You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Prestasi olahraga telah menunjukkan kemajuan yang pesat, terutama pada beberapa tahun ini. Prestasi yang beberapa tahun lalu sulit dibayangkan, sekarang dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang olahraga tertentu. Salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan prestasi atlet dalam cabang olahraga adalah dengan metode pelatihan yang baik, dukungan lain juga datang dari para ahli dibidang olahraga dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik. Kemajuan prestasi atlet yang terjadi saat ini,merupakan hasil perpaduan dari komponenkomponen yang menunjang pencapaian prestasi yang prima atlet. Menurut M. Sajoto (1983 : 2-5), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima atlet dalam cabang olahraga dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu : 1. Aspek biologis yang meliputi (a) Potensi atau kemampuan dasar tubuh (fundamental motor skill) terdiri dari : kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelincahan dan koordinasi (agility and coordination), tenaga (power), daya tahan otot (muscular endurance), daya kerja jantung dan paru-paru (cardiorespiratory funtion), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy) dan kesehatan dalam olahraga (health for sport). (b) Fungsi organ-organ tubuh. (c) Postur dan struktur tubuh. (d) Gizi. 2. Aspek psikologis meliputi ; intelektual, motivasi, koordinasi kerja otot dan saraf. 3. Aspek lingkungan meliputi ; sosial, sarana prasarana, cuaca / iklim, keluarga. 4. Aspek penunjang meliputi ; program latihan, penghargaan, dana, organisasi yang tertib.
1

Faktor tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya. Kurangnya salah satu komponen akan mengurangi hasil atau prestasi yang dicapai. Demikian pula dalam cabang olahraga bola basket, untuk memperoleh prestasi optimal, juga tidak lepas dari faktor-faktor yang diuraikan diatas. Bola basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan lain-lain. Untuk menjadi menjadi seorang pemain basket yang baik, harus menguasai teknik-teknik dasar permainan bola basket, karena semakin baik seorang pemain dalam mendribel, menembak, dan mengoper semakin baik kemungkinan untuk sukses, hal ini harus ditunjang pula kondisi fisik yang baik. Menurut peraturan Perbasi (2000 : 15), bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola kedalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka, bola dioper, digelindingkan, atau dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan. Pada permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar dengan baik. Teknik dasar tersebut dapat dibagi sebagai berikut : teknik melempar dan menangkap, teknik menggiring bola, teknik menembak, teknik gerakan berporos, teknik lay up shoot, teknik rebound (Imam Sodikun, 1992 : 48) Oleh karena itu menembak unsur dasar yang sangat menentukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Jadi teknik dasar menembak harus benar-benar dikuasai oleh pemain bola basket. Pendapat dalam buku yang berjudul Petunjuk Para Pelatih dan Pemain Bola Basket mengatakan bahwa : Ketrampilan terpenting dalam bola basket ini adalah kemampuan menembak atau shooting bola ke dalam keranjang. Ketrampilan ini merupakan suatu ketrampilan yang memberikan kemampuan secara langsung. Selain itu memasukkan bola ke dalam keranjang merupakan inti dari strategi bola basket (Ambler Vic, 1982 : 9)
2

Menembak adalah unsur yang menentukan dalam kemenangan dalam pertandingan, sebab kemenangan ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk ke keranjang. Setiap regu yang menguasai bola selalu mencari kesempatan untuk dapat menembak. Setiap serangan selalu berusaha dapat berakhir dengan tembakan. Oleh karena itu unsur menembak ini merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan ketrampilannya dengan latihan (Perbasi, 2000: 35).Adapun tembakan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Tembakan dengan dua tangan dari dada (two handed set shoot) 2. Tembakan dengan dua tangan dari atas kepala (two handed over head shoot) 3. Tembakan dengan satu tangan (one hand set shoot) 4. Tembakan satu tangan dari atas kepala (one hand over head shoot) 5. Tembakan melayang (lay up shoot) 6. Tembakan loncat dengan satu tangan (jump shoot) 7. Tembakan loncat dengan dua tangan (jump shoot) 8. Tembakan kaitan (hook shoot). (Imam Sodikun, 1992 : 59) Lay up shoot merupakan tembakan yang sangat efektif dimana seorang pemain basket posisi saat menembak jaraknya lebih dekat dengan keranjang, maka perlu dimahirkan untuk menjadi penguasaan pada pemain bola basket, umumnya pemain yang sudah baik melakukan lay up shoot dengan sempurna karena melakukan teknik dasar lay up shoot dengan benar yaitu dengan lompatlangkahlompat (diawali baik dari lompat kaki kanan atau kaki kiri ). Dilihat dari awalan lay up dapat dibagi dalam : 1. Melalui operan atau passing dari teman
3

2. Menggiring atau mendribel bola. Guna mendapatkan hasil lay up shoot yang baik dibutuhkan kekuatan otot kaki yang bekerja secara terkoordinasi dimulai dari pangkal paha sampai betis yang dapat menghasilkan gerakan eksplosif atau daya ledak yang maksimal. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang menerima beban dalam waktu bekerja tertentu (M. Sajoto, 1983 : 58). Jadi otot akan mencapai kekuatan maksimal bila suatu otot berulang-ulang dilatih secara lebih dari yang biasa dilatihkan pada otot tersebut. Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul : Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot Pada Alet Bola Basket UNISI Tahun 2012. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot ? 1.2.2 Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot ? 1.2.3 Apakah ada hubungan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot ? 1.2.4 Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari terhadap hasil lay up shoot pada Atlet Bola Basket UNISI Tahun ajaran 2012 ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot

1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot. 1.3.3 Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil layup shoot. 1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan

kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot pada Atlet bola basket UNISI tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori


5

2.1.1. Permainan Bola Basket. 2.1.1.1 Pengertian dan Sejarah Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha mencegah lawan untuk memasukkan bola atau membuat angka / score dengan cara bola dioper, digelindingkan atau dipantulkan / dribel ke segala arah, sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A. Naismith pada tahun 1891, atas anjuran Dr. Luther Halsey Gilick seorang sekretaris nasional YMCA (Young Mens Christian Asosiation) bagian pendidikan jasmani yang sekarang menjadi Springfield College di Massachusetts, Amerika Serikat. Anjuran untuk membuat permainan baru itu dengan syarat-syarat : dapat bermain dalam gedung, mudah dipelajari dan menarik, anjuran ini dibuat karena mereka hanya memperoleh baris-berbaris dan senam selama musim dingin. J.A Naismith pada mulanya menggunakan sasaran dalam permainan itu dengan keranjang buah persik, maka permainan baru diberi nama Basketball. Permainan ini ternyata memperoleh sambutan hangat dari muda-mudi di Amerika Serikat dan bahkan cepat berkembang diseluruh dunia. Pada tahun 1942, bola basket didemonstrasikan dalam olimpiade di Perancis. Pada tanggal 21 Juni 1992, atas prakarsa Dr. Elmer Beny, direktur sekolah olahraga di Jenewa, Argentina, Cekoslowakia, Yunani, Italia, Portugal, Rumania dan Swiss. Dalam konferensi ini, terbentuklah federasi bola basket internasional yang diberi nama Federation Internationale de Basketball Amateur (FIBA) dengan Leon Bounffard sebagai presidennya dan Williams Jones sebagai sekretaris jenderal.

Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya permainan bola basket dipertandingkan dalam olimpiade di Jerman, yang diikuti oleh 21 negara. Bola basket masuk Indonesia sesudah perang dunia II dan dibawa oleh para perantau Cina. Pada tahun 1948, pada PON I di Surakarta, bola basket telah masuk dalam acara pertandingan. Pada tahun 1951, Maladi selaku sekretaris komite olimpiade Indonesia menujuk Tonny When dan Wim Latumeten untuk mengorganisir perbolabasketan Indonesia. Pada 23 Oktober 1951, berdirilah Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (PERBASI) dengan Tonny When sebagai ketua dan Wim Latumeten sebagai sekretaris. Pada tahun 1953, PERBASI diterima sebagai anggota FIBA dan pada tahun 1955 kepanjangan PERBASI diubah menjadi Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia dengan singkatan tetap PERBASI. Lambat laun permainan bola basket semakin berkembang dan makin digemari oleh pelajar dan mahasiswa, bahkan bola basket harus diajarkan di sekolahsekolah dari SD sampai perguruan tinggi. 2.2 Analisa Kecepatan Drible berlari Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Harsono, 1988 : 216). Sedangkan menurut M. Sajoto (1983 : 9) kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. Suharno H.P (1995 : 30) berpendapat bahwa kecepatan adalah kemampuan organisme manusia dalam melakukan gerakan-gerakan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya untuk hasil yang sebaik-baiknya. Secara Fisiologis kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan berdasarkan kemudahan bergerak, proses system saraf dan perangkat otot untuk melakukan gerakan dalam satuan
7

waktu tertentu (U. Jonath, E. Haag, R. Krempel, 1978 : 19). Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan satu rangkaian gerakan yang sesingkat-singkatnya. Dalam dribel, khususnya pada saat melakukan lay up kecepatan yang digunakan adalah kecepatan bergerak dengan

memantulkan bola dengan cepat. Sedangkan yang dimaksud dengan kecepatan bergerak adalah kemampuan organisme otot untuk bergerak secepat mungkin dalam satuan gerakan yang tidak terputus-putus, sedangkan waktunya dihitung antara permulaan dan akhir suatu gerakan (Harsono, 1988 : 217). 2.3 Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Lay Up Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk suatu benda (Russel, Bounce, Robert, 1984 : 181). Cara otot berkontraksi untuk menghasilkan kekuatan sangat dipengaruhi oleh kemampuan otot yang akan menentukan macam gerakan dan gerakan yang dihasilkannya (Russel, dkk, 1984 : 150). Kekuatan otot adalah kekuatan maksimum yang digunakan dengan satu kontraksi maksimal (Russel, dkk, 1984 : 150). Dari keterangan diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa kekuatan adalah penyebab adanya gerakan ketrampilan. Dalam hal ini adalah kekuatan otot tungkai terhadap hasil lay up dalam permainan bola basket adalah merupakan fungsi kekuatan yang dimaksud. Dalam gerakan lay up kekuatan otot tungkai merupakan komponen yang dominan. Karena semakin besar kekuatan otot tungkai maka semakin besar pula tolakan atau daya ledak kaki untuk melompat kearah ring basket. 2.4 Hubungan Antara Panjang tungkai Dengan Hasil Lay Up Shoot. Telah dikemukan diatas, bahwa banyak faktor yang dapat memberikan pengaruh untuk hasil lay up shoot dalam bola basket. Salah satu faktor tersebut adalah keadaan anatomi tubuh
8

atau komponen otot yang terlibat adalah tungkai. Gerakan lay up merupakan kombinasi gerakan antara lompat langkah langkah, dalam hal ini panjang tungkai sangat berpengaruh pada panjang langkah yang dihasilkan untuk mendekatkan diri pada ring basket. Jadi makin panjang tuas tungkai maka semakin panjang pula langkah untuk melakukan awalan tolakan 2.5 Hubungan Antara Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Dalam penelitian ini awalan melakukan lay up shoot yaitu dengan dribel berlari, karena dalam permainan bola basket gerakannya dinamis sehingga banyak sekali mendribel bola dengan berlari dan diakhiri dengan menembakkan bola kearah ring basket baik menggunakan tembakan langsung kearah keranjang atau menggunakan lay up shoot. Semakin cepat seorang pemain mendribel bola berlari maka semakin sulit lawan untuk merebut atau menghalangi seorang pemain basket untuk mendekatkan diri kearah ring basket dan melakukan tembakan langsung atau lay up shoot ke keranjang. 2.6 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1998 : 62). Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah asumsi atau duagaan mengenai hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkannya (Sudjana, 1975 : 219) Menurut Sutrisno Hadi (1998 : 63) hipotesis adalah suatu dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan diterima bila fakta-fakta membenarkan. Berdasarkan pada permasalahan itu, maka tujuan penelitian kedepan, serta landasan teori yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
9

1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot. 2. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot. 3. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot. 4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot pada Atlet Bola Basket UNISI Tahun 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian. Rancangan penelitian ini mencakup penetapan subjek penelitian, pemilihan jenis penelitian dan penetapan pemakaian instrumen penelitian, yang masing-masing disebut komponen rancangan penelitian. Penentuan masing-masing komponen dilakukan bersamaan,
10

sebab dan lainnya berkaitan erat. Penentuan subjek penelitian mencakup tiga hal yaitu : penetapan populasi penelitian, penetapan dan pemilihan sampel, serta penetapan besarnya sampel (Mukayat, 1991 :39). Subjek penelitian perlu ditetapkan secara akurat, sebab dapat atau tidaknya data yang terkumpul itu dianalisis dan kesimpulannya untuk menjawab dan membuktikan kebenaran hipotesis itu tergantung seberapa jauh populasi-populasi yang dipilih dan berapa tinggi relevansinya dengan permasalahan. Sampel harus benar-benar menggambarkan populasi penelitian, sehingga data yang diperoleh dari observasi (pengukuran) itu objektif dan dapat dipakai untuk mengambil generalisasi. Agar sampel representatif maka harus memenuhi tiga syarat, yaitu : pertama, populasi homogen artinya ciri (karakteristiknya) subjek penelitian cukup, kedua, sampel memadai dan ketika teknik pemilihan sampel akurat dan benar (Mukayat, 1991 : 41). 3.1.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 102) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1998 : 22) yang dimaksud populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki atau universum. Pengertian tersebut mengadung maksud bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang akan dijadikan objek penelitian dan keseluruhan dari individu tersebut paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai objek penelitian adalah keseluruhan Atlwt Bola Basket Universitas Islam Indragiri yang berjumlah 35 oarang. 3.1.2 Sampel Dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Dalam penelitian ini karena merupakan penelitian survey, maka sampel yang dipilih haruslah representatif dan sesuai dengan rancangan penelitian. Penentuan jumlah sampel berdasarkan asumsi bahwa apabila subjek penelitian kurang dari seratus orang, lebih baik
11

diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi rikunto, 1998 : 107). Oleh karena itu jumlah populasi yang ada 35 orang semua digunakan sebagai sampel dan teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. 3.1.3 Variabel Penelitian Istilah tidak pernah ketinggalan setiap penelitian. Sutrino Hadi (1998 : 159), mengatakan bahwa variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 91), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian penelitian. Berdasarkan dua pengertian di atas diasumsikan bahwa pendapat kedua ahli tersebut tidak berbeda yang pada intinya variabel atau gejala adalah subjek penelitan dan variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel bebas sering disebut variabel perlakuan, variabel penyebab, variabel kausa atau variabel tak tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a. Kekuatan otot tungkai (X1) b. Panjang tungkai (X2) c. Kecepatan dribel berlari (X3) 2. Variabel tergantung / terikat (Dependent Variable) Variabel tergantung sering disebut juga variabel tak bebas, variabel terpengaruh. Secara singkat variabel tergantung dapat disebut juga variabel efek. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah hasil lay up shoot (Y).
12

3.2 Instrumen Penelitian Peranan instrumen dalam penelitian akan banyak menentukan kualitas dari data yang diperoleh. Oleh karena itu penentuan instrumen penelitian hendaknya disesuaikan dengan permasalahan, tujuan penelitian dan oleh karena itu instrumen itu harus valid atau sudah diterakan. 3.3 Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengukuran dan tes. Penelitian survei mengkaji populasi (universal) yang besar maupun yang kecil untuk menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan, insidensi, distribusi dan interelasi dari variabel-variabel sosiologis, dan psikologis (Nurhasan, 1986 : 16). Teknik pengukuran dan tes adalah suatu proses untuk memperoleh data secara obektif,kuantitatif dan hasilnya dapat diolah secara statistika (Nurhasan, 1986 : 12). Dengan alat pengukuran dan tes akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran dan tes. Suatu ciri yang khas dari pengukuran dan tes meliputi hasil-hasil atau bentuk angka atau skor dan hasilnya dapat diolah dengan statistik. Untuk memperoleh atau yang akurat diperlukan alat ukur yang sahih dan terandalkan, dan ditunjang oleh para pelaksana yang telah

berpengalaman dan pengetahuan tes dan pengukuran yang tak kalah pentingnya dalam melaksanakan tes dan pengukuran adalah faktor ketelitian dan kecermatan (Nurhasan, 1986 : 13). Survey merupakan suatu cara mengumpulkan individu untuk dianalisis. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : a. Hasil tes kekuatan otot tungkai dalam satuan kilogram. b. Hasil tes panjang tungkai dalam satuan centimeter.
13

c. Hasil tes kecepatan dribel berlari dalam satuan detik. d. Hasil tes lay up dalam satuan point. 3.4 Analisis Data Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Menurut Sutrino Hadi (1998 : 221) pada pokoknya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian yang sempit statistik digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka-angka sedangkan dalam pengertian luas yaitu pengertian teknik metodologi, statistik cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan dan menganalisis data yang berwujud angka.

DAFTAR PUSTAKA
Ambler Vic, 1982. Petunjuk Untuk Pelatih Dan Pemain Bola Basket. Bandung : CV Pionir Engkos Kosasih, 1993. Teknik Dan Program Latihan. Jakarta : Akademika Presindo Harsono, 1988. Ilmu Coaching. Jakarta : Depdikbud Imam Sodikun, 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud Imam Soejeodi, 1979. Permainan Dan Metodik Jilid II. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdikbud James A. Balley, 1986. Atletik Untuk Coach, Atlet, Guru Olahraga Dan Umum. Bandung : CV Pionir Jonath U. Et All, 1978. Lari Estafet, Loncat dan Latihan Teknik Taktik. Jakarta : Passa Jaya Putra Offsed M. Sajoto, 1998. Peningkatan Dan Pembinaan Kakuatan Kodisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Mukayat, 1991. Pengatar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung : Tiga Serangkai 14

You might also like