You are on page 1of 15

PANCASILA

Disusun Oleh :

KELOMPOK III
KETUA WAKIL SEKRETARIS ANGGOTA : JALALIA BACHTIAR : AYU MENTARI MAHARANI : SUHARNI :

 ASRI  MUH.RAHMAT HIDAYATULLAH  EKO SETIAWAN  MIRNAWATI  FITRIANI MAPPASOMBA  SYAHRIAL  NURLINDA

 YULIANA.S  RISKA  IRMA  SULWANDI  WIWIK  KARTIA

STIKES MASAGENA HUSADA JENEPONTO TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: "Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan" atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan tambahan "Indonesia"). Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: "Perwakilan Rakyat"). Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar Negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya "Pancasila". Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai. Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI. Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami

kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S-PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan makalah ini sebagai berikut: Bagaimanakah latar belakang lahirnya pancasila serta Bagaimana penjelasan dari sila-sila pancasila beserta butir-butirnya?

C. Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditentukan tujuan permasalahan makalah ini sebagai berikut: Untuk mengetahui latar belakang lahirnya pancasila serta Bagaimana penjelasan dari sila-sila pancasila beserta butir-butirnya.

BAB II PEMBAHASAN
Penjelasan Sila-Sila Pancasila dan Butir-Butir Pancasila 1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa Butir pertama : Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Penjelasannya : Kita sebagai umat islam harus meyakini akan adanya Allah SWT. dan tidak boleh meragukan kekuasaan-Nya, sehingga kita seharusnya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Akan tetapi dalam menjalankan kewjiban kita sebagai umat beragama, maka seharusnya kita saling menghargai antar agama dan kita tidak boleh saling mengganggu dalam hal menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Butir kedua : Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup. Penjelasannya : Kita sebagai warga negara Indonesia yang mempunyai agama yang berbedabeda harus saling menghargai dan mennghormati serta bekerja sama dalam menjalankan ibadah tanpa saling menganggu antara pemeluk agama lain sehingga kita bisa marasakan kerukunan hidup di dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Butir ketiga : Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Penjelasannya : Kita sebagai umat yang beragama harus saling menghormati antar pemeluk agama, sebab itu adalah salah satu arti bhineka tunggal ika yakni berbedabeda tetapi tetap satu jua, selama agama dan kepercayaan yang dianutnya tersebut tidak melanggar dari pada Undang-Undang Dasar 1945.

Butir keempat : Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Penjelasannya : Kita sebagai umat yang beragama tidak boleh memaksakan suatu agama atau kepercayaan yang kita anut kepada orang lain. Untuk menjalin hubungan yang baik diantara umat beragama, maka dibutuhkan adanya sikap kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing sehingga akan melahirkan sikap saling menghargai antar umat beragama. 2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Butir pertama : Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Penjelasannya : Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, tanpa membedabedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Butir kedua : Saling mencintai sesama manusia.

Penjelasannya : Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa kita mempunyai naluri dan sikap saling mencintai sesama manusia agar kehidupan selalu aman, damai dan sejahtera, sehingga sikap mencintai sesama manusia akan dapat membuat ketentraman hidup manusia demi kelansungan hidup berbangsa dan bernegara. Butir ketiga : Mengembangkan sikap tenggang rasa.

Penjelasannya : Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dengan berbagai macam suku, agama, bahasa, dan budaya harusnya akan menjadikan kita untuk saling bekerja sama dengan perbedaan tersebut, bukannya malah saling menjatuhkan sehingga sikap tenggang rasa tersebut sangat diperlukan agar setiap orang bisa hidup berdampingan secara harmonis dengan kelompok manusia yang berbeda. Butir keempat : Tidak semena-mena terhadap orang lain. Penjelasannya : Setiap manusia sama di mata Tuhan, walaupun dalam kehidupan manusia ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang berpangkat dan ada yang tidak tetapi semua itu tidak akan membedakan kita di hadapan Tuhan. Tidak semena-mena terhadap orang lain dalam arti kita tidak boleh seenaknya

memperlakukan orang lain, siapa pun orang tersebut kita harus memperlakukan mereka dengan baik. Butir kelima : Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Penjelasannya : Kita sebagai umat manusia harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan artinya kita jangan menilai seseorang dari pangkat atau jabatannya, akan tetapi kita harusnya menilai seseorang sebagai makhluk Tuhan yang sama kedudukannya dengan kita dihadapan Tuhan. Butir keenam : Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Penjelasannya : Kita sebagai manusia yang hidup di dalam lingkungan masyarakat yang saling membutuhkan seharusnya mempunyai jiwa sosial dalam hal senang melakukan kegiatan kemanusiaan dan membantu orang lain sehingga kita dapat mengurangi sedikit beban penderitaan saudara-saudara kita di luar sana yang mungkin sedang membutuhkan uluran tangan kita. Butir ketujuh : Berani membela kebenaran dan keadilan. Penjelasannya : Kita sebagai manusia tidak perlu takut untuk membela kebenaran dan keadilan, sebab apabila kebenaran maupun keadilan tidak ditegakkan maka suatu masalah baik itu masalah besar ataupun kecil tidak akan bisa terselesaikan dengan baik. Jangankan individu/perorangan, suatu negara pun apabila tidak mengutamakan kebenaran dan keadilan maka tidak akan tercipta kedamaian dan ketentraman. Butir kedelapan : Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Penjelasannya : Bangsa Indonesia tidak bisa maju tanpa adanya peran umat manusia karena tanpa umat manusia tidak akan tercipta sebuah negara. Akan tetapi rasa persatuan dan kesatuan harus tercipta antar umat manusia agar bisa bersama-sama membangun bangsa Indonesia. Sesama umat manusia juga harus saling hormat-menghormati, menghargai, dan tolong-menolong satu sama lain. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia dan umat manusia tidak dapat berdiri sendiri. Kita sebagai umat manusia di dalam kehidupan

bermasyarakat harus selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat serta kita juga harus berani membela kebenaran dan keadilan karena umat manusia menjadi bagian utama dari terbentuknya suatu negara yang maju sehingga umat menusia harus memiliki karakter dan jiwa yang bersih.

3. Sila ketiga

: Persatuan Indonesia

Butir pertama : Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Penjelasannya : Demi membela persatuan dan kesatuan bangsa maka kita dituntut untuk selalu berusaha menjaga dan melindungi bangsa tanpa melihat adanya perbedaan pangkat, jabatan dan golongan serta menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara demi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Butir kedua : Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Penjelasannya : Sebagai warga negara yang baik, maka kita dituntut untuk selalu berkorban demi membela kepentingan bengsa dan negara, cinta tanah air serta saling tolong menolong. Sebagai warga negara, kita juga harus rela mengorbankan harta benda demi kehormatan bangsa dan negara dan demi keutuhan NKRI. Butir ketiga : Cinta tanah air dan bangsa Penjelasannya : Menjaga dan melindungi negara demi keutuhan bangsa serta menjaga negara agar tidak terjadi kerusakan dari negara lain, meskipun berbeda kepercayaan dan keyakinan tetapi kita tetap satu dalam bingkai NKRI. Butir keempat : Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan Bertanah air Indonesia. Penjelasannya : kita harus berbesar hati, berbahagia dan puas secara mendalam sebagai Bangsa Indonesia yang berdasarkan pemahaman sejarah dalam tata kehidupan Bangsa Indonesia semenjak nenek moyang sampai saat ini sikap tersebut menunjukkan perbuatan yang berdasarkan adanya pandangan atau paham kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Bangsa Indonesia dan

tanah airnya. Bangga terhadap Bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia juga dapat diartikan bahwa kita harus merasa bangga memiliki Bangsa Indonesia yang memiliki keragaman budaya serta kekayaan alam yang sangat luar biasa dan kita juga harus bangga menggunakan produk-produk dari bangsa sendiri. Serta bangga karena kemerdekaan Bangsa Indonesia diperoleh dari perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita.

Butir kelima : Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika. Penjelasannya : Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan merupakan karakteristik pribadi Bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tercermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau

golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai warga Indonesia yang bertanah air Indonesia, menjunjung tinggi Bangsa Indonesia serta memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. 4. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan. Butir pertama : Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Penjelasannya : Kita sebagai manusia yang hidup dan tinggal di sebuah negara dan di tengah-tengah masyarakat yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, maka seharusnya kita mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat tersebut karena sebuah negara tidak akan berdiri dengan kokoh apabila orang-orang yang bermukim di dalamnya tidak dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi negaranya serta di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak akan dapat menjalin suatu interaksi dan kerjasama yang baik apabila masing-masing orang yang berada dalam kelompok masyarakat tersebut masih mementingkan diri sendiri. Butir kedua : Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

Penjelasannya : Kita sebagai manusia yang beragama dan beretika tidak seharusnya memaksakan sesuatu hal kepada orang lain, akan tetapi jika kita mengharapkan maksud agar dapat diterima oleh seseorang maka kita seharusnya mengutarakan maksud tersebut dengan kata-kata yang baik dan sopan serta berikanlah penjelasan yang tepat sehingga orang yang mendengarnya dapat mengerti dan menerima maksud kita. Butir ketiga : Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

Penjelasannya : Untuk mewujudkan suatu tujuan, maka seharusnya kita melaksanakan suatu musyawarah dalam membahas segala hal yang menyangkut dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga kita bisa mengambil suatu keputusan yang bijaksana berdasarkan hasil musyawarah tersebut agar tidak ada pihak yang dirugikan satu sama lain. Hubungan dari sila keempat yaitu masing-masing bertujuan untuk menciptakan kehidupan negara dan masyarakat yang sejahtera, aman, dan damai sehingga dalam membuat suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan harus selalu bermusyawarah serta telah melalui pemikiran yang matang, tanpa memaksakan keputusan atau tindakan tersebut kepada orang lain. Butir keempat : Musyawarah untuk mencapai kekeluargaan. Penjelasannya : Dalam keikutsertaan kita dalam suatu musyawarah harus dengan semangat kekeluargaan artinya tanpa ada unsur paksaan atau motivasi dari pihak lain serta tidak ada diskriminasi antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Butir kelima : Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Penjelasannya : Kita harus selalu menghargai pendapat orang lain dengan itikad baik serta menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan rasa tanggung jawab. Butir keenam : Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Penjelasannya : Dalam mengambil suatu keputusan dalam bermusyawarah, kita hendaknya berpikir secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Dengan menerapkan keputusan dalam bermusyawarah, maka orang disekitar kita merasa bahwa dirinya dihormati, sehingga terciptalah kerukunan dalam bermasyarakat. mufakat diliputi oleh semangat

Butir ketujuh : Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai kebenaran dan keadilan. Penjelasannya : Ketika kita merasa bahwa apa yang kita perbuat adalah benar, maka kita tidak perlu ragu dan harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang kita anggap benar itu, secara moral kepada Tuhan Yang Esa serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. 5. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Butir pertama : Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Penjelasannya : Kita harus saling membantu dan saling menghormati satu sama lain, bekerja sama untuk melakukan segala sesuatu yang bersifat positif serta saling mengasihi agar terbina suasana kekeluargaan walaupun kita berbeda suku, agama, ras dan antar golongan. Sebab manusia diciptakan tanpa adanya perbedaan dan dimata Tuhan kita semua sama. Seseorang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain, maka dari itu kita harus saling membantu dan bersikap adil kepada sesama manusia tanpa memandang derajat, martabat dan agamanya. Kita juga harus

mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama agar terbina kerukunan hidup antar umat beragama. Selain itu, kita juga harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sesama manusia kita harus saling mengasihi, saling membantu, mencerminkan sikap-sikap yang baik dan beretika, dan harus disertai dengan hati yang ikhlas. Butir kedua : Bersikap adil. Penjelasannya : Menempatkan sesuatu pada tempatnya, tidak berat sebelah, yang benar dibenarkan dan yang salah disalahkan. Bersikap adil berarti kita tidak boleh membedakan antar sesama manusia sebab derajat kita di mata Tuhan semuanya sama. Bersikap adil sering diartikan pula dengan persamaan dan keseimbangan dalam memberikan hak orang lain tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi. Adil merupakan suatu perbuatan yang mengindahkan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan seharihari. Sebagai contoh sederhana, seperti: Bersikap adil dalam keluarga. Dalam

10

keluarga terdapat orang tua dan anak-anak. orang tua harus berlaku adil kepada anak-anaknya, agar tidak ada rasa iri diantara mereka. Di manapun dan kepada siapapun kita harus selalu berusaha untuk bertindak seadil-adilnya agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Butir ketiga : Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Penjelasannya : Manusia harus mampu mengetahui mana yang menjadi haknya dan mana yang menjadi kewajibanya. Misalnya, antara karyawan dan perusahaan, dengan kata lain apa yang menjadi hak karyawan merupakan kewajiban perusahaan dan apa yang menjadi hak perusahaan merupakan kewajiban karyawan. Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum atau suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan pula bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Contohnya, hak untuk hidup, hak untuk bebas memeluk agama dll. Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontaktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Contohnya, dalam lingkungan sekolah kita mempunyai hak untuk belajar, namun kita juga mempunyai kewajiban untuk menciptakan suasana belajar yang baik. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir keempat : Menghormati hak-hak orang lain. Penjelasannya : Apabila ada seseorang yang mengeluarkan pendapat maka kita harus menghargai pendapat tersebut, karena apabila kita tidak menghargai pendapat orang lain maka bisa jadi orang lain juga tidak akan menghargai kita. Sebab mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak kita sebagai warga negara. Butir kelima : Suka memberi pertolomgan kepada orang lain.

Penjelasannya : Apabila ada orang yang mendapatkan kesusahan maka kita harus menolong orang tersebut dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun, karena suka menolong orang lain merupakan suatu sikap dan perbuatan yang baik di mata Allah SWT. dan orang di sekitar kita. Dengan adanya sikap saling menghargai antar sesama manusia maka akan muncul dalam diri kita untuk selalu mengutamakan kepentingan bersama, sehingga seseorang akan selalu memberikan pertolongan kepada orang lain sesuai dengan kemampuannya serta ikhlas dalam memberikan pertolongan tanpa mengharapkan imbalan.

11

Butir keenam : Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Penjelasannya : Kita tidak boleh merampas hak-hak orang lain yang bukan hak kita karena hal tersebut dapat merugikan orang lain dan membuat orang lain merasa terdzalimi. Butir ketujuh : Tidak bersifat boros. Penjelasannya : Menghargai hasil keringat orang tua, hidup hemat, suka menabung, dan mensyukuri rezeki yang telah Tuhan berikan kepada kita, dalam kehidupan sehari-hari kita harus menyisihkan sedikat demi sedikit sehingga kita bisa sedikit mengurangi beban orang tua kita. Selain itu kita juga harus mendahulukan sesuatu yang lebih penting atau kebutuhan utama kita. Butir kedelapan : Tidak bersifat bergaya hidup mewah. Penjelasannya : Yaitu perilaku yang tidak berlebih-lebihan dan merupakan sikap yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus mengetahui bahwa segala sesuatu yang kita miliki di bumi ini adalah semata-mata hanyalah titipan dari Tuhan yang harus kita jaga. Maka dari itu, kita tidak perlu bersikap sombong terhadap harta benda yang kita miliki di bumi ini. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari janganlah kita bermewahmewahan. Misalnya, memakai emas yang berlebih-lebihan walaupun sebenarnya kita tergolong orang yang mampu dan berkecukupan. Dan bagi orang yang perekonomiannya lemah, bergayalah sesuai dengan

kebutuhan/keadaan ekonomi kita dan jangan memaksakan keadaan. Butir kesembilan : Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Penjelasannya : Kita sebagai Bangsa Indonesia tidak seharusnya melakukan tindakan yang dapat merugikan kepentingan umum karena itu merupakan sifat tercela. Misalnya membuang sampah disembarang tempat, melakukan demonstrasi yang akan menimbulkan kerugian kepada masyarakat lain. Seperti halnya dengan supir mobil yang sedang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya, dimana pekerjaannya jadi terhambat akibat demonstrasi yang dilakukan di jalan dan mengakibatkan jalan menjadi macet.

12

Butir kesepuluh : Suka bekerja keras. Penjelasannya : Yaitu berusaha dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keinginannya yang maksimal. Tetapi kerja keras jangan disalah artikan untuk tujuan yang negatif, seperti mencuri hak/benda milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita. Namun yang dimaksudkan disini yaitu bersikap jujur dan adil untuk tujuan positif. Bekerja keraslah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan jangan memaksakan hasil yang kurang maksimal. Kerja keras merupakan salah satu cara yang dapat digunakan bila mana suatu hal ingin dicapai. Yang harus diterapkan adalah bekerja keras dalam hal yang positif, tidak serta merta bekerja keras untuk tujuan yang negatif. Misalnya, melanggar hukum, merugikan hak asasi orang lain dan merugikan lingkungan sekitar kita. Butir kesebelas : Menghargai hasil karya orang lain. Penjelasannya : Apapun karya-karya atau pendapat dari orang lain maka kita harus menghargai sekecil apapun itu, selama karya atau pendapat tersebut bersifat positif. Jika dikaitkan dengan sila kelima maka kita harus berlaku adil kepada setiap masyarakat yang mengeluarkan karya-karya atau

pendapatnya, seperti menghargai setiap karya dari orang lain. Butir Keduabelas : Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan bekeadilan sosial. Penjelasannya : Bersama-sama mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara agar tidak ada lagi masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan, serta mewujudkan keadilan kepada seluruh warga negara agar tidak tercipta perbedaan ditengah-tengah masyarakat.

13

BAB III KESIMPULAN


Dari penjelasan 36 butir dari sila satu sampai sila lima di atas maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sila ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meyakinkan warga masyarakat untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Serta bertoleransi dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Ketuhanan Yang Maha Esa menggambarkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengedepankan jati diri yang religi, tidak ada Bengsa Indonesia yang tidak beragama. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung arti mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang berlaku dimasyarakat. 3. Sila persatuan Indonesia, mengandung arti nasionalisme cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga persatuan dan kesatuan Bangasa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan. Selain itu, pada sila persatuan Indonesia, sangat menjunjung bhineka tunggal ika. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, memiliki hakikat demokrasi, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah artinya mengambil keputusan bersama secara bulat, kemudian setelah itu diadakan tindakan bersama. Serta mengutamakan kepentingan negara dan bangsa. 5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengandung arti bersikap adil terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan untuk kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

14

Sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan saling berhubungan sehingga tidak dapat diberi arti secara terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Hubungan sila satu sampai lima yaitu : y Sila pertama membahas tentang ketuhanan y Sila kedua membahas tentang kemanusiaan y Sila ketiga membahas tentang persatuan y Sila keempat membahas tentang permusyawaratan y Sila kelima membahas tentang keadilan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa percaya kepada tuhan Yang Maha Esa menyebabkan manusia saling menghargai satu dengan yang lain. Kemudian dari rasa saling menghargai, tenggang rasa dan kemanusiaan, maka rasa persatuan dan kesatuan akan tercipta. Dengan adanya rasa persatuan, maka musyawarah juga dapat terjadi. Musyawarah yang bermufakat akan menghasilkan keputusan bersama yang akan mewujudkan kesejahteraan bersama.

15

You might also like