You are on page 1of 15

Bahaya Kanker Serviks Bagi Wanita

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 200 ribu kasus setiap tahunnya. Penderita kanker mulut rahim di Indonesia ternyata jumlahnya sangat banyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 100 kasusper 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Selain itu, lebih dari 70 persen kasus yang datang ke rumah sakitditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Menurut Dr. Bambang Dwipoyono SpOG dari divisi Kanker Ginekologik RS Kanker Dharmais Jakarta, faktor resiko epidemiologik penyumbang terjadinya dan berkembangnya kanker serviks adalah infeksi virus papiloma manusia atau Human Virus Papilloma (HVP). Akibat yang ditimbulkan penyakit ini diantaranya berupa penurunan harapan hidup, lamanya penderitaan, dan tingginya biaya pengobatan. Karena itu upaya prevensi harus mulai dilakukan, tegas Bambang. Dia menyebutkan, berdasarkan data RS Kanker Dharmais, pasien yang menderita kanker serviks pada stadium lanjut pada tahun 1993-1997 sebanyak 710 kasus baru. Sebesar 65 persen pasien datang pada stadium lanjut (IIB-IV). Angka ketahanan hidup dalam dua tahun stadium lanjut tersebut berkisar 53,2 persen dan untuk stadium awal hampir 90 persen. Bambang juga menambahkan, penelitian yang dilakukan Bank Dunia mendukung pendapat bahwa program penapisan kanker serviks tak hanya menyelamatkan jiwa tapi juga biaya yang dikeluarkan jadi murah. Sebagai perbandingan, program penapisan untuk satu orang untuk setiap lima tahun menghabiskan US$100 dan wanita tersebut masih dapat bekerja karena terhindar dari kanker serviks. Tapi di sisi lain, biaya pengobatan kanker US$2600 dan wanita tersebut tak dapat bekerja lagi. Penelitian yang dilakukan oleh Wartiman dkk tahun 1999 mendapatkan 75,56% penderita di 16 rumah sakit di Jawa Barat menunjukkan tingginya kejadian kanker serviks meningkatan dua kali lipat pada perempuan yang mulai berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun dan kejadian kanker serviks meningkat pada perempuan yang berganti-ganti pasangan. Akibat yang ditimbulkan penyakit kanker mulut rahim diantaranya berupa penurunan harapan hidup, lamanya penderitaan, dan tingginya biaya pengobatan. Berdasar data Departemen Kesehatan, di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap tahun terjadi 200.000 kasus kanker serviks (Ca Serviks). Memang tidak semua kanker berakibat kematian, namun setidaknya kanker ini menurunkan kualitas hidup manusia, khususnya perempuan. Jika menilik perjalanan penyakit itu, menurut Bambang, hampir 90 persen kasus berasal dari epitel permukaan (epitel skuamosa). Didapatkan suatu keadaan yang disebut pembakal kanker atau prakanker. Keadaan tersebut dimulai dari yang bersifat ringan sampai menjadi karsinoma in situ yang semuanya dapat didiagnosa dengan skrining atau penapisan. Dalam proses perkembangannya, dapat terjadi perubahan atau perpindahan daru satu tingkat ke tingkat yang lain. Dari yang ringan ke yang lebih berat atau sebaliknya, papar Bambang. Terjadinya perubahan tersebut diperlukan keadaan yang cocok, sehingga untuk menjadi kanker diperlukan waktu 10-20 tahun. Namun jika sudah menjadi kanker stadium awal, penyakit ini dapat menyebar ke daerah di sekitar mulut rahim. Kondisi prakanker sampai karsinoma in situ (stadium 0) sering tak menunjukkan gejala karena proses penyakitnya berada di dalam lapisan epitel dan belum menimbulkan perubahan yang nyata dari mulut rahim. Pada akhirnya gejala yang ditimbulkan adalah keputihan, perdarahan paska sanggama dan pengeluaran cairan encer dari vagina. Lalu jika sudah menjadi invasif

akan ditemukan gejala seperti perdarahan spontan, perdarahan paska sanggama, keluarnya cairan (keputihan) dan rasa tak nyaman saat melakukan hubungan seksual. Dalam perjalanannya, lanjut Bambang, penyakit kanker mulut rahim membutuhkan waktu yang cukup lama dari kondisi normal sampai menjadi kanker. Dalam penelitian secara epidemiologik dan laboratorik ada beberapa faktor yang berperan secara langsung maupun tak langsung. Pertama, skrining atau penapisan. Dalam pemantauan perjalanan penyakit, diagnosis displasia sering ditemukan pada usia 20 tahunan. Karsinoma in situ pada usia 25-35 tahun dan kanker serviks invasif pada usia 40 tahun. Untuk mendeteksi adanya kanker mulut rahim dengan cara tes pap yaitu pemeriksaan sitologi,kata dia. Kedua, penularan penyakit kanker ini melalui hubungan seksual. Penelitian awal menunjukkan tingginya kejadian kanker serviks pada perempuan lajang dan menikah pada usia muda. Terdapat pula peningkatan dua kali lipat pada perempuan yang mulai berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun. Juga meningkat pada perempuan dengan seksual partner yang multiple, paparnya. Ketiga, peran pasangan pria. Pada penelitian terhadap perempuan yang menikah dengan seorang laki-laki yang pernah mempuyai istri yang menderita kanker mulut rahim, kejadian penyakit kanker pada kelompok perempuan itu jadi meningkat. Keempat, karakteristik reproduksi dan menstruasi, dan terakhir faktor merokok. Bambang memaparkan, untuk pengobatan kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringan penyakit atau stadium. Umumnya pada stadium awal tindakan operasi menjadi pilihan pertama. Pilihan modalitas pengobatan lain seperti penyinaran dan pemberian sitostatika (kemoterapi) dilakukan pada kasus yang lanjut atau khusus. Ada juga tindakan pengobatan berupa gabungan yang terdiri dari operasi dan radiasi; operasi dan kemoterapi; radiasi dan kemoterapi; atau operasi, radiasi dan kemoterapi. Namun, tegas Bambang, upaya pencegahan kanker serviks merupakan langkah yang mesti dilakukan. Cara yang bisa dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko seperti mencegah hubungan seksual pada usia dini, faktor pada pria, jumlah pasangan seks, dan kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus papiloma manusia. Hal lain yang bisa dilakukan adalah memperbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yaitu yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan vitamin E. Serta vaksinasi terhadap virus papiloma yang bertujuan mencegah dan pengobatan terhadap infeksi virus. Pemberian vaksin dilakukan sedini mungkin sebelum seseorang aktif melakukan hubungan seksual, ucap Bambang. (hilman hilmansyah)

http://situs.kesrepro.info/aging/mar/2003/ag03.htm

Kanker Mulut Rahim


Tanya: Dokter yang terhormat, Saya punya teman, umurnya 23 tahun. Selama dua bulan terakhir, dia tidak mengalami menstruasi. Kemudian pinggulnya sering terasa ngilu, dan pegal. Apakah itu gejala kanker mulut rahim? Mohon penjelasannya. Apa saja tanda-tanda kanker mulut rahim? Terima kasih. Lina Medan

Jawab: Ibu Lina yang terhormat, Terlambat haid bisa disebabkan oleh kehamilan atau ketidak seimbangan hormon. Untuk itu teman ibu bisa memeriksa sendiri apakah dia hamil atau tidak dengan tes kehamilan. Bila hasilnya negatif maka terlambat haid disebabkan oleh gangguan fungsi indung telur akibat gangguan keseimbangan hormon. Untuk memastikan hal ini, teman ibu harus datang ke dokter kandungan untuk dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG, dan pemeriksaan darah untuk mengetahui profil hormon. Setelah ada hasil, dokter akan memberikan terapi yang sesuai keadaan penyakit untuk membuat haid menjadi teratur. Kanker mulut rahim (serviks) merupakan momok yang paling menakutkan bagi semua wanita. Selain belum ada obatnya, kanker mulut rahim juga bisa mengakibatkan kematian. Jenis kanker ini paling sering ditemukan di antara penyakit kanker ginekologik, dan menjadi penyebab kematian utama wanita penderita kanker di negara berkembang, termasuk Indonesia. Gejala dari kanker mulut rahim biasanya terjadi keputihan yang lama dan tidak diobati dengan baik, keputihan yang berbau atau bisa juga saat hubungan suami istri terjadi perdarahan (contact bleeding), pada tahap displasia sampai stadium I, praktis tanpa keluhan. Baru menginjak stadium 1 A- 3b terdapat keluhan pasien. Sedangkan pada stadium 4B sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru. Kanker leher rahim sampai kini belum diketahui penyebabnya. Berdasarkan penelitian terbaru, virus HPV merupakan salah satu pemicunya. HPV dapat menjangkiti seorang wanita jika pasangan seksualnya mengidap virus tersebut akibat berganti pasangan. Selain itu, wanita yang mempunyai kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker ini. Zat nikotin yang dikandung tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada tubuh, termasuk selaput lendir mulut rahim, sehingga membuatnya rentan terhadap sel-sel kanker. Pengidap kanker ini biasanya perempuan usia produktif, Aktif melakukan hubungan seks, sering berganti pasangan seksual, kawin dalam usia relatif muda ( <17 tahun) dan sering melahirkan. Pencegahan paling efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan pemeriksaan pap smear, yang bisa mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. Semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi, semakin rendah risiko seseorang menderita kanker mulut rahim. Tes pap smear adalah suatu pemeriksaan yang aman, murah, dan telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel di mulut rahim. Sebaiknya kaum wanita secara rutin melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali setelah berhubungan seks, atau tiga bulan setelah melahirkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya prakanker/displasia. Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi, penyinaran (radiasi), dan kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter menurut stadium kanker yang dialami pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Stadium O atau disebut juga lesi prakanker sangat mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnya stadium 1, dibagi A dan B, pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masih dioperasi, tetapi stad 2B tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantu kemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah stadium lanjut, dibagi juga A dan B, biasanya radiasi dibantu kemoterapi. Tips menghindarkan wanita dari kemungkinan terkena kanker mulut rahim sebagai berikut: 1. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter kalau terdapat gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual. 2. Pemeriksaan teratur. Lakukan tes pap smear setiap tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70

tahun. 3. Jangan merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus. 4. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi teman ibu dan wanita lainnnya. Salam.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp? mid=2&id=229461&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=204

Waspadai Kanker Mulut Rahim


(20 Jun 2006, 3478 x , Komentar)

Bagi wanita yang pernah melakukan hubungan seksual, mungkin Anda perlu waspada dengan penyakit kanker mulut rahim. Sebagai wanita tentu tidak mengharapkan ini terjadi, apalagi pasangan Anda. Karena bukan hanya Anda yang menderita, pasangan Andapun akan mengalami imbasnya. Bahkan penyakit ini salah satu penyebab tingginya kematian wanita di Indonesia.Kenapa hanya wanita yang aktif melakukan hubungan seksual yang perlu waspada? Menurut dr. Herman Trisdiantono, SpOG, MARS, kanker mulut rahim disebabkan karena adanya kontak seksual dengan pasangannya. Dalam hubungan tersebut kemungkinan perempuan terpapar Human Papilloma Virus (HPV) yang menular saat berhubungan seks yang merusak sel di sekitar mulut rahim. Sementara bagi wanita yang belum melakukan hubungan seks, bagian vaginanya masih banyak lapisan yang melindungi, seperti selaput darah dan juga mukosa atau cairan yang melindungi vagina dari bakteri yang ada di sekitarnya. Herman menjelaskan, kanker mulut rahim adalah jenis kanker yang biasanya tumbuh lambat pada mulut rahim, yaitu bagian yang menyambungkan antara rahim dan vagina. Kanker ini sifatnya tidak diturunkan melainkan dipengaruhi oleh aktivitas seksual. ?Wanita yang sering melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan, atau pasangannya, risikonya lebih tinggi terkena kangker mulut rahim,? ingat Herman. Demikian juga bagi wanita yang berhubungan seks pertama kali diusia muda, ditambah memiliki kebiasaan merokok. Aktivitas ini memudahkan terjangkit HPV, dan menyebabkan sel-sel dan jaringan di mulut rahim tumbuh tidak normal, akhirnya berkembanglah kanker mulut rahim. Dokter spesialis kandungan yang bertugas di Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) ini menjelaskan, kangker jenis ini dapat dicegah penyebarannya jika penanganan yang dilakukan cepat. Dan terapi yang dilakukan bisa saja berhasil. ?Kebanyakan wanita baru menyadari ketika kanker telah menyebar, atau stadium dua ke atas, sehingga terapi yang dilakukan kemungkinan pulihnya semakin kecil,??ucapnya. Keterlambatan itu bisa dimaklumi, karena pada kondisi pra kanker, umumnya tidak ada gejala dan tidak ada rasa nyeri. Sehingga seringkali wanita mengeluhkan rasa sakit ketika kanker telah stadium lanjut. ?Itulah kenapa kami menyarankan bagi wanita yang aktif melakukan hubungan seks supaya pada waktu yang telah ditentukan melakukan pemeriksaan Pap Smear. Agar bila ada kelainan sel pada

kanker mulut rahim bisa dideteksi,??papar Herman. Pada tahapan tertentu, jika belum ada rasa nyeri, beberapa gejala yang ada bisa dicurigai sebagai tanda-tanda kanker mulut rahim seperti keputihan berlebihan, bau busuk dan tidak sembuh-sembuh. Terjadi pendarahan tidak normal. Meningkatnya pendarahan selama menstruasi. Terjadinya siklus di luar menstruasi dan setelah hubungan seks. Nyeri selama berhubungan seks, kesulitan atau nyeri saat kencing, terasa nyeri di daerah sekitar panggul, perdarahan pada masa pra atau setelah menopause.

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=24156 KANKER LEHER RAHIM SI SILENT KILLER


Salah satu jenis kanker yang paling sering diderita kaum perempuan adalah kanker leher rahim. Namun jika pandai-pandai mendeteksi sejak dini, kanker ini bisa dihindari. Kanker apa yang paling banyak diderita perempuan Indonesia? Ya, benar, kanker leher rahim. Berberda dengan kanker rahim, kata dr. Boy Abidin, SpOG, kanker leher rahim (serviks) merupakan keganasan yang menyerang leher rahim yang letaknya di mulut rahim atau ibaratnya "pintu masuk". Sementara kanker rahim menyerang di dalam rahim (endometrium). Penyebab utama kanker leher rahim adalah virus, yang dikenal dengan nama Human Papilloma Virus (HPV). Hingga kini telah ditemukan kira-kira 120 tipe HPV dan tipe terganas adalah 16 dan 18. Sampai saat ini, diyakini 90 persen penyebab kanker leher rahim adalah HPV tipe 16 dan 18, sedangkan sisanya, 10 persen, belum ketahuan penyebabnya. "Salah satu cara virus ini masuk ke leher rahim melalui hubungan intim. Cara kerjanya, virus HPV masuk ke dalam inti sel dan mengubah bentuk sel. Sel yang awalnya berbentuk panjang atau kotak-kotak, setelah diserang HPV menjadi tidak beraturan. Sel jadi rapuh sekali," ujar spesalis kandungan sekalgus juru bicara masalah seputar kanker leher rahim di Indonesia ini. Siapa saja perempuan yang rentan terkena kanker leher rahim? Mereka adalah yang melakukan hubungan intim pada usia sangat belia, di mana bentuk sel masih belum terlalu kuat dan mudah ditembus virus. Juga perempuan yang kerap berhubungan intim dengan banyak pria. Padahal, penis pria kemungkinan membawa HPV. Celakanya lagi, kendati si perempuan merasa dirinya "bersih" dan tidak memiliki faktor risiko, belum tentu pasangannya bersih karena pada pria tidak terdapat bekas virus itu dan tidak terlihat secara kasat mata. Calon penderita lainnya adalah perempuan yang merokok kendati merupakan faktor tidak langsung. TANPA KELUHAN Berbeda dengan virus penyebab batuk atau flu, pada kanker leher rahim, HPV masuk ke dalam sel kemudian berubah dan bereaksi mengubah sel dalam jangka waktu cukup lama, sekitar 5, 10, atau 20 tahun. "Selama perubahan itu, pasien tidak merasakan keluhan yang spesifik yang mengganggu aktivitas. Tetapi dia punya faktor risiko yang disebut silent killer. Kemudian, jika baru diketahui penyakitnya pada stadium yang sudah lanjut (artinya sudah menyusup ke dalam sel yang lebih jauh), pengobatannya lebih sulit," kata Boy.

Karena letaknya di dalam, perempuan sering tidak merasakan keluhan pada rahimnya. Gejala awal prakanker antara lain adanya keputihan yang berulang. Keputihan patologis atau yang lebih banyak dari biasanya (berwarna kekuningan atau kehijauan) dan kambuh meski sudah diobati. Gejala lain, adanya post coital bleeding atau bercak darah yang timbul sehabis berhubungan intim. "Post coital bleeding bukan merupakan tanda pasti terkena kanker leher rahim. Bisa saja disebabkan polip atau lainnya. Tetapi itu merupakan suatu tanda dan patut diwaspadai," tutur Boy. Jika sudah masuk stadium lanjut dan menyebar, keluhannya sama dengan jenis kanker lainnya, tergantung penyebarannya seberapa luas. Jika menyebar ke kanan-kiri leher rahim, biasanya disertai nyeri hebat. Biasanya kemudian masuk ke organ tubuh lain, bahkan ke otak. "Di Indonesia, angka kematian karena kanker leher rahim cukup tinggi karena perempuan datang berobat saat sudah dalam stadium lanjut. Padahal, jika datang lebih awal, bisa dilakukan tindakan pengobatan dengan persentase kesembuhan lebih besar." Haruskah rahim diangkat semua jika kanker sudah menyerang? "Jika terdeteksi awal, bisa dilakukan konisasi, yaitu dengan mengambil bagian yang dicurigai sebagai sel yang berubah. Jadi, tidak semua. Namun kalau sudah menyebar ke yang lain (stadium 1 atau 2), masih bisa dioperasi, diangkat semua. Jika sudah stadium 3 ke atas, sudah susah karena jaringannya sudah hancur." Boy juga menmabahkan, pada stadium awal atau prakanker, semisal masih berupa bintik dan belum meluas, dapat dilakukan terapi cryo, yaitu membekukan jaringan yang mengandung sel ganas.

http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=14401 KANKER MULUT RAHIM Menurut Informasi... Penyebab utama kanker leher rahim adalah virus, yang dikenal dengan nama Human Papilloma Virus (HPV). Hingga kini telah ditemukan kira-kira 120 tipe HPV dan tipe terganas adalah 16 dan 18. Sampai saat ini, diyakini 90 persen penyebab kanker leher rahim adalah HPV tipe 16 dan 18, sedangkan sisanya, 10 persen, belum ketahuan penyebabnya. Berbeda dengan virus penyebab batuk atau flu, pada kanker leher rahim, HPV masuk ke dalam sel kemudian berubah dan bereaksi mengubah sel dalam jangka waktu cukup lama, sekitar 5, 10, atau 20 tahun.
Karena letaknya di dalam, perempuan sering tidak merasakan keluhan pada rahimnya. Gejala awal prakanker antara lain adanya keputihan yang berulang. Keputihan patologis atau yang lebih banyak dari biasanya (berwarna kekuningan atau kehijauan) dan kambuh meski sudah diobati.

Gejala lain, adanya post coital bleeding atau bercak darah yang timbul sehabis berhubungan intim.
Jika sudah masuk stadium lanjut dan menyebar, keluhannya sama dengan jenis kanker lainnya, tergantung penyebarannya seberapa luas. Jika menyebar ke kanankiri leher rahim, biasanya disertai nyeri hebat. Kemudian masuk ke organ tubuh lain, bahkan ke otak (WOOWW?! Serem Gila...)

Pencegahan

Dapat dilakukan dengan menghindari faktor yang berisiko menjadi penyebab kanker. Langkah terpenting lainnya adalah menemukan dan mengobati tahap prakanker, melakukan test visual asam acetat, pap smear, dan tes DNA HPV. Langkah termudah untuk pencegahan adalah dengan menghindari faktor risiko dan pap smear. Untuk jenis terakhir ini merupakan pemeriksaan apusan sel rahim yang tereksfoliasi, diwarnai, dan dibaca di bawah mikroskop. Pemeriksaannya cukup dalam waktu 10 menit. Zat gizi, sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit ini. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah caretenoids, vitamin A, retinoids, vitamin C, vitamin E, dan folat. Sayuran hijau tua dan kuning juga baik untuk meningkatkan gizi. Sedangkan mengobati tahap prakanker dapat dilakukan dengan menggunakan konosiasi melalui cold knifedan secara elektrik. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan destruksi melalui cryosurgery, laser destruction, dan obat-obatan imunomudator. Bila tahapnya sudah mencapai kanker, sambungnya, untuk mengobatinya perlu dilakukan kemoterapi, bahkan dengan pengangkatan rahim. Selain menurunkan faktor risiko dan nutrisi, pencegahan primer juga perlu dengan vaksinasi. Imunisasi dapat dilakukan pada usia muda sebelum aktif melakukan hubungan seksual dan masih dalam tahap pengembangan. KANKER PAYUDARA Menurut Informasi... Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tapi, tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita. Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut metastasis. Konon menurut informasi, Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim. Mengapa seseorang bisa terkena kanker?? Jawabnya: TIDAK TAHU

Tetapi secara medis bisa dikatakan bahwa seseorang berpeluang terkena kanker karena karsinogen, daya tahan tubuh dan aspek psikis. Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker Yang umum dapat dilihat dan dirasakan: <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><!--[endif]--> 1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin
lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah Timbul benjolan kecil dibawah ketiak Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk 6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam

2. 3. 4. 5.

Pencegahan Kanker payudara dapat dicegah dengan cara: <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama <!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol <!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan <!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya <!--[if !supportLists]-->5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara <!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Lakukan olahraga secara teratur <!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi <!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi <!--[if !supportLists]-->9. <!--[endif]-->Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari (btw, ada yang tau kunir puti/kunir mangga itu apa? Sama ga ya ama kunyit??) Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><!--[endif]--> 1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara 2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami 3. 4. 5.
manepause Perokok berat Tidak pernah menyusi anak Kegemukan

6. Tidak pernah melahirkan anak 7. Pernah mendapat terapi hormone


8. Pernah mendapat radiasi pada payudara

Larangan atau Pantangan Penderita Kanker Payudara 1. Tauge 2. Vetsin 3. Tape 4. Es 5. Cabai 6. Kurangi garam 7. Lengkeng 8. Alkohol 9. Nenas 10. Sawi putih 11. Daging merah 12. Rokok 13. Nangka 14. Durian 15. Soft drink 16. Kangkung
17. Ikan asin

http://mphieeeee.multiply.com/journal/item/15/Si_Silent_Killer

Kanker mulut rahim (serviks) menjadi problem kesehatan di negara-negara berkembang. Di Indonesia, penderita penyakit ini diperkirakan 90 - 100 di antara 100.000 penduduk. Di negara maju seperti Amerika, terdapat 12.000 kasus baru ditemukan pada 1990. Melihat tingginya angka penderita, maka tidak mengherankan bila penyakit ini merupakan momok yang menakutkan bagi perempuan. Hal itu juga karena serviks merupakan kanker terbanyak pada wanita dan menduduki urutan pertama dari sepuluh jenis kanker di Indonesia. Angka penderita penyakit ini, sejatinya, bisa ditekan bila lebih awal diketahui adanya kanker yang menyerang mulut rahim. Masalahnya, menurut dr Nasdaldy, SpOG, lebih dari 70 persen penderita datang terlambat memeriksakannya ke dokter. Padahal, keterlambatan pemeriksaan bisa berpengaruh pada harapan hidup, selain biaya yang dibutuhkan lebih besar. ''Pencegahan lebih murah,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, belum lama ini.Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Kanker Ginekologik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, ini mengakui saat pra kanker serviks, pada umumnya memang tidak ada gejala. Gejala yang bisa dideteksi bila ada pendarahan pascasenggama dan keputihan yang tidak khas. Bila terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh, sebaiknya disarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Sebab, ini merupakan gejala yang lazim dijumpai pada penderita kanker serviks. Pemeriksaan dokter diperlukan, karena tidak semua keputihan pertanda ada kanker. Dengan pemeriksaan itu akan diketahui apakah keputihan abnormal itu kanker atau bukan.Gejala

lain, kata dia, terdapat perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhungan intim. Seperti juga adanya keputihan, gejala ini pun memerlukan pemeriksaan dokter, karena perdarahan bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon.Mengapa pemeriksaan diperlukan bila ditemukan ada gejala? Itu karena kanker yang sudah mencapai stadium tiga ke atas akan terjadi pembekakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, atau di tangan. Akibatnya bisa lebih fatal, keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kematian.Untuk deteksi dini, perlu dilakukan pap smear pada wanita yang telah aktif secara seksual sedikitnya setahun sekali dengan mengambil getah serviks dari vagina. Pemeriksaan ginekologi dilakukan oleh dokter atau bidan dengan pengambil sampel apus leher rahim oleh dokter ahli patologi anatomi. Sebaiknya pap smear dilakukan pada hari ke 10 - 20 dari siklus haid. Namun, dalam 24 jam sebelum pemeriksaan, jangan melakukan hubungan suami-istri. RisikoApa yang menjadi faktor risiko kanker mulut rahim? Menurut dr Nasdaldy, wanita yang sudah menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun) memiliki risiko terkena kanker mulut rahim. Risiko yang sama dapat dialami oleh wanita yang berganti-ganti pasangan seks. Yakni, wanita yang mempunyai banyak pasangan seks atau suaminya mempunyai banyak pasangan seks.Mereka yang berisiko terkena kanker rahim lainnya adalah wanita yang sering menderita infeksi di daerah kelamin, yang banyak melahirkan anak, dan wanita perokok. ''Wanita perokok mempunyai risiko dua kali lebih besar dari pada wanita bukan perokok,'' tuturnya.PencegahanMencegah jauh lebih baik dari pada mengobati. Itu benar, meski tidak mudah menerapkannya. Masalahnya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan meskipun memiliki berbagai gejala terkena kanker mulut rahim. Padahal, jangankan wanita sudah memiliki gejala terkena servick, wanita yang sehat pun perlu memeriksakan diri agar bisa dideteksi sejak dini. Pencegahan, menurut Nasdaldy, dapat dilakukan dengan tiga strategi: primer, sekunder, dan tertier. Pencegahan primer diperlukan pada semua populasi yang memiliki risiko terkena kanker mulut rahim. Caranya, dengan memberikan penyuluhan. ''Bukan hanya medis, tapi bisa di sekolah-sekolah karena banyak yang tidak tahu dan tidak peduli,'' tuturnya.Pencegahan sekunder juga diperlukan pada orang yang tidak memiliki gejala. Ini agar angka kejadian dapat ditekan dan memungkinkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan lebih awal, selain biayanya sedikit, hasilnya pun lebih baik. Sedangkan pencegahan tertier dilakukan pada orang yang sudah terkena penyakit ini.Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan primer pada penderita serviks. Namun yang penting adalah menurunkan faktor risiko. Misalnya, menghilangkan perilaku seksual yang mengakibatkan terpapar dengan infeksi human papilloma virus (HPV). ''Perempuan lebih rentan terkena infeksi HPV,'' ujarnya. Tidak kalah pentingnya dengan faktor nutrisi. Menurut dokter spesialis ini orang dengan gizi yang bagus lebih mudah mencegah serangan penyakit ini. Harus diingat, tidak ada pantangan makanan bagi penderita kanker. Karena itu tidak benar pernyataan yang mengatakan bahwa penderita kanker tidak boleh makan daging. ''Itu mitos,'' ucapnya.Zat gizi, kata dia, sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit ini. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah caretenoids, vitamin A, retinoids, vitamin C, vitamin E, dan folat. Sayuran hijau tua dan kuning juga baik untuk meningkatkan gizi.Selain menurunkan faktor risiko dan nutrisi, pencegahan primer juga perlu dengan vaksinasi.

Imunisasi, kata Nasdaldy, dilakukan pada usia muda sebelum aktif melakukan hubungan seksual dan masih dalam tahap pengembangan. Vaksin pencegahan bertujuan membentuk antibodi dan diberikan pada orang sehat. Vaksin pengobatan diberikan pada orang yang sudah terinfeksi HVP dan stimulasi sistem imunitas.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, vaksin sebaiknya diberikan pertama kali dalam lima tahun setelah aktif berhubungan seksual atau usia 25 tahun sampai usia 65 tahun. Frekuensi vaksinasi, saran badan dunia itu, dilakukan 2 - 3 tahun sekali dengan catatan dua kali berturut-turut negatif.

reff : klinik keluarga sehat

http://javajamu.blogspot.com/2007/12/kanker-mulut-rahimserviks.html
(kesehatan) Kanker Mulut Rahim, Pembunuh Nomor Satu Kaum Perempuan

Kanker mulut rahim masih menjadi momok yang menakutkan bagi kaum perempuan di Indonesia. Selain belum ada obatnya, kanker jenis ini masih menjadi pembunuh nomor satu perempuan pengidap kanker tersebut. "Kanker mulut rahim di Indonesia masih menjadi pembunuh nomor satu di antara kanker lainnya. Padahal di Amerika Serikat kasus penyakit ini sudah menurun," kata spesialis kandungan Prof dr Noor Pramono, SpOG, yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Pencegahan dini melalui pendektesian yang dilakukan secara berkala bisa mengurangi risiko. Kanker mulut rahim hingga sekarang memang belum ada obatnya dan sangat ditakuti kaum perempuan. Namun, menurut Pramono, hal ini bisa dihindari dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat. Misalnya tidak melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan. Kanker mulut rahim paling banyak ditemukan di antara penyakit kanker ginekologik. Menjadi penyebab kematian utama perempuan penderita kanker di negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada stadium awal, kanker ini cenderung sulit terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium 1, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan oleh penderita, namun menginjak stadium 1A-3B muncul keluhan, misalnya keluar darah sewaktu berhubungan seks. Yang lebih parah lagi, pada stadium 4B, sel kanker biasanya sudah menjalar ke otak dan paru, sehingga nyawa penderita semakin sulit untuk diselamatkan. Pemicu kanker rahim adalah virus human papilloma, yang muncul antara lain akibat perilaku sering berganti-ganti pasangan seks, sehingga menimbulkan penyakit kelamin. (ee/ sbr: Pdpersi) Untuk menghindari Kanker mulut rahim dianjurkan bagi setiap perempuan yang telah aktif melakukan hubungan sexual (apalagi yang melakukan hubungan sex beresiko/ berganti-ganti pasangan) untuk secara rutin (berkala) melakukan pemeriksaan kesehataan organ reproduksi (ginekologi) termasuk di dalamnya melakukan pap smear. Namun kendalanya mengapa masih sedikt yg melakukannya adalah pertama masalah ketersediaan dana, apalagi cukup banyak saudara2 kita yg belum tercover asuransi kesehatan. Yang kedua adalah keengganan perempuan2 di Indonesia untuk memeriksakan organ intim mereka secara berkala ke dokter. Kebanyakan merasa risih, malu, atau bahkan tabu untuk memperlihatkan organ intim mereka ke orang lain sekalipun pada seorang dokter. Apalagi kebanyakan dokter kandungan (ginekolog) di Indonesia adalah pria, kalaupun ada dokter kandungan yang perempuan itu masih sedikit sekali & biasanya pasien yang antri pasti banyak sekali; ini semakin menambah ke-engganan. Hanya bila terpaksa saja atau sudah dalam kondisi parah saja baru mau memeriksakan diri ke dokter kandungan. Mungkin jika hambatan2 tersebut bisa dicarikan jalan keluarnya tidak mustahil tingkat kejadian kasus kanker mulut rahim bisa ditekan atau bahkan ditiadakan di Indonesia. Semoga!

Previous Thread | Next Thread

KANKER MULUT RAHIM Selama ini kanker mulut rahin belum ada obat penawarnya, namun tumbuhan tembakau bisa menjadi alternatif. Ini salah satu manfaat tumbuhan tembakau. Berdasarkan penelitian, tumbuhan tersebut mampu menjadi wadah perkembangan genetik human papilloma virus (HPV) memproduksi sel kuman yang nantinya dapat menjadi antibodi bagi virus pencetus kanker mulut rahim. Penelitian terbaru mengenai obat penawar kanker mulut rahim itu kini sedang dilakukan para ilmuwan dari Pusat Kesehatan Universitas Georgetown (Georgetown University Medical Center) dan Universitas North Carolina, Amerika Serikat. Setelah diteliti, ternyata secara genetik tumbuhan tembakau mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi antibodi terhadap HPV yang menjadi penyebab terjadinya kanker mulut rahim. Proyek penelitian tersebut didanai tiga juta dolar AS dari kocek pemerintah pusat sebagai bagian peraturan perundangan tentang perkebunan yang baru-baru ini dikeluarkan Kongres. Kepala Peneliti di Georgetown University, Washington DC, Dr. Kenneth Dretchen mengatakan ide penelitian itu antara lain mengembangkan antibodi terhadap HPV. Untuk beberapa alasan HPV tidak berkembang biak dengan baik di bawah kondisi mikrobiologi normal. Setelah diteliti, ternyata lingkungan yang tepat untuk perkembangan sel kuman itu terdapat pada tumbuhan tembakau. Meskipun terdengar aneh dan mengada-ada, Dretchen mengatakan pihaknya telah lama melakukan penelitian terhadap virus HPV itu di Georgetown. Namun, yang menjadi kendala adalah kurangnya kuantitas antibodi yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan penyembuhan secara besar-besaran. Penelitian itu dimaksudkan juga untuk mencari solusi pengembangan kuantitas virus antibodi. Sementara itu North Carolina State University akan menggunakan tenaga ahlinya dalam penanaman tembakau. Mereka akan memproduksi dan mengadakan tes terhadap antibodi tersebut , yang nantinya akan memakan waktu 2-3 tahun sebelum dilakukan tes laboratorium. Penelitian tersebut adalah salah satu upaya mencari pengobatan bagi kanker mulut rahim yang hingga kini belum diketahui obat penawarnya. Selama ini pengobatan / terapi atas kanker mulut rahim ada tiga, yaitu : operasi, radiasi (penyinaran) dan kemoterapi. Masing-masing terapi itu dilakukan dokter menurut stadium kanker yang dialami pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Kanker leher rahim sampai kini belum diketahui penyebabnya. Namun berdasarkan penelitian terbaru, virus HPV merupakan salah satu

pemicunya. HPV dapat menjangkiti seorang wanita jika pasangan seksualnya mengidap virus tersebut akibat gonta - ganti pasangan. Selain itu, wanita yang mempunyai kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker ini. Zat nikotin yang dikandung tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada tubuh, termasuk selaput lendir mulut rahim, sehingga membuatnya rentan terhadap sel-sel kanker. Pengidap kanker ini biasanya perempuan usia produktif, pernah melakukan hubungan seks, sering berganti pasangan seksual, kawin dalam usia relatif muda ( belum berusia 17 tahun) dan banyak melahirkan. Pada kasus kanker mulut rahim, hampir tidak pernah terjadi pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Namun, sebaiknya kaum wanita secara rutin melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali setelah berhubungan seks, atau tiga bulan setelah melahirkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya prakanker / displasia. Kelemahan pemeriksaan pap smear ini, antara lain disebabkan pengeluaran cairan dari vagina kurang memadai hingga sel di dalamnya tidak terllihat. Kelemahan lain, disebutkan kemungkinana zat pewarnaan yang digunakan sudah melampaui batas waktu (expire date). Kendala lain menyangkut human error, misalnya ahli patologi yang membaca hasil pemeriksaan kebetulan matanya lelah, sehingga terjadi kesalahan. Akan anggapan kanker mulut rahim dapat muncul tiba-tiba, tidak benar. Asalkan rutin memeriksakan diri, keberadaan HPV dapat dideteksi. Displasia atau prakanker terdiri dari tiga tahapan, yaitu ringan, sedang dan berat. Dari tahap displasia menjadi kanker stadium dini, memakan waktu dua tahun. Untuk membuktikan displasia setelah menjalani pemeriksaan pap smear dan dijumpai kelainan, selanjutnya dilakukan biopsi, jaringan kanker dipotong dan diambil untuk pemeriksaan laboratorium. Mengenai gejala kanker mulut rahim itu, pada tahap displasia sampai stadium I, praktis tanpa keluhan. Baru menginjak stadium 1 A- 3b terdapat keluhan pasien, sedangkan pada stadium 4B sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru. Penyakit kanker mulut rahim, merupakan penyakit yang banyak diidap kaum wanita di Indonesia. Arifinto
7 Nov 2006, 14:15

Lihat profil

Pilihan lainnya

Dari: "Arifinto" <arifi...@yahoo.com> Tanggal: Mon, 06 Nov 2006 23:15:00 -0800 Perihal: Human Pappiloma Virus Pemicu Kanker Rahim

Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini Human Pappiloma Virus Pemicu Kanker Rahim Kanker rahim tergolong penyakit terbanyak diderita kaum perempuan. Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis

kanker, termasuk kanker rahim, muncul karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal. Pertumbuhan sel tersebut muncul karena adanya mutasi gen. Ada berbagai faktor pemicu kanker, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar. Faktor luar pemicu kanker adalah lingkungan, zat karsinogenik, dan lain-lain. Menurut Dr Amru Sofian SpOG, jenis pemicunya antara lain dari zat kimia. Diantaranya adalah bahan-bahan pengawet tertentu, rokok, bedak, ataupun zat pewarna. Pada seminar di Bogor beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa selain unsur penyebab yang telah disebutkan, radiasi sinar matahari dan zat radioaktif juga diduga dapat menjadi faktor penyebab. Ia menuturkan, khusus untuk kasus kanker mulut rahim (serviks), sebanyak 90 persen diakibatkan virus Human Pappiloma Virus (HPV). ''HPV yang diduga kuat menjadi penyebab kanker mulut rahim adalah type 16, 18, 33, dan 53.'' Amru menyarankan bahwa gejala kanker tersebut perlu diwaspadai jika ada perdarahan pasca senggama, dan keputihan yang berbau. Selain itu, gangguan pada kanker leher rahim pada stadium lanjut biasanya disertai nyeri pinggul, gangguan buang air kecil, gangguan air besar, berat badan menurun, dan badan lemah akibat perdarahan. Meski gejalanya memang ada pendarahan, tak semua perdarahan yang keluar dari vagina dan setiap keputihan adalah kanker. Hal yang perlu dipahami, kanker leher rahim tidak menular, sedangkan yang menular adalah virusnya. Pencegahan dilakukan dengan menghindari faktor yang berisiko menjadi penyebab kanker. Langkah terpenting lainnya adalah menemukan dan mengobati tahap prakanker, melakukan test visual asam acetat, pap smear, dan tes DNA HPV. Langkah termudah untuk pencegahan adalah dengan menghindari faktor risiko dan pap smear. Untuk jenis terakhir ini merupakan pemeriksaan apusan sel rahim yang tereksfoliasi, diwarnai, dan dibaca di bawah mikroskop. Pemeriksaannya cukup dalam waktu 10 menit. ''Cara ini tak menimbulkan rasa sakit, serta dapat dilakukan setiap saat kecuali sedang haid atau baru berhubungan seksual,'' kata Amru. Sedangkan mengobati tahap prakanker dapat dilakukan dengan menggunakan konosiasi melalui cold knifedan secara elektrik. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan destruksi melalui cryosurgery, laser destruction, dan obat-obatan imunomudator. Bila tahapnya sudah mencapai kanker, sambungnya, untuk mengobatinya perlu dilakukan kemoterapi, bahkan dengan pengangkatan rahim.

http://groups.google.co.id/group/KLink/browse_thread/thread/f39d4934a14a1011/97329311282e6e02? hl=id&lnk=st&q=gejala+kanker+mulut+rahim#97329311282e6e02

You might also like