You are on page 1of 17

FAJAR ARIF BUDIMAN

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PUBLIK 170520100002

DEFINISI
y Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang

dirancang untuk menarik perhatian masyarakat pada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang dapat mempengaruhi bentuk dan praktik penerapan hukum. Inisiasi untuk melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi. (Margaret Schuler, Human Rights Manual)

y Advokasi adalah aksi kolektif yang terencana untuk

mengubah iklim politik yang melibatkan semua pengemban kepentingan (stakeholder), yang diarahkan untuk mengatasi isu-isu dan problemproblem spesifik melalui kebijakan publik. (Laporan Akhir tentang Central Asian NGOs Advocacy Training and Study Tour, March 1-12,1999, The Philippines, The Center for Legislative Development)

y Advokasi melibatkan berbagai strategi yang ditujukan

untuk mempengaruhi pengambilan keputusan publik baik di tingkat lokal, nasional dan internasional; dalam advokasi itu secara khusus harus memutuskan: siapa yang memiliki kekuasaan dalam membuat keputusan; bagaimana cara mengambil keputusan itu; dan bagaimana cara menerapkan dan menegakkan keputusan. (Lisa VeneKlassen and Valerie Miller, The Action Guide for Advocacy and Citizen Participation, Washington D.C.: The Asia Foundation, 2002).

y Advokasi adalah aksi yang strategis dan terpadu, oleh

perorangan atau kelompok masyarakat untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang dibuat untuk mengatasi masalah tersebut. (Manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, Juli 2003)

y Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk

menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat. (Socorro Reyes, Local Legislative Advocacy Manual, Philippines: The Center for Legislative Development, 1997).
y Disimpulkan bahwa advokasi adalah segala upaya

untuk melancarkan tiap proses kebijakan publik yang berpihak kepada masyarakat atau publik.

Advokasi dalam KP
y Kebijakan publik merupakan beberapa regulasi yang

dibuat berdasarkan kompromi para penguasa (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) dengan mewajibkan warganya untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat. Setiap kebijakan yang akan disahkan untuk menjadi peraturan perlu dan harus dikawal serta diawasi agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi warganya. Hal ini dikarenakan pemerintah ataupun penguasa tidak mungkin mewakili secara luas, sementara kekuasaannya cenderung sentralistik dan mereka selalu memainkan peranan dalam proses kebijakan.

STUDI KASUS
y Mengangkat Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008

Tentang Pornografi, karena dianggap merupakan sebuah kebijakan publik yang menarik perhatian masyarakat umum dan gerakan advokasi kebijakan publik oleh banyak pemangku kepentingan.
y Stakeholders yang intens terlibat selain pemerintah ,

adalah kelompok agama, kelompok budaya, pengusaha hiburan (production house), dsb..

KONTROVERSI
y Kelompok Agama mendesak perlu segera diterbitkan

aturan yang memberantas (menghambat setidaknya) konten konten pornografi. Kelompok ini menggunakan pendekatan `syariat Islam` dalam penyampaian kepentingannya (advokasi). Contohnya, Front Pembela Islam.
y Kelompok Budaya, boleh juga disebut `agama non

Islam` menolak karena UU tersebut tidak sejalan dengan keyakinan mereka. Contohnya, Provinsi Bali.

multitafsir & bahasa hukum


y BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1

Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

SISI KELOMPOK PENDUKUNG


y karena penggunaan syariat islam, definisi porno

menjadi sangat keras . Secara sederhana dikatakan bahwa memperlihatkan aurat adalah hal porno.
y Akibatnya, banyak budaya yang menjadi terganggu

dan dapat dijerat dengan UU ini karena mereka tidak menutup aurat versi Islam.
y Karya seni menjadi terpenjara karena kontroversi ini.

SISI KELOMPOK PENENTANG


y Kelompok penentang pada dasarnya hanya

menentang aturan yang dianggap akan memenjarakan budaya leluhur mereka. y Misalnya di Bali, masyarakat di sana tidak berkeberatan apabila pendatang berlalu-lalang di tempat umum hanya dengan menggunakan pakaian dalam. y Hal ini menjadi menentang hukum apabila UU tentang pornografi melarangnya.

PORNO???

PORNO???

PORNO???

PORNO???

SEKIAN TERIMA KASIH

You might also like