You are on page 1of 19

Kajian Ilmiah Sosiologi

Definisi Sosiologi
Sosiologi adalah sebuah studi sistematis tentang : Perilaku sosial dari individu-individu Cara kerja kelompok-kelompok sosial, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat Pengaruh dari masyarakat, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat terhadap perilaku individu dan kelompok

Sosiologi Menurut Para Ahli


Charles Ellwood Herbert Spencer Emile Durkheim Pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk dan kewajibannya Mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat Ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan perasaan yang ada di luar individu Max Weber Mempelajari tindakan-tindakan sosial

Objek Sosiologi
Istilah Sosiologi berasal dari kata Socius dan Logos Socius ( Bahasa latin) berarti kawan dan logos ( bahasa Yunani) berarti kata atau bicara Jadi Ilmu Sosiologi berarti : ilmu yang berbicara mengenai masyarakat. Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek sosiologi adalah masyarakat Fokus kajian sosiologi adalah hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di masyarakat.

Masyarakat
SYARAT-SYARAT TERBENTUKNYA MASYARAKAT :
Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama Merupakan satu kesatuan Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya

Definisi Masyarakat
Emile Durkheim masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu yang merupakan anggotanya Karl Marx masyarakat adalah struktur yang menderita ketegangan kelompok yang terpecah secara ekonomi Max Weber masyarakat adalah struktur yang ditentukan oleh harapan dan nilai dominan dalam masyarakat Mac Iver dan Charles Page masyarakat adalah sistem yang mengatur hidup masyarakat Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 1

Selo Sumardjan masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

Paul B Hurton dan C Hunt masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama, memiliki kebudayaan dan melakukan aktifitas di dalamnya.

Unsur-unsur Masyarakat
1) Kepercayaan dan Pengetahuan keyakinan akan mempengaruhi perilaku masyarakat 2) Perasaan perasaan akan terbentuk melalui hubungan sosial dalam masyarakat 3) Tujuan masyarakat memiliki tujuan, dan tujuan tersebut dapat berupa persatuan dari tujuan-tujuan yang dimiliki anggota masyarakat. 4) Kedudukan dan Peran setiap anggota masyarakat akan memiliki kedudukan dan perannya 5) Norma patokan tingkah laku individu dalam masyarakat 6) Pangkat kedudukan seseorang dalam masyarakat 7) Kekuasaan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain 8) Sanksi sesuatu bentuk imbalan (punish and reward) atas tindakan seseorang. 9) Fasilitas alat untuk mencapai tujuan

Pokok Bahasan Sosiologi


Emile Durkheim Fakta Sosial Yaitu cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang berada di luar individu dan memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Example : tata peraturan sekolah Max Weber Tindakan Sosial Yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Example : seseorang bernyanyi di kamar mandi bukanlah tindakan sosial tapi bila orang tersebut bernyanyi di atas panggung dengan mengharapkan pujian dari orang lain, maka tindakan tersebut disebut tindakan sosial. C. Wright Mills

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 2

Khayalan sosiologis, yang diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia

Peter L. Berger Pengungkapan realitas sosial, dimana seorang sosiolog harus mampu menyingkap tabir dan mengungkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga

Metode-metode Sosiologi
Metode Kualitatif Mengutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh. Data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka Metode Kuantitatif Mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skal, indeks, tabel, atau uji statistik

Sejarah Perkembangan Sosiologi


Sosiologi pada awalnya merupakan bagian dari filsafat yang juga membahas masyarakat. Hanya saja, pada saat itu sosiologi belum memiliki satu metode ilmiah yang berdiri sendiri. Pada abad ke-19, Auguste Comte mempelopori lahirnya sosiologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Ia adalah orang pertama kali yang memakai kataSosiologi. Disebut sebagai Bapak Sosiologi Peletak dasar sosiologi sebagai sebuah ilmu adalah Emile Durkheim.

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


MEMENUHI SYARAT-SYARAT :
1) 2) 3) 4) Bersifat empiris, berdasar pada hasil observasi Bersifat teoritis, yaitu menyusun abstraksi (kerangka dari unsur-unsur yang didapat di dalam observasi) Bersifat kumulatif, yaitu teori yang ada dibentuk dari teori-teori sebelumnya Bersifat non-etis, yaitu menjelaskan fakta-fakta secara analitis dan bukan mencari baik buruknya suatu fakta

Kedudukan Sosiologi diantara Ilmu-ilmu lain


Gambar yang diarsir menunjukkan adanya materi bahasan dari setiap ilmu yang saling berkaitan dan saling menunjang

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 3

Peran Sosiologi Bagi Masyarakat


Untuk Pembangunan
Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan.

Untuk Penelitian
Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan atau pemecahan masalah sosial yang baik.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 4

INTERAKSI SOSIAL
DEFINISI INTERAKSI SOSIAL

Dalam

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(KBBI),

interaksi

didefinisikan sebagai hal saling aksi, berhubungan, atau saling mempengaruhi

Menurut Gillin: hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dan kelompok atau antar kelompok

KESIMPULAN :

Hubungan sosial yang dinamis antara Individu dengan Individu, Individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok

CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL


Jumlah pelakunya lebih dari satu orang. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial. Adanya reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas. Berpedoman pada norma atau kaidah sebagai acuan dalam

berinteraksi. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL 1. Adanya Kontak Sosial, dibagi dua yaitu : a. Kontak langsung/primer Kontak yang terjadi secara langsung, saling bertatap muka, jabat tangan, memeluk dan sebagainya. b. Kontak Tidak langsung/sekunder. Kontak yang terjadi melalui perantara misalnya telepon, surat, handphone dan sebagainya. 2. Adanya Komunikasi, ada dua bentuk : a. Komunikasi verbal Menyampaikan pesan bahasa lisan kepada orang lain. b. Komunikasi Non verbal
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 5

Menyampaikan pesan dengan bahasa tubuh kepada orang lain. FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
IMITASI

Tindakan meniru perbuatan atau perilaku orang lain. Tindakan meniru ini apabila seorang individu pernah melihat, mendengar orang yang ada disekelilingnya. SUGESTI Rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberikan Sugesti menuruti atau melaksanakan apa disampaikan pada dirinya tanpa sadar IDENTIFIKASI Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang-orang yang ditirunya

SIMPATI Tindakan seseorang yang dilakukan karena perasaan tertarik kepada orang lain yang didasari oleh perasaan kasih sayang EMPATI Merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi psikis atau kejiwaan atau fisik seseorang BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL PROSES ASOSIATIF ( PROSES YANG MENUJU KESATUAN) Ada beberapa bentuk antara lain :
A. COOPERATION ( KERJASAMA) Usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Berdasar pelaksanaannya dibagi 5 bentuk : a) Kerukunan atau gorong royong


b) Bargaining, yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang atau

jasa
c) Kooptasi, yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai cara untuk

hindari konflik
d) Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan yang sama


e) Joint-Venture, yaitu kerjasama dalam mengusahakan proyek

tertentu B. ACCOMODATION ( AKOMODASI) Memiliki dua makna :


a) Sebagai Keadaaan yaitu keseimbangan interaksi antarindividu

atau antar kelompok yang berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 6

b) Sebagai proses, yaitu usaha-usaha manusia untuk meredakan

suatu pertentangan agar tercipta keseimbangan Akomodasi sebagai Proses memiliki beberapa bentuk :
1) Koersi: akomodasi yang prosesnya melalui paksaan 2) Kompromi : akomodasi dimana pihak yang terlibat saling

mengurangi tuntutannya
3) Arbitrasi : mencapai suatu kompromis melalui pihak ketiga 4) Mediasi : hampir mirip dengan arbitrasi tapi pihak ketiganya

NETRAL
5) Konsiliasi : mempertemukan keinginan pihak yang bertikai untuk

mencapai suatu kesepakatan


6) Toleransi : akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan yang

bersifat formal
7) Stalemate : pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang

sehingga pada akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu


8) Ajudikasi : cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan 9) Segregasi : masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar

dalam rangka mengurangi ketegangan

10) Eliminasi : pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik 11) Subjugation : pihak yang mempunyai kekuatan besar meminta pihak lain

mentaatinya
12) Keputusan Mayoritas : keputusan yang diambil berdasarkan suara

terbanyak ( Voting)
13) Minority Consent : Golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi

dapat melakukan kegiatan bersama


14) Konversi : penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah

dan mau menerima pendirian pihak lain


15) Gencatan Senjata : penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu

C. ASIMILASI

Usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama D. AKULTURASI Berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing
PROSES DISOSIATIF ( PROSES YANG MENUJU PERPECAHAN)

Ada beberapa bentuk antara lain : PERSAINGAN


Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 7

Perjuangan berbagai pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu KONTRAVERSI Suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan. Ditandai adanya ketidakpuasan dan ketidakpastian mengenai diri seseorang, rencana, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan KONFLIK Perjuangan Individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Biasanya disertai dengan ancaman atau kekerasan.

SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian INDIKATOR : 1. Mendeskripsikan pengertian sosialisasi 2. Menjelaskan jenis-jenis sosialisasi 3. Mendeskripsikan pemikiran G.H. Mead dan C.H.Cooley tentang perkembangan kepribadian
4. Mendeskripsikan pengertian kepribadian dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

Materi

Pengertian Sosialisasi
Tahukah anda, bagaimana kepribadian seseorang terbentuk? Apakah pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau bawaan sejak lahir ? Adakah hubungan pembentukan kepribadian seseorang dengan sosialisasi? Ternyata, kepribadian terbentuk selain karena faktor bawaan sejak lahir juga dipengaruhi interaksi dengan individu di lingkungan sosial. Dalam interaksi tersebut individu mengalami pengenalan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dimana individu hidup. Masyarakat mengharapkan perilaku individu sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Proses penanaman nilai dan norma pada warga masyarakat disebut sosialisasi. Sosialisasi dialami individu sejak lahir sampai dewasa. Mari kita perhatikan lebih lanjut apa pendapat ahli mengenai pengertian sosialisasi ini. Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 8

anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Hal yang dipelajari dalam sosialisasi adalah peranan, nilai dan norma sosial. Sedangkan Koentjaraningrat mengatakan sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Bruce J. Cohen mengatakan sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyrakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Nilai dan norma yang ada di masyarakat serta pemahaman akan peran sosial sesuai dengan status sosial yang dimiliki individu akan mempengaruhi pembentukan kepribadian. Sosialisasi dapat dilakukan tanpa sengaja atau dengan sengaja. Hassan Shadily mengemukakan bahwa sosialisasi merupakan suatu proses seseorang yang mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan adat-istiadat suatu masyarakat dan lambat laun dia merasa menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

Jenis-Jenis Sosialisasi
Siapakah yang melakukan proses sosial atau sosialisasi? Pihak-pihak yang melakukan sosialisasi disebut agen sosialisasi. Untuk mengetahui siapa yang melakukan sosialisasi, kita harus melihat jenis sosialisasinya. Sosialisasi yang ada di masyarakat terbagi atas beberapa jenis: 1. Sosialisasi berdasar tipenya terbagi atas :

Sosialisasi formal, yaitu sosialisasi yang dilakukan melalui lembagalembaga berwenang menurut ketentuan negara atau melalui lembagalembaga yang dibentuk menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku. Sosialisasi informal, yaitu sosialisasi yang bersifat kekeluargaan, pertemanan atau sifatnya tidak resmi.

2. Sosialisasi berdasar bentuknya terbagi atas :

Sosialisasi primer, yaitu sosialisasi paling awal yang diterima individu dari lingkungan sosial terdekatnya. Umumnya agen sosialisasi adalah anggota keluarga , misalnya dari ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, paman atau pun paman dan bibi.

Sosialisasi sekunder, merupakan sosialisasi lanjutan untuk memperkenalkan individu ke lingkungan di luar keluarga. Misalnya lingkungan sekolah dan warga masyarakat lingkungan sekitar tempat tinggal. Agen sosialisasi bisa teman sekolah, guru, teman bermain, bapak-bapak dan ibu-ibu tetangga tempat tinggal.
Sosiologi Kelas X Page 9

Rusdi Mustapa, S.Pd

3. Sosialisasi berdasarkan polanya terbagi atas :

Sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang menekankan penggunaan hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan individu dalam rangka menjalani kehidupan di masyarakatnya.

Ciri : 1. Menghukum perilaku yang keliru 2. Hukuman dan imbalan meteriil 3. Kepatuhan anak kepada orang tua 4. Komunikasi sebagai perintah 5. Komunikasi nonverbal 6. Sosialisasi berpsat pada ortu 7. Anak memerhatikan harapan ortu 8. Didominasi oleh orang tua ( ayah )

Sosialisasi partisipasif, yaitu sosialisasi di mana anak diberi hadiah ketika berperilaku baik, menekankan pada keikutsertaan individu dalam proses sosial.

Ciri : 1. Memberi imbalan bagi perilaku baik 2. Hukuman dan imbalan simbolik 3. Otonomi pada anak 4. Komunikasi sebaai interaksi 5. Komunikasi verbal 6. Sosialisasi berpusat pada anak 7. Orang tua memerhatikan keinginan anak 8. Memiliki tujuan yang sama

AGEN / SARANA SOSIALISASI 1. Keluarga ( Sarana sosialisasi Primer ) Keluarga. merupakan media sosialisasi anak yang pertama sebelum anak melakukan sosialisasi di lingkungan lain. Di keluarga seorang anak ditanamkan nilai-nilai atau norma yang berguna bagi kelangsungan kehidupan anak selanjutnya. 2. Kelompok Sepermainan Proses sosialisasi yang berlangsung dengan teman sepermainan berbeda dengan yang terjadi dalam lingkungan keluarga yang melibatkan hubungan yang tidak sejajar. Dalam lingkungan sepermainan, seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajar karena mereka sebaya 3. Sekolah Di sekolah pada umumnya anak-anak mempelajari hal-hal yang belum dipelajari di lingkungan keluarga maupun di lingkungan teman sepermainan. Sekolah menyiapkan anak untuk menguasai peranan-peranan bagi masa depannya agar anak dapat hdup mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain 4. Media Massa Media massa dapat berbentuk media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik ( TV, radio, Film, dsb). Media tersebut merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 10

masyarakat luas. Media massa berfungsi sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat

Proses-proses sosialisasi
Internalisasi proses panjang dan berlangsung seumur hidup sejak manusia lahir sampai meninggal dunia o Sosialisasi Proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya o Enkulturasi Proses pembudayaan seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya serta sikapnya dengan adat istiadat, norma dan peraturanperaturan yang hidup di dalam kebudayaannya

TAHAP-TAHAP SOSIALISASI
Dua ahli yang membicarakan perkembangan kepribadian adalah G.H.Mead dan C.H.Cooley. Mead mengatakan pembentukan diri dan kepribadian seseorang terjadi melalui proses pengambilan peran (role taking) dengan empat tahap perkembangan. Tahap perkembangannya yaitu: preparetory stage, play stage, game stage dan generalized others. 1. Preparetory Stage Tahap persiapan, suatu tahapan yang dialami oleh seseorang sejak dia dilahirkan. Ia dipersiapkan untuk mengenal kehidupan sosial untuk memperoleh pemahaman diri. Merupakan kegiatan meniru tidak sempurna. Orang-orang di lingkungan keluarga berperan besar dalam kegiatan ini. Misalnya ketika ibu menyuapi anak ia mengatakan makan dan anak meniru dengan kata mam, atau ibu mengajarkan anak berjalan dengan memegang kedua tangannya dan berkata taa-tah untuk menggantikan kata jalan.

2. Play Stage Tahap anak belajar mengambil peran (meniru) orang-orang yang berada di sekitarnya (significant other) namun anak belum memahami peranan tersebut. Pada tahap ini kegiatan meniru peran-perang orang dewasa yang ada disekitarnya semakin sempurna. Walaupun anak telah menjalankan peran-peran tersebut akan tetapi mereka belum sepenuhnya memahami makna-makna peran yang ditirunya. 3. Game Stage Tahap seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, akan tetapi anak telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain. Contoh ketika seorang remaja bertanding basket, ia bukan hanya tahu peran dirinya dan teman satu timnya akan tetapi ia pun mengetahui peran dari tim lawan termasuk peran hakim, penjaga garis dan penonton. Pada tahap ini individu sudah memahami makna dari peranperan yang ada. 4. Generalized Other Tahap ini menunjukkan seorang anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas tidak sekedar orang terdekat. Termasuk peran orang yang tidak berinteraksi dengannya. Sebagai contoh walaupun banyak orang belum pernah bertemu langsung dengan presiden SBY, akan tetapi mereka mengetahui peran SBY sebagai Presiden Republik Indonesia. Jika Mead mengatakan perkembangan kepribadian terjadi melalui pengambilan peran, Cooley menyatakan terbentuknya kepribadian seseorang melalui pembentukan konsep diri yang disebut looking-glass self. Pembentukan looking-glass self terdiri dari tiga tahap
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 11

yaitu : 1. Seseorang membayangkan mengenai perilaku dan tindakannya yang dapat dilihat oleh orang lain 2. Seseorang membayangkan mengenai perbuatan orang lain yang menilai perilaku atau tindakannya itu 3. Seseorang membayangkan konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap dirinya. Contohnya, sewaktu kecil seorang anak beberapa kali bertindak tidak sesuai norma, orang di sekitarnya menganggap anak itu nakal. Karena dianggap nakal maka si anak membentuk konsepsi dirinya sebagai anak nakal dan bertindak seperti anak nakal. Bagaimana pandangan anda mengenai teori ini?

Pengertian Kepribadian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian


Setelah pembahasan mengenai tahap pembentukan kepribadian, tentu kita ingin mengetahui apakah yang dimaksud dengan kepribadian? Kita perhatikan pendapat ahli berikut. M.A.W. Brower berpendapat, bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang. Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi telah dilaluinya. Sedangkan Cuber mengatakan bahwa kepribadian adalah gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat dari seseorang. Jadi kepribadian merupakan integrasi dari keseluruhan kecendrungan seseorang untuk berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat sesuai dengan pola perilaku tertentu.

Kalau kita perhatikan, kepribadian individu sangat beragam. Hal ini terjadi karena selain pengaruh sosialisasi ada hal lain yang mempengaruhi pembentukan tersebut yaitu : 1. Keadaan Fisik Setiap manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain. Perbedaan fisik anak menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak yang fisiknya lemah cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak secara fisik kuat dan jarang sakit, bagaimana perlakuan yang diterimanya dari orang lain? Hal tersebut mempengaruhi anak dalam membentuk konsep diri dan akhirnya mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik seseorang diwarisi dari ayah dan ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika asupan nutrisi dan keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun sebaliknya. Beberapa penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes, darah tinggi dan kelainan darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun dipengaruhi oleh IQ orangtua kandungnya. 2. Lingkungan fisik (geografis) Lingkungan fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan mempengaruhi kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang tinggal didaerah tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi hidup dan tega menghadapi
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 12

orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur menghasilkan kepribadian yang ramah, lebih santai dan terbuka pada orang lain. 3. Kebudayaan Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda dari masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat orang Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun gerakannya. Perempuan Jawa pantang berbicara dan tertawa keras. Sedangkan orang dari sukubangsa Batak seolah-olah selalu berbicara dengan suara lantang 4. Pengalaman Kelompok Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan nilai kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok masyarakatnya. Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman sepermainan. 5. Pengalaman Unik Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak ada yang menyamai. Misalnya seorang anak di waktu kecil belajar naik sepeda dan jatuh. Sejak itu ibu selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi karena takut anak jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan kepribadian, menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.

Agen
s

o si al is

keluarga Kelompok sepermainan Sekolah Media Massa

Peta Konsep

a si

Sosialisasi primer Sosialisa s i Bentuk Sosialisasi Sosialisasi sekund er Sosialisasi formal Tipe Sosialisasi Sosialisasi informa l Rusdi Mustapa, S.Pd Pola Sosialisasi Sosialisasi represif Sosialisasi parsitipatio Sosiologi Kelas X Page 13

PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL


A. PERILAKU MENYIMPANG ialah Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat . Penyimpangan terjadi karena proses Labeling (pemberian julukan, cap, atau merek yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial ) yang diterima seseorang yang membuatnya melakukan penyimpangan KONFORMITAS, ialah Perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat dimana ia tinggal. Perilaku menyimpang dibedakan menurut sifat dan pelakunya : A. Perilaku menyimpang menurut Sifatnya : a. Primer ( primary deviation ), yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang tetapi si pelaku masih dapat diterima secara social b. Sekunder ( secondary deviation ), yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perbuatan atau perilaku menyimpang Perilaku menyimpang menurut Pelakunya : a. Penyimpangan Individual, adalah apabila seseorang secara perorangan melakukan penyimpangan dari norma-norma di dalam masyarakat Contoh : Mencuri b. Penyimpangan Kelompok, adalah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku. Contoh : Perkelahian pelajar
B.

FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PERILAKU MENYIMPANG Faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang dapat kita kaji berdasarkan beberapa teori yang popular diantaranya adalah : Teori sosialisasi, Teori reaksi sosial, Teori Anomie, Teori Pengembangan

1. Teori Sosialisasi Perilaku menyimpang pada teori sosialisasi terjadi karena ketidak mampuan warga masyarakat dalam menghayati norma dan nilai yang telah mendapat kesepakatan masyarakat setempat. Munculnya perilaku menyimpang berawal dari kegagalan proses transformasi norma sosial yang disebabkan oleh adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Teori Reaksi Sosial atau Teori Labelling

Pemberian cap atau stigma yang sering mengubah anggapan masyarakat terhadap seseorang yang telah melakukan perbuatan menyimpang menyebabkan sipelaku yang semula hanya
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 14

melakukan penyimpangan primer, lambat laun dengan anggapan masyarakat itu akan melakukan penyimpangan sekunder. Dalam masyarakat cap sebagai penjahat atau residivis sulit untuk dihilangkan bahkan cenderung abadi walau sipelaku sudah menebusnya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dibalik jeruji penjara. Hal itu tidak efektif untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat atas dirinya. Pengucilan serta penolakan masyarakat terhadap mantan residivis sering kali mendorong mereka untuk mengulangi perilaku menyimpang yang pernah dilakukannya. 3. Teori Anomie Munculnya perilaku menyimpang merupakan konsekwensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks, akibatnya tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. Misalnya : akibat kedua orang tua bekerja dan tidak berada di rumah, anak cenderung menjadi anak nakal 4. Teori Pengendalian Perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengendalian dari dalam, berupa norma-norma yang dihayati dan pengendalian dari Luar, berupa imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau hukuman bagi warga masyarakat yang melanggar norma sosial yang berlaku. Untuk mencegah maraknya perilaku menyimpang, masyarakat perlu meningkatkan rasa keterikatan dan kepercayaan kepada lembaga-lembaga dasar masyarakat seperti ; Sekolah, Keluarga, dan lembaga keagamaan. Perilaku Menyimpang atau Kejahatan menurut Light, Keller, dan Calhoun dibagi dalam 4 tipe yaitu : 1. Kejahatan tanpa korban ( crime without victim ). Kejahatan ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh perbuatan berjudi, mabuk-mabukan dll. 2. Kejahatan terorganisasi ( organized crime ) Perilaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara uantuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. 3. Kejahatan Kerah Putih ( white collar crime ). Kejahatan ini merupakan tipe kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya 4. Kejahatan Korporat ( corporate crime ). Merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian

A.

Pengendalian Sosial

Setelah mempelajari kegiatan belajar siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian pengendalian sosial 2. Menyebutkan cara-cara pengendalian sosial 3. Mengidentifikasikan peran lembaga formal dan informal dalam pengendalian sosial 4. Jenis-jenis pengendalian sosial
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 15

B. Pengertian Pengendalian Sosial Pengendalian sosial merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma sosial agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur. Menurut para ahli :
1.

Berger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai cara yang digunakan masyarakat berupaya untuk mencegah, mengurangi, maupun menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga terwujud kembali keseimbangan sosial (sucial equilibrium). Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang di dalamnya individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.

2.

Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untuk menggambarkan segenap cara proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat yang bersangkutan. Pengendalian sosial ini mempunyai tujuan yaitu mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat.

Cara Pengendalian Sosial ada 6 macam. 1) Pengendalian sosial melalui institusi dan non institusi.

Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial melalui lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat, seperti lembaga pendidikan, hukum, agama, politik, ekonomi, dan keluarga. Cara pengendalian melalui non-institusi adalah cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 16

tidak saling mengenal, Cara pengendalian ini sering kali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi. 2) Pengendalian sosial melalui lisan, simbolik dan kekerasan.

Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik sering juga disebut cara pengendalian sosial persuasif. Cara ini menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Pengendalian sosial secara lisan dilakukan dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal) Cara pengendalian secara kekerasan sering disebut dengan pengendalian sosial koersif. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatannya lagi. Sebaiknya cara koersif dilakukan sebagai upaya terakhir sesudah cara pengendalian persuasif dilakukan.

3) Pengendalian sosial melalui imbalan dan hukuman.

Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif (bersifat mengalihkan). Seseorang diberi imbalan atas tindakannya agar ia berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sebagai contoh, di sekolah, siswa dapat mendapatkan beasiswa jika berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan sekolah, seperti mendapatkan nilai bagus, tidak bolos sekolah, atau tidak menyontek dalam ujian. Cara pengendalian sosial melalui hukuman cenderung bersifat represif. Cara ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran terjadi.

4) Pengendalian sosial normal dan informal.

Cara pengendalian formal, menurut Horton dan Hunt, adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang juga memiliki peraturan resmi, seperti perusahaan, perkumpulan serikat kerja atau lembaga peradilan. Umumnya peraturan yang dihasilkan lembaga-lembaga ini tertulis dan sudah standarisasi. Cara pengendalian informal adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok yang kecil. Akrab bersifat tidak resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis.Contoh, aturan-aturan dan kebiasaan yang ada dalam sebuah keluarga atau kelompok bermain. Cara pengendalian dalam kelompok-kelompok ini cenderung spontan atau tidak direncanakan.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 17

5) Cara pengendalian sosial melalui sosialisasi. Menurut fromm, jika suatu masyarakat ingin berfungsi efektif, para anggota masyarakat harus berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang mengatur pola hidup dalam masyarakat tersebut. Agar anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (konform), diperlukan proses penanaman nilai dan norma yang disebut sosialisasi 6) Cara pengendalian sosial melalui tekanan sosial. Lapiere melihat pengendalian sosial sebagai suatu proses yang lahir dari kebutuhan individu agar diterima ke dalam suatu kelompok. Untuk dapat diterima dalam suatu kelompok, kita akan selalu berusaha mengikuti nilai dan norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. Cara pengendalian sosial lain untuk mencegah perilaku menyimpang adalah desas-desus (gosip). Sifat pengendalian sosial ada dua macam.
i.

Preventif, yaitu pengendalian sosial dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Represif, yaitu pengendalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran itu terjadi. C. Peran lembaga resmi dan tidak resmi dalam masyarakat, seperti polisi, pengadilan, adat, dan tokoh masyarakat sangat penting untuk mengendalikan perilaku menyimpang. 1. Polisi Polisi sebagai aparat negara bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, serta mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat sehingga tercipta ketertiban. Peran polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan menyerahkan pelaku tindak pidana ke instansi hukum. Polisi juga berperan dalam membina dan memberikan penyuluhan kepada orang yang berperilaku menyimpang dari hukum serta kepada seluruh masyarakat. 2. Pengadilan Pengadilan merupakan alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati dalam bertingkah laku sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyeretnya ke pengadilan. Pengadilan akan memberi sanksi tegas kepada siapa pun yang terbukti bersalah. Ia dapat dihukum berupa denda, kurungan, atau penjara. Berat-ringannya hukuman tergantung dari kesalahan yang diperbuat oleh si pelaku. 3. Adat Adat merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat tradisional. Di dalam adat, terdpat aturan untuk mengatur tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembag dan turun temurun disebut tradisi.
Rusdi Mustapa, S.Pd Sosiologi Kelas X Page 18

ii.

Orang yang melanggar hukum adat dan tradisi akan dihukum oleh masyarakat di lingkungannya, seperti dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya. Sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Indonesia merupakan negara yang masih tetap mematuhi dan memberlakukan hukum adat. Peta Konsep
Cara pengendalian sosial Persuasi Teknik pengendalian Cumplikasi Sifat pengendalian sosial Represif Upaya pengendalian sosial Gabungan Preventy Pervasion Koersi

D.Jenis-jenis Pengendalian sosial Untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang ada beberapa jenis pengendalian social, antara lain : 1. Cemoohan 2. Teguran 3. Pendidikan 4. Agama 5. Gosip dan desas desus 6. Ostratisme (pengucilan) 7. Fraundulens (bantuan orang lain) 8. Intimidasi 9. Kekerasan fisik/penganiayaan 10. Hukuman

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X Page 19

You might also like