You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Anak usia dini adalah masa masa yang butuh perhatian dan kasih sayang total dari kedua orangtuanya. Apabila anak diasuh dengan pola asuh demokratis maka tumbuh kembang anak akan lebih baik. Karena jika pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya demokratis yang selalu
memberikan kebebasan beraktivitas tetapi diarahkan orangtuanya, anak akan cenderung bebas melakukan aktivitas pembelajaran dalam dirinya tetapi bertanggung jawab akibat yang akan diterima kelak, pemberani, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, tidak tergantung kepada orang tua dan riang gembira.

Sebaliknya jika pola asuh orangtua kepada anaknya otoriter anak akan cenderung takut untuk melakukan sesuatu untuk perkembangannya yang lebih baik karena segala aktivitasnya dikekang oleh orangtuanya. Anak akan cenderung penakut, tidak percaya diri, pendiam, pemurung, tidak mudah tersenyum dan tidak mudah gembira. Beberapa ahli psikologi pendidikan menyampaikan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, memulainya harus dari pendidikan anak usia pra sekolah, untuk itu penting mempelajari pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah.

1.2

Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 Apakah pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan? Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak? Bagaimanakah definisi anak pra sekolah? Bagaimanakah teori perkembangan anak pra sekolah menurut ( Piaget, Freud, Erikson, Kohlburg)? 1.2.5 1.2.6 Bagaimanakah yang dimaksud masa pra sekolah itu? Apa sajakah aspek yang digunakan untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan anak pra sekolah?

1.3

Tujuan 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 Menjelaskan pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Menjelaskan definisi anak pra sekolah. Menjelaskan teori perkembangan anak pra sekolah menurut ( Piaget, Freud, Erikson, Kohlburg). 1.3.5 1.3.6 Menjelaskan pengertian masa pra sekolah. Menjelaskan aspek yang digunakan untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan anak pra sekolah.

1.4

Manfaat 1.4.1 Pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan 1.4.2 Pembaca dapat mengetahui apa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak 1.4.3 1.4.4 1.4.5 1.4.6 Pembaca dapat mengetahui definisi anak pra sekolah Pembaca dapat mengetahui teori perkembangan anak pra sekolah Pembaca dapat menjelaskan tentang masa pra sekolah Pembaca dapat mengetahui aspek aspek yang digunakan untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan anak pra sekolah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh. Pertambahan ini dapat disebabkan oleh peningkatan ukuran masing masing sel atau kesatuan sel yang membentuk organ tubuh atau pertambahan jumlah keseluruhan sel atau keduanya. (G.J. Ebrahim,1984) Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000). Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu proses percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih berhubungan satu dengan yang lainnya. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran di dalam tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan apada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan fisik, intelektual, maupun emosional. Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat selhingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain lain, sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial dilingkungan anak.

2.2 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Yang termasuk faktor Herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan sel tulang. Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat atau tinggi pertembuhan tinggi badan dan berat badan dibandingkan dengan anak perempuan dan akan bertahan samapai usia tertentu mengikat anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas dan begitu juga sebaliknya disaat anak lakilaki mencapai pubertas maka laki-laki cenderung lebih besar. Kemudian pada ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia cenderung lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan bangsa Eropa dan lainnya. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Yang termasuk faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan yang masih dalam kandungan dan lingkungan post natal yaitu lingkungan stelah bayi lahir.

2.3 Definisi anak prasekolah Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak anak yang berusia berkisar 3-6 tahun.

Anak usia prasekolah adalah masa keemasan (golden age) yang mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalangi dan membatasinya.

Pengertian anak usia prasekolah (Sillalahi : 2005) adalah anak usia 4-6 tahun dimana pada masa ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional. Selain itu, imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada usia ini.

2.4 Teori perkembangan anak pre sekolah menurut ( Piaget, Freud, Erikson, kohlberg )

Perkembangan Kognitif ( Piaget ) Perkembangan kognitif pada anak menurut piaget membagi menjadi empat tahap, diantaranya tahap sensori motor , tahap pra operasional, tahap konkret, dan tahap formal operasional. Pada teori piaget ini anak pre sekolah masuk pada tahap kedua yaitu tahap pra operasional. Tahap Praoperasional ( umur 2- 7 tahun ) dengan perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian piaget anak selalu menunjukan egosentrik seperti anak kan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun ini sedikit.

Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama , seperti seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah. Pikiran yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut.

Perkembangan Psikosexual ( Freud ) Pada perkembangan psikosexual anak pertama kali dikemukan oleh Sigmund Freud yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan pematangan fungsi struktur serta kejiwaaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa . dalam perkembangan psikosexual anak dapat melalui tahap oral, anal, phalik, laten, genital. Pada nak usia pra sekolah masuk dalam tahap phalik. Tahap phalik (umur 3-5 tahun ) denga n perkembangan sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba raba , merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan suka dengan ayahnya. Perkembangan Psikososial ( Erikson ) Merupakan perkembangan pada anak yang ditinjau dari aspek psikososial, perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson bahwa anak dalam

perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan untuk mencxapai kematangan kepribadian anak perkembangan psikososial anak dapat meliputi tahap percaya dan tidak percaya,tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu, tahap inisiatif, rasa bersalah, tahap rajin dan rendah diri, tahap identiias dan kebingungan peran, tahap keintiman dan pemisahan, tahap generasi dan penghentian, tahap integritas dan keputusasaan,pada anak pra sekolah tahap yang sedang ditempuh yaitu tahap inisiatif , rasa bersalah. Tahap inisiatif dan rasa bersalah ( 4-6 tahun ) dengan perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari

pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya , dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak.

Perkembangan Psikomoral anak ( kohlberg ) Perkembangan psikomoral ini dikemukakan oleh Kohlberg dalam memandang tumbuh kembang anak yang ditinjau segi moralitas anak dalam mengadapi kehidupan. Tahap psikomoral meliputi 1. Tahap orientasi Hukumkepatuhan pada tingkat pemikiran pra

konvensional Mempunyai perkembangan sebagai berikut anak peka terhadap peraturan yang berlatar budaya, menghindari hukuman dan patuh pada hukum, bukan atas dasar norma pada peraturan moral yang mendasarinya. 2. Tahap orientasi relativitas dan instrumental pada tingkat pemikiran pra konvensional mempunyai perkembangan sebagai berikut segala tindakan dilakukan hanya untuk memuaskan individu akan tetapi juga kadang- kadang untuk orang lain, kesetiaan, penghargaan, kebijakan diambil untuk

diperhitungkan. 3. Tahap orientasi masuk kelompok hubungan dengan orang lain. Pada tingkat pemikiran konvensional Mempunyai perkembangan sebagai berikut bertingkah laku yang menyenangkan dan dapat diterima orang lain. 4. Tahap orientasi hukum dan ketertiban pada tingkat pemikiran

konvensional Mempunyai pemikiran sebagai berikut membuat keputusan yang benar berarti mengerjakan tugas, berorientasi kepada otoritas yang sudah pasti dan usaha untuk memelihara ketertiban sosial. 5. Tahap orientasi kontrak sosial tingkat pemikiran post kontroversial otonom/ berprinsip.

Mempunyai perkembangan sebgai berikut mementingkan kegunaannya, berprinsip tindakan yang benar adalah tindakan yang benar adalah tindakan yang dim engerti dari segala hak individu yang umum dan

disetujui oleh seluruh masyarakat, adanya kesadaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi adalah relatif, menekankan bahwa hukum yang dapat diambil atas dasar rasional. 6. Tahap orientasi azas etika universal pada tingkat pemikiran post kontroversial otonom/berprinsip. Mempunyai perkembangan sebagai berikut keputusan yang diambil berdasarkan suasana hati ,prinsip dan etika yang dipilih sendiri, berpedoman kepada peraturan yang umum dimasyarakat ( Wong, D.L,1995 )

2.5 Masa Pra sekolah Pada pertumbuhan masa pra sekolah pada anak pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami rata-rata pertumbuhan adalah 2kg, kelihatan kurus tapi aktivitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan ,melompat, dan lain- lain. Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75- 7,5 cm setiap tahunnya. Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukan proses kemandirian dn masa ini adalah masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai menunjukan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diriuntuk memasuki sekolah dan tampak sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya. Sedangkan perkembangan psikososial pada anak sudah menunjukan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu mengidentifikasi identitas dirinya.

2.6 Aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu :  Aspek fisik  Aspek motorik  Aspek bahasa  Aspek kognitif  Aspek sosialisasi Pola pertumbuhan dan perkembangan pada anak menunjukkan variasi normal yang luas, sehingga perlu cara dan istilah statistik untuk menilainya. Terdapat 3 macam cara untuk menunjukkan suatu variasi normal yang pada umumnya disusun dalam bentuk tabel atau dalam kartu pertumbuhan (growth card), yaitu : 1. Menggunakan mean dan standar deviasi (SD) Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu : a. Mean b. Mean c. Mean 1 SD, mencakup 66,6 % 2 SD, mencakup 95 % 3 SD, mencakup 97,7 %

2. Menggunakan persentil Besarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari 100 hasil pengukuran (100%). Persentil ke-10 berarti bahwa anak tersebut berada pada posisi anak ke-10 dari bawah, dimana 9 anak lebih kecil darinya dan 90 anak lebih besar darinya. Sedangkan persentil ke-50 berarti bahwa anak tersebut berada pada urutan ke-50 sehingga jumlah yang sama berada di bawah dan di atasnya.

3. Menggunakan persentase Besarnya variasi normal berada di antara persentasi tertentu terhadap suatu nilai patokan yang dianggap 100 %. Misalnya, pada Lokakarya Antopometri Gizi Depkes 1975 bahwa : a. Nilai 100 % untuk berat atau nilai persentil ke-50 dari Baku Harvard b. Variasi normal berada antara 80 110 %. Dalam pengkajian yang dilakukan pada anak usia pra sekolah digunakan parameter penilaian pertumbuhan dan perkembangan : 1. Parameter penilaian pertumbuhan fisik a. Berat badan Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke dalam usia 1 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan rumus : umur (tahun) x 2 + 8 Klasifikasi berat badan terhadap umur : 1). Gomez  Baku Boston  Cara : % dari median  Klasifikasi : a). > 90 % : normal b). 75 90 % : malnutrisi ringan (grade 1) c). 61 75 % : malnutrisi sedang (grade 2) d). 60 % 2). Jellifre  Baku Boston  Cara : % dari median  Klasifikasi : a). 90 110 % : normal b). 81 90 % : malnutrisi ringan (grade 1) : malnutrisi berat (grade 3)

10

c). 61 80 % : malnutrisi sedang (grade 2 dan 3) d). 60 % : malnutrisi berat (grade 4)

3). Klasifikasi menurut WHO  Baku NCHS  Cara : persentil  Klasifikasi : a). Persentil ke 3 50 : normal b). Persentil 3 4). Klasifikasi di Indonesia  Baku Boston  Cara : % dari median dan kenaikan berat badan  Klasifikasi : Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan tiap bulan : normal, bila tidak terdapat kenaikan : resiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan. b. Tinggi badan Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77. Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 8 cm. Klasifikasi tinggi badan terhadap umur : 1). Kanawati dan Mc Laren a). 95 % : normal : malnutrisi

b). 80 95 % : malnutrisi ringan c). 85 90 % : malnutrisi sedang d). 85 % 2). CDC/ WHO a). 90 % : normal b). < 90 % : stunted/malnutrisi kronis : malnutrisi berat

11

c. Lingkar kepala Lingkar kepala mencerminkan volume intra kranial. Digunakan untuk menaksir pertumbuhan otak. Kenaikan berat otak anak pra sekolah (3-6 tahun) seperti yang dikutip dari Lazuardi (1984) adalah 0,15 gram/24 jam. d. Gigi Saat akan mencapai usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki 20 gigi susu. Waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut : 1). Molar pertama : 6-7 tahun 2). Insisor 3). Pre molar 4). Kaninus 5). Molar ke-2 6). Molar ke-3 : 7-9 tahun : 9-11 tahun : 10-12 tahun : 12-16 tahun : 17-25 tahun.

e. Jaringan lemak Pertumbuhan jaringan lemak pada anak melambatsampai anak berumur 6 tahun. Pada anak usia pra sekolahtubuhnya akan tampak kurus/langsing karena terjadi proses pertumbuhan jaringan lemak yang melambat. Lingkar Lengan atas (LLA) mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan jarinagn lemak.dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat digunakan untuk menilai keadaan gizi atau pertumbuhan dan

perkembangan pada kelompok anak pra sekolah. Klasifikasi LLA menurut WHO dan Shakir :  Baku Wolanski : 16,5 cm  Cara : % dari median  Klasifikasi : 1). > 85% atau > 14 cm : normal

12

2). < 76% atau < 12,5 cm : malnutrisi berat 2. Parameter penilaian perkembangan a. Aspek motorik Dimulai pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah dapat berjalan naik tangga dengan kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga, seringkali meompat pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu mengendarai sepeda roda tiga dan dapat berjalan sambil berjingkat. Anak ini dapat membangun sebuah menara kecil dengan menggunakan 9-10 kubus. Ia dapat berjalan, membuka

pakaian sendiri dan mulai dapat mengaitkan kancing. Manipulasi dengan pensil berlanjut terus dan ia mampu untuk menjiplak suatu lingkaran. Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun menggunakan satu kaki per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek. Kemudian anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada tangan dan jari-jari. Dalam hal menggambar, anak usia pra sekolah dapat mengggambar orang dalam beberapa bagian. Dari kesemua kemampuan tersebut di atas, pada usia 6 tahun, anak mulai dapat menggunakan gunting dan pensil dengan baik, serta menjahit dengan kasar. b. Aspek Bahasa Dengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara dengan normal bahkan bisa dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi kadangkadang terdapat substitusi fonetik yang infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak dapat menggunakan bentuk jamak dan kata ganti serta bahasa berlanjut dari fase holoprastik menjadi fase pembentukan kalimat yang kompleks, secara spesifik kalimat tersebut terdiri dari 6 kata. Anak dapat pula melakukan percakapan dengan berbagai derajat yang kompleks dan menanyakan banyakmpertanyaanpertanyaan. Dalam hal ini anak senang sekali mendengarkan cerita-cerita dan seringkali mampu mengadakan improvisasi.

13

Ketika usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500 kosakata, karena pencapaian bahasa telah mencapai suatu tingkat yang tinggi. Anak dapat menghubungkan cerita dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-

pengalaman yang baru terjadi. Anak juga mampu untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya dan secara kontinu mengajukan pertanyaanpertanyaan. Lagu-lagu sederhana dapat dikuasai dan memahami analogi sederhana. Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah mulai lancar dan perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali menanyakan arti dari suatu kata yang didengarnya. Anak senang mendengarkan cerita dan menceritakannya kembali. Anak dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya ditunjukkan dengan menguraikan objek-objek lewat gambar. c. Aspek kognitif Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak dengan digunakannya simbol-simbol untuk menuangkan apa yang dipikirkannya, bersikap egosentrik dan berpikiran representatif. Permainan yang digemari oleh anak seusia ini berkaitan dengan fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak secara bertahap. Di usia 4 tahun, konsep waktu yang telah diketahui sebelumnya dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, senang belajar berhitung, meskipun belum paham dengan angka-angka yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu menyebutkan satu atau lebih uang logam. Pada usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata yang keluar dari mulutnya, dapat menyebutkan 4 warna dasar, mulai tertarik menghubungkan kenyataan yang ada dengan lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama hari.

14

Usia 6 tahun, anak menunjukkan perkembangan kognitifnya melalui kemampuan membedakan antara kanan dan kiri, mengenali banyak bentuk dan mematuhi 3 perintah berturut-turut. d. Aspek sosialisasi Di usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah pada negativisme, yaitu perlawanan aktif terhadap permintaan dan perintahperintah. Sikap ramah dimunculkan kepada lingkungan, terdapat pemahaman terhadap perubahan, anak juga sudah mampu membedakan jenis kelamin, peraturan-peraturan yang sifatnnya sederhana mulai dipelajari, meskipun diinterpretasikan oleh dirinya sendiri, untuk anak laki-laki cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Dalam hal berpakaian, anak usia 3 tahun mampu melakukannya sendiri dengan bantuan seminimal mungkin. Saat usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri (tidak disuapi), bisa menggunakan garpu, walaupun dengan telapak tangan, dapat mengunyah seperti halnya orang dewasa, ada ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang. Sikap yang seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka mengadu, merasa mandiri dan agresif. Usia 5 tahun dalam perkembangan sosialisasi ditandai dengan melakukan agresi kepada anggota keluarga, suasana hati dapat berubahubah, anak memasuki kelompok bermain yang kooperatif, menikmati hiburan yang ada serta mengidentifikasi orang tuanya dari jenis kelamin yang berbeda. Usia 6 tahun, anak ini mulai dapat dipercaya, rasa takut berkurang, suka menggoda orang lain, kadang melakukan sikap menentang dan tidak sopan, kecemburuannya terhadap adik tampak nyata, serta berlaku curang untuk menang.

15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Tumbuh kembang antar anak sangatlah berbeda, karena ini dipengaruhi oleh faktor herediter dan lingkungan. Faktor herediter ini yaitu faktor yang diturunkan dari orangtua, keluarga maupun suku rasnya. Sedangkan faktor lingkungan yaitu faktor yang mempengaruhi anak tersebut baik selama anak anak maupun masa pranatal. Anak usia prasekolah adalah masa keemasan (golden age) yang mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalangi dan membatasinya. Terdapat empat teori perkembangan yang menyertai anak usia presekolah (3-6 tahun), diantaranya teori kognitif ( Piaget), psikosexual (Freud), psikososial (Erikhson), Psikomoral (Kohlberg). Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu : Aspek fisik, Aspek motori, Aspek bahasa, Aspek kognitif, dan Aspek sosialisasi. 3.2 Saran Dengan makalah ini maka diharapkan para pembaca lebih memahami pertumbuhan dan perkembangan anak terutama usia pra sekolah, karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak.

16

You might also like