You are on page 1of 9

Point-Point perbedaan PSAK sebelum dan sesudah revisi IFRS

DSAK telah menyetujui ED PSAK 3 tentang Laporan Keuangan Interim dalam rapatnya pada tanggal 23 Maret 2010 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi, pengurus dan anggota IAI, dan pihak lainnya.

Ada juga Standar yang tidak di adopsi oleh PSAK 3 yaitu :


(1) IAS 34 paragraf 1 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang ruang lingkup

dengan menghilangkan anjuran untuk entitas yang menjual efeknya ke publik untuk menyajikan laporan keuangan interim. Hal ini sudah diatur oleh peraturan yang berlaku.
(2) IAS 34 paragraf 14 tentang interaksi antara laporan keuangan interim dengan

laporan keuangan interim, tidak diadopsi. Hal ini disesuaikan dengan pengaturan laporan keuangan konsolidasian dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

(3) IAS 34 paragraf 46 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang tanggal efektif

dengan menghilangkan penerapan dini. Pertimbangannya penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRSs diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRSs menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
(4) IAS 34 paragraf 47 dan 48 tentang tanggal efektif untuk dampak amandemen

IFRSs, tidak diadopsi. Hal ini tidak relevan karena IFRSs yang diamandemen belum diadopsi sebelumnya.
(5) IAS 34 appendix B paragraf B31-B33 yang menjadi ED PSAK 3 lampiran B

paragraf B31-B33 tentang pelaporan keuangan interim pada ekonomi hiperinflasi dengan menghilangkan rujukan ke PSAK, karena ekonomi hiperinfl asi belum diatur dalam PSAK tersendiri.

Pembahasan perbedaan PSAK 3 sebelum dan sesudah revisi IFRS


1. RUANG LINGKUP Pada PSAK 3 sebelum revisi ruang lingkupnya menjelaskan tentang perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya pasar modal, dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut. Sedangkan setelah adanya pengaruh dari IFRS, PSAK 3 direvisi dan ruang linkupnya menjelaskan tentang 01. Tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan laporan keuangan interim, seberapa sering, atau berapa lama setelah akhir suatu periode interim. Namun, pemerintah, regulator pasar modal, bursa efek seringkali mensyaratkan entitas yang efek utang atau efek ekuitasnya diperdagangkan di bursa efek untuk menerbitkan laporan keuangan interim. Pernyataan ini diterapkan jika entitas disyaratkan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim sesuai dengan SAK. 02. Setiap laporan keuangan, baik tahunan atau interim, dievaluasi kepatuhannya terhadap SAK. Fakta bahwa entitas mungkin tidak menyediakan laporan keuangan interim selama satu tahun buku tertentu atau menyediakan laporan keuangan interim yang tidak sesuai dengan Pernyataan ini, tidak menghalangi kepatuhan laporan keuangan tahunan terhadap SAK jika laporan keuangan tersebut mematuhi SAK. 03. Jika laporan keuangan interim dijelaskan sesuai dengan SAK, maka laporan keuangan interim harus sesuai dengan semua persyaratan dalam Pernyataan ini. 2. DEFINISI DARI PSAK 3 Definisi dari PSAK 3 perubahannya tidak begitu banyak sebelum revisi definisinya yaitu Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interm a. Harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan . b. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. Setelah mengalami revisi menjadi Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap (seperti yang dijelaskan di PSAK 1) Penyajian Laporan Keuangan) atau laporan keuangan ringkas (seperti

yang dijelaskan di Pernyataan ini) untuk suatu periode interim. Periode interim adalah suatu periode laporan keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku penuh. 3. ISI LAPORAN KEUANGAN INTERIM DALAM LAPORAN KEUANGAN PSAK 3 REVISI (a) laporan posisi keuangan pada akhir periode; (b) laporan laba rugi komprehensif selama periode; (c) laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) laporan arus kas selama periode; (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan (f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif dari pos-pos dalam laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifi kasi pos-pos dalam laporan keuangannya. 4. KOMPONEN MINIMAL LAPORAN KEUANGAN (a) laporan posisi keuangan ringkas; (b) laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan: (i) dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas; atau (ii) dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi komprehensif ringkas. 5. FORMAT DAN ISI a. Format dan isi laporan keuangan interim sesuai dengan persyaratan PSAK 1 (revisi 2009): b. Jika entitas menerbitkan laporan keuangan ringkas dalam laporan keuangan interimnya, maka laporan keuangan ringkas tersebut mencakup, minimal, setiap judul dan subjumlah yang tercakup dalam laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasan tertentu c. Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian untuk periode tersebut jika entitas termasuk dalam lingkup PSAK 56 6. KEPATUHAN TERHADAP PSAK Laporan keuangan interim tidak dapat dijelaskan mematuhi SAK kecuali laporan keuangan mematuhi semua persyaratan SAK. 7. PERIODE LAPORAN KEUANGAN INTERIM

(a) Laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi keuangan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya. (b) Laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya. (c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun keuangan sebelumnya. 8. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN a. Entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya. b. Entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana dalam laporan tahunannya c. Karakteristik mendasar dari penghasilan (pendapatan) dan beban adalah arus masuk dan arus keluar aset dan liabilitas yang terkait telah terjadi. Jika arus masuk atau arus keluar tersebut telah terjadi, maka pendapatan dan beban yang terkait diakui; jika tidak maka tidak diakui. d. Dalam mengukur aset, liabilitas, penghasilan, beban,dan arus kas yang dilaporkan dalam laporan keuangan,entitas yang hanya melaporkan secara tahunan e. Pendapatan yang diterima secara musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun buku. Contohnya termasuk pendapatan dividen, royalti, dan hibah pemerintah. f. Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan diantisipasi atau ditangguhkan untuk tujuan pelaporan interim jika, dan hanya jika, hal tersebut adalah tepat untuk mengantisipasi atau menangguhkan jenis biaya tersebut pada akhir tahun keuangan.

9. PENYAJIAN KEMBALI PERIODE INTERIM YANG TELAH DILAPORKAN SEBELUMNYA

a. penyajian kembali laporan keuangan interim periode lalu dalam tahun keuangan berjalan dan periode interim komparatif dalam setiap tahun keuangan lalu yang akan disajikan kembali dalam laporan keuangan tahunan sesuai dengan PSAK 25 b. jika tidak praktis maka dilakukan penyesuaian laporan keuangan periode interim lalu dalam tahun keuangan berjalan, dan periode interim komparatifnya dalam tahun keuangan lalu untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal.

Kerangka Konseptual IFRS


Kerangka: mendefinisikan tujuan laporan keuangan mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna mendefinisikan unsur-unsur dasar laporan keuangan dan konsep-konsep untuk mengakui dan mengukur mereka dalam laporan keuangan menyediakan konsep pemeliharaan modal [Framework, ayat 1, selanjutnya disingkat F.1] Tujuan umum Laporan Keuangan Tujuan umum laporan keuangan entitas bisnis (baik dalam sektor publik atau swasta) adalah mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan setidaknya setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan informasi umum dari berbagai pengguna di luar entitas. Oleh karena itu, Kerangka ini tidak selalu berlaku untuk tujuan khusus laporan keuangan seperti laporan kepada aparat pajak, laporan kepada badan pengawas pemerintah, prospektus untuk penawaran sekuritas, dan laporan untuk kombinasi bisnis. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Kelas utama pengguna laporan keuangan adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur perdagangan lainnya, pelanggan, pemerintah dan badan-badan mereka serta masyarakat umum. Semua pengguna dengan kategori ini bergantung pada laporan keuangan untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. [F.9] Kerangka ini juga menyimpulkan bahwa investor adalah penyedia modal risiko kepada entitas sehingga laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan untuk pengguna lain. [F.10] Informasi yang berguba untuk semua kelompok-kelompok pengguna ini adalah ketertarikan mereka pada kemampuan dari suatu badan untuk menghasilkan kas dan setara kas serta waktu dan kepastian arus kas masa depan. The Framework mencatat bahwa laporan keuangan tidak dapat memberikan semua informasi yang pengguna perlukan dalam membuat keputusan ekonomi. Untuk satu hal, laporan keuangan menunjukkan dampak keuangan dari peristiwa dan transaksi masa lalu, sedangkan keputusan sebagian besar pengguna laporan keuangan adalah membuat keputusan yang berhubungan dengan masa depan. Lebih jauh lagi, laporan keuangan hanya memberikan sejumlah non-informasi keuangan yang terbatas yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Walaupun semua kebutuhan informasi dari kelompok-kelompok pengguna tersebut

tidak dapat dipenuhi, ada kebutuhan informasi yang umum bagi semua pengguna, dan tujuan umum laporan keuangan berfokus pada pemenuhan kebutuhan ini. Tanggung jawab atas Laporan Keuangan Manajemen dari sebuah entitas memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan entitas tersebut. [F.11] Tujuan dari Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi. [F.12-14] Posisi Keuangan Posisi keuangan suatu entitas dipengaruhi oleh kontrol sumber daya ekonomi, struktur keuangan, dengan likuiditas dan solvabilitas, dan kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan di mana ia beroperasi. [F.16] Neraca menyajikan informasi semacam ini. [F.19]

Kinerja Kinerja adalah kemampuan dari suatu badan untuk memperoleh keuntungan dari sumber daya yang telah diinvestasikan ke dalamnya. Informasi tentang jumlah dan variabilitas laba membantu dalam memprediksi arus kas masa depan dari entitas yang ada dalam perkiraan sumber daya dan potensi tambahan arus kas dari sumber daya tambahan yang dapat diinvestasikan dalam entitas. [F.17] Kerangka ini menyatakan bahwa informasi tentang kinerja terutama diberikan dalam laporan laba rugi. [F.19] IAS 1 menambahkan keempat dasar laporan keuangan, pernyataan yang menunjukkan perubahan ekuitas. Perubahan dalam Posisi Keuangan Pengguna laporan keuangan mencari informasi tentang investasi, pembiayaan dan aktivitas operasi bahwa suatu entitas telah beroperasi selama periode pelaporan. Informasi ini membantu dalam menilai seberapa baik entitas mampu menghasilkan kas dan setara kas dan bagaimana menggunakan arus kas tersebut. [F.18] Pernyataan arus kas memberikan informasi seperti ini. [F.19] Tambahan catatan dan Jadwal Laporan keuangan juga berisi catatan dan jadwal tambahan dan informasi lain bahwa (a) menjelaskan item dalam neraca dan laporan pendapatan, (b) mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi entitas, dan (c) menjelaskan kewajiban setiap sumber daya dan tidak diakui dalam neraca. [F.21]

Asumsi yang mendasari Kerangka ini menetapkan asumsi-asumsi yang mendasari laporan keuangan: Basis Akrual. Transaksi dan peristiwa lain diakui ketika mereka terjadi, bukan pada saat kas atau yang ekuivalen dengan kas diterima atau dibayar, dan mereka dilaporkan dalam laporan keuangan periode yang terkait. [F.22] Going Concern. Laporan keuangan menganggap bahwa suatu entitas akan terus beroperasi tanpa batas waktu atau, jika tidak, pengungkapan dan pelaporan dasar yang berbeda diperlukan.[F.23]

Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik ini adalah atribut yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi investor, kreditur, dan lain-lain. Kerangka mengidentifikasi empat karakteristik kualitatif pokok: [F.24] Understandability Relevansi Keandalan Keterbandingan Understandability Informasi harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna yang memiliki pengetahuan tentang bisnis, kegiatan ekonomi, akuntansi dan yang bersedia untuk mempelajari informasi dengan tekun. [F.25] Relevansi Informasi dalam laporan keuangan yang relevan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Yaitu, hal tersebut dapat (a) membantu mereka mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau kejadian masa depan yang berkaitan dengan suatu entitas (b) mengkonfirmasi atau mengoreksi masa lalu evaluasi yang telah mereka buat. [F.26-28] Materialitas adalah komponen relevansi. Informasi adalah material jika kelalaian atau kesalahan pernyataan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. [F.29] Ketepatan waktu adalah komponen lain relevansi. Untuk menjadi berguna, informasi harus diberikan kepada pengguna dalam jangka waktu yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi keputusan mereka. [F.43] Keandalan Informasi dalam laporan keuangan dapat diandalkan jika hal tersebut bebas dari kesalahan dan bias dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk mewakili peristiwa dan transaks.[F. 31-32] Kadang-kadang ada tradeoff antara relevansi dan keandalan - dan penghakiman diperlukan untuk memberikan keseimbangan yang tepat. [F.45] Keandalan dipengaruhi oleh penggunaan perkiraan dan ketidakpastian yang terkait

dengan item yang diakui dan diukur dalam laporan keuangan. Ketidakpastian ini ditangani dengan, sebagian, dengan pengungkapan dan sebagian, dengan menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menyusun laporan keuangan. Kehati-hatian adalah dimasukkannya tingkat kehati-hatian dalam pelaksanaan penilaian yang diperlukan dalam membuat perkiraan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau pendapatan tidak dilebih-lebihkan dan kewajiban atau pengeluaran yang tidak sederhana. Namun, kebijaksanaan hanya dapat dilakukan dalam konteks karakteristik kualitatif lainnya dalam Kerangka, terutama relevansi dan representasi setia transaksi dalam laporan keuangan. Kebijaksanaan tidak membenarkan disengaja berlebihan dari kewajiban atau pengeluaran, atau sengaja meremehkan aset atau pendapatan, karena laporan keuangan tidak akan netral dan, karenanya, tidak memiliki kualitas kehandalan. [F.36-37] Keterbandingan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan dari suatu badan dari waktu ke waktu sehingga mereka dapat mengidentifikasi tren dalam posisi keuangan dan kinerja. Pengguna harus juga dapat membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Pengungkapan kebijakan akuntansi yang penting untuk perbandingan. [F.3942]

You might also like