Professional Documents
Culture Documents
PERSAMAAN 1. Persamaan Kuadrat a. Bentuk Umum ax2 + bx + c, a bukan nol b. Cara Menyelesaikan Persamaan kuadrat Pemfaktoran Melengkapkan Kuadrat Rumus Kuadrat abc. 1. Persamaan Linier a. Satu Variable b. Dua Variable c. Lebih Dari Dua Variabel 1. Persamaan Garis a. Persamaan Garis Lurus Dengan Gradien b. Persamaan Garis Melalui Titik
Persamaan Kuadrat
a. Bentuk Umum Persamaan Kuadrat Misalkan a,b,c R dan a 0 maka persamaan yang berbentuk
ax 2 + bx + c = 0
koefisien dari x dan c adalah suku tetapan. Contoh: 1. 2. 3. 4. a. x2 4, nilai a = 1, b= 0, c = -4 x2 + 2x = 0 nilai a = 1, b =2, c = 0 x2 5x + 2 = 0 nilai a = 2, b = -5, c = 2 x2 + x 2 = 0 nilai a = 1, b =2, c = -2 Cara Menyelesaikan Persamaan Kuadrat Persamaan dapat diselesaikan dengan cara menentukan nilai pengganti
ax 2 + bx + c = 0
x yang memenuhi persamaan itu, dan disebut penyelesaian atau akar dari persamaan kuadrat
ax 2 + bx + c = 0
Untuk menyelesaikan (menentukan akar-akar) persamaan kuadrat ada beberapa cara, diantaranya adalah dengan cara: 1. Memfaktorkan 2. Melengkapkan bentuk kuadrat sempurna 3. Menggunakan rumus kuadrat 1. Memfaktorkan Contoh: Selesaikan persamaan kuadrat berikut ini! a. x2 9 = 0 b. x 2 + 3x = 2 = 0 c.
2x 2 x 1 = 0
Jawab: a. x2 9 = 0
( x + 3)( x 3) = 0
atau
x = 3
b.
x=3
x 2 + 3x = 2 = 0
x 2 + 3x + 2 = 0
<=>
( x + 2)( x + 1) = 0 ( x + 2) = 0
x = 2
atau
<=>
( x + 1) = 0
<=>
atau
x = 1
c.
2x 2 x 1 = 0 (2 x + 1)( x 1) = 0
atau
( 2 x + 1) = 0 ( x 1) = 0
atau
x= 1 2
x =1
2. Melengkapkan bentuk kuadrat sempurna Bentuk seperti 16 = 42; 4x2 = (2x)2; (x + 1)2; (2x 3)2 merupakan beberapa contoh bentuk kuadrat sempurna. Bentuk
x + 2x 7
2
x 2 + 2x 7
( x + 1) 2
Proses mengubah bentuk kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna semacam itu dinamakan melengkapkan kuadrat sempurna. Contoh: Selesaikan persamaan kuadrat berikut ini! a.
x 2 + 3x + 2 = 0
b.
x 2 25 = 0
Jawab : a.
x 2 + 3x + 2 = 0
<=>
x 2 + 3 x = 2
<=>
3 9 x + = 2 + 2 4
2
<=>
3 8 9 x+ = + 2 4 4
2
<=>
3 1 x+ = 2 4
2
<=> 3 1 x+ = 2 4 <=>
1 3 x= 2 2
<=>
atau
x = 2
x = 1
b.
x 2 25 = 0 x 2 = 25
x = 25
x = 5
Persamaan Linier
Persamaan linier Satu Variabel Pesamaan linier satu variable adalah persamaan yang hanya menggunakan satu variable saja (hanya satu variable) Bentuk umum ax + b = c 0, x = perubah Persamaan linier dapat diselesaikan dengan cara a. Menambah, mengurangi, membagi atau mengali dengan bilangan yang sama b. Setiap pemindahan ruas, dari kirikekanan atau sebaliknya dapat diikuti perubahan tanda dari positif ke negatif atau sebaliknya. Contoh 1. 4x -12 = 20 Jawab
4x -12 = 20 4x = 20 + 12 4x = 32 x= 8 2. 5x -20 = 10 Jawab 5x 20 = 10 5x = 20 + 10 5x = 30 x=6 Penerapan Untuk Persamaan Linier dalam Sehari-hari Contoh Jumlah siswa kelas 2 adalah 40 siswa. Jika jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 siswa, berapa jumlah siswa perempuan. Jawab a + 12 = 40 a = 40 -12 a = 28 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Persamaan linear yang rumit, seperti di sebut di atas, bisa ditulis dengan menggunakan hukum aljabar agar menjadi bentuk yang lebih sederhana. Seperti contoh, huruf besar di persamaan merupakan konstanta, dan x dan y adalah variabelnya. Bentuk Umum
Dimana konstanta A dan B bila dijumlahkan, hasilnya bukan angka nol. Konstanta dituliskan sebagai A 0, seperti yang telah disepakati ahli matematika bahwa konstanta tidak boleh sama dengan nol. Grafik persamaan ini bila digambarkan, akan menghasilkan sebuah garis lurus dan setiap garis dituliskan dalam sebuah persamaan seperti yang tertera diatas. Bila A 0, dan x sebagai titik potong, maka titik koordinat-xadalah ketika garis bersilangan dengan sumbu-x (y = 0) yang digambarkan dengan rumus -c/a. Bila B 0, dan y sebagai titik potong, maka titik koordinat- y adalah ketika garis bersilangan dengan sumbu-y (x = 0), yang digambarkan dengan rumus -c/b.
Bentuk standar
Di mana, a dan b jika dijumlahkan, tidak menghasilkan angka nol dan a bukanlah angka negatif. Bentuk standar ini dapat diubah ke bentuk umum, tapi tidak bisa diubah ke semua bentuk, apabila a dan b adalah nol. Bentuk titik potong gradien Sumbu-y
Dimana m merupaka gradien dari garis persamaan, dan titik koordinat y adalah persilangan dari sumbu-y. Ini dapat digambarkan dengan x = 0, yang memberikan nilai y = b. Persamaan ini digunakan untuk mencari sumbu-y, dimana telah diketahui nilai dari x. Y dalam rumus tersebut merupakan koordinat y yang anda taruh di grafik. Sedangkan X merupakan koordinat x yang anda taruh di grafik. Sumbu-x
Dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan c adalah titik potong-x, dan titik koordinat x adalah persilangan dari sumbu-x. Ini dapat digambarkan dengan y = 0, yang memberikan nilai x = c. Bentuk y/m dalam persamaan sendiri berarti bahwa membalikkan gradien dan mengalikannya dengan y. Persamaan ini tidak mencari titik koordinat x, dimana nilai y sudah diberikan. Sistem persamaan linear lebih dari dua variabel Sebuah persamaan linear bisa mempunyai lebih dari dua variabel, seperti berikut ini:
di mana dalam bentuk ini, digambarkan bahwa a1 adalah koefisien untuk variabel pertama, x1, dan n merupakan jumlah variabel total, serta b adalah konstanta.
Persamaan garis lurus melalui titik (x, y) dan titik (x, y) Rumus : y2 - y1 y - y1 dimana ; y2 - y1 Gradien = m = --------------x2 - x1 Tentukan persamaan garis yg melalui titik P(3,6) dan titik Q(5,-8) Jawab : P(x, y) = P(3, 6) Q(x, y) = Q(5, -8) y2 - y1 m = y - y1 = ----------- ( x - x1 ) x2 - x1 (-8) - (6) y - 6 = -------------- ( x - 3 ) 5 - 3 ( - 14 ) y - 6 = -------------- ( x - 3 ) 2 y - 6 = -7(x - 3) y - 6 = - 7x + 21 y = -7x + 21 + 6 y = -7x + 27 Persamaan Garis Melalui Titik = ----------- ( x - x1 ) x2 - x1
Rumus : y - y1 = m(x - x1) dimana ; m = gradien Contoh : Tentukan persamaan garis yg melalui titik A(1 , 2) & gradien garis m= -2 Jawab : A(x, y) = m(1 , 2) m = -2 Persamaan garis yg melalui titik A : y y = m(x x) y 2 = -2(x 1) y 2 = -2x + 2 y = -2x + 2 + 2 y = -2x + 4
disediakan guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuan dan materi yang dipelajari. Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi di mana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya dianjurkan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam menemukan pengetahuan yang baru tersebut. Perlu diingat bahwa memang model ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkonstruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Model ini bisa dilakukan baik secara perseorangan maupun kelompok. Langkah-langkah dalam Penemuan Terbimbing. Agar pelaksanaan Model Penemuan Terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru Matematika adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun , memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaanpertanyaan, atau LKS. c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
d. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur. f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. 2.Model Pemecahan Masalah Langkah-langkah dalam Model Pemecahan Masalah John Dewey dalam bukunya How We Think , 1910 (dalam Posamentier, 1999) , menyebutkan lima langkah dasar untuk problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut: a. Menyadari bahwa masalah itu ada b. Identifikasi masalah c. Penggunaan pengalaman sebelumnya atau informasi yang relevan untuk penyusunan hipotesis d. Pengujian hipotesis untuk beberapa solusi yang mungkin e. Evaluasi terhadap solusi dan penyusun kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Sementara itu terkait dengan pembelajaran matematika, Ismail (2003, 33)
menyebutkan
langkah-langkah
dan
peran
guru
Fase ke 1
Peran Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peralatan yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
2.
3.
4.
5.
3.Model Pembelajaran Kooperatif Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail (2003, 21) menyebutkan 6 (enam) langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif yakni: Fase ke Indikator Tingkah laku Guru
1.
Menyampaikan
tujuan
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi Guru belajar siswa menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan bagaimana caranya kepada siswa
dan memotivasi siswa 2. 3. Menyajikan informasi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok -kelompok 4. 5. belajar Membimbing Evaluasi
membentuk
setiap kelompok agar melakukan kelompok Guru membimbing kelompok kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
6.
Memberikan penghargaan
atau masing-masing kelompok Guru mencari hasil kerjanya mempresentasikan cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
Langkah langkah model pembelajaran konstektual Pendahuluan Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah yang ril bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkah laku pengetahuannya. Permasalahan diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai dalam pelajaran tersebut. Pengembangan Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model matematis simbolik secara informal terhadap persoalan atau masalah yang diajukan. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif. Siswa diberi kesempatan menjelaskan dan member alas an terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban teman atau siswa lain, menyatakan setuju atau tidak terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban teman atau siswa lain, mencari alternatife penyelesaian lain. Penutup
Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.
5. Model Missouri Mathematics Project (MMP) Model Missouri Mathematics Project (MMP). Model ini memuat 5 langkah berikut. 1. Pendahuluan atau Review a. b. c. a. b. Membahas PR Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkait dengan materi baru Membangkitkan motivasi Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh konkret yang sifatnya piktorial dan simbolik 3. Latihan Dengan Bimbingan Guru a. b. c. Siswa merespon soal Guru mengamati Belajar kooperatif
2. Pengembangan
4. Kerja Mandiri Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep pada langkah 2 4. Penutup a. Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang halhal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan. b. Memberi tugas PR.
Model pembelajaran inilah yang paling bagus untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa tentang persamaan kuadrat, karena siswa dapat cepat dan mudah mengerti, Karena model pembelajaran ini menuntut kita untuk menyampaikan materi beserta contoh-contohnya sekaligus penjelasannya. Contohnya adalah sebagai berikut, yaitu untuk topik memfaktorkan persamaan kuadrat. 1. Pendahuluan atau Review a. Membahas PR, hal ini tergantung pada ada tidaknya PR.
b. Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkait dengan materi baru. Contohnya dengan meminta siswa menjabarkan: (x+2)(x+3); (x-3)(x+3); (x)(x+3). Guru memantau pekerjaan siswa serta memperbaiki kesalahan yang ada. c. Membangkitkan motivasi, misalnya dengan menyatakan bahwa pengetahuan memfaktorkan ini sangat sering digunakan dalam kegiatan menggambar grafik fungsi kuadrat. 2. Pengembangan a. b. Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu. Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh konkret yang sifatnya piktorial dan simbolik. Alternatif langkahnya: a. Minta seorang siswa menjelaskan mengapa (x + 2)(x + 3) = x2 + 5x + 6? Ajukan pertanyaan: Dari mana bilangan 6 didapat?; serta Dari mana bilangan 5 didapat? b. c. Guru dapat membantu dengan diagram perkalian suku dua. Informasikan bahwa proses dari bentuk perkalian diubah ke bentuk penjumlahan disebut menjabarkan; sedangkan proses kebalikannya disebut memfaktorkan. 3. Latihan dengan bimbingan guru (siswa merespon soal, guru mengamati dan membantu di mana perlu, siswa dapat berdiskusi dengan teman lainnya). Alternatifnya a. b. Meminta siswa memfaktorkan x2+7x+10; x2-7x+6; x2+9x; dan x2-25. Guru berkeliling untuk memantau pekerjaan siswa serta melakukan tanya jawab di mana perlu. 4. Kerja Mandiri Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep pada langkah 2. 5. Penutup a. Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang halhal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan. b. Memberi tugas PR
Standar Kompetensi
2.
Kompetensi Dasar
I.
Indikator
Tujuan Pembelajaran
: 1.
Siswa dapat menentukan akar-akar persamaan kuadrat. 2 Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat.
: Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat 1. Penyelesaian persamaan kuadrat 2. Penyelesaian pertidaksamaan kuadrat
I. II.
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi dan Latihan Soal Langkah-langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (Apersepsi) : Siswa mengulang kembali pemahaman di SMP mengenai cara menentukan akar-akar persamaan kuadrat A. Kegiatan inti : Sifat mencari akar-akar persamaan kuadrat dengan memfaktorkan Siswa mencaari akar-akar persamaan kuadrat dengan rumus Siswa menentukan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat Siswa menemukan arti geometris dari penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat menggunakan grafik fungsi kuadrat. Siswa mendeskripsikan tafsiran geometris dari penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. C. Kegiatan Akhir (Penutup) Siswa membuat rangkuman mengerjakan latihan soal-soal dan tugas
Buku Matematika untuk SMA kelas X Buku Referensi Lain. : a. b. c. d. e. 4x2 = 7x -2 = 0 x2 5x + 4 = 0 x2 5x -6 = 0 x (x + 2) = 3 (x + 2)2 + 5 (x + 2) + 6 = 0
Penilaian 1.
Kepala SMA
____________________
_________________