You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Dalam bidang peternakan khususnya dalam peternakan ayam, masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan induk ayam dalam mengerami telurnya terbatas, yaitu maksimal 10 butir telur tiap induk ayam. Ini menjadi masalah yang serius karena kebutuhan daging dan telur ayam di pasar yang sangat banyak. Pada prinsipnya untuk menetaskan telur ayam hanya menjaga suhu pada telur tersebut agar stabil sesuai yang dibutuhkan telur agar bisa menetas. Embrio akan berkembang bila suhu udara di sekitar telur minimal 70oF (21,11oC) namun perkembangan ini sangat lambat. Di bawah suhu udara ini praktis embrio tidak mengalami perkembangan, sehingga penyimpanan telur tetas sebaiknya sama atau dibawah suhu tersebut. Suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar diantara 38oC-40o C. Maka untuk menggantikan induk ayam dalam menetaskan telurnya, dibuatlah mesin penetas telur ayam. Mesin penetas telur yang beredar di pasaran saat ini masih manual,terutama pada pemutar rak telur. Untuk kontrol suhunya menggunakan thermostat,sehingga hanya menggunakan kontrol on off untuk heaternya. Mesin tetas yang sudah ada juga tidak dilengkapi kipas sebagai pendingin dan perata panas dalam mesin,sehingga panas dalam mesin kurang merata. Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan pada mesin tetas yang ada di pasaran maka dibuatlah mesin penetas telur ayam berbasis mikrokontroler dengan fuzzy logic controller. Fuzzy logic controller ini digunakan untuk mengontrol suhunya agar sesuai set point,sehingga diharapkan tidak terjadi fluktuasi suhu dalam mesin tetas. Rak pemutar rak telur juga dirancang agar dapat berputar secara otomatis. Juga dilengkapi kipas untuk meratakan suhu dalam mesin dan sebagi pendingin. Faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses penetasan telur pada mesin tetas adalah temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, dan pemutarantelur. Berdasarkan referensi, temperatur optimal dalam mesin tetasyaitu40oC. Temperatur di dalam mesin penetas harus harus sesuai dengan kondisi riil yaitu pada saat ayam mengerami telurnya dan dicek

secara teratur. Temperatur yang berfluktuasi akan menyebabkan kegagalan dalam proses penetasan. Kegagalan ini ditandai dengan banyaknya anak ayam yang tidak menetas. Kalaupun menetas, bulu ayam itu akan lengket oleh cairan amnion. Selain menyebabkan banyaknya telur tidak menetas, temperatur yang tinggi maupun rendah juga berpengaruh terhadap lamanya waktu penetasan. Untuk menjaga kelembapan pada mesin penetas ini,maka pada bagian bawah dari rak telur diberi bak yang berisi air dan air ini dijaga levelnya jangan sampai kehabisan. Gangguan kelembaban dapat menyebabkan kematian embrio pada saat cangkang telur mulai retak. Sirkulasi udara yang baik harus dapat mengalirkan O2 yang cukup ke dalam mesin dan membuang gas CO2 serta harus dapat mendistribusikan panas secara merata di dalam mesin. Untuk meratakan udara dalam mesin supaya panasnya merata digunakan kipas . Selama telur ada di dalam mesin tetas (umur 1-18 hari),telur harus diputar 45 derajat setiap minimal 6 jam sekali untuk menjaga agar embrio tidak menempel pada kulittelur. Arah pemutaran telur untuk semua rak yang ada di dalam mesin tetas harus searah. Hal ini terutama penting untuk sirkulasi udara dan panas. I.2 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dibuatnya proyek akhir ini adalah: 1. Untuk mengontrol suhu dalam mesin penetasan telur sesuai dengan set point. 2. Untuk membuat prototype mesin penetas telur ayam dengan pengontrol suhunya menggunakan mikrokontroler dengan metode Fuzzy logic controller. I.3 RUMUSAN MASALAH Masalah yang ditangani dari tugas proyek akhir ini adalah : 1. bagaimana caranya agar suhu dalam mesin tersebut terjaga konstan agar telur tersebut bisa menetas dengan baik yaitu sekitar 38o C 40o C. 2. bagaimana agar suhu dalam mesin tetas ini dapat merata ke seluruh bagian ruangan. 3. bagaimana caranya agar rak telur dapat berputar sesuai waktu yang telah telah ditentukan

I. 4 BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam proyek akhir ini adalah : 1 Untuk percobaan menggunakan telur ayam sebanyak 50 butir 2 Untuk mengecek apakah embrio telur dapat berkembang dengan baik atau tidak dilakukan secara manual yaitu dengan meneropong telur tersebut. 3 Untuk menjaga kelembapan di dalam mesin, di bagian bawah rak telur diberi bak yang berisi air. Air dalam bak ini jangan sampai kehabisan. 4 Untuk meratakan suhu dalam mesin tetas menggunakan kipas. 5 Heater menggunakan lampu 100 W sebanyak 3 buah. 6 Tidak ada baterai cadangan apabila listrik mati. I.5 METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Proyek Akhir ini antara lain, sebagai berikut: 1. Perancangan Sistem Mesin penetas telur ini mempunyai beberapa bagian, antara lain: 1. rangkaian sensor suhu 2. rangkaian driver heater(lampu) 3. rangkaian driver kipas 4. LCD 5. keypad 6. minimum system
keypad LCD

LM 35 ADC

At Mega 128

DAC 0808

TCA 785

HEATER (lampu) PLANT

RTC 1307

DRIVER

KIPAS

Gambar 1.1 blok diagram

2.

perancangan perangkat lunak Perancangan perangkat lunak ini meliputi membuat algoritma dari jalannya program tersebut, menentukan parameterparameter input output dilanjutkan pembuatan flowchart. 3. Pembuatan dan Pengujian Perangkat Lunak Dari hasil perancangan perangkat lunak, dibuatlah program yang telah dirancang mengguanakan Code Vision AVR. Code Vision AVR Merupakan suatu software yang digunakan dalam penulisan program yang nantinya akan di download pada microcontroller AVR ATmega 128. Dalam penggunaan microcontroller AVR menggunakan software CodeVision AVR. Seperti umumnya microcontroller, program untuk microcontroller AVR ditulis menggunakan bahasa assembly. CodeVision AVR merupakan software C-cross compiler, dimana program dapat ditulis menggunakan bahasa-C. dengan menggunakan pemrograman bahasa-C diharapkan waktu desain (deleloping time) akan menjadi lebih singkat. Setelah program dalam bahasa-C ditulis dan dilakukan kompilasi tidak terdapat kesalahan (error) maka proses download dapat dilakukan. 4. Integrasi Pengujian Sistem Dari hasil pembuatan perangkat lunak, dilanjutkan dengan mengintegrasikan perangkat lunak tersebut ke perangkat keras. 5. Exsperimen dan Analisa Sistem Sistem yang telah dibangun dan terintegrasi, maka digunakan untuk eksperimen penetasan telur ayam. Dari eksperimen ini diharapkan mesin mampu bekerja dengan baik sesuai yang diharapkan. I.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Buku laporan proyek akhir ini tersusun atas beberapa bab pembahasan. Sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, menguraikan secara singkat latarbelakang, tujuan, batasan masalah, metodologi dan sistematika pembahasan.

BAB II Teori Penunjang, yang berisi pembahasan secara garis besar tentang motor induksi sebagai penggerak utama mobil listrik. BAB III Perencanaan dan Implementasi, memuat cara kerja dalam proses kerja sistem, serta integrasi sistem. BAB IV Pengujian dan Analisa, memuat hasil pengujian dan analisa terhadap hasil yang didapat,memberikan analisa hasil percobaan, kegagalan serta penyebabnya. BAB V Penutup, yang berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan analisa hal-hal penting, keunikan, kelebihan/kekurangan, serta saransaran untuk penyempurnaan dari proyek akhir yang dibuat. DAFTAR PUSTAKA Pada bab daftar pustaka ini berisi referensi yang digunakan dalam proses pembuatan Proyek Akhir ini. LAMPIRAN Pada halaman lampiran ini berisi listing program serta gambar dari alat Proyek Akhir ini. 1.7 TINJAUAN PUSTAKA Dalam studi pustaka, lie jasa dalam tugas akhirnya telah membuat Pemanfaatan mikrokontroler AT Mega 163 pada prototype mesin penetasan telur ayam. Sistem pengendali suhunya menggunakan mikrokontroler ATMEGA 163. Sensor suhunya menggunakan LM 335Z. Output LM335Z berupa sinyal analog yang akan dikonversikan menjadi sinyal digital oleh ADC yang terdapat pada pin port A yang telah tersedia pada mikrokontroler ATMEGA163. Untuk heaternya menggunakan lampu. Hidup dan matinya lampu diatur oleh mikrokontroller berdasarkan kondisi suhu yang terbaca oleh ADC. LCD digunakan untuk menampilkan input dari keypad, pesan dan output

berupa suhu ruang penetasan dan hari ke dari proses penetasan. Pada mesin ini menggunakan keypad 4x4 yang terdiri dari angka 0 sampai 9, CAN, ENT, DOWN,UP, MEN dan COR. Keypad ini dihubungkan dengan 8 pin pada mikrokontroler yaitu pada PD0 sampai PD7. Pada studi pustaka yang lain, Mohd. Syaryadhi dan Nasrullah dalam tugas akhirnya telah membuat Sistem Pengontrolan Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis komputer. Dalam tugas akhir ini Sensor yang digunakan adalah LM335. Sensor ini akan mendeteksi perubahan suhu dalam inkubator setiap saat. LM335 akan mendeteksi kenaikan suhu dengan keluaran 10 mV/oK. Keluaran dari sensor tersebut dihubungkan dengan pengubah analog ke digital (ADC) tanpa melalui suatu bagian pengkondisian sinyal. Elemen pemanasnya memiliki daya 100 Watt. Pemanas ini akan diaktifkan oleh sebuah relay 12 Volt DC berdasarkan keluaran dari port C PPI 8255 melalui sebuah transistor yang difungsikan sebagai switching. Inkubator bayi ini berukuran 25 x 40 cm yang terdiri dari dinding dan tutup kaca dengan ketebalan 5 mm. Pemanas diletakkan pada dasar inkubator. Di atas elemen pemanas tersebut diberi lapisan berlubang atau berpori, sehingga memungkinkan hawa panas dapat mengalir ke atas dalam inkubator. Dalam tugas akhir Anies Hannawati, Thiang, Resmana, telah membuat prototipe sistem pengendali temperatur berbasis fuzzy logic pada sebuah inkubator. Perancangan prototipe sistem kendali temperatur inkubator ini diawali dengan pemahaman plant yang akan dikendalikan. Di sini digunakan sebuah kotak inkubator berukuran 25 cm x 50 cm x 30 cm yang terbuat dari kaca. Sebagai pemanas digunakan empat buah bola lampu masing-masing 100 Watt. Plant juga dilengkapi dengan pendingin berupa kipas. Sebagai sensor suhu digunakan sebuah solid state temperatur sensor LM335. Agar dapat diamati pengaruh pemberian gangguan dari luar, plant ini dilengkapi dengan sumber disturbance berupa empat buah lampu masing-masing 100 Watt dan sebuah kipas. Sensor yang digunakan adalah sensor suhu LM335, dimana range output tegangan yang didapat adalah 0-2,5 Volt. Untuk menyesuaikan dengan range ADC 0-5 Volt maka digunakan rangkaian Span and Zero. Output ADC berupa data 8 bit yang diinputkan pada Mikrokontroller 8031. Dalam Mikrokontroler terdapat program fuzzy yang digunakan untuk mengontrol suhu, yaitu dengan menyalakan atau mematikan kipas atau lampu. Penyalaan kipas dan lampu dilakukan melalui relay. Pada tugas akhir yang telah dilakukan sebelumnya, telah dibuat mesin tetas berbasis mikrokontroler AT Mega 163. Pada mesin tetas ini

tidak mengunakan fuzzy logic controller. Maka untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada mesin tetas ini,dalam tugas akhir ini kami membuat mesin penetas telur ayam berbasis mikrokontroller dengan fuzzy logic controller. Penggunaan fuzzy logic controller ini diharapkan mampu menjaga suhu sesuai set point yang lebih baik dan tidak ada fluktuasi suhu yang menyebabkan kegagalan dalam menetaskan telur. Dalam tugas akhir yang kami buat ini juga dilengkapi RTC untuk menghitung jam dan lamanya hari penetasan.

You might also like