You are on page 1of 2

Pendidikan Sumatera Utara (PAUD Disdik Sumut), terdapat sebanyak 213.

138 orang penduduk Sumut yang menderita buta huruf, yang tersebar di 33 kabupaten kota. Fakta ini sangat mengejutkan, karena salah satu dinas yang banyak menerima kucuran dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut adalah Dinas Pendidikan. Selain itu, fakta ini sangat bertentangan dengan janji kampanye pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, pasangan Syampurno Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho yakni rakyat tidak sakit, rakyat tidak lapar, rakyat tidak bodoh dan rakyat harus punya masa depan.

Menyikapi fenomena ini, Ketua Komisi E DPRD Sumut, yang menangani bidang pendidikan, Aduhot Simamora mengatakan, hal ini sungguh mengejutkan, dan dia juga baru mengetahui hal ini. Aduhot juga menyatakan bila hal ini merupakan dampak dari kurang maksimalnya kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) untuk meminimalisir hal ini. Jadi visi misi Syampurno ini hanya lip service saja, dan ini sangat memprihatinkan. Jadi kalau sudah seperti ini yang terjadi kita menyarankan mereka untuk lebih berhati-hati jika menyampaikan visi dan misinya. Karena, kalau seperti ini faktanya, maka mereka itu sama sekali tidak merealisasikan segala janji-janjinya dulu., ujar Aduhot kepada Waspada Online malam ini. Politisi yang berasal dari Fraksi Partai Demokrat ini mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk menemukan solusi akan hal ini dengan cara mempertanyakan sejauh mana kinerja Dinas Pendidikan Sumut untuk mencerdaskan anak bangsa melalui realisasi anggaran yang selama ini telah terkucur, terutama program-praogram kerja Disdik Sumut. Kan ini memalukan bagi Sumut bila masalah ini tidak segera diatasi, angka ini bukan sedikit lho. Disdik ini juga sepertinya kurang aktif. Mereka kan seharusnya mencari solusi yang benar-benar solutif untuk menyelesaikan permasalahan ini. Disdik harus jemput bola lah, jangan menunggu bola,pungkasnya. Sementara itu, Analis Pendidikan, Syawal Gultom menilai sejauh ini Dinas Pendidikan Sumut belum maksimal dalam upaya menuntaskan buta huruf ini."Masih belum maksimal. Kurang strategi. Demikian juga pemberdayaan potensi yang ada," kata mantan Rektor Universitas Negeri Medan ini. Sementara persoalan dana dan geografis merupakan tantangan yang harus dihadapi. Menurutnya, bagaimana melakukan pendidikan kecuali memperoleh keterampilan. Dengan menghasilkan produk dan jasa, hanya bisa dilakukan dengan bisa membaca dan menulis. "Jika tidak, tidak mungkin mungkin bisa menghasilkan. Memang harus dilakukan strategi yang simultan," tandasnya seraya menegaskan, bangsa yang melek huruf akan lebih produktif. Dan angka buta huruf ini sangat memungkinkan untuk dituntaskan jika terus didorong, dengan menggunakan strategi serta memberdayakan pihak-pihak lainnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Anggota DPRD Sumut, M Nuh. Menurutnya, masalah buta huruf yang melanda masyarakat di sejumlah daerah di Sumatera Utara perlu disikapi dengan serius. Karena masalah ini akan

mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM). "Ini masalah serius. Hal ini akan menyebabkan pembangunan manusianya tertinggal jika dibandingkan dengan anak yang dapat mengenyam pendidikan dengan baik," ujarnya kepada Waspada Online, tadi malam. Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan non Formal, Informal dan PAUD Dinas Pendidikan Sumut, Bambang Siswanto mengatakan, sebanyak 213.138 anak di Sumut mengalami buta huruf. Jumlah tersebut tersebar di 33 kabupaten kota dengan jumlah terbanyak ditemukan di Kabupaten Deli Serdang, 24.591 anak. Disusul, Kabupaten Asahan mencapai 24.558 anak,Nias Selatan 23.740 anak, Simalungun 21.807 anak, Kabupaten Langkat 20.694 anak. Bambang memaparkan, angka buta huruf ini berdasarkan data tahun 2010, sementara untuk tahun 2011 ini, masih dalam proses pendataan. Dirincikannya, dari 213.138 anak yang buta huruf tersebut berusia antara 15 tahun hingga 24 tahun. Dari jumlah ini, sebanyak 121.700 yang buta huruf tersebut, merupakan anak perempuan. Sisanya, 91.438 anak laki-laki yang mengalami putus sekolah.

You might also like