You are on page 1of 15

Politeknik Negeri Sriwijaya

Makalah Seminar Kerja Praktek PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR PLTU DI PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKIT SUMBAGSEL SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN Mei Rendy Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstrak Salah satu jenis pembangkit listrik yang ada di Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdapat berbagai macam peralatan yang menunjang proses produksi energi listrik dan salah satunya adalah generator. Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik. Tenaga mekanik ini bisa berasal dari panas, air, uap, dan lain-lain. Namun dalam proses kerjanya generator ini juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan agar fungsi dan kerja dari generator tersebut tetap terjaga dengan baik. Kata kunci : Pemeliharaan, Gangguan dan Sistem Proteksi

I. 1.1

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka penambahan wawasan dan pengalaman mahasiswa akan dunia industri serta meningkatkan kemampuan penerapan teori yang telah diterima selama duduk di bangku perkuliahan, maka mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya diwajibkan untuk melaksanakan Kerja Praktek yang dilaksanakan pada suatu instansi. Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan perkuliahan yang mengintegrasikan unsure pendidikan, penelitian, dengan dunia kerja yang akan dijalani nantinya. Dengan adanya Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya dan memetik pengalaman kerja sehingga nantinya menjadi ahli yang dapat

diandalkan dalam menyerap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah belum menggambarkan secara nyata teknologi yang digunakan di lapangan. Oleh kerena itu, diperlukan penyeimbangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah tersebut dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan program kerja praktek pada perusahaan yang terkait dengan bidang yang sedang dipelajari atau yang digeluti nantinya oleh mahasiswa yang bersangkutan. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan adalah merupakan bagian dari PT. PLN Pembangkitan yang berpusat di Jalan Demang Lebar Daun Palembang, khususnya 1

Politeknik Negeri Sriwijaya

yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum, dimana dalam melaksanakan produksi tenaga listriknya sudah diatur oleh PT. PLN (Persero) Pusat Jakarta yang sekarang berada di bawah naungan Menteri ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) PT. PLN Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan adalah bagian dari PT. PLN yang diserahi tugas melaksanakan produksi listrik untuk Sumatera Bagian Selatan dengan mesinmesin pembangkit yang tersedia serta menyalurkannya ke PLN UPT (Unit Pembagi Transmisi) melalui jaringan transmisi. Salah satu jenis pembangkit listrik yang ada di Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdapat berbagai macam peralatan yang menunjang proses produksi energi listrik dan salah satunya adalah generator. Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik. Tenaga mekanik ini bisa berasal dari panas, air, uap, dan lain-lain. Namun dalam proses kerjanya generator ini juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan. Hal inilah yang memotivasi penulis untuk membuat laporan dengan judul Perawatan dan Pemeliharaan Generator PLTU di PT. PLN Pembangkit Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan Sesuai dengan ruang lingkup dimana penulis melaksanakan Kerja Praktek ini, maka laporan ini hanya membahas tentang perawatan dan pemeliharaan generator saja yang disesuaikan dengan pengalaman dan data-data yang diperoleh saat melakukan kerja praktek tersebut.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut : a. Bagaimana sistem perawatan dan pemeliharaan generator. b. Apa saja yang harus diperhatikan untuk keselamatan kerja dalam perawatan dan pemeliharaan generator. 1.1 Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah yang penulis bahas dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah Perawatan dan Pemeliharaan Generator PLTU di PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan.
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek

1.4.1 Tujuan kerja praktek di PT. PLN (Persero) ini adalah : a. Untuk mengetahui secara langsung proses produksi energi listrik pada PLTU Sektor Keramasan. b. Untuk mengetahui bagaimana sistem perawatan dan pemeliharaan generator PLTU Sektor Keramasan. 1.4.2 Manfaat kerja praktek di PT. PLN (Persero) ini adalah : a. Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dikampus dalam penerapannya di lapangan. b. Menanamlan sikap profesionalisme pada mahasiswa agar nantinya siap terjun ke dunia industri. c. Membiasakan diri mahasiswa untuk mengenal dan mengkoordinasikan diri dengan suasana lingkungan kerja yang sebenarnya. II. GENERATOR 2

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.1

Pengertian Generator adalah mesin pembangkit listrik yang prinsipnya mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Komponen utama pada generator adalah terdiri dari stator dan rotor. Pada umumnya stator terdiri dari penghantar atau kumparan tempat terbentuknya GGL induksi, sedangkan rotor merupakan kutub magnet. 2.2 Umum Generator serempak (sinkron) adalah suatu penghasil tenaga listrik dengan landasan hukum Faraday. Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan magnet, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang sifatnya menentang perubahan medan tersebut. Untuk dapat terjadinya gaya gerak listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu: 1. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover). 2. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan magnet yang dapat diatur dengan mudah. Di bawah ini akan dijelaskan secara sederhana cara pembangkitan listrik dari sebuah generator.

Apabila rotor generator diputar pada kecepatan nominalnya, dimana putaran tersebut diperoleh dari putaran penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada kumparan medan rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis fluksi yang dihasilkan melalui kutub-kutub inti akan menghasilkan tegangan induksi pada kumparan jangkar stator sebesar: Ea = C. n. dimana: Ea : Tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar generator C : Konstanta n : Kecepatan putar : Fluksi yang dihasilkan oleh arus penguat (arus medan) Apabila generator digunakan untuk melayani beban, pada kumparan jangkar generator akan mengalir arus. Untuk generator 3 fasa, setiap belitan jangkar akan memilki beda fasa sebesar 120.

Gambar 2.2 : Kumparan 3 Fasa

Gambar 2.1 : Sistem Pembangkitan Generator Sinkron

dimana: If US Sumbu Putar

2.3 Konstruksi Generator Generator terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu: 1. Bagian yang diam (stator). 2. Bagian yang bergerak (rotor).

: Arus medan : Kutub generator : Poros Generator : Fluks medan 3

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.3 : Konstruksi Generator Sinkron

2.3.1 Bagian yang diam (Stator) Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Inti Stator. Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya. 2. Belitan Stator. Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi. 3. Alur Stator. Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan. 4. Rumah Stator. Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan. 2.3.2 Bagian Yang Bergerak (Rotor) Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan

stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu: 1. Inti kutub 2. Kumparan medan Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub silindris atau cylinderica poles dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi.

Gambar 2.4 : Konstruksi Rotor Kutub Silindris

Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau salient pole dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Kumparan penghantar yang bertegangan tersebut harus terisolasi dengan baik. Bahan isolasi tersebut biasanya dari fibreglass atau pita mica. 2.4.2 Rotor Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan kumparan medan magnet eksitasi. Kumparan medan magnet disusun pada alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada kumparan tersebut dialirkan arus searah (DC) maka akan membentuk kutub-kutub magnet Utara dan Selatan. Untuk mesin-mesin pembangkit listrik yang biasa untuk putaran tinggi seperti pembangkit termal, kutub magnetnya berbentuk silindris atau seperti pada gambar diatas. Adapun jumlah kutub magnetnya untuk mesin dengan putaran tinggi biasanya sebanyak 2 (dua) buah kutub atau 4 (empat) buah kutub magnet. Ada satu hubungan antara jumlah kutub magnet dan frekuensi atau dirumuskan seperti berikut : F = _pn_ 120 Dimana : f = Frekuensi P = Jumlah kutub n = Putaran Seperti kita ketahui bahwa untuk membuat kutub magnet pada rotor tersebut adalah dengan sistem elegtromagnet, yaitu dengan mengalirkan arus searah pada kumparan. Untuk memberikan arus listrik tersebut atau dengan istilah eksitasi ke rotor dapat melalui Slip Ring atau langsung lewat poros dari mesin eksitasi dengan sistem penyearah. Akibat dari arus eksitasi atau penguatan medan magnet tersebut pada rotor dapat menimbulkan adanya arus pusar 5

Gambar 2.5 : Konstruksi Generator Kutub Menonjol

Pada prinsipnya, salah satu dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap sedangkan bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai bagian yang berputar. 2.4 Fungsi dan Prinsip Kerja Bagian Utama Generator 2.4.1 Stator Stator pada generator merupakan gulungan kawat penghantar yang disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada aluralur inti besi. Pada penghantar tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang diakibatkan dari medan magnet putar dari rotor yang memotong kumparan penghantar stator. Kumparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut terbagi menjadi 3 (tiga) grup sehingga menjadi keluaran 3 phasa, dan biasanya disambung sistem bintang (Y). Inti besi stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya terisolasi dengan vernis atau kertas isolasi (implegnated paper). Tujuan dari laminasilaminasi tersebut adalah untuk mengurangai besarnya arus pusar (Eddy Current), karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar.

Politeknik Negeri Sriwijaya

(Eddy Current), maka rotor tersebut perlu didinginkan. Untuk mendinginkan rotor generator cukup dengan mangalirkan udara melewati saluran atau rongga-rongga pada sisi kumparan dan intinya secara bersamasama dengan pendinginan pada bagian stator. Agar sirkulasi media pendingin ke rongga-rongga rotor dan stator dapat bersikulasi, maka pada rotor generator dipasang baling-baling sebagai blower, atau seperti pada gambar berikut : 2.4.3 Sistem Eksitasi Pengutan medan magnet atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut maka kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga mengatur basar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan basar (infinite bus). Ada beberapa jenis sistem yaitu : 1. Sistem Eksitasi Statik 2. Sistem Eksitasi Dinamik Sistem eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut :

Seperti pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa suplai daya listrik untuk eksitasi mengambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang. Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari baterai. Adapun yang dimaksud dengan Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.

Gambar 2.7 : Turbin-Generator-Exciter

Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai eksitenya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga dengan mesin arus bolak-balik (generator AC) kemudian disearahkan dengan rectifier.
Gambar 2.6 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Statik

Politeknik Negeri Sriwijaya

Prinsip sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator arus searah adalah digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.8 : Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik Dengan Eksiter Generator DC

Seperti gambar diatas, bahwa sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator DC untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang dan slip ring serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang. Ditinjau dari segi pemeliharaan sistem ini kurang efektif, sehingga mulai dikembangkan dengan sistem eksitasi tanpa sikat atau disebut Brushless Excitation 2.5 Fungsi Dan Prinsip Kerja Peralatan Bantu Generator 2.5.1 Sistem Pendingin Generator Fungsi Pendingin Terjadinya panas pada generator disebabkan karena adanya rugi tembaga dan rugi besi. Yang dimaksud dengan rugi tembaga adalah panas yang disebabkan karena adanya arus pembebanan yang mengalir melalui penghantar tembaga stator dan rotor yang besaran dayanya dapat dihitung IR. Sedangkan rugi besi adalah kerugian yang diakibatkan dari panas yang

ditimbulkan dengan adanya arus pusar (Eddy Current) yang terjadi pada inti stator maupun rotor. Selain panas yang diakibatkan seperti diatas, juga terjadi panas yang diakibatkan dari gesekan dan angin. Panas yang berlebihan diakibatkan dari uraian diatas pada generator perlu dicegah, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi penghantar atau terbakar, oleh sebab itu perlu adanya pendinginan. Kerugiankerugian yang menyebabkan panas tersebut harus diusahakan kecil sehingga tidak lebih dari 2% dari output generator. Media Pendingin Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam alternator yang sedang beroperasi dapat menggunakan beberapa media pendingin. Adapun jenis media pendingin yang biasa digunakan meliputi : 1. Udara 2. Gas Hidrogen 3. Air Secara alami, semakin besar kapasitas generator maka panas yang ditimbulkan semakin besar pula. Adapun media pendingin yang paling efektif adalah air, tetapi air banyak kendala yang harus ditangani. Disamping instansinya mahal pemeliharaannya pun susah, maka generator yang media pendinginnya pada bagian stator sedangkan dibagian rotor menggunakan hidrogen. Pendinginan dengan udara terbatas yang bergenerator kapasitas kecil atau untuk mesin exiter. Kemudian untuk generator yang cukup besar kapasitasnya, yang paling sederhana penanganannya tetapi bukan berarti paling mudah dan efektif dalam penyerapan panasnya dibanding dengan udara adalah dengan gas hidrogen.

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.5.2 Sistem Pendingin Eksiter Eksiter sebagai bagian dari pendukung operasi generator yang berperan memberikan pasok sumber arus searah untuk eksitasi generator utama. Seperti kita ketahui bahwa setiap generator sistem eksitasinya belum tentu sama, ada yang sistem statik dan juga sistem dinamik. Pada sistem eksitasi dinamik, eksiternya merupakan mesin yang berputar seporos dengan generator utama, yang sistem pendinginnya terpisah dengan generator. Karena panas yang timbul pada eksiter tidak terlalu besar, maka pada umumnya sistem pendinginan eksiter cukup dengan media udara biasa yang didinginkan melewati cooler-cooler yang berisi air.

Gambar 2.10 : Sistem Pentanahan Titik Netral Generator

2.5.4

Sistem Proteksi Sistem Proteksi generator berfungsi untuk melindungi generator dari adanya gangguan baik gangguan luar maupun gangguan yang berasal dari dalam, sehingga generator dapat terhindar dari kerusakan. Adapun jenis-jenis proteksi yang biasa terpasang meliputi :

Gambar 2.9 : Sistem Pendingin Eksiter

2.5.3 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan generator merupakan sambungan bintang sistem 3 phasa yang titik netralnya dihubungkan ke tanah. Yang tujuannya untuk siklus tertutup arus hubung tanah dan proteksi. Pentanahan titik netral generator umumnya jenis pentanahan tidak langsung yaitu penghantar tanah tersebutterhubung dengan Transformator Petanahan (NGT = Netral Grounding Transformer) dan hubung paralel dengan tahanan (NGR = Netral Grounding Resistance).

Gambar 3.11 : Sistem Proteksi Generator

III. PEMBAHASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar atau fatal. Dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, yang menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin. Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah jenis pemeliharaan preventif. Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit termal dilakukan dalam 2 katagori yaitu : Pemeliharaan yang bersifat Rutin Pemeliharaab yang bersifat Periodik 3.1 Pemeliharaan Yang Bersifat Rutin Pemeriksaan yang bersifat ritin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode waktu seharian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi : Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan sebagainya dilakukan setiap hari. Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan. Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan. Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump. Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brusshless Excitation) atau pemeriksaan sikat arang (Static Excitation/DC Dinamaik Excitation). Pada dasarnya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada keadaan mesin

beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar biasanya sikat arang dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasang dengan cara paralel. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggantian pada kondisi beroperasi yaitu : Terjadinya sengatan listrik atau terbakar. Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar. Lokasi tempat kerja harus bersih, penerangan yang cukup dan diberi batas. Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakaian lengan pendek. Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada saat kerja. Beri cacatan (tagging) pada panel kontrol bahwa sedang dilaksanakan pekerjaan penggantian sikat arang. Sebelum sikat arang lepas dari rumah periksa dan yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak dengan baik terhadap komutator slip ring. Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lamah atau terlalu keras. Bila tekanan kurang baik akan mengakibatkan : Kontak kurang baik. Bergetar. Timbul bunga api. Sikat arang cepat haus. 3.2 Pemeliharaan Yang Bersifat Periodik Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi dari generator yang diklasifikasikan : Pemeriksaan sedernahana setiap 8.000 jam. Pemeriksaan sedang setiap 16.000 jam. Pemeriksaan serius setiap 32.000 jam. 9

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya. 3.2.1 Pemeriksaan Sederhana Setiap 8.000 jam Kegiatan ini dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu baik masalah waktu dan segala persiapan peralatan yang dipakai maupun prosedur serta koordinasi dengan bagian-bagian lain yang terkait. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi :

mautun rotor dengan memakai kuas atau kain lap halus yang dibasahi dengan cairan pembersih electric cleaner (vacum) yang tidak merusak isolasi winding. Untuk pembersian pada bagian rotor hanya dilakukan pada sisi-sisi yang keliatan saja karena pelepasan rotor. a. Pemeliharaan Exciter Generator Pengukuran tahanan isolasi dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan dilakukan dan hasilnya digunakan sebagai perbandingan, yaitu dengan melakukan pengukuran pada stator PMG dan stator exciter dengan menggunakan Insulation Tester (Megger). Cara Pengukurannya adalah sebagai berikut: Lepas terminal 1 dan 2 kemudian ukur dengan insulation tester. Ukur tahanan isolasi dengan insulation tester pada terminal 1 atau terminal 2 dengan body. Lepas terminal 5 dan 6 kemudian ukur dengan insulation tester (megger). Ukur tahanan isolasi dengan insulation tester (megger) pada terminal 5 dan 6 terhadap body.

a. Pemeliharaan Permanent Magnet Henerator (PMG) Dalam pemeliharaan pada PMG dengan cara membuka tutup bagian atas terlebih dahulu dari unit exciter generator karena letak PMG berada dalam tempat yang sama dengan exciter generator. Pada pemeliharaan ini tanpa melakukan pelepasan dari bagian-bagian dan tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain : Pemeriksaan pada bagian rotor PMG dari kotoran. Pemeriksaan pada bagian atator PMG yang meliputi : Perubahan warna pada kumparan dan core. Kelonggaran ikatan kumparan. Kotoran-kotoran seperti debu, minyak pelumas, dll. Kekencangan baut yang ada pada sambungan kabel. Selanjutnya melakukan pembersian dari kotoran yang melekat baik pada stator

Gambar 3.1 : Pengukuran Tahanan Isolasi Pada Terminal PMG dan Exciter

c. Pemeliharaan Generator Utama Pemeliharaan pada generator utama tidak dilakukan pelepasan rotor, sehingga

10

Politeknik Negeri Sriwijaya

pemeliharaan rutin harian / mingguan meliputi : Penggantian saringan udara pendingin generator. Pemeriksaan bocoran pada saluran air pendingin. Pemeriksaan unit saluran pendingin. Pemeriksaan dan pembersihan pada bagian saluran yang ada pada connection box generator yang berada di bawah generator utama dengan membuka tutup connection box terlebih dahulu dan melakukan pekerjaan seperti pengencangan baut, pembersihan dari debu, pengukuran tahanan isolasi pada kumparan stator dengan insulation tester dan harga tahanannya diatas 13,8 M (13.800 x 1000). Setelah pekerjaan selesai dan sebelum penutupan kembali, dilakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan bahwa tidak ada peralatan atau benda lain yang tertinggal di dalam unit generator. 3.2.2 Pemeriksaan Sedang setiap 16.000 jam Pemeriksaan ruang bakar turbin (cek dan ganti sparepart). Meger generator atau meger kabel 11 KV. 1. Nilai lilitan generator (M) 2. Tahanan kontak minyak trafo Meger belitan trafo (M ). Pengecekan body trafo. Pembersian bushing-bushing trafo 70 KV. Pembersian bushing-bushing PMT 70 KV. Membersikan filter udara pendingin generator.

3.2.3 Pemeliharaan Setiap 32.000 jam jalan (Overhoul Mayor) Overhoul mayor adalah selain pemeliharaan yang dilakukan terhadap bagian yang dilakukan pada waktu overhaul minor juga terhadap semua peralatan yang berhubungan dengan generator. Pada pemeliharaan overhaul mayor dilakukan pelepasan rotor dari stator. Adapun sebelum mengeluarkan rotor, terlebih dahulu menutup aliran pelumas ke bearing dan mengukur tahanan isolasi pada seluruh kumparan stator, rotor dan dioda yang ada untuk mengetahui besaran harga isolasi sebelum dan sesudah pemeliharaan. Pelaksanaan pelepasan rotor dari stator dilakukan oleh beberapa ahli yang berpengalaman. Rotor ditarik keluar sedikit demi sedikit dengan bantuan seling tracker dan moving hoist yang ada. Ketika mengeluarkan rotor tidak boleh ada paksaan dan selalu menjaga jarak antara rotor dan stator sehingga rotor tidak tertumpu ataupun menggesek pada bagian stator. Setelah rotor keluar dari stator, rotor ditempatkan pada tumpuan gawang yang diletaktak sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pada kumparan stator. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan terhadap bagian-bagian generator sebagai berikut : a. Pemeliharaan Stator Stator adalah bagian dari generator utama yang sangat penting karena dari kumparan medan ini diperoleh tegangan listrik. Oleh sebab itu perlu diperhatikan cara perawatan yang tepat sesuai dengan petunjuk (manual instruction). Adapun perawatan stator dilakukan meliputi:

11

Politeknik Negeri Sriwijaya Pembersian kumparan dari debu, minyak

pelumas, dan kotoran lainnya dengan cara menyemprot dengan udara kering kemudian dibersikan dengan cairan pembersih electric cleaner (Vacum). Pemeriksaan pada bagian tepi dari stator jika ada kelainan-kelainan. Pemeriksaan kumparan dari perubahan warna. Pemeriksaan slot-slot, pita, dan ikatan kumparan serta sambungan dari pada stator. Pemeriksaan pada bagian air duck (sistem saringan udara) dari kotoran dan kekeringannya. Adapun untuk pengeringannya dan pemanasannya dari stator ada beberapa macam cara : Pemanasan dari dalam (internal heat) yaitu pemanasan dengan memberi suplai tegangan DC pada kumparan. Pemanasan dari luar (eksternal heat) yaitu pemanasan dengan memakai sumber panas dari luar (lampu sorot). Apabila sudah dinyatakan kering ukur tahanan ukur isolasi kumparan stator dengan menggunakan alat ukur insulation tester (megger) yang bertegangan 5000 volt. Bila dalamhal ini hasil pengukuran tahanan isolasi kumparan belum memenuhi standar lakukan pengeringan kembali. Setelah selesai perbaikan lakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan tidak tertinggallnya peralatan pada generator. b. Pemeliharaan Rotor Rotor adalah bagian generator utama yang berputar dan terdiri dari satu pasang pole (kutub) yang menghasilkan medan magnet selama ada arus penguatan dari

exciter generator. Overhaul mayor pada bagian rotor meliputi : Periksa kelainan atau perubahan warna kumparan dan core (inti). Membersikan kumparan dari debu, minyak pelumas, serta partikel lain dengan penyemprotan udara kering, dan cairan pembersih electrik cleaner kemudian dilap. Lakukan pemanasan kumparan rotor dengan menggunakan lampu sorot atau udara kering atau dapat pula dengan mengalirkan arus DC pada kumparan rotor, pemanasan ini dijaga pada suhu 60C (140F). Setelah itu diadakan pendinginan sampai temperatur normal. Ukur tahanan isolasi kumparan rotor terhadap ground dengan insulation tester yang bertegangan 150 Volt. Melapisi kumparan dan core (inti) dengan sirlak sampai sempurna (reinsulation) pengisolasian kembali. Melakukan pemanasan lagi sampai sirlak menjadi kering. Untuk mengetahui kekeringan dan kebersian kumparan maka diadakan test Polarisasi Index (PI) dengan menggunakan insulation tester hingga harga minimum PI > 2.5. Apabila tidak memenuhi tersebut maka dilakukan pembersian dan pengeringan ulang. Harga PI kumparan rotor dapat diketahui setelah diadakan pengeringan selama 10 menit, yaitu dengan membandingkan tahanan isolasi setelah pemeliharaan dengan tahanan isolasi sebelum pemeliharaan. c. Pemeliharaan PMG PMG terdiri dari rotor dan stator. Sedangkan exciter terdiri dari stator, rotor 12

Politeknik Negeri Sriwijaya

dan rectifier. Karena bagian dari unit ini sedah dibongkar maka untuk pembersian dan pengecekannya dapat dilakukan dengan mudah. Untuk pemeliharaan dilakukan sesuia dengan pemeliharaan terhadap generator utama. Sedangkan untuk dioda ditest dengan rectifier test dan fuse ditest dengan ohm meter. Selain itu fuse dan dioda dilapisi dengan sirlak yang transparan. Pemeliharaan terhadap rotor PMG harus hati-hati agar sifat kemagnetannya tidak rusak. Sedangkan untuk pengukuran tahanan isolasi dari seluruh kumparan stator dan rotor cukup dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan dilakukan menggunakan insulation tester. d. Pemeliharaan Bantalan (Bearing) Generator Bantalan berfungsi sebagai penyangga dari pada as rotor melalui bearing yang dipasang pada as. Dalam pemeliharaan bantalan dilakukan dengan pemeriksaan mulai dari kondisi bearing, penyekat isolasi, dan bantalan. Apabila terjadi kelainan maka dilakukan penggantian. Pada saat pemasangan kembali dan rotor sudah tepasang maka dilakukan pengukuran tahanan isolasi antara bantalan dengan rotor atau as menggunakan insulation tester dan harga tahanannya diharapkan tak terhingga. Setelah seluruh pelaksanaan pemeliharaan selesai maka dilakukan perakitan kembali dari seluruh bagian generator dengan langkah dan cara yang benar. setelah selesai diperiksa, dilakukan test generator untuk meyakinkan generator tersebut dalam kondisi baik ataupun tidak. 3.2.4 Test Generator a. Test Generator Tanpa Beban

Test generator tanpa beban bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya pada : Sistem Pendingin Sistem pengaman, alarm indikator Noise (kebisingan) Temperatur dan vibration generator Tegangan keluaran dan arus penguatan a. Test Generator Dengan Beban Test generator dengan beban dilakukan setelah test beban dinyatakan sempurna. Test dengan beban dilakukan dengan menambah beban secara bertahap hingga mencapai beban maksimum 100% dan ditahan selama kurang lebih 5 menit. Adapun tindakan yang dimonitor adalah : Sistem sinkronisasi baik secara manual atau automatis. Sistem pendingin dan sistem pelumasan pada bearing. Sistem proteksi, alarm indikator Tegangan keluaran dan arus penguatan. Noise (kebisingan) Temperatur bearing dan vibration Fluktuasi (Penaikan beban mulai dari beban minimum sampai maksimum) Pada saat test operasi generator setelah overhaul harus selalu diukur masalah vibrasinya karena yang terjadi adalah penunjukan betul atau tidaknya pengoplingan as generator dengan prime movernya, pemasangan bagian-bagian yang ada pda rotor dan terhadap bearingnya sendiri. 3.3 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja dalam mengerjakan suatu pekerjaan adalah hal yang harus diperhatikan karena menyangkut keselamatan Sumber Daya Manusia,

13

Politeknik Negeri Sriwijaya

peralatan, termasuk keselamatan terhadap pencemaran lingkungan. Sebelum melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan perawatan ataupun perbaikan pastikan dulu bahwa surat ijin kerja aman dan sudah selesai mendapat persetujuan. Pastikan steam generator turbin tersebut sudah dalam keadaan mati (poros tidak berputar) dan tidak bertegangan listrik (posisi breaker rack out) dengan melihat parameter di ruang control dan cantumkan DANGER TAG pada local control. Dalam pengukuran gunakan alat-alat ukur yang sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Dalam pengukuran tahanan isolasi jangan sekali-kali menyentuh kumparan generator tersebut. Setelah pengukuran buanglah tegangan yang tersisa pada kumparan generator ke ground agar terhindar dari bahaya sengatan listrik. Bila pekerjaan telah selesai pastikan baut-baut terminal dalam kondisi kencang dan bila perlu gunakan torque pas (alat pengukur kekencangan baut). Catat segala jenis perbaikan dan material yang digunakan dengan mencantumkan tanggal perbaikan generator service record. Beberapa usaha untuk menjaga keselamatan kerja diantaranya : Pekerja harus memiliki izin kerja yang dikeluarkan oleh bagian operasi. Pekerjaan harus berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP). Pelaksanaan pekerjaan minimal 2 orang. Menggunakan peralatan pelindung diri seperti pelindung kepala (safety helm), pelindung kaki (safety shoes), pelindung telinga (ear plug), pelindung mata, sabuk pengaman (safety belt) dan sediakan kotak P3K.

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan a. Sistem kerja dari pemeliharaan generator di PT. PLN (persero) Pembangkit Sumbagsel Sektor Pembangkit Keramasan adalah sebagai berikut : Perencanaan waktu pemeliharaan Persiapan peralatan yang di pakai saat pemeliharaan Mempelajari prosedur pemeliharaan Mengkoordinasi dengan bagian-bagian lain yang terkait b Macam-macam gangguan yang terjadi pada saat pemeliharaan adalah sebagai berikut : Perubahan warna kumparan pada stator dan rotor Kekencangan baut yang ada pada sambungan kabel Perubahan tahanan isolasi pada stator dan rotor 4.2 Saran a. Sebelum melakukan pemeliharaan generator sebaiknya kita harus mempelajari dan mengetahui SOP (Standard Operating Procedure). b. Gunakanlah perlengkapan keamanan agar mengurangi terjadinya kecelakaan pada saat pemeliharaan generator.

DAFTAR PUSTAKA
14

Politeknik Negeri Sriwijaya

PT.PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, 2009, Pemeliharaan Generator, PT.PLN. Jakarta Selatan. http://bos.fkip.uns.ac.id/pub/ono/pendidika n/materi-kejuruan /elektro/jaringan-aksespelanggan/teknik dasar generator.pdf http://dunia-listrik.blogspot.com www.pln-kitsbs.com BIODATA PENULIS

Mei Rendy (0609 3031 0831) dilahirkan di Palembang, 27 Mei 1991. Menempuh seluruh pendidikan dari Taman KanakKanak hingga SMA di Palembang dan saat ini sedang melanjutkan studi D3 di Jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Palembang, 25 November 2011 Mengesahkan, Dosen Pembimbing

Ir. Markori
NIP. 195812121992031003

15

You might also like