You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Obstipasi merupakan masalah yang tidak bias dilewatkan begitu saja,hal ini karena

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1Tujuan Umum Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Obstipasi pada bayi. 1.2.2 Tujuan khusus 1.2.2.1 Diketahuinya penyebab obstipasi 1.2.2.1 Diketahuinya cara pencegahan dan mengatasi obstipasi

1.3 Manfaat Penulisan Penulisan makalah ini diharapkan berguna untuk : 1.3.1 1.3.2 Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Obstipasi Sebagai bahan masukan bagi pimpinan BPS agar selalu meperhatikan masalah obstipasi

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obstipasi

Necel (Desember 2007) Obstipasi berasal dari bahasa Latin

Ob berarti in the way = perjalanan

Stipare berarti to compress = menekan

Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya. konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. Sebab dari obstipasi ada 2 yaitu:

Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus

Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.

2.2 Macam-macam Obstipasi

Obstipasi ada dua macam

 Obstipasi obstruksi total Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.

 Obstipasi obstruksi parsial. Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.

Obstipasi didiagnosa melalui cara:

1. Anamnesis

Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial

Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi

Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.

Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus

Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid

Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hb,urine dan lai sebagainya yang di anggap perlu

4. Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras. Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.

Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus)

Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi

2.3 Penanganan obstipasi

1. Perawatan medis

Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit

2. Operasi

Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.

3. Diet

Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa diberikan makanan cair dan obat-obatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Obstipasi merupakan penyakit yang disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus. Obstipasi berbeda dengan konstipasi walaupun keduanya agak mirip. Obstipasi terbagi dua yaitu obstipasi total dan obstipasi parsial. Lakukan diagnosis dengan tepat dengan terlebih dahulu menanyakan riwayat penyakit yang lalu. Terapi penyembuhan dengan perawatan medis yang tepat,bila hal tersebut masih belum maksimal maka lakukan operasi dan diet. 3.2 Saran y Selama proses persalinan sebaiknya seorang Ibu didampingi oleh suami atau seseorang yang dipercayainya. y Sebaiknya RS yang tidak mengizinkan pendamping berada selama proses pertsalinan membuat kebijakan tentang hal ini. y Mengingat besarnya manfaat seorang pendamping selama proses persalinan sebaiknya sebelum persalinan Ibu sudah memutuskan siapa yang akan mendampinginya.

DAFTAR PUSTAKA

OBSTIPASI
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita

Disusun oleh, Dede Sri Wahyuni Susi Susiani Wiwik Fitriningsih

PROGRAM STUDI KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2009

You might also like