Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh: Raditya Dwi Indrawan Alifiana Hafidian R. Sisca Henlita Hesti Martadwiprani Ainun Dita Febriyanti M. Emil W.P Daniel Yedidia W.
| | | | | | |
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Intitut Teknologi Sepuluh Nopember 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nyalah Tugas Manajemen Kota Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Kota. Di dalam laporan ini, kami memaparkan mengenai pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya serta menganalisis strategi terkait permasalahan yang ada di daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini: 1. Bapak Dr. Ing. Haryo Sulistyarso, Bapak Prananda Navitas, ST. M.Sc serta Ibu Dian Rahmawati, ST.MT sebagai dosen mata kuliah Manajemen Kota 2. Bapak Ir. Sardjito. MT sebagai dosen pembimbing kelompok mata kuliah Manajemen Kota yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini 3. Rekan-rekan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2009 4. Pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Surabaya, Januari 2012
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI........................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1 1.3 Tujuan Dan Sasaran ........................................................................................... 2 1.4 Ruang Lingkup Wilayah Studi .............................................................................. 2 1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3 2.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993 Tentang: Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai .............................................................................................. 3 2.2 Perda Kota Surabaya No.3 Tahun 2007 tentang RTRW Surabaya, Pasal 31 .............. 5 2.3 Perda Provinsi Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2029 .................................. 5 2.4 Rancangan Perda Provinsi Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur Tentang Penataan Sempadan Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo, No.9 Tahun 2007 ............................................................................................... 6 BAB III GAMBARAN UMUM .............................................................................. 7 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi .......................................................................... 7 3.1.1 Pemanfaatan Lahan di Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya .................... 9 3.1.2 Daerah Sempadan Sungai ..........................................................................12 3.1.3 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) .................................12 3.2 Potensi dan Masalah ...........................................................................................13 3.2.1 Potensi .....................................................................................................13 3.2.2 Masalah ....................................................................................................13 3.3 Isu Strategis Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya ...........................................14 BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 15 4.1 Konsep Strategic Plan .........................................................................................15 4.2 Analisa ..............................................................................................................17
iii
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 4.2.1 Analisa Internal .........................................................................................17 4.2.2 Analisa Eksternal .......................................................................................18 4.3 Strategis dan Konsep Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya ............19 4.3.1 Strategi ....................................................................................................19 4.4 Strategi Penanganan Kasus .................................................................................21 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 24 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................24 5.1 Rekomendasi .....................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................26
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Daerah Sempadan Sungai di Sekitar Pintu Air Jagir Wonokromo .............. Gambar 3.2 Pera Orientasi Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya .......................... 7 8
Gambar 3.3 Permukiman di Tepi Sungai Kawasan Sekitar Jl. Dinoyo .......................... 10 Gambar 3.4 Jembatan Sono Kembang dan PKL Pasar Keputran................................. 10 Gambar 3.5 Rumah-rumah Kumuh di Kawasan Keputran .......................................... 11 Gambar 3.6 Kawasan Sekitar Pasar Bunga Kayun .................................................... 11 Gambar 4.1 Alur Pemikiran dalam Strategic Plan ...................................................... 11
DAFTAR TABEL
Gambar 4.1 Analisa Internal Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya........................ 17 Gambar 4.2 Analisa Eksternal Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya ...................... 18 Gambar 4.3 Analisa SWOT Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya .......................... 19
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang memiliki kondisi sungai yang buruk. Sungai-sungai yang ada memiliki kondisi air yang keruh dan alirannya tersumbat oleh sampah dan ganggang, seperti halnya yang terjadi pada Kali Surabaya, salah satu sungai di Kota Surabaya yang memiliki kondisi sangat buruk. Pertumbuhan permukiman penduduk disepanjang sungai yang semakin meningkat menyebabkan kualitas sungai semakin buruk. Hal ini dikarenakan peningkatan perumukiman sepanjang sungai tidak disertai dengan peningkatan kualitas sanitasi yang baik. Serangkaian pembangunan, revitalisasi, dan upaya mempercantik telah dilakukan oleh Pemerintah Surabaya. Namun, tentu itu belum cukup, pembangunanpembangunan akan terus dilaksanakan untuk memperkuat denyut kehidupan di Kali Surabaya. Namun seiring dari perkembangan jaman, banyak bangunan-bangunan liar yang berdiri secara permanen dan rumah-rumah pemulung di sepanjang sempadan sungai yang seharusnya tidak boleh dimanfaatkan untuk pembangunan vertikal secara sementara maupun permanen, oleh sebab itu, maka perlu upaya pengelolaan pemanfaatan ruang di daerah sempadan kali. Dengan adanya upaya pengelolaan kawasan garis sempadan kali, peruntukan serta pemanfaatannya jelas dan sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah Surabaya serta tidak menyimpang dari fungsi yang seharusnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah pemanfaatan di daerah sempadan sungai yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Dari rumusan masalah tersebut, muncul pertanyaan bagaimana upaya mengelola daerah sempadan sungai Kali Surabaya agar sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan pemerintah.
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan berikut : 1. 2. 1.4 Identifikasi potensi dan permasalahan pengelolaan pemanfaatan ruang di daerah sempadan sungai Kali Surabaya Merumuskan strategi pengelolaan pemanfaatan ruang di sempadan sungai dari penelitian ini adalah merumuskan strategi pengelolaan pemanfaatan ruang di sempadan kali Surabaya. Adapun sasarannya adalah sebagai
Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam makalah ini yaitu di sepanjang garis sempadan sungai Kali Surabaya. 1.4.2 Ruang Lingkup Substansi Pembahasan makalah ini meliputi identifikasi potensi dan permasalahan serta strategi pengelolaan dalam pemanfaatan ruang di daerah sempadan sungai Kali Surabaya berdasarkan data observasi.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, serta sistematika pembahasan dalam pengelolaan pemanfaatan ruang daerah sempadan sungai Kali Surabaya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan peraturan-peraturan yang digunakan dalam pengelolaan pemanfaatan ruang daerah sempadan sungai Kali Surabaya. BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini berisi gambaran umum dan kondisi eksisting pemanfaatan ruang kawasan garis sempadan kali Surabaya. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan pembahasan dalam pengelolaan pemanfaatan ruang kawasan garis sempadan kali Surabaya. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi.
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya Dengan adanya peraturan ini, seharusnya Kali Surabaya memenuhi penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di kawasan perkotaan seperti yang telah dipaparkan pada Pasal 8, Pasal 9, Pasal 11 dan Pasal 12 dengan kriteria antara lain : Pasal 8 Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria: a. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnva 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. b. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. c. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Pasal 9 1. Garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan kontruksi dan penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai serta bangunan sungai. 2. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak terpenuhi, maka segala perbaikan atas kerusakan yang tirnbul pada sungai dan bangunan sungai menjadi tanggungjawab pengelola jalan. Pasal 11 1. Pemanfaatan lahan di daerah sempadan dilakukan oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan tertentu sebagal berikut: a. b. c. d. e. Untuk budidaya pertanian, dengan jenis tanaman yang diijinkan. Untuk kegiatan niaga, penggalian dan penimbunan. Untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan, serta rambu-rarnbu pekerjaan Untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon,dan pipa air minum. Untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan / jembatan baik umum maupun kereta api.
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya f. Untuk penyelenggaraan yang bersifat sosial dan masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai. g. Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air. 2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk olehnya, serta memenuhi syarat yang ditentukan. 3. Pejabat yang berwenang dapat menetapkan suatu ruas di daerah sempadan untuk membangun jalan inspeksi dan/atau bangunan sungai yang diperlukan, dengan ketentuan lahan milik perorangan yang diperlukan diselesaikan melalui pembebasan tanah. Pasal 12 Pada daerah sempadan dilarang: a. Membuang sampah, limbah padat dan atau cair. b. Mendirikan bangunan permanen untuk hunian dan tempat usaha. 2.2 Perda Kota Surabaya No. 3 Tahun 2007 tentang RTRW Surabaya, Pasal 31 Pasal 31 Kawasan Sempadan Sungai, adalah kawasan di sekitar daerah aliran sungai yang berfungsi untuk melindungi sungai dari kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak bantaran/tanggul sungai, kualitas air sungai, dasar sungai, mengamankan aliran sungai dan mencegah terjadinya bahaya banjir. 2.3 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2029 Pada peraturan ini, hal yang membahas Kawasan sempadan sungai terdapat pada pasal 32 ayat 5 mengenai arahan pengelolaan kawasan sempadan sungai, meliputi : a. Pembatasan dan melarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas sungai b. Pembatasan dan melarang menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan sungai
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya c. Melakukan re-orientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan pada kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan, dan d. Penetapan wilayah sungai sebagai salah satu bagian dari wisata perairan dan transportasi sesuai karakter masing-masing. 2.4 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur Tentang Penataan Sempadan Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo, No. 9 Tahun 2007 Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengaman sungai. Sementara daerah sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai, baik yang telah dibebaskan maupun yang tidak dibebaskan. Berikut beberapa ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur terkait penataan sempadan Kali Surabaya : 1. BAB IV : Peruntukan dan Pemanfaatan Tanah Daerah Sempadan Sungai Pasal 6 Tanah pada daerah sempadan sungai untuk keperluan : a. Operasi dan pemeliharaan sungai b. Tempat penimbunan hasil sementara pengerukan sungai c. Pembuatan bangunan sungai dan bangunan-bangunan pengairan d. Bangunan pengelolaan sungai (utilitas sungai) ; bangunan sungai meliputi tanggul/parapet lindungan tebing atau sheet pile e. Bangunan pengembalian dan pembuangan air ; bangunan pengairan meliputi talang, sipon, bangunan pengambilan dan pembuangan air yang berkaitan dengan izin pengambilan air dan pembuangan limbah. f. Bangunan fasilitas umum ; bangunan fasilitas umum adalah bangunan untuk kepentingan umum meliputi antara lain : jalan, jembatan, jaringan listrik, air dan telepon serta dermaga penyebrangan g. Jalur Hijau Pasal 7 Setiap pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e dan f harus mendapatkan ijin sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku
Gambar 3.2 Peta Orientasi Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya Sumber : survey primer, 2 Oktober 2008
Jembatan BAT
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 3.1.1 Pemanfataan Lahan di Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya Pemanfaatan lahan sungai surabaya menggunakan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, no.93 tahun 1997 tentang Pola Pengelolaan Sungai. Dalam Pasal 2, ayat (1) dinyatakan bahwa penggunaan tanah pada kawasan sekitar sungai, dapat dilakukan setelah mendapat izin dari Gubernur Kepala Daerah tk.I Jatim atau pejabat yang ditunjuk. Tetapi kemudian berdasarkan UU 7 / 2004 tentang Sumberdaya Air, maka pengelolaan ada di Bawah Departemen Pekerjaan Umum, dengan Balai Besar Brantas sebagai pelaksana pengelolaan sumberdaya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumberdaya air, pengembangan sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. Berdasarkan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.9 Tahun 2007 Tentang Penataan Sempadan Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo Pasal 6 bahwa tanah pada daerah sempadan sungai digunakan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan, tempat penimbunan hasil sementara pengerukan sungai, pembuatan bangunan sungai dan bangunanbangunan pengairan, bangunan pengelolaan sungai, bangunan pengambilan dan pembuangan air, bangunan fasilitas umum dan jalaur hijau. Sesuai dengan Peraturan Daerah Tentang Penataan Sempadan Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo Pasal 7 bahwa setiap pemanfaatan tanah sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 6 pemanfaatan tanah harus mendapatkan ijin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum, kegiatan hunian atau kawasan perumahan yang terdapat di sekitar Kali Surabaya umumnya merupakan perumahan informal, yaitu perumahan kampung. Dan beberapa bagian diantaranya, merupakan perumahan liar. Bangunan perumahan baik yang kampung maupun yang liar, banyak menggunakan bahan-bahan bangunan non permanen hingga semi permanen, serta secara umum kondisinya terlihat kumuh. Beberapa jembatan, sisi bagian bawahnya juga ada yang berubah fungsi menjadi hunian, dan dihuni secara ilegal oleh para pemulung. Pemanfaatan daerah sempadan sungai Kali Surabaya dapat dilihat pada kawasan pintu air jagir yang merupakan ujung pertama kali Surabaya
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya dengan kondisi sungai yang cukup lebar dan arus air yang stabil, yang melintasi jembatan BAT Jl. Ngagel. Di kawasan tepi sungai Ngagel memiliki ciri khas permukiman yang kuat. Karena itu, banyak sekali aktivitas warga di daerah sungai. Pada kawasan Ngagel tersebut terdapat gedung TCM dan apartemen Adistana. Beberapa kegiatan yang memanfaatkan area sekitar sungai juga terlihat pada kawasan ini.Mulai penghijauan hingga pemancingan atau kegiatan rekreatif lainnya.Sebuah tempat rekreasi air telah dikembangkan di daerah ini, namun peminatnya belum begitu banyak. Daerah sempadan sungai yang lebar bisa dimanfaatkan untuk interaksi warga kota pada sebuah taman. Pada daerah aliran sungai sekitar Jl.Dinoyo, kawasan ini juga punya identitas permukiman yang kuat. Karena itu, pengembangannya dapat diarahkan menjadi sebuah taman dan ruang terbuka hijau untuk menampung aktivitas rekreatif warga di sisi sungai Kali Surabaya. Revitalisasi dan pembangunan diharapkan mampu terintegrasi dengan ciri khas kawasan Dinoyo yang dekat dengan gedung-gedung di pusat kota. Kali Surabaya yang melintas di Dinoyo berada di sisi jalan yang cukup padat. Perbaikan dan revitalisasi Kali Surabaya pun bisa menciptakan sebuah landmark baru kawasan tersebut. Selain itu penggunaan lahan yang terdapat di jembatan Sonokembang masih banyak rumah warga yang terbangun di tepi sungai yang tergolong kumuh serta banyaknya PKL yang mangkal di tepi sungai.
Gambar 3.3 Permukiman di Tepi Sungai Kawasan Sekitar Jl.Dinoyo Gambar 3.4 Jembatan Sono Kembang dan PKL Pasar Keputran
P e
Sumber : Dokumentasi Bappeko Surabaya, 2008
10
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya ngelolaan dan pembatasan Pemanfaatan daerah sempadan sungai yang dilakukan Pemerintah Propinsi Jatim pada kawasan terbangun, membebaskan orang untuk memakai tanah di kanan kiri kali Surabaya. dan karena itulah banyak sekali kegiatan terbangun di bibir sungai. Sedangkan di sisi sungai ada pasar bunga kayun yang kerap menjadi tempat berkumpul dan belanja warga kota Surabaya. Aliran sungai legendaries berpadu dengan tetenger kota berupa Monumen Kapal Selam dan pusat perniagaan di sekitar sungai tersebut. Di sisi Kali Surabaya seberang Gedung Grahadi terdapat taman prestasi yang menjadi salah satu wahana rekreatif warga kota dan kali Surabaya berakhir di jembatan undaan.
Gambar 3.5 Rumah-rumah Kumuh di Kawasan Keputran Gambar 3.6 Kawasan Sekitar Pasar Bunga Kayun
Pasal 11 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Dijelaskan bahwa pemanfaatan lahan
di daerah sempadan hanya boleh dilakukan oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan tertentu yaitu untuk budidaya pertanian, dengan jenis tanaman yang diijinkan, untuk kegiatan niaga, penggalian dan penimbunan, untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan, serta rambu-rambu pekerjaan, untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air minum, untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan yang baik umum sosial maupun dan kereta api, yang untuk tidak penyelenggaraan bersifat masyarakat
11
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya serta fisik sungai, serta untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air. 3.1.2 Daerah Sempadan Sungai Daerah sempadan sungai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, bahwa sempadan sungai merupakan kawasan lindung. Dengan artian kawasan sepanjang tepi sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi dari sungai itu agar tidak terganggu dari aktivitas yang ada disekitarnya. Kondisi pengelolaan sempadan sungai sepanjang Kali Surabaya tidak sesuai dengan tujuannya. Ketidaksesuaian tersebut terlihat dari daerah sempadan sungai Kali Surabaya sisi barat (Jalan Darmokali, Jalan Dinoyo, Jembatan Sono Kembang, Pasar Keputran dan kawasan sekitar Pasar Bunga Kayun) yang digunakan untuk bangunanbangunan liar. Suasana kumuh masih belum bisa dihilangkan sama sekali dan masih terdapat rumah temporer yang menjadi tempat hunian warga di sisi pasar bunga Kayun. Serta adanya aktivitas pedagang kaki lima ( PKL ) di sisi sungai Pasar Keputran.Berubahnya sempadan sungai yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan lindung setempat menjadi kawasan hunian akan berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya air. 3.1.3 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Instalasi Pengelolaan Air Limbah merupakan tempat pembuangan limbah industri yang berfungsi Hidup untuk (BLH) mencegah telah terjadinya pencemaran.Badan Lingkungan merencanakan IPAL komunal
pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kali Surabaya yang letaknya di sepanjang Kali Surabaya. Pemanfaatan tersebut bisa membantu pengolahan sanitasi masyarakat. Limbah yang dihasilkan rumah tangga dapat diolah terlebih dahulu di saluran menuju IPAL sebelum dibuang ke sungai. Dengan begitu, beban pencemaran di Kali Surabaya bisa ditekan dan kualitas air dapat menjadi lebih baik. Jumlah IPAL yang akan dibangun sebanyak 8-9 unit. Pembangunan IPAL nantinya akan diimbangi dengan kegiatan pendampingan. Kegiatan tersebut nantinya akan dilakukan oleh sejumlah Lembaga Swadaya
12
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya Masyarakat (LSM) yang bersinergi dengan pemerintah. Kegiatan
Pendampingan dimaksudkan agar program pemberdayaan khususnya dalam pelestarian lingkungan dapat berjalan secara simultan. Adapun proses pembangunan IPAL tersebut dibangun secara cluster. IPAL komunal domestik merupakan sarana berupa sumur atau tandon yang ditanam di tanah sejumlah sembilan bak. Untuk bak pertama berfungsi sebagai penampung awal air limbah rumah tangga. Setelah itu, disalurkan pada bak kedua dengan proses penjernihan hingga memasuki bak yang terakhir. Pada proses di IPAL tersebut, dapat diketahui perbedaan limbah rumah tangga yang belum dan telah diolah. Pada bak satu, air masih tampak keruh dan berwarna kelabu, namun air hasil olahan pada bak kesembilan lebih tampak jernih dan bening. Air pada bak kesembilan tersebut yang nantinya akan disalurkan ke sungai. 3.2 Potensi dan Masalah 3.2.1 Potensi Berdasarkan kondisi yang ada di daerah sempadan sungai Kali Surabaya, beberapa potensi yang ada adalah sebagai berikut: 1. Daerah sempadan sungai yang lebar di kawasan jagir sangat mendukung untuk penghijauan dan aktivitas rekreatif bagi warga kota Surabaya yang bisa diarahkan menjadi sebuah taman bagi warga di sisi Kali Surabaya. 2. Daerah sempadan sungai di kawasan jembatan monkasel dan WTC berpotensi untuk dimanfaatkan pembangunan BMX & Skate Park serta taman rekreatif. 3.2.2 Masalah Terdapat pula permasalahan yang terjadi di daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Beberapa permasalahan tersebut adalah: 1. Tidak ada upaya tegas Pemprov Jatim untuk mengendalikan pemakaian daerah sempdan sungai. Pengelolaan dan pembatasan Pemanfaatan lahan daerah sempdan sungai untuk kawasan terbangun, Pemerintah Propinsi Jatim membebaskan orang untuk bebas memakai tanah di kanan kiri kali Surabaya.
13
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 2. Sumber pencemaran Kali Surabaya sebenarnya disumbangkan oleh aktivitas masyarakat di daerah sempdan sungai kali Surabaya seperti adanya permukiman. 3. 3.3 Tidak adanya kejelasan masalah perijinan penggunaan lahan.
Isu Strategis Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya Isu strategis merupakan sebuah potensi atau permasalahan dalam pembangunan yang menjadi fokus penting untuk diselesaikan melalui proses pengambilan keputusan. Berdasarkan deskripsi kondisi eksisting, maka dapat dirumuskan isu strategis yang menjadi fokus pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Daerah sempadan sungai Kali Surabaya sangat mendukung untuk kegiatan rekreasi dan penghijauan maupun budidaya ikan tawar, contohnya di kawasan Jagir. 2. Tidak ada upaya tegas Pemprov Jatim untuk mengendalikan pemakaian lahan daerah sempadan. Pengelolaan dan pembatasan pemanfaatan lahan daerah sempadan untuk kawasan terbangun, Pemerintah Propinsi Jatim membebaskan orang untuk memakai tanah di kanan kiri kali Surabaya. 3. Adanya pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari aktivitas masyarakat di daerah sempadan sungai Kali Surabaya seperti permukiman kumuh, serta banyaknya PKL. 4. Kelembagaan pengelolaan sungai dan persampahan di kawasan studi belum maksimal, serta belum ada pembinaan terkait kebersihan lingkungan.
14
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Konsep Stategic Plan Melalui strategic plan, permasalahan daerah sempadan sungai Kali Surabaya dapat dikelola dengan menentukan arahan serta pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya modal maupun sumberdaya manusia yang ada. Pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya ini adalah proses penataan ruang kota yang sangat kompleks dan melibatkan peran serta multi sektor yang saling terkait baik itu dari peran pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sehingga mewujudkan adanya participatory planning. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan perencanaan yang dapat menentukan prioritas dan pilihan tindakan/aksi dan alokasi sumberdaya yang tepat secara bijaksana. Beberapa hal yang perlu dipahami sebelum, saat, dan setelah melakukan
15
Isu dan objektif Tahapan ini merupakan objektif yang menterjemahkan isu-isu dalam kalimat yang jelas dan mengarahkan pada prioritas. Objektif yang terpilih menggunakan pendekatan SMART indicators (Spesific-jelas, Measurableterukur,
Appropriate-tepat
dan
menjawab
persoalan, kerangka
Realistic-dapat
waktu). Misalnya
dilaksanakan, 3.
Time
dated-memiliki
mengembalikan fungsi garis sempadan, memberi sanksi, dsb Perumusan cara pencapaian Mengevaluasi pilihan strategi (strategic options) Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pilihan kegiatan dapat merealisasikan visi dan objektif dari rencana pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Rencana aksi Melakukan fiksasi program yang paling sesuai dalam penanganan daeah sempadan Kali Surabaya. Pengorganisasian dan implementasi Setelah kegiatan/program telah meliputi jenis tugas, pembiayaan dan institusi yang terlibat, maka program dapat dilaksanakan. Tentunya program dilakukan sesuai sistem tatanan pemerintahan, dengan telah dilakukan penentuan siapa yang menjadi penanggung jawab, berkoordinasi dengan siapa dan dengan cara bagaimana. 4. Pengevaluasian ketercapaian tujuan Monitoring dan evaluasi Diperlukan pembandingan antara hasil dari progress pelaksanaan dengan rencana output yang diharapkan sebagai masukan apakah program yang dilakukan sudah sesuai dengan tahapannya. Penyesuaian dan modifikasi Perlu dilakukan penyesuaian kembali terhadap program-program yang telah dievaluasi dengan memperhatikan perubahan lingkungan, kemampuan pembiayaan, dan kemampuan organisasi pelaksananya.
16
4.2
Analisa Analisa yang dilakukan dalam merumuskan strategi pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya, yaitu dengan menggunakan metode analisa SWOT. Namun, sebelumnya dilakukan analisa internal dan eksternal terlebh dahulu untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang terjadi. Berikut penjelasannya analisa internal dan analisa eksternal. 4.2.1 Analisa Internal Analisa internal merupakan analisa yang terkait dengan potensi dan permasalahan pada kondisi eksisting di dalam daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Analisa Internal Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya
No 1.
Aspek Fisik
Analisa Internal Kelemahan (W) Penggunaan lahan daerah sempadan sungai Kali Surabaya tidak sesuai dengan kebijakan/peraturan perundangan yang ada Pengembangan ruang Belum optimalnya penggunaan terbuka dan daerah lahan ruang terbuka dapat sempadan sungai dapat memungkinkan munculnya dikembangkan sebagai aktivitas baru seperti slum ruang terbuka hijau/taman area dan tempat kegiatan informal di sempadan sungai, dsb Pembuangan sampah/limbah masih dilakukan di daerah sempadan sungai Kali Kekuatan (S)
17
Kali Surabaya
2.
Sosial
3.
Ekonomi
Pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan Aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar daerah sempadan sungai Kali Surabaya
a. Munculnya kegiatan ekonomi informal di daerah sempadan sungai Kali Surabaya perlu dikelola b. Terdapat aktivitas perdagangan dan jasa yang bervariasi di daerah sempadan sungai
4.2.2 Analisa Eksternal Analisa eksternal merupakan analisa yang terkait dengan potensi dan permasalahan pada kondisi di luar daerah sempadan sungai Kali Surabaya yang berpengaruh terhadap pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Analisa Eksternal Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya
No 1. Fisik Aspek Kondisi Adanya kawasan industri di wilayah pinggiran Kota Surabaya Keterbatasan dan mahalnya harga lahan di Kota Surabaya Peluang (O) Analisa Eksternal Ancaman (T) Pembuangan limbah industri yang mengalir sampai ke Kali Surabaya Keterbatasan dan tingginya harga lahan yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah menyebabkan mereka untuk lebih memilih tinggal di daerah sekitar sempadan sungai Investor tidak tertarik untuk menginvestasi pembangunan di daerah sempadan sungai Kali Surabaya dikarenakan adanya slum area dan kondisi sungai yang kumuh
2.
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya terus mengalami peningkatan, pada tahun 2005 Kota Surabaya mencapai 6,06 % meningkat pada tahun sebelumnya yang hanya berkisar 5,66% (Sumber: Disperindag dan Penanaman Modal, 2007)
Adanya peluang investasi, terutama pada pembangunan kembali daerah sempadan sungai Kali Surabaya
18
19
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 4.3 Strategi dan Konsep Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 4.3.1 Strategi Berdasarkan hasil analis internal dan eksternal sebelumnya, maka selanjutnya dapat dilakukan analisa SWOT untuk menghasilkan strategi mengatasi permasalahan di daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Analisa SWOT dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.3 Analisa SWOT Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya
STRENGTH (S)
S1: Pengembangan ruang terbuka dan daerah sempadan sungai dapat dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau/taman. S2: Berpotensi dikembangkan menjadi wisata dan tempat budi daya ikan. S3: Munculnya kegiatan ekonomi informal di daerah sempadan sungai Kali Surabaya berpeluang untuk dikembangkan. S4: Terdapat aktivitas perdagangan dan jasa yang bervariasi di daerah sempadan sungai
WEAKNESS (W)
W1: Penggunaan lahan daerah sempadan sungai Kali Surabaya tidak sesuai dengan kebijakan/peraturan perundangan yang ada. W2: Belum optimalnya penggunaan lahan ruang terbuka dapat memungkinkan munculnya aktivitas baru seperti slum area dan tempat kegiatan informal di sempadan sungai dsb. W3: Pembuangan sampah/limbah masih dilakukan di daerah sempadan sungai Kali Surabaya. W4: Kali Surabaya mengalami pendangkalan sedimentasi yang parah serta penurunan kualitas air sungai akibat adanya pembuangan limbah domestik maupun pabrik. W5: Banyak penduduk yang memiliki persepsi bahwa sungai merupakan tempat pembuangan sampah. W6: Tidak adanya aktivitas masyarakat yang dapat menjadi daya tarik kawasan sehingga tidak dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
INTERNAL
EKSTERNAL
20
THREAT (T)
T1: Pembuangan limbah industri yang mengalir sampai ke Kali Surabaya. T2: Keterbatasan dan tingginya harga lahan yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah menyebabkan mereka untuk lebih memilih tinggal di daerah sekitar sempadan sungai. T3: Investor tidak tertarik untuk menginvestasi pembangunan di daerah sempadan sungai Kali Surabaya dikarenakan adanya slum area dan kondisi sungai yang kumuh.
STRATEGI S-T Pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan (S4, T1, T3)
STRATEGI W-T Mewujudkan pengelolan limbah yang baik serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat (W3, W5, T1)
21
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya 4.4 Strategi Penanganan Kasus Dari potensi maupun masalah yang ada dapat disusun suatu strategi pengelolaan pemanfaatan ruang daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Strategi tersebut antara lain:
a. Strategi pengadaan RTH di sepanjang sempadan sungai baik berupa jalur hijau maupun taman kota
Keberhasilan dalam mengembangkan kawasan tepi sungai ditentukan oleh bagaimana perencana menanggapi karakteristik/ keunikan yang ada di kawasan tepi sungai tersebut. Menurut Sastrawati, 2003, karakteristik dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu fisik dan non fisik. Karakteristik fisik dapat berupa keadaan alam dan lingkungan, citra, akses, bangunan, dan ketersediaan sarana dan prasarana. Apabila menilik karakteristik daerah sempadan sungai Kali Surabaya baik secara fisik maupun non-fisik, maka terdapat beberapa kriteria di kawasan tersebut yang mampu menunjang atau menjadi modal dasar untuk kemudian dikembangkan menjadi kawasan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Dari aspek fisik daerah sempadan sungai Kali Surabaya ditunjang dengan keadaan Kali surabaya dan lokasinya yang berada dalam area CBD, sehingga berpotensi menjadi kawasan rekreasi maupun budi daya perikanan. Adapun kawasan rekreasi ini dapat berupa pengadaan RTH baik berupa jalur hijau maupun taman kota di sepanjang daerah sempadan sungai. Selain itu kondisi jalan di sepanjang kawasan tersebut masih baik, dalam artian tidak ada jalan yang berlubang dan aksesibilitasnya juga mudah dijangkau. Penyediaan RTH yang sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan juga memiliki peranan penting dalam mendukung konsep waterfront city. RTH yang dapat diterapkan disepanjang daerah sempadan sungai Kali Surabaya seperti jalur hijau, taman, maupun pekarangan (privat). Peranan RTH disini sangat penting mengingat bahwa daerah sempadan sungai Kali Surabaya mengalir dekat dengan pusat kota yang notabene sebagai daerah CBD yang penuh akan bangunan, sehingga adanya pembangunan RTH diharapkan dapat menjadikan keadaan kawasan disekitar kawasan sekitar Kali Surabaya berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Perlu diingat pula bahwa dalam mekanisme pembangunan/pemanfaatan ruang harus tersedia ruang terbuka hijau setidaknya 30 % dari total luas terbangun.
22
c.
Strategi Penyediaan TPS di beberapa spot area yang berada di sekitar pusat kegiatan.
Pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana pendukung aktivitas di daerah sempadan sungai Kali Surabaya seperti TPS sangat diperlukan, mengingat kawasan ini merupakan kawasan yang memiliki aktivitas kegiatan yang cukup tinggi. Adapun aktivitas kegiatan ini banyak ditemui pada kegiatan para PKL. Dari para PKL inilah sumber sampah berasal. Oleh karena diperlukan adanya penyediaan TPS sehingga kegiatan perekonomian dapat berlangsung dengan lebih baik dan masih memperhatikan keadaan lingkungan. Dengan adanya keteraturan tersebut diharapkan dapat menciptakan citra kawasan yang lebih baik.
23
d. Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan.
Peningkatan kualitas lingkungan merupakan salah satu syarat wajib yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep kawasan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Peningkatan kualitas lingkungan yang dimaksud dapat berupa peningkatan kualitas air maupun penyediaan ruang terbuka hijau di beberapa titik di sepanjang daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan menerapkan IPAL untuk mengurangi kadar kimia dari limbah sehingga tidak akan merusak ekosistem yang ada di sungai tersebut. Penerapan IPAL dilakukan kepada industri yang akan mengalirkan limbahnya ke Kali Surabaya maupun untuk sektor perdagangan jasa yang berada di sepanjang aliran sungai tersebut, seperti mall, hotel, dll. Selain itu peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan memberikan pembinaan kepada masyarakat sekitar Kali Surabaya untuk tidak membuang sampah di sungai dan lebih memperhatikan keberlangsungan lingkungan di sekitar mereka. Adanya pembinaan ini diharapkan dapat mengurangi kuantitas sampah yang masuk ke sungai sehingga tingkat sedimentasi atau pendangkalan yang dialami oleh Kali Surabaya juga ikut berkurang.
24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Kali Surabaya merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang melintas mulai pintu air Jagir dan berakhir di Jembatan Daerah Undaan. Lebar sungai antara 20-35 meter, dengan kedalaman air 1-2 meter dan kedalaman dasar mulai 23 meter. Kali Surabaya tergolong ke dalam sungai yang tak bertanggul yang berada di dalam kawasan perkotaan dengan kriteria yang berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63 Tahun 1993 Pasal 8 ayat I bahwa sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 ( tiga ) meter, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 10 ( sepuluh ) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Isu strategis yang muncul dari potensi atau permasalahan berikit ini menjadi fokus pengelolaan daerah sempadan sungai Kali Surabaya, yaitu: 1. Daerah sempadan sungai Kali Surabaya sangat mendukung untuk kegiatan rekreasi dan penghijauan maupun budidaya ikan tawar, contohnya di kawasan Jagir. 2. Tidak ada upaya tegas Pemprov Jatim untuk mengendalikan pemakaian lahan daerah sempadan. Pengelolaan dan pembatasan pemanfaatan lahan daerah sempadan untuk kawasan terbangun, Pemerintah Propinsi Jatim membebaskan orang untuk memakai tanah di kanan kiri kali Surabaya. 3. Adanya pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari aktivitas masyarakat di daerah sempadan sungai Kali Surabaya seperti permukiman kumuh, serta banyaknya PKL. 4. Kelembagaan pengelolaan sungai dan persampahan di kawasan studi belum maksimal, serta belum ada pembinaan terkait kebersihan lingkungan. Dari potensi maupun masalah yang terangkum dalam isu strategis, dapat disusun suatu strategi pengelolaan pemanfaatan ruang daerah sempadan sungai Kali Surabaya. Strategi tersebut antara lain: a. Strategi pengadaan RTH di sepanjang sempadan sungai baik berupa jalur hijau maupun taman kota b. Strategi pengelolaan sentra PKL di daerah sempadan sungai Kali Surabaya
24
Pengelolaan Daerah Sempadan Sungai Kali Surabaya c. Strategi Penyediaan TPS di beberapa spot area yang berada di sekitar pusat kegiatan. d. Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan. 5.2 Rekomendasi Adapun adalah : 1. Sebaiknya pemerintah Kota Surabaya memiliki langkah insentif yang inovatif dalam merangkul masyarakat, khususnya yang tinggal atau memiliki lahan di sekitar daerah sempadan sungai Kali Surabaya, untuk mewujudkan program pengadaan RTH yang pernah direncanakan sebelumnya oleh pemerintah. RTH tersebut nantinya akan menjadi taman kota sebagai tempat wisata lokal masyarakat Surabaya. 2. Diperlukan pengelolaan sentra PKL secara serius oleh pemerintah Kota Surabaya guna mendukung keberadaan taman kota di sepanjang daerah sempadan sungai. Misalnya dengan cara insentif seperti menyewakan kapling yang ada di sentra PKL dengan harga rendah bagi sejumlah PKL yang menjadi pendaftar pertama. 3. Pemerintah Kota Surabaya melakukan survey terhadap daerah permukiman, yang memang memiliki tingkat aktivitas penduduk tinggi, yang berada di sekitar daerah sempadan sungai sehingga lebih tepat dalam penentuan spot yang akan dibangun TPS. 4. Pemerintah lebih menegaskan konsistensi AMDAL yang dimilki tiap industri yang berada pada daerah sempadan sungai yang menuju Kali Surabaya , khususnya dalam penyediaan IPAL. Agar limbah yang dibuang tidak langsung mengalir begitu saja oleh arus sungai yang menuju Kali Surabaya. rekomendasi yang dapat mendukung terlaksananya strategi pengelolaan kasus pemanfaatan ruang di daerah sempadan sungai Kali Surabaya
25
DAFTAR PUSTAKA
_______________, 2009. Kepmen Pedoman Pengelolaan DAS. Diunduh dari Dephut.go.id pada tanggal 7 Desember 2011 pukul 11.21 _______________, Pembersihan Lahan di Sekitar Bantaran Kali Surabaya. Diunduh dari www.reuni17grandong.com pada tanggal 7 Desember 2011 pukul 12.08 _______________, Horeee Akan Ada Taman di Bantaran Kali Surabaya. Diunduh dari suryaonline.com pada tanggal 7 Desember 2011 pukul 12.43. _______________,
jatimprov.go.id pada tanggal 7 Desemberr 2011 pukul 14.46. _______________, Mandi Hingga Berak di Kali Surabaya. Diunduh dari surabaypagi.com pada tanggal 7 Desember 2011 pukul 15.10. _______________, 84 Persen Ikan Kali Surabaya Alami Interseksual. Diunduh dari www.ecoton.or.id pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 11.22. _______________,
Kali
Surabaya
Masih
Dianggap
WC
Umum.
Diunduh
dari
www.beritajatim.com pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 11.25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63 Tahun 1993 Tentang: Garis Sempadan Sungai,
Penataan Sempadan Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo, No. 9 Tahun 2007.
26