You are on page 1of 10

metode drill dan penggunaannya

Pujiono (202008062) Metode pembelajaran Metode mengajar adalah cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. (Sunaryo, 1995). METODE DRILL (LATIHAN) Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Drill wajar digunakan untuk : o Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya). o Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan : o Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. o Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. o Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. o Selingilah latihan agar tidak membosankan. o Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula. Langkah langkah penggunaan metode drill tingkat SD: a. Siswa diberikan latihan soal perkalian bersusun satu angka dikalikan tiga angka secara terus menerus. b. Siswa diminta menghafalkan perkalian seperti pada tabel perkalian sehingga siswa mudah dalam menyelesaikan soal perkalian bersusun. c. Siswa diberikan latihan soal perkalian bersusun dua angka dengan tiga angka. Dengan metode drill ini, akan meningkatkan penguasaan siswa

mengenai operasi perkalian bersusun dan menumbuhkan minat siswa dalam pelajaran matematika.

Contoh Langkah Mengerjakan Perkalian Bersusun Pada Anak SD Contoh perkalian 1 angka dengan tiga angka Cara bersusun panjang

Alat Penilaian Untuk mengetahui hasil pembelajaran digunakan tes sebagai tolak ukurnya. Tes adalah latihan keterampilan dan kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Macam macam tes : a. Tes Awal (Pre Tes) Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran inti dimulai. Tes awal dimaksudkan untuk menjajagi kemampuan siswa. b. Tes Akhir (Post Tes) Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran mencapai tujuan yang ditetapkan. Tes ini untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasilnya digunakan sebagai acuan untuk melihat kemajuan prestasi siswa dalam mengikuti program pembelajaran. Serta untuk menganalisa data dan merefleksi tindakan berikutnya. Hasil pembelajaran siswa diperiksa, dianalisa untuk menentukan letak kesulitan dalam menyelesaikan soal. Kelebihan dan kelemahan : Kelebihan : o Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. o Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.

Kelemahan : o Siswa cenderung belajar secara mekanis. o Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. o Dapat rnenyebabkan kebosanan.

o Mematikan kreasi siswa. o Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).

Cara mengatasi kelemahan metode drill o menggunakan variasi metode pembelajaran yang lain o Mengajak siswa belajar dengan penemuan terbimbing Metode role playing (bermain peran) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati Langkah-langkah : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10. Evaluasi 11. Penutup

Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill (latih siap) adalah;

1) Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan danketerampilan yang diperlukan. 2) Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar. 3) Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinue dan disiplin diri, melatihdiri, belajar mandiri. 4) Pada pelafalan agama dengan melalui metode drill ini anak didik menjaditerbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah. Sedangkan Zuhairini, menguraikan tentang metode latihan siap sebagaiberikut: 1) Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan danketerampilan yang diharapkan. 2) Para murid akan memiliki pengetahuan siap. 3) Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dandisiplin.

Kekurangan Metode Drill (Latih Siap) Team Kurikulum Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, dalamPengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM menguraikan tentangkekurangan dari metode drill sebagai berikut: 1) Menghambat bakat dan inisiatif siswaMengajar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa dianggapsebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan kemudiandikesampingkan. Para siswa dibawa kepada koformitas dan diarahkanmenjadi uniformitas. 2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkunganPerkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalahbaru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara statis. Hal inibertentangan dengan prinsip belajar di mana siswa seharusnyamengorganisasi kembali pengetahuan dan pengalaman sesuai dengansituasi yang mereka hadapi. 3) Membentuk kebiasaan yang kakuDengan metode drill siswa belajar secara mekanis. Dalam memberikanrespon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis.Kecakapan siswa dalam memberikan respon stimulus dilakukan secara otomatis tanpa menggunakan intelegensi. Tidaklah irrasional, hanyaberdasarkan routinitas saja. 4) Menimbulkan verbalismeSetetah mengajarkan bahan pelajaran siswa berulang kali, gurumengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian. Siswa dilatihmenghafal pertanyaanpertanyaan (soal-soal). Mereka harus mengetahuidan menghafal jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu makaproses belajar yang lebih realistis menjadi terdesak. Dan sebagai gantinyatimbulah responrespon yang melalui bersifat verbalistis.

Dewasa ini, seiring dengan semakin modernnya sistem pendidikan dan tuntutan yang semakin berkembang, tak jarang sekolah-sekolah yang masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional cukup tertinggal jauh dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran dengan strategi konvensional ini, proses pembelajaran dilakukan secara soliter, artinya proses pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi pembelajaran siswa dilakukan oleh satu orang guru. Gambaran pembelajaran seperti ini dapat dianalogikan bagaikan seorang penjual sate, di mana semua urusan suatu pekerjaan dari awal sampai akhir hanya di kerjakan oleh satu orang. Padahal sebenarnya, sekarang ini kurikulum pendidikan di Indonesia sudah makin berkembang. Sudah terlalu banyak tuntutan-tuntutan masyarakat yang ditujukan kepada para guru atau penyelenggara pendidikan. Saat ini, guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan/memilih metode pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Selain itu, guru di era sekarang juga dituntut untuk lebih mengenal setiap individu dari diri siswa. Dan melihat ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, tentu seorang guru tidak mungkin bisa menangani jumlah siswa yang banyak itu. Satu hal yang juga penting, bahwa yang namanya guru bukan berarti orang yang tahu akan segala hal. Dalam hal ini, setiap manusia tentulah memiliki kekurangan dan kelebihan tentang pengetahuan, karena ilmu pengetahua sangat relatif yang dimiliki setiap orang. Ini menunjukkan bahwa guru pun membutuhkan sosok lain yang bisa

diajak kerja sama dalam menghadapi segala kesulitan yang ada pada saat melaksanakan proses pembelajaran baik di kelas ataupun di alam terbuka (diluar kelas). Jika melihat beberapa masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan, maka dalam hal ini pihak sekolah dan guru-guru dituntut daya kreativitasnya dalam memilih strategi yang tepat agar segala tuntutan yang ditujukan terhadap guru khususnya itu dapat terpenuhi dengan optimal. Dan tampaknya strategi Pembelajaran Metode Team Teaching merupakan cara yang tepat untuk memudahkan terbangunnya kreativitas dan inovatif itu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Ada beberapa masalah yang harus kita pecahkan bersama lewat tulisan ini, yaitu: 1. Bagaimana konsep Pembelajaran Metode Team Teaching ? 2. Bagaimana bentuk-bentuk atau jenis-jenis dari strategi Pembelajaran Metode Team Teaching? 3. Bagaimana tahapan sistem pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Metode Team Teaching? Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan konstribusi pemikiran khususnya kepada para pendidik dan seluruh simpatisan pendidikan tentang pentingnya memilih strategi pembelajaran yang tepat guna dan akan berhasil guna demi peningkatan hasil belajar siswa. Dan strategi Pembelajaran Metode Team Teaching bisa merupakan pilihan yang tepat karena memang sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 2 yang artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ... II. Sistem Pembelajaran Metode Team Teaching A. Konsep Pembelajaran Metode Team Teaching Pembelajaran Metode Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran yang jelas dan tanggung jawab nyata masing-masing angota tim. Definisi ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Martiningsih (2007) bahwa Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Selanjutnya Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Pembelajaran Metode Team Teaching `atau pengajaran beregu adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang guru. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.

Ada juga pendapat lain yang menguraikan bahwa Pembelajaran Metode Team Teaching atau Metode mengajar beregu ( Team teaching method ) adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai koordinator untuk memudahkan kerja tim. Cara evaluasinya atau pengujiannya yaitu setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut Dalam rangka pelayanan pendidikan yang baik, khususnya dalam hal pelaksanaan pembelajaran, maka kita semua dituntut mencari dan menemukan sistem yang tepat. Pembelajaran Metode Team Teaching bermanfaat untuk memberikan pelayanan pengajaran yang variatif pada siswa. Sistem ini dilakukan dengan cara menugaskan dua guru atau lebih untuk mengajar satu bidang studi pada siswa dalam satu kelas Setiap penyelenggara pendidikan dituntut untuk senantiasa meningkatkan prestasi hasil belajar siswanya (anak didiknya), sehingga diharapkan menerapkan pembelajaran yang tepat guna da berhasil guna. Dengan demikian kita perlu belajar dari negara Jepang yang pernah hancur akibat peristiwa bom nagasaki dan hirozima dan negara ini bangkit menjadi negara maju melalui penyelenggaraan pendidikan yang baik Team teaching merupakan salah satu metode pembelajaran dijepang yang dijalankan secara sah (legal formal) oleh pemerintah. Negara ini telah membuktikan kelebihan penerapan metode team teaching dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Team Teaching adalah upaya yang tepat dalam peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik

Idealnya Teaching Team adalah beberapa orang guru yang sewaktu-waktu dapat membantu guru lain yang berhalangan untuk memberikan materi sebagai bahan pembelajaran kepada siswasiswi. Guru tersebut harus bisa menguasai atau mengetahui bidang ilmu selain yang biasa diajarkannya, misalnya seorang guru matematika bisa mengajarkan mata pelajaran fisika demikian juga sebaliknya. B. Bentuk atau Jenis-Jenis strategi Pembelajaran Metode Team Teaching. Sebenarnya ada beberapa bentuk atau jenis dari strategi Pembelajaran Metode Team Teaching ini. Sesuai yang pernah dijelaskan oleh Soewalni S (2007), jenis dari strategi Pembelajaran Metode Team Teaching yaitu : 1. Semi Team Teaching Bentuk atau jenis semi Team Teaching ini terdiri atas tiga tipe yakni: a. Sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode disepakati bersama. Tipe awal pembelajaran team teaching. (Tipe 1) b. Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing. (Tipe 2a)

c. Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok. (Tipe 2b) 2. Team Teaching Penuh Team Teaching Penuh merupakan Tipe 3 dimana satu tim terdiri dari dua orang guru atau lebih, waktu kelas sama, pembelajaran mata pelajaran / materi tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dilaksanakan secara bersama-sama dan sepakat dengan baik. Kata kunci Pembelajaran Metode Team Teaching penuh adalah keikhlasan berkerja sama dengan berpegang pada Visi dasn Misi yang sama. Adapun variasi Pembelajaran Metode Team Teaching Penuh menurut Soewalni S (2007) ialah : a. Pelaksanaan bersama, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, seorang guru membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual. b. Anggota tim secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi atau tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim. c. Seorang guru (senior) menyajikan langkah latihan, observasi, praktek dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam kelompok, setiap kelompok dipandu seorang guru (tutor, fasilitator, mediator). Akhir pembelajaran masing-masing kelompok menyajikan laporan baik dalam bentuk lisan ataupun dalam bentuk tertulis dan ditanggapi bersama serta disimpulkan bersama. Namun, dari beberapa bentuk atau jenis (tipe) Pembelajaran Team Teaching yang dikemukakan oleh Soewalni S di atas , penulis lebih condong ke jenis Team Teaching penuh (tipe 3), karena disana lebih terlihat nyata kelebihan strategi Pembelajaran Metode Team Teaching-nya. Guru yang mengajar lebih dari satu orang, mereka mengajar di kelas yang sama dengan materi yang sama dan pada waktu yang sama, serta setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya pun dilakukan atas kesepakatan bersama. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip pembentukan team dalam sebuah pelaksanaan tugas, bahwa segala sesuatunya yang berkaitan dengan misi pencapaian tujuan dilakukan secara bersama-sama, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakan. Dan bahkan penulis berpendapat termasuk sistem pelaksanaan remedial (perbaikan) dan pengayaan sebaiknya dijalankan juga secara bersama-sama sesuai kesepakatan team sehingga kesolidan team dapat terbangun dengan utuh. Jadi prinsipnya Team Teaching dapat berhasil jika betul-betul dilaksanakan secara bersama-sama dari semua rangkaian kegiatan dan dilandasi dengan niat ikhlas dan bertanggung gugat sehingga didalamnya terbangun pembelajaran yang saling menguntungkan, baik pihak pendidik maupun pihak anak didik. Kata kunci dalam strategi Pembelajaran Metode Team Teaching adalah Kerjasama. Dan paling tepat lagi karena sangat sesuai dengan konsep ilahiyah yaitu Firman Allah dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 2 yang artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ...

C. Tahapan Strategi Pembelajaran Metode Team Teaching 1. Tahap Awal a. Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama Perencanaan pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching. Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apaapa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa. b. Metode Pembelajaran Disusun Bersama Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran. c. Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran Yang Akan Diajarkan

Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaanpertanyaan siswa atas penjelasan guru. d. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas serta Adil Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab yang adil pada masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidakjelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini.

2. Tahap Inti Sistem Pembelajaran Metode Tiem Teaching (PMTT) di dalam tahap inti ini dapat dijalankan dalam bentuk sebagai berikut: a. Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team. b. Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada. c. Bisa juga divareasi secara bergantian sesuai dengan kesepakatan dari perencanaan pembelajaran. Yang jelas saat satu guru bertindak sebagai pemateri, maka guru yang satunya atau yang lainnya bertindak sebagai pengawas atau membantu siswa yang sedang kesulitan relajar.

3. Tahap Evaluasi a. Evaluasi Guru Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-masing guru dihadapan siswa. b. Evaluasi Siswa Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam evaluasi siswa, guru juga diharuskan merencanakan metode evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa ini di dalamnya mencakup pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team Teaching dalam pelaksanaan evaluasi, serta pembagian pos-pos pengawasan. Jadi semakin hari semakin berkembang pendidikan dan diiringi berkembangnya kurikulum pengajaran, maka menuntut setiap guru untuk semakin kreatif dalam melaksanakan proses

pembelajaran di dalam kelas. Berbagai tuntutan yang ditujukan kepada guru pun semakin kompleks, diantaranya ialah guru dituntut untuk mampu memperhatikan perbedaan individual siswa, guru harus kreatif mendesain strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dan nyaman belajar, serta guru pun dituntut untuk mampu melakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa secara menyeluruh. Berbagai hal yang harus dipenuhi guru tersebut, tentu merupakan hal yang sulit jika semua itu dilakukan seorang diri, untuk itu membutuhkan partner agar semua hal tersebut dapat dilakukan secara maksimal. Maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan strategi Team Teaching dalam melaksanakan proses pembelajaran.

You might also like