara sungai di Sumatera lebar dan landai mudah dilayari.

27

Faktor ekonomis, di Sumatera banyak hasil untuk diperdagangkan, misalnya penyu, gading, kapur barus dan lain-lain. Keruntuhan kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja, yang dulunya sangat berperan di Asia tenggara, pada abad VII runtuh, dan digantikan Sriwijaya, cepat berkembang sebagai negara maritim.

28

Sistem Pemerintahan dan Perluasan Daerah. Dengan memperhatikan perkembangan Sriwijaya tersebut, dapat dikatakan bahwa Sriwijaya sebagai kerajaan yang besar. Berkembang pada abad ke-7 M. Pada awal perkembangannya rajanya bernama Dapunta Hyang (Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo). Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci untuk meluaskan wilayahnya. Kerajaan Sriwijaya terus melakukan perluasan wilayah. Raja yang terkenal adalah Balaputradewa. Pada masa pemerintahannya Sriwijaya mencapai jaman keemasan. Balaputradewa merupakan keturunan dari Dinasti Syailendra. Sriwijaya sudah mengadakan hubungan dengan Cina. Dari berita Cina menyebutkan kedatangan utusan dari Sumatera dari tahun 644 M. Negeri yang mengirimkan utusan tersebut adalah Melayu. Berita Cina selanjutnya tak ada nama negeri lain kecuali Sriwijaya. Sriwijaya sudah mempunyai hubungan dengan India, yang tertulis dalam prasasti Nalanda yang isinya menyebutkan bahwa sebuah biara telah dibangun oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala. Atas perintah Raja Balaputradewa, maharaja di Suwarnadwipa. Bukti yang lain, prasasti dari raja Cola yaitu prasasti Raja-raja I, di India Selatan menyebut Marawijayatunggawarman raja dari Kataha dan Sriwijaya yang telah memberi hadiah sebuah desa untuk diabdikan kepada Sang Budha yang dihormati dalam Cudamani-warman-wihara. Agama yang berkembang di Sriwijaya.

29

Berita I Tsing mengatakan bahwa Sriwijaya maju dalam agama Budha, di samping itu juga berperan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan agama Budha. I Tsing belajar tata bahasa Sansekerta selama enam bulan di Sriwijaya. Ilmu keagamaan (teologi) Budha di pelajari di Sriwijaya. I Tsing menterjemahkan kitab-kitab suci agama Budha ke dalam bahasa Cina. Jumlah pemeluk Budha sangat banyak, mereka menerapkan cara-cara yang digunakan di India dalam mempelajari pengetahuan agama. Sriwijaya menjadi pusat Budha Mahayana di seluruh wilayah Asia Tenggara. Pendeta Budha yang terkenal adalah Sakyakirti. Mahasiswa dari luar negeri datang di Sriwijaya dulu, sebelum belajar lebih lanjut ke India. Antara tahun 1011 1023 datang seorang pendeta agama Budha dari Tibet bernama Atica untuk lebih memperdalam pengetahuan agama Budha. Peninggalan candi di Sriwijaya terletak di Muara Takus dekat sungai Kampar di daerah Riau, juga di Bukit Siguntang ditemukan Arca Budha. Bangunan suci (wihara) dibangun di Nagipattana, India Selatan seperti tertulis dalam prasasti Nalanda. Segi Ekonomis. Sriwijaya sebagai pusat perdagangan, menjadikan Sriwijaya sebagai negara yang makmur bagi rakyatnya, sebagai pelabuhan yang dilewati kapal-kapal dagang, mendapat pemasukan dari pajak. Hasil dari Sriwijaya yang banyak diperdagangkan adalah : gading, beras, rempahrempah, kayu manis, kemenyan, emas dan sebagainya. Sriwijaya sebagai negara maritim merupakan negara yang mengandalkan perekonomiannya dari kegiatan perdagangan dan hasil laut. Untuk stabilitas kerajaan Sriwijaya juga membentuk armada laut yang kuat, supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaran perdagangan. 2. Kemunduran dan Keruntuhan Sriwijaya.

30

Faktor Ekonomi: Sriwijaya mengalami kemunduran pada abad X M, setelah terjadi persaingan ekonomi antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Medang di Jawa Timur. Faktor Politik: Sriwijaya yang semula menjalin hubungan baik dengan Colamandala, akhirnya terjadi permusuhan, Colamandala menyerang dua kali (tahun 1023 dan 1068 M) ke Sriwijaya. Walaupun tidak mengakibatkan hancurnya Sriwijaya, namun serangan ini memperlemah keadaan pemerintahan di Sriwijaya. Faktor wilayah: yang makin memperlemah posisi Sriwijaya. Misalnya: banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri. Kerajaan Singasari di Jawa Timur juga menyerang ke Sriwijaya lewat ekspedisi Pamalayu (1275). Serangan yang hebat dari kerajaan Majapahit pada tahun 1377, kemungkinan besar menjadi penentu untuk mengakhiri riwayat Sriwijaya. 6. Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Lama di Jawa Tengah. Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indria Rasa = 654 C = 732 M. Ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu dekat desa Sleman, daerah Yogya. Prasasti ini berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa. Isinya asal-usul Sanjaya dan pembangunan lingga di bukit Stirangga. Pendirian bangunan ini dimaksudkan sebagai rasa terimakasih kepada Dewa Ciwa. Jadi Sanjaya adalah pemeluk Hindu. Letak ibu kota kerajaan secara tepat belum dapat dipastikan, ada yang menyebut Medang di Poh Pitu, Ri Medang ri Bhumi Mataram. Daerah yang dimaksud belum jelas, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan (berdasarkan letak prasasti yang ditemukan). Sistem Pemerintahan dan Raja-raja yang memerintah. Urutan nama raja Mataram Hindu terdapat pada prasasti Kedu yang berangka tahun 907 M dan dikeluarkan oleh raja Balitung. Dengan urutan sebagai berikut, beserta prasasti yang diduga dibuat oleh raja.

31

a. b. c. d. e. f. g. h.

Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya = Prasasti Canggal 732 M. Maharaja Panangkaran Pancapana di : Prasasti Kalasan 778 M.: yang berisi pendirian biara Prasasti Ratu Boko. Maharaja Panunggalan. Maharaja Warak. Garung Maharaja Pikatan dengan nama lain Khumbayoni, Jatiningrat atau Agastya. . Maharaja Kayuwangi Maharaja Watu Humalang Sesudah Watu Humalang baru pemerintahan Balitung. Prasasti Kedu tersebut tidak menyebutkan kapan seorang raja memerintah, kapan wafat. Dalam perkembangan selanjutnya ditemukan prasasti Wanua Tengah III, pada bulan Nopember 1983 di desa Dukuh Dunglo, Desa Gandulan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Yang tertulis dalam dua lempeng tembaga I, II, berhuruf : Jawa kuno, berbahasa Sanskerta. Yang dibuat oleh Raja Balitung pada tahun 830 C 908 M. Isi pokok : Memperingati perubahan status tanah Sima Wihara di Pikatan ditetapkan menjadi Pelungguh raja atas perintah raja Balitung, ditulis pula urutan Raja Mataram Hindu lengkap dengan tahun pemerintahannya, yaitu : URUTAN RAJA MATARAM KUNO (W.T. III)
No. Nama Naik Tahta Wafat

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Rakai Mataram (Sanjaya) Rakai Panangkaran Rake Panaraban Rake Warak Dyah Manara Dyah Gula Rake Garung Rake Pikatan Dyah Saladu Rake Kayuwangi Dyah Lokapala Dyah Tagwas Rake Panumbangan Dyah

? 668 C (7 Okt 746 M) 706 C (1 April 784M) 725 C (28 Maret 803 M) 749 C (5 Agustus 827 M) 750 C (24 Januari 828 M) 768 C (22 Peb 847 M) 777 C (27 Mei 855 M) 806 C (5 Peb 885 M) 807 C (27 Sep 885 M)

(mungkin disebut pada L.IA) (Lumah) di Kelasa (Lumah) di Tluk 768 C (22 Peb 847 M) 777 C (27 Mei 855 M) 806 C (5 Peb 885 M) 807 C (27 Sep 885 M) 808 C (27 Jan 887 M)
32

11. 12. 13.

Dewendra Rake Gurunwangi Dyah Badra Rake Wungkal Humalang Dyah Jbang Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung

808 C (27 Jan 887 M) 816 C ( 27 Nov 894 M) 820 C (23 Mei 898 M) L.IB. 1 8 IIA. 1 - 6

Minggat (24 Feb 887 M) 820 C (23 Mei 898 M) -

Sanjaya sebagai raja pertama Mataram Hindu, menggantikan seorang raja sebelumnya bernama Sanna. Menurut prasasti Canggal, raja Sanjaya adalah putra Sannaha, saudara perempuan Sanna. Sanjaya memerintah dengan arif, adil dengan bukti mendirikan lingga untuk keselamatan rakyat. Mata pencaharian rakyatnya bercocok tanam terutama padi. Sanjaya digantikan oleh Panangkaran, putra Sanjaya sebagai pemeluk agama Budha. Di Mataram terdapat dinasti lain, yaitu dinasti Syailendra. Dengan urutan raja-raja Syailendra sebagai berikut : 1. Bhanu Visnu, prasasti Ligor B. Prasasti Kalasan. Prasasti Ratu Boko. Indra : Prasasti Kelurak. Samaratungga. Pramodyawardani atau Cri Kahulunan yang kawin dengan Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Balaputra.

33

SALAH SATU ARCA BUDHA DI CANDI MENDUT


Gambar: XI . 5

34

Raja-raja dinasti Syailendra dengan nama yang singkat. Memerintah bersamasama karena terjadi perkawinan antara Pikatan dengan Pramodyawardani. Hal ini menjadikan adik Pramodyawardani yang bernama Balaputra perang melawan Pikatan, akhirnya kalah, lari ke Sumatera dan berhasil menjadi raja di Sriwijaya. Pemerintahan kedua dinasti yang berbeda agama, dapat berjalan dengan rukun. Hal ini menjadi bukti bahwa kerukunan hidup umat beragama di Indonesia sudah ada sejak dulu. Apabila urutan raja Mataram kuno yang tertulis di Wanua Tengah III dianalisis lebih lanjut, kemungkinan suksesi jaman dulu berlangsung dengan keras juga, terbukti ada raja yang memerintah hanya 9 bulan saja. Sesudah raja Balitung memerintah masih ada beberapa nama lagi seperti : Daksa memerintah 910 119, Tulodong : 919 921 dan Wawa : 921 927. Sesudah Wawa wafat digantikan Mpu Sindok menantu Wawa yang memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Icana pada tahun 928 M. 7. Kerajaan Mataram di Jawa Timur. Kerajaan Mataram di Jawa Timur ini sering disebut kerajaan Medang. Mpu Sindok merupakan penguasa baru di Jawa Timur dan mendirikan wangsa Icyana keturunan Mpu Sindok sampai Airlangga tertulis di Prasasti Calcuta (1042 M) yang dikeluarkan oleh Airlangga. Isinya antara lain : Menguraikan silsilah Airlangga.

35

Mpu Sindok

Isyanatunggawijaya

Lokapala

Makutawangsawardana Udayana Airlangga

Gunapriyadharmapadni

Peristiwa penyerangan raja Wora-Wari. Pelarian Airlangga ke hutan Wonogiri. Pendirian pertapaan di Pucangan. Airlangga berperang melawan raja Wengker. Mpu Sindok memerintah dari tahun 928 949 M. Selang kemudian, muncul Raja Dharmawangsa yang memerintah tahun 991 1016 M. Raja Dharmawangsa bermaksud menyerang Sriwijaya, tapi belum berhasil. Pemerintahannya diakhiri dengan peristiwa Pralaya yaitu penyerangan raja Wora-Wari di mana istana Raja Dharmawangsa hancur.

36

ARCA GARUDA WISNU


PERWUJUDAN DARI RAJA AIRLANGGA SEBAGAI WISNU
ARCA INI SEKARANG DISIMPAN DI MUSIUM TROWULAN Mijokerto Jawa Timur Gambar: XI . 6

37

Pengganti Dharmawangsa adalah Airlangga yang berhasil membangun kembali kerajaan Medang di Jawa Timur Airlangga terkenal sebagai raja yang bijaksana, digambarkan sebagai dewa Wisnu. Hasil sastra yang terkenal adalah Buku Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa. Pada akhir pemerintahannya Airlangga membagi dua kerajaannya yaitu menjadi Jenggala dan Kediri. Dua kerajaan ini yang bertahan untuk tetap hidup adalah kerajaan Kediri. Airlangga wafat pada tahun 1049 M. 8. Kerajaan Kediri ( tahun 1042 1222) Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu. Dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala. Terjadi perang saudara di antara keduanya. Kediri tetap berdiri .. Raja Kediri yang pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun 1117 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 1157. Raja yang terkenal dengan ramalannya Jangka Jayabaya. Hasil sastra pada masa pemerintahannya adalah : Kitab Bharatayuda oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Kitab Hariwangsa karangan Mpu Panuluh. Kitab Gatotkacasraya karangan Mpu panuluh. Urutan raja Kediri selanjutnya adalah : Sarvecvara Aryyaecvara Kracaradipagandra. Kamecvara hasil sastra antara lain : Kitab Smaradahana oleh Mpu Darmaja dan Kitab Cerita Panji. Raja Kertajaya 1194 1222, yang merupakan raja terakhir dari Kediri yang dikalahkan Ken Arok di Ganter. Jayakatwang yang merebut Singasari dari Kertanegara. Akhirnya dikalahkan Raden Wijaya.

38

9. Kerajaan Singasari (Tahun 1222 1292). Sumber sejarah tentang Singasari terdapat dalam buku : Pararaton dan Negarakertagama, ditambah prasasti-prasasti peninggalannya. Pararaton atau disebut juga Katuturanira Ken Arok, isinya menceritakan riwayat Ken Arok dari lahir sampai menjadi raja dan urutan raja-raja yang memerintah di Singasari. Tidak disebut nama penulis. Kemungkinan merupakan tulisan lebih dari seorang. Negarakertagama ditulis oleh Prapanca yang merupakan seorang pujangga kraton Majapahit pada tahun 1365 : isinya : Pandangan filsafat, keindahan kraton Majapahit, perjalanan suci Hayam Wuruk ke tempat percandian leluhurnya antara lain ke Singasari. Memuat riwayat Ken Arok juga. Raja-raja yang memerintah di Singasari. Pertama adalah Ken Arok yang berhasil menjadi raja pertama Singasari. Setelah membunuh Tunggul Ametung (Akuwu di Tumapel) Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya Raja Kediri di pertempuran Ganter 1222. Istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes, dipersunting Ken Arok, menurut ramalan Ken Dedes akan menurunkan raja-raja besar. Setelah Ken Arok meninggal karena dibunuh Anusapati (anak tirinya), maka Anusapati menggantikan sebagai raja. Tohjaya anak Ken Arok dengan Ken Umang membalas dendam dengan membunuh Anusapati. Tohjaya hanya beberapa bulan saja memerintah karena terjadi pemberontakan dan Tohjaya terbunuh. Ronggowuni dan Mahisa Campaka, sebagai raja dan patih yang memerintah di Singasari lebih kurang selama 20 tahun. Pemerintahannya stabil.

39

Candi Singasari
Makam Kertanegara Dari Kerajaan Singasari
Gambar: XI .7 Putra Ronggowuni yang bernama Kertanegara, menggantikan ayahnya menjadi raja Singasari. Singasari mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan raja Kertanegara. Kertanegara terkenal dengan gagasannya untuk menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan di Nusantara di bawah payung kekuasaan Singasari. Cita-cita ini dikenal sebagai Wawasan Nusantara I. Untuk melaksanakan cita-citanya Kertanegara melakukan : Perluasan daerah dan hubungan dengan luar negeri. Pengiriman expedisi ke Sumatra yang terkenal dengan ekspedisi Pamalayu 1275 M. Kertanegara mengadakan kerjasama dengan Campa untuk bersama-sama menghadapi Ku Bilai Khan dari Cina, yang dianggap sebagai ancaman oleh Kertanegara. Cina pernah tiga kali mengirim utusan ke Singasari agar tunduk atau mengakui kekuasaan Cina, namun ditolak oleh Kertanegara. Baru setelah datang utusan Cina pada tahun 1289 M yang dipimpin Meng-Ki, Kertanegara sudah siap menghadapi Cina. Meng-Ki disakiti dan disuruh pulang. Kejadian ini membuat Ku Bilai Khan marah dan nanti akan menyerang Kertanegara. Struktur Pemerintahan Singasari sudah lengkap, yaitu pada pemerintahan Kertanegara raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian didampingi dewan penasehat. Di bawahnya masih terdapat pegawai-pegawai yang mengawasi berbagai bidang. Bidang agama, pertahanan dan sebagainya. Kehidupan Agama, Singasari masa pemerintahan raja Kertanegara, agama Hindu dan Budha sama-sama berkembang. Kertanegara sendiri

40

memeluk Ciwa-Budha, terjadi sinkretisme antara agama Hindu-Budha. Kertanegara menganut aliran Tantrayana.
Akhir Kerajaan Singasari

Dengan. politik perluasan daerah yang dicanangkan Kertanegara, banyak tentara yang dikirim keluar daerah. Pada waktu sedang sepi penjaga, dan pasukan penjaga istana berkurang, Singasari diserang raja Kediri yaitu Jayakatwang. Kertanegara meninggal dalam peristiwa ini, dicandikan di dua tempat, di Candi Jawi dan candi Singasari. Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Tar-Tar (Cina) dapat mengalahkan Jayakatwang, dan mendirikan kerajaan Majapahit. Kertanegara sebagai raja terakhir dan terbesar dari kerajaan Singasari, diabadikan di beberapa tempat. Terkenal Arca Kertanegara yang bernama Joko Dolog di Surabaya. Wafatnya Kertanegara mengakhiri riwayat kerajaan Singasari. 10. Kerajaan Majapahit 1. Sumber-sumber sejarah Majapahit yaitu: a. Prasasti Kudadu b. Kitab Negarakertagama c. Kitab Pararaton d. Buku-buku kidung, misal: Kidung Ronggolawe, Kidung Sundayana e. Prasasti-prasasti yang merupakan peninggalan raja Majapahit f. Berita-berita Cina, misal kitab Ying Yai Sheng Lan. Karangan Ma Huan dan catatan-catatan dalam tambo dinasti Ming. 2. Berdirinya Majapahit Setelah kerajaan Singasari hancur, Raden Wijaya bersama-sama pengikutnya lari karena dikejar tentara Kediri. Sampai di desa Kudadu mendapat bantuan dari kepala desa di Kudadu, kemudian melanjutkan perjalanan ke Madura minta perlindungan kepada Aria Wiraraja. Putra Aria Wiraraja yang bernama Nambi merupakan pengikut Raden Wijaya atas saran Aria Wiraraja, Raden Wijaya disuruh pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya Jayakatwang agar minta daerah di hutan Tarik.

41

Di Tarik tersebut Raden Wijaya menyusun rencana untuk mengalahkan Jayakatwang. Pada tahun 1293, datang pasukan Cina untuk menyerang Kertanegara. Raden Wijaya mengajak pasukan Cina untuk mengalahkan Jayakatwang. Jayakatwang berhasil dikalahkan dan ditahan sampai meninggal. Pasukan Cina yang tengah mabuk kemenangan menjadi terlena, situasi ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk menyerang pasukan Cina, yang banyak terbunuh dan melarikan diri kembali ke Cina. Pasukan Cina tersebut dipimpin oleh 3 Jenderal yaitu: Che-pi, Yiko-mu-su dan Kau-Hsing. Ketiga Jenderal ini mendapat hukuman setelah tiba di Cina. 3. Raja-raja yang memerintah di Majapahit a. Raja pertama Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (12931309 M). Beliau menikah dengan ke empat puteri Kertanegara yaitu: Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri, langkah Raden Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak terjadi perebutan kekuasaan. b. Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309, beliau merupakan raja yang lemah, sehingga banyak terjadi pemberontakan. Pada saat ini Gajah Mada memegang jabatan sebagai Kepala Bhayangkari. Beberapa pemberontakan yang terjadi yaitu: 1) Pemberontakan Ronggolawe dapat diatasi 2) Pemberontakan Lembu Sora, dapat dipadamkan. 3) Pemberontakan Nambi, dapat diatasi 4) Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, dapat diatasi berkat jasa Gajah Mada dan jasanya tersebut Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.

42

Raja Jayanegara pada tahun 1328 meninggal dunia karena dibunuh Tanca (dokter istana). Gajah Mada turun tangan untuk membunuh Tanca. Pada masa awal ini memang terjadi banyak pergolakan. c. Tribuwanatunggadewi (1328-1350 M) Karena Jayanegara tidak mempunyai putra, tahta seharusnya jatuh ketangan Gayatri. Karena Gayatri memilih menjadi Biksuni, maka Tribuwanatunggadewi putrinya ditunjuk sebagai wakil dan diangkat menjadi raja ketiga bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Di bawah pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, tapi semuanya dapat diatasi oleh Gajah Mada yang telah diangkat sebagai patih Majapahit. Pada saat upacara pelantikan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331, beliau mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Inti sumpah tersebut adalah bahwa Gajah Mada tidak akan makan Palapa (arti palapa mungkin semacam rempah-rempah), tidak akan bersenang-senang/istirahat sebelum seluruh kepulauan Nusantara bersatu dibawah kekuasaan Majapahit. Tahun 1350 Gayatri wafat, maka Tribuwanatunggadewi yang merupakan wakil ibunya segera turun tahta, menyerahkan tahtanya kepada putranya yaitu Hayam Wuruk. d. Hayam Wuruk (1350-1389 M) Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk ini, Majapahit mencapai jaman keemasannya. Cita-cita Gajah Mada yang diucapkan lewat Sumpah Palapa, disebut pula sebagai Wawasan Nusantara II dapat tercapai. Wilayah Majapahit, hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka Majapahit disebut sebagai Negara Maritim Nasional II. Selama pemerintahan Hayam Wuruk terjadi tiga peristiwa penting yaitu: peristiwa Bubad tahun 1357, perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362.
43

Struktur pemerintahan Majapahit mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Majapahit mempunyai armada angkatan laut yang tangguh di bawah pimpinan Mpu Nala. Dengan kekuatan militer dan strateginya yang tangguh Majapahit mampu menciptakan stabilitas di wilayahnya. Dalam bidang ekonomi, Majapahit sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara waktu itu. Hasil-hasil yang diperdagangkan adalah beras, rampah-rempah, garam. Terjadi hubungan dengan negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam. Hasil sastra jaman Majapahit antara lain: a) b) Kitab Negarakertagama karangan Prapanca Kitab Sutasoma karangan Tantular .

Terdapat Kitab Kutaramanawa yang berisi tentang aturan hukum di Majapahit. Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada Majapahit mengalami kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani. e. Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M) Pada masa pemerintahannya terjadi perang saudara dengan Wirabhumi yang disebut perang Paregreg. Berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi. Setelah Kusumawardhani berturut-turut adalah: f. Dewi Suhita (1429-1447 M) g. Bhre Tumapel (1447-1451 M) h. Bhre Kahuripan (1451-1453 M) i. Purwawisesa (1457-1467 M) j. Pandan Salas (1467-1478 M) Berakhirnya pemerintahan Pandansalas, diganti dengan pemerintahan Giridrawardhana. Kerajaan Majapahit mulai mundur dan akhirnya runtuh, disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
44

a. Faktor Politik (dalam dan luar negeri). Dalam negeri, kesatuan Majapahit atas kekuatan Gajah Mada, setelah Gajah Mada meninggal daerah yang luas tersebut tak dapat dipertahankan. Di samping itu banyak daerah Cima yang otonom tak membayar pajak. Luar negeri, pengembangan kekuasaan Cina ke Asia Tenggara. b. Faktor Ekonomi Majapahit dulu dapat menyatukan daerah pertanian dan bandar-bandar, setelah ada ekspedisi Cina, bandar-bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar lebih demokratis, berusaha melepaskan diri dari Majapahit. c. Faktor Agama Perbedaan ideologi. Penyebaran Islam di Asia Tenggara, melalui jalur perdagangan yang lebih dulu terpengaruh adalah bandar, maka bandar beragama Islam, Majapahit masih Hindu. Bandar-bandar menentang Majapahit. Ada pula pendapat yang mengatakan adanya serangan dari Demak. Dalam serat Kondo dan Babad Tanah Jawi runtuhnya Majapahit ditandai dengan candra sangkala: Sirna Ilang Kertaning Bumi : 1400 C = 1478 M. Kegiatan Setelah memahami perkembangan dan letak kerajaan-kerajaan HinduBudha di Indonesia. Susunlah nama-nama kerajaan secara kronologis dan Jelaskan dimana letak kerajaan tersebut di peta yang saudara buat sendiri. Nama Kerajaan Kediri Kaling Singasari Kutai Sriwijaya Kanjuruhan Mataram Hindu Majapahit Nama daerah/ pulau Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Majokerto Sumatra Kalimantan Timur Kediri Jawa timur Dekat kota Malang Jawa Timur
45

Nama Kerajaan Kediri Tarumanegara Mataram Jawa Timur

Nama daerah/ pulau Jawa Barat Daerah Jepara Daerah Trowulan.

Kerjakan tugas itu dalam kelompok masing-masing beranggotakan 4-5 orang Tugas Untuk lebih memahami tentang kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia , buat dan kerjakan di buku LKS mu. Urutkan kerajaan kerajaan Hindu Budha di Indonesia dan berilah keterangan mana yang merupakan kerajaan Hindu dan mana yang merupakan kerajaan yang menganut agama Budha.

C. Peninggalan-Peninggalan Sejarah Yang Bercorak Hindu-Budha


Peninggalan-peninggalan sejarah banyak yang berupa arca atau candi Coba amatilah candi disebelah kiri dan Stupa disebelah kanan. Gambar: XI. 8 Gb. Prambanan Gb. Stupa Borobudur.

Peninggalan siapakah kedua candi tersebut? Apakah ciri-ciri candi yang bersifat Hindu dan apakah ciri-ciri stupa yang bersifat Budha? Perhatikanlah di candi Prambanan terdapat arca kendaraan Trimurti Jadi Prambanan merupakan candi
46

Hindu. Sedangkan di Borobudur banyak stupa yang menjulang tinggi yang berupakan lambang agama Budha, maka dapat dikatakan bahwa Stupa Borobudur merupakan peninggalan agama Budha. Di Indonesia banyak sekali peninggalan sejarah yang ditinggalkan oleh kerajaan Hindu Budha di masa lalu . Di Indonesia semua peninggalan baik yang berupa candi ataupun stupa sama-sama disebut sebagai candi. Bacalah uraian di bawah ini agar mudah dalam mengerjakan tugas nanti. Peninggalan Kutai : Arca Budha dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan, arca Budha di Kota Bangun (Kutai), Arca Ganesya di Serawak. o o o o Peninggalan Taruma: Arca Wisnu Cibuaya I dan Arca Wisnu Cibuaya II di desa Cibuaya. Peninggalan Sriwijaya: Candi Muara Takus. Peninggalan Mataram di Jawa Tengah: Candi Canggal, candi Prambanan, candi Borobudur, candi Mendut, candi Pawon, candi Sewu. Candi Bubrah Peninggalan di Jawa Timur dari Singosari-Majapahit: Candi Gunung Gangsir di Bangil (campuran batu dan batu bata Candi Songgoriti dekat Malang Candi di Pethirtaan Jalatunda di gunung Penanggungan Candi Belahan merupakan makam Airlangga. Candi Kidal merupakan makam Anusapati di sebelah Tenggara Candi Jago, makam Ranggawuni terletak di desa Tumpang dekat Candi Singasari, makam Kertanegara Patung Joko Dolog di Surabaya, patung Kertanegara. Candi Simping (Candi Sumberjati). Makam Raden Wijaya Candi Surowono Candi Tegawangi (dekat Pare) Candi Pari
47

merah)

Malang. Malang

Jagad.

Candi Jabung Candi Tikus Candi Bajang Ratu, pintu gerbang kerajaan Majapahit. Candi Brahu Candi Panataran, terletak dekat Gunung Kelud. Candi Sukuh dan Candi Ceto di lereng Gunung Lawu. Di Bali terdapat pura-pura yang besar yaitu pura Pura Pusering Pura Besakih dan lainnya Gambar: XI. 9

Relief candi Borobudur, sebagian dapat diamati lewat gambar di bawah ini :

48

Selanjutnya akan ditunjukkan bukti-bukti adanya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia. Dalam proses pertemuan dua budaya, Indonesia bersifat selektif. Unsur-unsur budaya India diambil intinya dalam upaya penyuburan atau memperkaya budaya Indonesia. Pengaruh budaya India terhadap penyuburan budaya Indonesia berkembang pesat terutama di Jawa. Pengaruh ini memberikan corak tersendiri pada beberapa aspek budaya di Indonesia. Misalnya : hasil-hasil kesenian, disebut kesenian Hindu-Jawa. Bukti-bukti akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli sebagai berikut : Pengaruh agama Hindu-Budha. Dengan membaca prasasti, kitab-kitab keagamaan, karya sastra, bangunan candi dan arca, juga dari berita Cina. Terbukti adanya pengaruh India pada prasasti yang ditemukan di Kutai, Kalimantan Timur. Pada masa pemerintahan Mulawarman agama Hindu Gambar Prasasti Canggal Gambar XI . 10 berkembang. Prasastinya berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Contoh huruf pallawa amatilah:

49

Seni Bangunan. Seni bangunan atau arsitektur merupakan perpaduan karya seni dan pengetahuan tentang Ilmu Bangunan. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Budha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakekatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur asli Indonesia. Contoh dari akulturasi ini terlihat pada bangunan candi. Bentuk bangunan lain sebagai bukti akulturasi, yaitu : Yupa dari Kutai. Yupa yang ditulisi huruf Pallawa, sebagai prasasti peninggalan Kutai berujud tugu batu dan berfungsi sebagai tiang untuk menambatkan binatang kerbau. Lukisan tentang raja kerajaan, bahasa, huruf merupakan unsur India, tetapi yupa (= tugu batu) sebenarnya adalah menhir yang merupakan budaya asli Indonesia jaman Megalithikum. Lihat gambar lingga dan yoni di bawah ini : Gambar: XI. 11

. Seni Rupa dan Seni Ukir. Pengaruh India membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan seni ukir atau pahat. Hal ini disebabkan adanya akulturasi. Misalnya relief yang dipahatkan pada dinding candi Borobudur yang merupakan tentang riwayat Sang Budha. relief

50

.a Seni Sastra dan Aksara Hasil sastra berbentuk prosa atau puisi : isinya antara lain tentang tutur (pitutur : kitab keagamaan), wiracarita (kepahlawanan), kitab Hukum (Undang-Undang). Wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu Kitab Ramayana dan Mahabarata. Timbul wiracarita Mpu Panuluh. Perkembangan aksara, perkembangan huruf Pallawa dari India ke Indonesia, mengakibatkan berkembangnya karya-karya sastra. Misal, karyakarya sastra Jawa kuno. Huruf Nagari (dari India) disertai huruf Bali kuno (dari Indonesia). e. Sistem Kemasyarakatan. Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajad orang yang bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya. Sistem kasta ini muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra. Sistem kasta ini bukan asli Indonesia. f. Filsafat dan Sistem Kepercayaan. Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya pengaruh India tidak menyebabkan pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai tempat pemujaan, candi juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah wafat .Dapat terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah , dan diatasnya didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. gubahan pujangga Indonesia. Misalnya, Kitab Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan

51

Perpaduan lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan. Lingga lambang laki-laki dan yoni lambang perempuan. Lingga dan yoni ini merupakan tempat pemujaan bagi penganut Syiwaisme, karena lingga adalah lambang dewa Syiwa. Secara filosofis perpaduan lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan atau kemakmuran. g. Sistem Pemerintahan Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan, adalah adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan yang sederhana, adalah semacam pemerintah di suatu daerah tertentu atau suatu desa, ada seorang yang diangkat sebagai pemimpin atau kepala suku oleh rakyat. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya yang sudah tua, bijaksana serta punya kelebihan tertentu baik dalam bidang ekonomi, berwibawa, sakti. Setelah pengaruh India masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta wilayahnya disebut kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya namanya ditambah warman. Contoh : di Kerajaan Kutai, Taruma dan sebagainya. Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya : raja harus berwibawa dan dipandang punya kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja. Kegiatan Setelah mengetahui dan memahami berbagai peninggalan sejarah yang ada, serta bukti-bukti adanya pengaruh Hindu Budha di berbagai bidang, Tugas pada siswa adalah mengidentifikasi mana peninggalan yang bercorak Hindu dan mana yang bercorak Budha . Tugas Kerjakanlah di buku LKS mu, Buatlah karangan singkat tentang peninggalan sejarah. Carilah peninggalan sejarah yang berada di dekat sekolahmu atau di dekat kotamu
52

Jelaskan pula bukti-bukti adanya pengaruh Hindu Budha di

Indonesia beserta contohnya

D. Rangkuman
Kebudayaan Hindu-Budha yang tumbuh dan berkembang di India, menyebar dan berpengaruh sampai di Indonesia. Di India zaman dulu terjadi percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida yang selanjutnya menurunkan generasi yang disebut bangsa Hindu. Agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara agama bangsa Arya dengan agama bangsa Dravida . Kitab sucinya Weda, menyembah Trimurti. Corak kehidupan masyarakat Hindu dibedakan atas empat kasta yaitu: Brahmana, Ksatria. Waisya dan Sudra. Sedangkan agama Budha yang dipelopori oleh Sidharta Gautama, tidak mengakui kesucian kitab Weda dan tidak mengenal kasta. Mengajarkan Astavidha, melaksanakan ikrar Tri Ratna. Kitab sucinya: Tripitaka. Raja-raja di India menganut agama Hindu dan beberapa raja menganut agama Budha seperti Raja Asoka Vardhana. Musafir Cina seperti Fa Hien, Yuan Chang, I Tsing yang memeluk agama Budha merupakan bukti bahwa pengaruh Hindu Budha sampai ke Cina. Letak Indonesia yang strategis diantara Cina dan India, melalui jalur dagang dan pelayaran maka pengaruh Hindu Budha menyebar sampai ke Indonesia. Proses masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia, terdapat empat teori yaitu: Brahmana, Ksyatria, Waisya dan Arus Balik. Masing-masing teori mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia ini maka terjadilah akulturasi kebudayaan antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan India. Brandes menyebut sepuluh unsur asli Indonesia yang merupakan pertanda bahwa kehidupan masyarakat di Indonesia telah teratur Perkembangan kerajaan Hindu Budha di Indonesia diawali kerajaan Kutai dan diakhiri dengan keruntuhan Majapahit. Masing-masing kerajaan dijelaskan sumbersumber yang menuliskan tentang kerajaan tersebut., peninggalannya, tata pemerintahan dan kehidupan masyarakat serta sebab-sebab keruntuhannya. Peristiwa
53

menarik seperti ekspedisi Pamalayu, sumpah Palapa Gajah Mada serta penemuan prasasti baru seperti Wanua Tengah III , Ritihang perlu dibahas

54

You might also like