You are on page 1of 1

Manusia tercipta di dunia ditakdirkan sebagai makhluk monodualisme, yaitu di satu sisi manusia adalah makhluk individu dan

di sisi lain manusia adalah makhluk sosial. Dalam kaitannya berinteraksi dengan orang lain, ketrampilan sosial merupakan satu ketrampilan yang mutlak diperlukan seseorang dalam kehidupannya di dunia. Dengan ketrampilan sosial, seseorang bisa berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga bisa survive. Sebagaimana telah disebutkan di atas, kemampuan bersosialisasi diperoleh di samping merupakan hasil kematangan seseorang, juga melalui aspek pembelajaran, yang hal itu dimulai sejak masa kanak-kanak, khususnya usia-usia prasekolah. Mengapa ditekankan pada usia-usia prasekolah? Karena pada periode pertama dalam kehidupan seorang anak (usia 6 tahun pertama) merupakan periode yang amat kritis. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadi seseorang. Hal-hal yang terekam dalam benak anak pada periode ini, akan tampak pengaruhnya pada kepribadiannya ketika mencapai usia dewasa. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat dan bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini lazim disebut dengan sosialisasi. Dewasa ini banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan prasekolah, baik yang bersifat formal maupun informal. Hal ini akan sangat membantu perkembangan sosialisasi anak dalam mempelajari perilaku mana yang diterima dan ditolak secara sosial, sehingga anak lebih siap berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih besar dari lingkungan keluarganya di rumah. Uraian di atas semakin memperjelas kita bahwa perkembangan sosial seorang anak yang melalui berbagai tahapan proses kematangan dan pembelajaran akan diperoleh manakala anak mendapat kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak. Dan hal tersebut akan lebih optimal lagi jika didukung dengan proses pembelajaran dalam lingkup yang lebih formal, seperti lembaga-lembaga pendidikan prasekolah (preschool). Dengan demikian akan memberikan bekal bagi para pendidik dalam membimbing anak-anak menjadi generasi yang cerdas dalam menghadapi persaingan global. Cerdas, bukan hanya cerdas rasionalitasnya, namun juga cerdas menyikapi lingkungan sosialnya dengan mengasah sisi-sisi emosionalitasnya, yang di sana termuat kecerdasankecerdasan sosial.

You might also like