You are on page 1of 6

44

DINAMIKA PARTIKEL


A. Hukum-hukum Newton Tentang Gerak

1. Hukum I Newton (Hukum kelembaman)
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol, maka benda akan tetap diam
atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap.

F
1
F
2
= 0 atau
0 F = L , dan Av = 0 (benda diam atau bergerak lurus beraturan)


2. Hukum II Newton
Percepatan yang ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan
resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
m
F
a
L
= atau a m F = L
= LF Resultan Gaya (N)
m = Massa benda (kg)
a = Percepatan benda (m/s
2
)

Jika benda diberi gaya dorong P dihasilkan percepatan 2 m/s
2
, dan
bila diberi 2P percepatannya 4 m/s
2
, dan bila diberi 4P
percepatannya 6 m/s
2
.

Satuan dari gaya dalam SI adalah Newton atau kg m/s
2











3. Hukum III tentang gerak
Jika A mengerjakan aksi pada B, maka B akan mengerjakan gaya reaksi pada A yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.





B. Berbagai Jenis Gaya
1. Gaya berat
Berat adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat termasuk besaran vektor
yang besarnya bergantung pada letaknya relatif pada pusat bumi dan arahnya menuju pusat bumi.
Sesuai hukum Newton II.
a m F = L W = gaya berat (N)
W = m.g m = Massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)









F
aksi
= - F
reaksi




Arah pusat gaya selalu menuju pusat bumi, bagaimanapun posisinya


2. Gaya normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersen-
tuhan, yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

N = F
buku, meja
= gaya tekan normal meja terhadap buku akibat gaya berat
buku
W = F
meja, buku
= gaya berat buku terhadap meja












3. Gaya gesekan
a. Gaya gesek statik (f
s
)
Gaya gesek statik adalah gaya gesekan yang timbul karena dua benda yang bergesekan dalam
keadaan relatif diam satu dengan yang lain.
Persamaan hubungan gaya gesek statik dengan koefisien gesek dan gaya normal sebagai
berikut:
f
s
e Qs . N
Gaya gesekan statik besarnya mulai dari nol sampai maksimum, sesuai dengan gaya dorong
yang dikenakan sehingga persamaan gaya gesek statik dapat dinyatakan sebagai berikut:

sm
f = Qs . N
sm
f = gaya gesek statik maksimum (N)
Qs = Koefisien gesek statik
N = Gaya tekan normal (N)
b. Gaya Gesekan Kinetik (
k
f )
Gaya gesek kinetik adalah gaya gesekan yang timbul jika dua benda yang bergesekan dalam
keadaan relatif bergerak satu dengan yang lain.

f
k
= Qk . N f
k
= gaya gesek maksimum (N)
Qk = koefisien gesek kinetik
N = gaya tekan normal (N)

Koefisien gesekan adalah suatu koefisien yang menunjukkan sifat kasar atau licinnya permukaan
dua bidang yang bersentuhan atau bergesekan. Makin kasar permukaan yang bersentuhan
makin besar koefisien gesekannya.
Qs u Qk sehingga f
sm
u f
k


Jika sebuah balok diletakkan pada permukaan yang kasar kemudian balok tersebut didorong
dengan gaya sebesar F, maka kita dapat membuat grafik hubungan antara gaya gesek dan gaya
dorongnya.



Dari grafik di samping dapat disimpulkan :
a. Jika resultan gaya luar mendatar (F) e f
sm
, maka benda
tidak akan bergerak (a = 0) dan f
s
= F.



46

b. Jika resultan gaya luar mendatar (F) > f
sm
, maka benda
benda bergerak dengan percepatan a dan gaya gesekan
yang bekerja pada benda adalah gaya gesekan kinetik
(f
k
).


4. Gaya tegangan tali
Tegangan tali adalah gaya tegang
yang bekerja pada ujung-ujung tali
karena tali tersebut tegang.

Jika tali dianggap ringan (beratnya dapat diabaikan), maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali
untuk yang sama dianggap sama besarnya.

C. Konsep Gaya Sentripetal
Pada gerak melingkar beraturan mengalami percepatan yang arahnya tegak lurus terhadap vektor
kecepatan menuju ke pusat lingkaran. Percepatan ini disebut percepatan sentripetal dan dilambangkan
a
s
dengan
a
s
=
R
v
2
= [
2
R
Percepatan selalu ditimbulkan oleh gaya. Percepatan sentripetal oleh gaya sentripetal yang ditimbulkan
F
s
. Sesuai dengan hukum Newton II, maka :
F
s
= m.a
s

= m
R
v
2
= m[
2
R
Arah gaya sentripetal juga tegak lurus terhadap vektor kecepatan, menuju pusat lingkaran.

Asal gaya sentripetal
1. Untuk bola yang bergerak melingkar bersama tali maka bola ditarik oleh tegangan tali. Di sini
tegangan tali sebagai gaya sentripetal.
T =
R
mv
2

2. Untuk mobil yang membelok pada tikungan jalan horizontal maka gaya sentripetal adalah gaya
gesekan antara ban dengan jalan f
s
.
F
s
= f
s

Q
s
.N = Q
s
.m.g; pada hal Fs =
R
mv
2
maks

Dari dua persamaan diperoleh :
V
maks
=
s
RgQ
V
maks
= kecepatan maksimum mobil yang membelok agar tidak selip

3. Untuk bulan atau satelit yang mengorbit bumi, gaya sentripetal berasal dari gaya tarik-menarik
(gravitasi) antara keduanya. Begitu pula untuk benda-benda langit yang lainnya yang mengorbit.
4. Untuk atom hidrogen, elektron negatif selalu mengorbit. Gaya sentripetal berasal dari gaya terik-
menarik elektrostatik (gaya Coulomb). Gaya elektrostatik bekerja pada elektron dan senantiasa ke
arah inti atom yang berfungsi sebagai gaya sentripetal.

Aplikasi hukum-hukum Newton
1. Gerak pada bidang datar yang licin.
Pada arah mendatar (sumbu X):
F = m.a atau a =
m
F

Pada arah vertikal (sumbu Y) :
LF
y
= m.a
y
(a
y
= 0)
N W = 0
N = W = m.g





2. Gerak pada bidang datar kasar
Pada arah vertikal (sumbu Y) N = W = mg
Pada arah mendatar (sumbu X)
a. f
s
(maks) = Qs . N = Qs . mg
b. Jika F< f
s
(maks), maka benda masih diam LF
x
= 0 atau f = F
c. Jika F= f
s
(maks), maka benda tepat akan bergeser ke kanan
f = f
s
(maks)
d. Jika F> f
s
(maks), maka benda bergerak ke kanan
F = fk = Q
k
. N = Q
k
. mg
LF
x
= m a
x

F f
k
= m.a

3. Gerak pada bidang miring yang licin
Pada sumbu Y :
LF
y
= m.a
y
(a
y
= 0)
N W cos = 0
N = W cos = mg cos

Pada sumbu X :
LF
x
= m a
x

W sin = m.a
Mg sin = m.a
a = g sin

4. Gerak benda pada bidang miring kasar
Pada sumbu Y :
N = W cos = mg cos
Pada sumbu X :
a. f
s
(maks) = Qs . N = Qs . mg cos
b. Jika W sin < f
s
(maks), maka benda masih diam LF
x
= 0 atau
f = W sin = mg sin
c. Jika W sin = f
s
(maks), maka benda tepat akan bergeser ke bawah
f = f
s
(maks)
d. Jika W sin > f
s
(maks), maka benda bergerak ke bawah
Q = Q
k
dan f = fk = Q
k
. N = Q
k
mg cos
LF
x
= m a
x

W sin - fk = m.a
a =
m
f sin W
k



5. Gaya pada bidang miring karena gaya gravitasi.
Jika massa tali dan gesekan katrol diabaikan
- Benda m
1
bergerak ke atas jika W
2
> W
1
sin berlaku :
)a m m sin W W
2 1 1 2
+ =


)
)
g .
m m
sin . m m
a
2 1
1 2
+

=
- Benda m
2
bergerak ke atas jika W
2
< W
1
sin berlaku :
)a m m W sin W
2 1 2 1
+ =

)
)
g .
m m
m sin . m
a
2 1
2 1
+

=





48
6. Gaya tekan normal pada lift
a. diam
LF
y
= m.a
y
(a
y
= 0)
N W = 0
N = W = m.g
b. lift bergerak dengan kecepatan konstan
LF
y
= m.a
y
(a
y
= 0)
N W = 0
N = W = m.g
c. Lift bergerak ke atas dengan a konstan
LF
y
= m.a
y

N W = m.a
N = W + ma = m(g+a)
d. Lift bergerak ke bawah dengan a konstan
LF
y
= m.a
y

W N = m.a
N = W = m.g
N = W - ma = m(g - a)

7. Mobil yang bergerak pada jalan membelok
Gaya sentripetal
F
s
=
R
mv
2

Gaya gesekan f
s
= Q
s
. N = Q
s
. mg
Fs = fs

R
mv
2
= Q
s
. mg
v

=
s
RgQ
v

= kecepatan maksimum mobil yang
membelok agar tidak selip

8. Gerak benda yang dihubungkan dengan tali melalui katrol (katrol licin, massa katrol dan tali
diabaikan)
Misalnya m
2
> m
1

Menentukan percepatan sistem benda (a)
- Tinjau benda m
1
dan m
2
sebagai satu sistem.
- Arah positif dipilih sesuai dengan arah gerak masing-
masing benda.
- Hukum Newton II dapat ditulis : LF = m
total
. a.
W
2
W
1
T
2
+ T
2
T
1
+ T
1
= (m
1
+ m
2
).a.
a =
2 1
1 2
m m
w w
+

= g .
) m m (
) m m (
1 2
1 2
+

.



Menentukan gaya tegangan tali (T
1
dan T
2
)
Tinjau benda m
2

Menurut hukum II Newton :
W
2
T
1
= m
2
a
T
2
= W
2
m
2
a = m
2
(g-a)
Atau T
1
W
1
= m
1
. A
T
1
= m
1
(a + g)
Karena katrol licin dan massanya diabaikan maka besarnya : T
1
= T
2







UNTUK DISKUSI






1. Mengapa kita terdorong ke depan jika kereta apai yang kita tumpangi direm mendadak, dan
terjatuh ke belakang ketika kereta api dipercepat dari keadaan diam.?

2. Sebuah gaya horisontal bekerja pada massa yang dapat bergerak bebas. Mungkinkah gaya
tersebut menghasilkan percepatan jika ia lebih kecil daripada berat massa tersebut.?


3. Seekor burung hinggap pada kawat yang terentang, apakah tegangan kawat tersebut berubah.?
Jika berubah bagaimana tegangannya apakah lebih kecil, sama dengan, atau lebih besar.?


SOAL LATIHAN
1. Sebuah mobil memiliki massa 1.500 kg dan bergerak dengan kecepatan 54
km/jam. Ketika mobil direm secara beraturan, mobil berhenti dalam waktu 1,5
menit. Tentukan besar gaya pengereman tersebut!


2. Sebuah peti bermassa 50 kg, mula-mula diam di atas lantai horisontal yang kasar
(Q
k
= 0,1; Q
s
= 0,5). Kemudian peti itu didorong dengan gaya F = 100 N yang
arahnya seperti pada gambar. Jika sin = 0,6 dan cos = 0,8; hitunglah gaya
gesek yang dialami oleh peti tersebut!

You might also like