You are on page 1of 2

Nugraha Widyatmono 1191261013 Environmental Remote Sensing

FILSAFAT Diskusi : Dewasa ini, dalam membangun bangsa dan Negara Indonesia ini, mana yang lebih diperlukan pemimpin (atau orang) yang lebih menguasai ilmu pengetahuan ataukah yang lebih bersifat bijaksana ataukah yang bagaimana? Nusantara ini merupakan tanah yang besar, wilayah yang memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan pada hakekatnya, kekayaan alam yang terkandung di Negeri ini sangatlah cukup untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Akan tetapi realita yang terjadi menunjukkan bahwa pengelolaan Negeri yang kaya raya ini masih belum dapat mensejahterakan rakyatnya, masih banyak orang kelaparan di atas bumi yang kaya ini. Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama, jauh sebelum nama Indonesia ada. Kondisi ini seperti yang tertulis dalam petikan sebuah karya sastra Jawa yang disebut sebagai serat kalatidha karangan Raden Mas Ngabehi Ronggowarsito : Mangkya darajating praja Kawuryan wus sunyaturi Rurah pangrehing ukara Karana tanpa palupi Atilar silastuti Sujana sarjana kelu Kalulun kala tida Tidhem tandhaning dumadi Ardayengrat dene karoban rubeda Keadaan negara waktu sekarang, sudah semakin merosot. Situasi (keadaan tata negara) telah rusak, karena sudah tak ada yang dapat diikuti lagi. Sudah banyak yang meninggalkan petuahpetuah/aturan-aturan lama. Orang cerdik cendekiawan terbawa arus Kala Tidha (jaman yang penuh keragu-raguan). Suasananya mencekam. Karena dunia penuh dengan kerepotan

Ratune ratu utama Patihe patih linuwih Pra nayaka tyas raharja Panekare becik-becik Paranedene tan dadi Paliyasing Kala Bendu Mandar mangkin andadra Rubeda angrebedi Beda-beda ardaning wong saknegara

Sebenarnya rajanya termasuk raja yang baik, Patihnya juga cerdik, semua anak buah hatinya baik, pemuka-pemuka masyarakat baik, namun segalanya itu tidak menciptakan kebaikan. Oleh karena daya jaman Kala Bendu. Bahkan kerepotan-kerepotan makin menjadijadi. Lain orang lain pikiran dan maksudnya.

Ternyata kondisi Nusantara yang gemah ripah loh jinawi ini sudah sejak lama berada dalam kemelut pengelolaan tata Negara. Dan sudah 66 tahun yang lalu bangsa ini menyatakan kemerdekaannya, namun sampai saat ini bangsa ini belum benar-benar merdeka. Kekayaan alam, perekonomian, politik, social, budaya, teknologi, bahkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa ini masih dikuasai oleh bangsa lain. Perindustrian dalam negeri kurang begitu diperhatikan, pemerintah lebih mendorong produkproduk asing untuk masuk dalam negeri ini. Industri-industri kecil kian terpinggirkan dengan adanya persaingan dari pasar bebas. Sektor-sektor perekonomian penting di negeri ini juga dikuasai oleh bangsa lain. Sektor-sektor penting lainnya seperti pertambangan, pertanian bahkan kebutuhan pokok seharihari juga dikuasai oleh asing.

Nugraha Widyatmono 1191261013 Environmental Remote Sensing

Regulasi yang dibuat seringkali hanya memihak kepentingan segelintir orang yang mengatasnamakan dirinya wakil dari rakyat. Kepentingan-kepentingan yang lebih besar dan kesejahteraan rakyat kurang dipedulikan, hanya suara dan janji-janji manis yang terlontar untuk mendapatkan kursi dalam pemerintahan. Korupsi, Kolusi, Nepotisme semakin menyebar hampir di seluruh bagian. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan menjadi semakin terpinggirkan. Sebenarnya di negeri ini masih banyak pemimpin-pemimpin yang baik, banyak orang-orang pandai dalam ilmu pengetahuan, namun mereka kalah dengan kepentingan politik, dan bahkan sebagian dari mereka memilih tinggal di luar negeri karena kurangnya pengakuan di negeri ini. Semakin hari nasionalisme kian luntur, orang-orang berilmu pengetahuan banyak yang tidak mau melantangkan suaranya, mereka lebih memilih berkutat dengan kesibukan penelitian-penelitian mereka, para pemimpin yang masih lurus pun memilih jalan amannya, mereka takut mengambil resiko menentang arus kepentingan elit politik. Institusi pemerintah, NGO, akademisi, masing-masing kurang berkoordinasi yang seringkali menyebabkan terjadinya pertentangan dan tumpang tindih kepentingan ataupun kebijakan. Saat ini bangsa yang gemah ripah lohjinawi ini sedang berada dalam proses mencari jati dirinya. Dan sebuah pencerahan dibutuhkan oleh nusantara yang kaya raya ini, seorang pemimpin bangsa yang dapat membawa bangsa ini menuju kesejahteraan. Seorang pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan, pemimpin yang memperhatikan kepentingan rakyat dalam membuat kebijakan, pemimpin yang dapat memberikan rasa aman kepada rakyatnya dan seorang sosok yang dapat mempersatukan seluruh golongan, etnis serta mengkoordinasi jajaran-jajaran pemerintahan dan seluruh elemen bangsa. Seorang yang nasionalis, cerdas dalam merancang program-program pembangunan, menguasai ilmu pengetahuan, peka terhadap kondisi sekitar serta memiliki keberanian mengobarkan semangat membangun negeri. Sosok pencerah dibutuhkan agar kelak bangsa ini tidak lagi mudah diperdaya oleh bangsa-bangsa asing, tidak lagi sumberdaya alam di negeri ini dikuasai oleh orang lain dan tidak ada lagi tubuh-tubuh terkapar di emperan toko-toko dan pinggir jalan yang mewarnai sudut kota. Seseorang pemimpin yang berani mempertahankan martabat bangsa sehingga tidak ada bangsa lain yang berani melecehkan harga diri Bangsa Indonesia dan tidak lagi ada saudara-saudara kita yang harus merasakan siksaan di negeri asing di tengah melimpahnya kekayaan alam negeri ini. Orang itu juga harus benar-benar mengerti tentang arti dari keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Keseimbangan antara manusia dengan alam, manusia dengan sesamanya dan tentu saja keseimbangan dan keselarasan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Ketika seseorang sudah memiliki kesemuanya itu, maka dia akan arif dalam memimpin, akan bijaksana namun berani dalam mengambil keputusan, dan pada akhirnya dapat membawa bangsa ini menuju kejayaannya.

You might also like