You are on page 1of 25

A.

Pengertian Puisi Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, dan bermakna kias. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair. B. Ciri Puisi Puisi memiliki bahasa yang padat, bermakna konotatif, bersifat sugestif, ekspresif, asosiatif, dan magis. Dari segi bentuk, puisi seringkali tersusun berupa larik-larik dan bait-bait. Puisi seringkali mementingkan rima/bunyi.

C. Unsur-unsur puisi Unsur pembangun puisi terdiri atas Struktur fisik (diksi, pengimajian, majas, tipografi) Struktur batin (tema, amanat, nada, perasaan) Sebagai alat pengungkapan diri, Sebagai alat untuk memahami secara lebih jelas dan mendalam ide-ide yang ditulisnya, Sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap lingkungan, Sebagai alat untuk melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan bersastra, Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menggunakan bahasa sebagai media komunikasi, Meningkatkan inisiatif penulis

D. Manfaat menulis puisi

E. Langkah-langkah Penulisan Puisi 1. Menentukan tema Penentuan/pencarian ide untuk menulis sebuah puisi merupakan tahap persiapan dan usaha. Ketika hati seseorang tergerak untuk menulis puisi maka ia harus berusaha mencari ide yang akan dituangkan dalam puisinya. Yang namanya ide selalu datang dengan tiba-tiba. Ide ini dapat berkaitan dengan masalah sosial, keagamaan, kesedihan, dan lain-lain. Bagi orang yang sudah terbiasa menulis puisi, ide yang akan ditulis dalam puisi biasanya muncul secara tiba-tiba ketika melihat atau mengamati lingkungan sekitarnya. Ide puisi dapat juga dicari secara sengaja dari lingkungan sekitar kita, terutama bagi mereka yang baru berlatih. Informasi dan pengalamanpun harus dikumpulkan untuk menguatkan ide yang ditemukan. 2. Mengendapkan ide. Setelah ide diperoleh, penulis harus berjuang untuk mewujudkannya dalam bentuk puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan perenungan untuk mengolah dan memperkaya ide yang didapat dengan pengalaman batin. Misalnya, untuk menulis puisi anak penjual koran, Anda dapat merenung bagaimana jika Anda yang menjadi penjual koran itu. 3. Mewujudkan ide menjadi puisi Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena bahasalah yang Anda gunakan sebagai media ekspresi. Anda harus bergelut dan bergulat dengan

kata-kata. Kreativitas Anda untuk memilih diksi dan majas ditantang pada tahap ini. Anda harus mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan puisi Anda. Keindahan puisi Anda dapat terlihat dari tepat tidaknya Anda memilih, menjalin, dan menggunakan kata-kata pada tempatnya yang wajar. Semakin sering Anda menulis puisi, Anda akan semakin terampil mengekspresikan puisi dalam bahasa yang indah (estetis). Contoh pilihan kata dan majas: a. pita hitam (belasungkawa) b. dewi malam (bulan) c. aku ini binatang jalang (orang yang bebas, tidak mau terikat) d. mau hidup seribu tahun lagi (tak ingin mati) 4. Mengevaluasi hasil tulisan Setelah Anda selesai menulis puisi, Anda dapat melakukan penilaian secara kritis terhadap puisi yang telah Anda buat. Bila perlu, puisi tersebut dapat dimodifikasi, direvisi, ditambah, atau dihilangkan bagian-bagian yang tidak sesuai. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan membandingkan puisi Anda dengan puisi orang lain. Selain itu juga mendiskusikan puisi Anda dengan orang lain untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut. Membaca langkah-langkah penulisan puisi di atas, tampaknya bukan hal sulit untuk menulis sebuah puisi. Oleh karena itu, Anda harus segera mencoba menulis puisi. Jangan ragu untuk memulai. Yang penting sebagai penulis pemula Anda dapat membangun sebuah makna yang utuh dalam puisi yang Anda buat, walau di sana sini ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Selamat mencoba.
http://kelasmayaku.wordpress.com/2011/09/11/menulis-puisi/

EMAMPUAN GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN BOYOLALI Oleh : Muh Zuhri Muh. Zuhri. S 8401004.2005 Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Puisi di Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Boyolali (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Andong). Tesis Surakarta : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaran puisi, (2) kemampuan guru mengembangkan materi pembelajaran puisi, (3) kemampuan guru menggunakan metode dalam pembelajaran puisi, (4) kemampuan guru menggunakan media pembelajaran puisi, (5) kemampuan guru melaksanakan evaluasi pembelajaran puisi, (6) tanggapan siswa terhadap pembelajaran puisi. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Andong, Boyolali, mulai bulan Oktober 2003 sampai dengan Mei 2004. Sumber data adalah informan yang terdiri atas 7 (tujuh) guru dan 30 (tiga puluh) siswa. Sumber data yang lain adalah peristiwa yaitu kegiatan belajar mengajar di kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara, dokumentasi, dan angket. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dan pengumpulan datanya dengan observasi langsung, angket, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur kegiatannya meliputi persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan akhir. Teknik analisis menggunakan model analisis interaktif dengan komponen analisis reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Guru merumuskan

tujuan pembelajaran puisi dengan kurikulum, tujuan pembelajaran bersifat operasional; jumlah guru yang mengalami kesulitan dalam merumuskan tujuan pembelajaran puisi yakni 2 (dua) dari 7 (tujuh) guru; kesulitan terletak pada penyesuaian tujuan pembelajaran puisi dengan waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar mengajar, (2) Guru mengembangkan materi pembelajaran puisi dengan menggunakan buku paket sebagai sumber utama. Selain itu, guru juga melengkapi materi pembelajaran puisi dari buku pelengkap, buku referensi, majalah dan koran.(3) Metode pembelajaran puisi yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, diskusi, dan pekerjaan rumah, (4) Media pembelajaran puisi yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar antara lain papan kaset VCD, (5) Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar (6) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran puisi pada umumnya bersifat positif.
http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=2027

Deskripsi Interaksi Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Membaca Puisi Anak di Sekolah Dasar Kelas Rendah Melalui Teori Flander dan Larsen-Freeman.
Rani Purwani Dewi , 2101404602 (2009) Deskripsi Interaksi Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Membaca Puisi Anak di Sekolah Dasar Kelas Rendah Melalui Teori Flander dan Larsen-Freeman. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF (Deskripsi Interaksi Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Membaca Puisi Anak di Sekolah Dasar Kelas Rendah Melalui Teori Flander dan Larsen-Freeman.) Published Version Restricted to Registered users only Request a copy

Abstract
Membaca karya sastra khususnya puisi, perlu diajarkan pada anak karena sastra adalah bagian dari budaya dan kehidupan kita sebagai manusia, tak terkecuali sastra anak-anak. Keterampilan membaca puisi anak memungkinkan seorang anak mendapat perasaan sebagai manusia atau masyarakat, dan menimbulkan pikiran serta motivasi untuk berbuat sesuatu bagi manusia atau masyarakat itu. Masa kanak-kanak adalah masa bermain yaitu masa ketika seorang anak belajar dan mencari kesenangan dengan bermain. Jadi, pembelajaran membaca puisi anak di kelas rendah dituntut untuk menyenangkan dan menarik siswa. Menyenangkan atau tidaknya suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh pola interaksi yang tercipta antara guru dan siswa serta karakteristik pembelajaran guru. Pola interaksi dianalisis menggunakan Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC). Data hasil analisis FIAC dianalisis kembali menggunakan teori observasi kelas Larsen-Freeman untuk mengenali karakteritik proses belajar-mengajar yang dilakukan guru dengan siswa selama pembelajaran membaca puisi anak. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan yaitu (1) Bagaimanakah pola interaksi guru dan siswa kelas I SD Negeri Kedungpatangewu dalam pembelajaran membaca puisi anak? (2) Bagaimanakah karakteristik pembelajaran membaca puisi anak pada kelas I SD Negeri Kedungpatangewu? dan (3) Apakah karakteristik pembelajaran membaca puisi anak yang

dilakukan guru SD Negeri Kedungpatangewu mampu meningkatkan kemampuan membaca puisi anak pada siswa kelas 1? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan pola interaksi yang terjadi antara guru dan siswa kelas I SD Negeri Kedungpatangewu dalam pembelajaran membaca puisi anak berdasarkan teori interaksi kelas dari Flander, (2) untuk mendeskripsikan situasi proses pembelajaran membaca puisi anak pada kelas I SD Negeri Kedungpatangewu berdasarkan teori analisis kelas Larsen-Freeman, dan (3) untuk membuktikan keefektifan karakteristik pembelajaran membaca puisi anak yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi anak pada siswa kelas 1 SD Negeri Kedungpatangewu. Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menciptakan interaksi belajar mengajar yang mengesankan/menyenangkan antara guru dan siswa. Data penelitian menunjukkan bahwa (1) Guru berbicara (GB) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 48,18%, (2) Siswa Berbicara (SB) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 27,53%, (3) Kesunyian (K) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 14,41%, (4) Rasio Respon Guru (RRG) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 32,45%, (5) Rasio Inisiatif Siswa (RIS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 11,62%, (6) Rasio Respon Langsung Guru (RRLG) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 69,45%, (7) Rasio Pergantian Konten (RPK) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 45,77%, (8) Rasio Tetap Siswa (RTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0%, dan (9) penggunaan bahasa antara siswa dan guru selama berinteraksi sebesar 93,56% untuk penggunaan bahasa Indonesia, terdiri dari guru sebesar 65,34% dan siswa 28,21%; dan penggunaan bahasa Jawa sebesar 6,44%, terdiri dari guru 3,13% dan siswa 3,32%. Data di atas mengindikasikan bahwa pola interaksi guru dan siswa bersifat multi arah, namun tetap berpusat pada guru. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa merupakan jenis interaksi edukatif. Artinya, interaksi guru dan siswa berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Karakteristik pembelajaran membaca puisi anak di kelas 1 SD Negeri Kedungpatangewu mengindikasikan bahwa guru adalah orang yang bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan, dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuangkan ide/inisiatifnya agar siswa dapat berkembang. Guru sering mengadakan trik-trik khusus untuk membuat para siswa kembali semangat dengan cara membuat suasana proses pembelajaran menyenangkan bagi siswa kelas I SD, yaitu dengan mengadakan permainan misalnya sesekali guru mengajak siswa bernyanyi dan memasukkan pengalaman sehari-hari dengan catatan semua itu tidak melenceng dari materi pengajaran. Proses pembelajaran membaca puisi anak pada siswa kelas 1 SD Negeri Kedungpatangewu tergolong berhasil. Pernyataan tersebut dibuktikan oleh nilai rata-rata tes siswa yang tergolong dalam kategori baik yaitu sebesar 79,4. Kemudian hasil tes sikap siswa selama pembelajaran berlangsung memperoleh nilai rata-rata sebesar 83 atau termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa pola interaksi yang bersifat multi arah dan karakteristik pembelajaran yang menyenangkan sangat mempengaruhi penguasaan keterampilan membaca puisi anak pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian disarankan agar (1) para guru menciptakan pola interaksi multi arah dalam setiap pembelajaran agar siswa berkesempatan untuk menuangkan ide/inisiatifnya, (2) setiap pengajaran membaca puisi anak di kelas rendah harus menyenangkan dan tidak membosankan siswa. Guru harus memiliki prinsip bermain sambil belajar karena menurut ilmu psikologi, masa kanak-kanak adalah masa mencari kesenangan dengan bermain (tahap mainan) sehingga guru sesekali memasukkan permainan yang tidak melenceng dari materi pengajaran sastra.
http://lib.unnes.ac.id/1488/

Sekolahku Nan Indah

Top of Form

Best
Bottom of Form

Kupandangi sekolahku yang indah menawan Lama kupandangi tak terasa... Disitu aku belajar... Disitu aku mendapatkan ilmu... Banyak guru isinya... Guru yang bermutu... Guru yang memberikan ilmu... Untuk bekal muridnya nanti... Terima kasih sekolah dan guruku... Kau sangat berjasa kepadaku... Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini... Terima kasih sekolahku nan Indah
Gunung Kau menjulang tunggi Di bawah sang surya Dan di atas hamparan sawah Pohon-pohon rindang menyelimutimu

Awan-awan putih memperhatukanmu Hamparan sawah yang luas mengagumimu Dan aku terperangah melihat kemegahanmu Kau adalah karya tuhan yang maha besar Karya ilahi yang maha penguasa Kau adalah bangunan megah Yang dibuat oleh Yang maha kuasa

Merapi
Top of Form

User Rating: Poor

/7 Best
Bottom of Form

Di utara kota Yogya Ada sebuah kota Kota yang sederhana Magelang itu namanya Merapi........ Gunung yang tinggi Melebihi kembang melati Yang tidak tinggi Merapi yang ganas Dan sangat ganas Membuat hati teriris Melihat banyak orang menangis Apakah kau tak tahu

Korbanmu sedang pilu Melihat kampungnya penuh abu Yang berasal darimu
Untukmu Ibuku
Top of Form

User Rating: Poor

/ 62 Best
Bottom of Form

Thursday, 01 April 2010 08:52 IBU .... sungguh luas kesabaranmu selama waktu mengandungku IBU .... pengorbananmu sungguh besar lelah raga tidak kau rasa IBU .... sungguh kasihmu tak bertepi senyum dan bahagia di hati menyambut kehadiranku dipangkuan IBU ... kasih dan sayangmu padaku adalah jasa yang tak akan terbalas adalah hutang yang tak akan terbayar sungguh banyak yang telah aku terima Darimu .... wahai ibu IBU ... hanyalah do'a yang kulantunkan semoga engkau tetap bahagia hanyalah maaf yang kupinta darimu karena aku banyak menyakitimu aku ingin engkau tahu aku mencintaimu

Pahlawan
Top of Form

User Rating: Poor

/ 42 Best
Bottom of Form

Kau genggam bambu runcing di tangan kirimu

Keringatmu mencucur deras di tubuhmu Di tengah teriknya sang mentari kau berperang Luka di tubuh kau anggap hanya biasa Di balik perperangan semangatmu selalu ada Di iringi doa yang selalu menyertai Gemuruh bom penjajah memekakkan telinga Walau merintih kesakitan tetaplah kau berperang Meski dinding penjajah terus menghalangimu Tak kau rasa perasaan takut dan gentar Walaupun pertarungan ini amatlah berbahaya Tetap saja kau berperang karena itulah tekadmu Demi Indonesia, kau taruhkan nyawamu Demi merdeka, kau berperang melawan penjajah Terima kasih atas segala jasamu, Pahlawanku Ratrya Khansa Amira [ratrya.khansa @gmail .com]

Lingkungan
Top of Form

User Rating: Poor

/ 101 Best
Bottom of Form

Wednesday, 09 December 2009 22:05 Lingkungan Kau tempat kami berpijak Tempat kami menghirup udara segar Dan menanam segala tanaman Lingkungan Kadang kau kotor layak tempat tak

terurus Sampah yang punahkan bersihmu Kotoran punahkan indahmu Polusi hitamkan langitmu Akan tetapi... Tanaman pancarkan kesegaran Bunga pancarkan wangimu Bagai kau tak tua Bagai udaramu tak terhitamkan Inginku mengubah semua Menjadi seperti itu Hijau, tentram Udaramu terputih bagai tak bernoda Sampahmu hilang Kotoran tak mengganggu indahmu Agar bumi terbebas dari ancaman Dari ancaman kematian dibumi karena adanya global warming

Karya: Vivi <olivia2009 @plasa .com Ikan


Top of Form

User Rating: Poor Oh ikanku Kau begitu indah

/ 30 Best
Bottom of Form

Ekormu sangat indah Badanmu berwarna-warni Dan saat aku melihatmu aku bermain denganmu terus Badanmu sangat lucu Saat melihatmu aku gemas Sehingga aku ingin melihatmu terus

Aku akan memeliharamu teus Sehingga aku tidak ingin meninggalkanmu BIMBINGAN BERKARYA - PUISI MODEN
Definisi Puisi Moden Zaba mendefinisikan puisi atau karangan berangkap sebagai,khas dipakai untuk melafazkan fikiran yang cantik dengan bahasa yang indah dan melukiskan kemanisan dan kecantikan bahasa. Maka dengan gambaran yang cantik ini perkara yang dikatakan itu bertambah menarik hati orang yang mendengarnya. Seterusnya Zaba mengatakan bahawa karangan berangkap itu ialah karangan yang disusunkan dengan bahagian yang berkerat-kerat, dan antara sekerat dengan sekerat itu biasanya berjodoh bunyi atau rentaknya atau isinya, serta kebanyakan memakai timbangan atau sukatan yang tertentu. Definisi puisi yang dikemukakan oleh Zaba di atas memperlihatkan dua ciri utama puisi. Pertama, sifat abstraknya seperti kecantikan ataupun keindahan bahasa dan kemerduan bunyi. Kedua, sifat konkritnya, struktur dasar yang merangkumi binaan baris dalam rangkap, kedudukan suku kata dalam baris, kedudukan suku kata dalam baris dan susunan rima. Kedua-dua ciri tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan tema dan kesannya kepada pembaca. Definisi puisi yang dikemukakan oleh Zaba lebih merupakan definisi dari sudut pandangan seorang pengkaji. Definisi puisi yang dikemukakan oleh seorang penyair dan sekali gus sarjana sastera pula, iaitu Muhammad Haji Salleh, puisi ialah bentuk sastera yang kental dengan muzik bahasa serta kebijakan penyair dengan tradisinya. Dalam segala sifat kekentalannya itu, puisi setelah dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana. Daripada penyair Inggeris di Barat pula, Wordsworth, mendefinisikan puisi sebagai pengucapan tentang perasaan ghairah yang imaginatif, biasanya berentak ... curahan perasaan yang kuat secara spontan yang diingatkan kembali dalam suasana yang tenang. S.T. Coleridge, juga seorang penyair Inggeris, mendefinisikan puisi sebagai kata-kata terbaik dalam susunan yang terbaik. Masih banyak lagi definisi puisi yang dikemukakan oleh pengkaji puisi dan penyair. Namun, daripada sejumlah kecil definisi yang diberikan itu dapat memberikan ciri-ciri puisi yang bermutu tinggi. Sejarah Awal Puisi Melayu Moden Secara Ringkas Penulis Melayu yang pertama menulis puisi Melayu moden ialah Omar Mustaffa. Puisinya bertajuk Angan-angan dengan Gurindam, disiarkan dalam Utusan Melayu, 18 Januari 1913. Puisi ini dari segi bentuk dan isinya telah jauh menyimpang daripada puisi Melayu tradisional pantun dan syair terutamanya. Dari segi bentuk, susunan baris, rangkap, dan rima akhirnya tidak terikat lagi dengan bentuk tradisional. Dari segi isinya, mengungkapkan persoalan semasa pada waktu itu, iaitu menyuarakan persoalan ekonomi dan politik. Sejak tersiarnya puisi yang memperlihatkan pembaharuan atau pemodenan pada bentuk dan isinya, berlaku semacam kekosongan dalam penghasilan puisi moden. Hanya pada awal-awal tahun 1930-an, kegiatan menulis puisi mula kelihatan jelas kembali. Ini berdasarkan puisi O Sariku, karya Harun Aminurrasyid yang tersiar dalam majalah Pujangga Baru, Bil. 6, Disember 1933. Pada tahun 1934, Pungguk menghasilkan lima buah puisi sekali gus dan disiarkan dalam Majalah Guru, Mac 1934. Judul puisi-puisi Pungguk itu ialah, Keluh Kesah, Selalu Merayu, Tak Disangka-sangka, Pujukan hati, dan Ibuku. Dalam kelima-lima buah puisi ini telah ditemui penyimpangan daripada peraturan puisi-puisi Melayu tradisional yang ketat. Sejak Harun Aminurrasyid dan Pungguk menghasilkan puisi moden, puisi Melayu moden tumbuh dan berkembang dengan pesat sekali. Pelbagai tema dan persoalan yang dikemukakan oleh para penyair yang bersesuaian dengan zaman mereka dan harapan mereka tentang hidup dan kehidupan ini yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia, manusia dengan Pencipta, dan manusia dengan alam. Hal ini akan lebih jelas terlihat apabila alur sejarah pertumbuhan dan perkembangan puisi Melayu moden disusuri. Persediaan Menulis Puisi Seseorang yang hendak menulis puisi haruslah pula mempersiapkan dirinya. Dia mestilah banyak membaca puisi, karya banyak penyair. Dengan ini, secara tidak langsung dia mempelajari puisi. Dia juga mestilah banyak membaca bahan bacaan yang lain untuk tujuan memperluas kosa kata dan mendapat idea untuk menulis puisi. Dia juga mestilah sering menghasilkan puisi sebagai latihan untuk menimbulkan keterampilan dalam penulisan puisi. Untuk itu, dia juga mestilah memiliki kesabaran dan bersedia untuk menyendiri. Semua ini merupakan sebahagian kecil tuntutan yang diperlukan sebagai persediaan untuk seseorang itu menulis puisi. Panduan Penulisan Puisi Puisi yang bermutu ialah puisi yang mempunyai keseimbangan antara bentuk luaran dengan bentuk dalamannya. Keseimbangan inilah yang memberi keindahan bahasa dan keindahan makna pada sesebuah puisi itu. Oleh itu, seseorang yang hendak menulis puisi mestilah mengambil kira aspek keseimbangan ini. Bentuk luaran ialah ciri-ciri yang membina sesebuah puisi tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat. Baris, bunyi, pemilihan kata, bahasa figuratif, kata konkrit, kata abstrak, penyimpangan bahasa, dan tipografi merupakan bentuk luaran puisi. Struktur dalaman puisi terdiri daripada tema, perasaan, nada atau sikap dan mesej. Tema ialah idea utama yang hendak disampaikan oleh seseorang penyair dalam sesebuah puisi. Antara tema dalam puisi termasuklah keagamaan, kemanusiaan, dan nasionalisme, ekonomi, dan politik. Perasaan ialah suasana perasaan penyair yang diikutsertakan dalam puisi dan dapat dihayati oleh pembaca. Perasaan tersebut mungkin simpati, sedih, benci, marah, kasihan, pasrah, dan sebagainya. Nada ialah sikap penyair penyair terhadap pembaca. Sikap penyair mungkin menggurui,

mengejek, menasihati, dan menceritakan sesuatu kepada pembaca. Mesej ialah perkara yang mendorong seseorang penyair itu menulis puisi. Mesej tersirat di sebalik tema yang diungkapkan.

Menulis Puisi dengan Cara Menguraikan Nama Diri


Oleh Retno Utami
Salah satu materi pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia yang dianggap sulit oleh siswa SMP atau SMA adalah Puisi. Mulai dari menganalisis puisi, memaknai puisi, membaca puisi,apalagi menulis puisi. Guru berusaha mencari cara yang paling mudah dan menyenangkan untuk mulai membuat puisi. Salah satu cara yang cukup mudah dan menyenangkan adalah dengan cars menguraikan nama diri. Nama adalah sesuatu yang sangat dekat dengan diri kits. Setiap manusia mulai dikenal oleh orang lain mulai dari namanya. Nama juga menjadi sesuatu yang sakral. Nama yang diberikan oleh orang tua kita sudah melalui proses pemikiran yang sangat panjang. Nama yang kita sandang adalah juga doa orang tua kita. Karena itulah menulis puisi dengan cara seperti ini akan menjadi pengalaman bermakna bagi siswa. Hal ini akan sangat penting untuk langkah selanjutnya dalam memahami puisi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan siswa di kelas adalah sebagai berikut: (1) Menentukan terra dan judul puisi, (2)Menguraikan nama diri secara vertikal, (3) Menguraikan tiap huruf awal nama, (4) membaca dan mengoreksi kembali kata-kata yang sudah ditulis dengan cars: membuang kata-kata yang tidak penting, mengganti kata yang biasa dengan kata lain yang semakna tetapi lebih indah dan sesuai dengan puisi, menyusun tipografi puisi dengan bentuk yang lebih kreatif, memasukan ungkapan/gaya bahasa, mengganti kata-kata sehingga didapatkan rima yang lebih baik, dll.(5) membacakan puisi di hadapan siswa lainnya, (6) memperbaiki kembali puisi berdasarkan hasil komentar teman sekelas, (6) merayakan dan memberikan penilaian terhadap karya siswa. Berikut ini disajikan beberapa contoh puisi karya siswa dengan cara menguraikan nama diri siswa dan komentar mereka setelah membuat puisi tersebut. a. Contoh Puisi karya Pratiwi, kelas XG Rahasiaku Perasaan yang tertutup kepadamu Rasanya tak mudah aku bongkar Andai aku berani Tidakkah itu suatu mukjizat Impian sempurna bagaikan bintang bersinar Walaupun satu dua kata menggantung di bibir Indah terucap bagikan fatamorgana Komentar siswa: Saya tidak mengira ketika sebuah nama bisa dijadikan puisi. Selama ini saya belum pernah membuat puisi dari sebuah nama. Ternyata cukup unik juga membuat puisi dengan cara ini. b. Contoh puisi karya Fariz, kelas XG Fajar telah terbit, menghangatkan bumi ini Akupun segera terbangun dari kematianku sesaat, tetapi Raut mukaku masih berantakan layaknya kapal yang terombang-ambing di samudra luas Ingin segera rasanya membenahi diriku, 'tuk mengubah nasibku.. karena bila tidak, Zaman akan menelanku di tengah kesengsaraan ini Komentar siswa: Ini pertama kalinya bagi saya menulis puisi dari hati dan benar-benar tanpa beban. c. Contoh puisi karya Siti Zulaikha kelas XG Siti Zulaikha Sebuah nama sebuah cerita dari ayah dan bunda Indah tak berarti intan

Tetap bersahaja tetap rupawan llmu diasahnya demi Sang Khalik Sang Maha Pencipta Zaada rafi'la tanzil Untuk kemuliaan demi kesempurnaan Lahiriyah dan batiniah Abi... Ummi... Insya Allah dalam umur yang berpacu tumbuh Ku'kan terus berjuang untukmu Hingga Akhir hayatku Komentar siswa: Membuat puisi dengan nama saya sendiri memang sedikit susah. Tetapi itu membuat saya bisa berimajinasi lebih. Bisa memahami kata demi kata. Senang sekali bisa mengartikan nama sendiri dalam sebuah puisi. d. Contoh puisi karya Fitri Mutiah Sappewali Kelas XG Sedetik Firasatku tidak tergugah Itu hanya hal biasa Tetapi tidak setelah semuanya Rupa dirinya berarti Istimewa, hanya sebatas waktu Meninggalkanku sedetik lagi Untaian cukup pahit Tiada suatu kata terurai Itu yang terus menghantuiku Aku masih bernyawa Hanya sekedar diam dan melihat Siapa aku baginya Aku tak tahu jawabannya Pertanyaan yang tak 'kan terjawab Pergi dan belum pernah berkata sedikitpun Entah mengapa tak bosan 'tuk dilakoninya Wajah penuh dengan curiga Aku hanya bisa berkata dalam hati Lupakan secepatnya Itu akan terlihat lebih indah Komentar siswa: Lebih susah untuk mencari kata-kata yang pas clan sesuai dengan huruf awal, kemudian memadukan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Membuat puisi dengan menjabarkan nama akan membuat lebih kreatif clan pintar dalam memilih clan merangkai kata. Penulis telah melakukan cara tersebut terhadap beberapa kelas X di SMA YPK. Kendala yang dihadapi adalah dibutuhkan waktu yang agak lama (2/3 kali pertemuan @ 2 jam pelajaran) . Hal tersebut disebabkan puisi dibuat di kelas, tidak di rumah. Sehingga keaslian karya siswa tetap terjaga. Kendala yang di hadap siswa secara umum tidak ada. Kalaupun dirasa sulit menemukan kata-kata yang tepat dan sesuai dengan nama mereka, itulah tantangannya sehingga siswa lebih kreatif. Justru sebagian besar siswa merasa bahwa cara seperti ini berbeda/unik dan siswa merasa semakin bangga dengan namanya yang ternyata seindah puisi. Jika nama lengkap seorang siswa terlalu panjang, maka dapat dipakai nama panggilan saja atau nama pendek. Berdasarkan contoh dan komentar siswa tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa menulis puisi dengan cara menguraikan nama diri siswa sangat berarti bagi pemahaman siswa terhadap puisi itu sendiri. Cara ini sangat dekat dengan kondisi siswa clan sangat menyenangkan. Pengalaman menulis puisi dengan cara ini akan menjadi pengalaman berharga bagi siswa.

(Juara 2 Lomba Penulisan Inovasi Pembelajaran Kategori Guru SMP dalam Rangka Hari Guru yang diselenggarakan Yayasan Pupuk kaltim November 2009) 1. Cari tempat yang tenang, sepi dan kalo bisa sih tempat tersebut bisa ngingetin kita sama topik puisi yg kita buat. Misalkan kita pengen bikin puisi tentang patah hati karena ditinggal pacar, coba deh kamu bikin puisi tsb di tempat yang pernah kamu dan mantanmu datengin. Pasti nulisnya jadi lancar... 2. Tulis puisi tersebut di saat perasaanmu lagi sensi. Dijamin tulisanmu akan bikin orang laen tersentuh karena puisi tersebut bener-bener ngungkapin apa yang kamu rasaen dan timbul dari dalem hatimu. Kentara banget loh perbedaan puisi yang dibuat cuma asal-asalan dan puisi yang dibuat pake hati. 3. Kalo bisa sih, jiwai setiap kata dan kalimat yang kamu tulis. 4. Kalo tiba-tiba kamu inget sama mantanmu, buruan ambil kertas dan pulpen atau buruan menuju komputer. Tulis langsung apa yang kamu rasakan dan seruan-seruan yang ada di dalam hatimu. Dijamin puisinya bakalan bagus. 5. Nulis sambil merem. Kalo ini cara yang optional karena aku yakin hanya orang-orang tertentu saja yang bisa nulis puisi dengan cara ini. Cara yang aneh memang tapi kalo menurutku sih bisa menghasilkan puisi yang keren.

Mengajar Puisi: Hem ... sangat Mengasyikkan Posted by edris ernawan 17:47, under sastra | No comments

Salah satu kompentensi dasar pada pelajaran Bahasa Indonesi di kelas tujuh adalah menulis puisi. Sebagaimana kita ketahui puisi merupakan salah satu jenis bentuk karya sastra di samping prosa dan drama. Sifat ambiguitas dalam menafsirkan puisi dan diksi yang ada, terkadang membuat pengajaran puisi menjadi tidak menarik siswa. Apalagi jika berhadapan dengan siswa yang memang sudah antipati dengan puisi ...wow tentu pengajaran akan menjadi macet dan tidak menggairahkan. Karenanya, dalam pengajaran puisipenggunaan metode dan teknik mengajar yang bervariasi sangat diperlukan.

Sebenarnya ada banyak teknik mengajarkan puisi yang bisa diterapkan. Salah satu diantaranya adalah teknik epigonal. Teknik epigonal ini pada dasarnya adalah teknik pengekoran terhadap puisi-puisi yang telah ada.

Langkah-langkah yang bisa ditempuh dalam menerapkan teknik ini antara lain: Pertama anak diwajibkan membuka dan membaca beberapa puisi yang telah disediakan (misalnya puisi-puisi yang ada dalam buku pegangan siswa). Langkah berikutnya, anak mencatat kata-kata yang berkesan dan menarik hati dan sesuai dengan perasaan yang pernah mereka alami dalam kehidupannya. Sehingga anak mendapatkan banyak diksi yang secara langsung berkaitan erat dengan rasa yang pernah mereka alami. Setelah mendapat beberapa diksi itu, siswa diwajibkan mencari tema yang akan dituangkan dalam sebuah puisi, tema bebas dan diambil dari pengalaman mereka, bisa tema kesedihan, cinta, kemanusiaan, keindahan alam dan seterusnya. Langkah berikutnya adalah siswa diminta mengkalisifikasikan kata-kata yang telah mereka peroleh pada langkah kedua dan mereka harus memilih katakata yang sesuai atau ada kaitannya dengan tema yang akan mereka tuangkan dalam sebuah puisi. Langkah terakhir adalah membuat puisi sesuai dengan tema yang telah mereka tentukan dan dengan diksi yang telah mereka dapatkan pada langkah-langkah sebelumnya. Pada langkah ini siswa dibebaskan mencari kata lain lain selain yang telah mereka dapatkan pada langkah-langkah sebelumnya.

Ketika langkah-langkah itu saya terapkan... wow sangat luar biasa. Tidak ada satu jam pelajaran, mereka sudah memiliki puisi karya mereka, salah satunya adalah puisi yang berjudul Guru yang ditulis oleh Melia Nur Aini kelas VII B MTs Negeri Prambanan, Klaten Guru Pengabdianmu sangat besar Bersama langkah perjuanganmu Membasmi orang-orang yang tidak berilmu Guru... Engkau sungguh pahlawan bangsa Bersusah payah bekerja Mendidik generasi bangsa Agar menjadi generasi yang pintar, yang bisa memajukan negera kita tercinta

agar menjadi negara yang makmur ... Guru... engkau pantas menyandang gelar karena berbagai gelar di negara ini di dunia ini engkau yang menggelar

Tetapi...alangkah bodohnya kita yang selalu menghina membesarkan kepala berjalan congkak membohongi otak seperti orang yang tak berilmu

(ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK EVALUASI LANGSUNG SISWA KELAS V SDN BENDAN II SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009
Indah Fitriya Dwi S, 2101405599 (2009) (ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK EVALUASI LANGSUNG SISWA KELAS V SDN BENDAN II SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF ((ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK EVALUASI LANGSUNG SISWA KELAS V SDN BENDAN II SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009) - Published Version Download (51Kb)

Abstract

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis pada dasarnya adalah keterampilan dalam merangkum atau menyusun kata-kata sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Tetapi pada kenyataan di sekolah, siswa kurang kreatif dalam menulis, terutama menulis puisi. Salah satu bentuk tulisan kreatif adalah puisi. Alasan siswa kurang terampil menulis puisi salah satunya adalah teknik pembelajaran menulis puisi atau kurang menarik. Siswa hanya disuruh menulis puisi tanpa adanya dorongan dari guru, media atau taknik tidak ada yang menarik.. hal ini merupakan salah satu pembelajaran tidak maksimal dan tujuan pembelajaran kurang berhasil. Oleh karena itu masalah tersebut perlu diatasi dengan menggunakan media gambar dengan ternik evaluasi langsung. Cara ini akan mendorong siswa untuk terampil menulis puisi, melatih siswa untuk belajar aktif dan kreatif, serta memadukan antara teori dengan praktik. Teknik ini memungkinkan dapat membuat suasana pembelajaran yang menarik dan meningkatkan keterampilan menulis puisi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti ini mengangkat permasalahan, yaitu: (1) Seberapa besar peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Bendan 2 Semarang dengan menggunakan media gambar dengan teknik Evaluasi Langsung?. (2)Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas V SDN Bendan 2 Semarang setelah diterapkan media gambar dengan teknik Evaluasi Langsung dalam pembelajaran menulis puisi?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulils puisi menggunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung dan untuk mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah digunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Bendan 2 Semarang. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu penggunaan media gambar dengan teknik evaluasi langsung dan peningkatan keterampilan menulis puisi. Pengumpulan data pada tahap prasiklus menggunakan teknik tes, sedangkan pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, wawancara, jurnal. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar dengan teknik evaluasai langsung. Skor rata-rata kelas pada tahap prasiklus sebesar 58,65. Pada siklus I, rata-rata kelas meningkat sebesar 9,22 menjadi 67,9. Sedangkan pada siklus II, skor rata-rata kelas meningkat sebesar 8,25 menjadi 76,12. Setelah digunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung terjadi perubahan perilaku siswa. Siswa yang sebelumnya merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran menulis puisi menjadi lebih tertarik dan bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan agar guru menggunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi. Terakhir ditujukan kepada para peneliti agar ada penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan menggunakan media dan teknik yang lain, untuk menambah khasanah ilmu bahasa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK EVALUASI LANGSUNG SISWA KELAS V SDN BENDAN II SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009
Indah Fitriya Dwi S, 2101405599 (2009) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK EVALUASI LANGSUNG SISWA

KELAS V SDN BENDAN II SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF (PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK EVALUASI LANGSUNG SISWA KELAS V SDN BENDAN II SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009) - Published Version Restricted to Registered users only Request a copy

Abstract
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis pada dasarnya adalah keterampilan dalam merangkum atau menyusun kata-kata sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Tetapi pada kenyataan di sekolah, siswa kurang kreatif dalam menulis, terutama menulis puisi. Salah satu bentuk tulisan kreatif adalah puisi. Alasan siswa kurang terampil menulis puisi salah satunya adalah teknik pembelajaran menulis puisi atau kurang menarik. Siswa hanya disuruh menulis puisi tanpa adanya dorongan dari guru, media atau taknik tidak ada yang menarik.. hal ini merupakan salah satu pembelajaran tidak maksimal dan tujuan pembelajaran kurang berhasil. Oleh karena itu masalah tersebut perlu diatasi dengan menggunakan media gambar dengan ternik evaluasi langsung. Cara ini akan mendorong siswa untuk terampil menulis puisi, melatih siswa untuk belajar aktif dan kreatif, serta memadukan antara teori dengan praktik. Teknik ini memungkinkan dapat membuat suasana pembelajaran yang menarik dan meningkatkan keterampilan menulis puisi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti ini mengangkat permasalahan, yaitu: (1) Seberapa besar peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Bendan 2 Semarang dengan menggunakan media gambar dengan teknik Evaluasi Langsung?. (2)Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas V SDN Bendan 2 Semarang setelah diterapkan media gambar dengan teknik Evaluasi Langsung dalam pembelajaran menulis puisi?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulils puisi menggunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung dan untuk mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah digunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Bendan 2 Semarang. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu penggunaan media gambar dengan teknik evaluasi langsung dan peningkatan keterampilan menulis puisi. Pengumpulan data pada tahap prasiklus menggunakan teknik tes, sedangkan pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, wawancara, jurnal. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar dengan teknik evaluasai langsung. Skor ratarata kelas pada tahap prasiklus sebesar 58,65. Pada siklus I, rata-rata kelas meningkat sebesar 9,22 menjadi 67,9. Sedangkan pada siklus II, skor rata-rata ix kelas meningkat sebesar 8,25 menjadi 76,12. Setelah digunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung terjadi perubahan perilaku siswa. Siswa yang sebelumnya merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran menulis puisi menjadi lebih tertarik dan bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan agar guru menggunakan media gambar dengan teknik evaluasi langsung dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi. Terakhir ditujukan kepada para peneliti agar ada penelitian

lanjutan dari penelitian ini dengan menggunakan media dan teknik yang lain, untuk menambah khasanah ilmu bahasa.

PEMBELAJARAN PUISI DENGAN MENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI (Survey Pada Siswa Kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak Tentang Minat Terhadap Apresiasi Puisi) Oleh Mohamad Soleh
14 November 2011 Share ABSTRAKS Kata Kunci: Meningkatakan Apresiasi puisi menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang: keefektifan pembelajaran puisi dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 SMP Kabupaten Lebak. Metode demonstrasi merupakan metode yang dinilai paling efektif untuk penyampaian materi apresiasi puisi khususnya berkaitan dengan cara-cara membaca puisi yang baik dan benar. Metode demonstrasi ini adalah metode atau teknik pengajaran puisi yang dilakukan dengan cara guru memberikan contoh membaca puisi yang baik dan benar, dengan memperlihatkan penjiwaan, ekspresi, keatraktifan dalam membaca puisi, sehingga pusi tersebut seolah-olah hidup saat dibaca. Kesempurnaan sebuah puisi dapat terlihat ketika seseorang mampu membacanya dengan baik, sehingga pendengar puisi akan merasakan kenikmatan dan kepuasan saat puisi tersebut di baca. Tujuan penelitian ini adalah melihat dampak dari penggunaan metode demonstrasi terhadap keefektifan pembelajaran dan peningkatan minat serta pengembangan bakat apresiasi puisi pada siswa SMP. Kurangnya minat terhadap pembelajaran sastra khususnya puisi, antara lain disebabkan oleh pembelajaran sastra yang kurang menarik. Berbagai faktor mempengaruhi di dalamnya, baik faktor dari segi guru maupun dari siswa sendiri. Keterlibatan berbagai unsur penting yang saling terkait di antaranya unsur guru, kurikulum, metode, pengajaran, sarana dan prasarana, akan sangat mendukung terciptanya keefektifan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode survey karena penulis ingin mengungkapkan masalah yang aktual, yaitu tentang pembelajaran puisi dengan menggunakan metode demonstrasi, juga untuk mengukur keefektifan pembelajaran puisi.. Hasil penelitian yang penulis lakukan di kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak memeberikan gambaran bahwa minat siswa terhadap apresiasi puisi dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan metode guru pada waktu pembelajaran puisi. Apabila pembelajaran guru memberikan contoh semaksimal mungkin dalam membaca puisi yang baik dan penuh keatraktifan, yang akan menjadi pedoman bagi siswa untuk meniru cara-cara membaca puisi yang benar, sehingga siswa memperoleh gambaran bagaimana cara membaca puisi yang baik. A. Pendahuluan Puisi merupakan ragam karya sastra yang tercipta melalui bentuk tulisan, dirangkai seindah mungkin dengan menuangkan kata-kata puitis dan pemilihan kata konotasi yang memiliki nilai rasa tinggi, baik dari segi estetis maupun makna etika bahasa. Kesempurnaan sebuah puisi akan tercipta manakala dibacakan dengan penuh penjiwaan, ekspresi dari wajah si pembaca yang

benar-benar imajinatif, mampu menggetarkan rasa pada diri penonton, sehingga puisi tidak sekadar dibaca dengan cara yang menoton dan membuat jenuh suasana. Bentuk-bentuk apresiasi terhadap puisi merupakan wadah untuk memberikan suatu penghargaan terhadap karya sastra, seperti pementasan puisi, perlombaan-perlombaan membaca puisi, penobatan-penobatan terhadap penyair, akan memberikan kebanggaan yang mendalam. Karya sastra dianggap mampu membuka pintu hati pembacanya untuk menjadi manusia berbudaya, yakni manusia yang responsif terhadap lingkungan komunitasnya dan berusaha menghindari perilaku negatif yang bisa menodai citra keharmonisan hidup. Hal ini bisa terwujud manakala seseorang memiliki tingkat apresiasi sastra yang cukup, khususnya di bidang apresiasi puisi. Artinya ia mampu menangkap pernak-pernik makna yang tersirat dalam karya puisi dan sanggup menikmati menu estetika kata yang terhidang di dalamnya. Puisi adalah bagian dari karya sastra yang wajib diperkenalkan atau disampaikan kepada siswa, karena materi tersebut tercantum di dalam kurikulum sekolah. Dunia sekolah merupakan dunia yang tepat untuk mensosialisasikan puisi kepada siswa. Keberadaan pembelajaran puisi di sekolah harus diakui masih sangat minim dan kurang atraktif. Kenyataan yang sering ditemui adalah, siswa dalam membaca puisi masih terasa dangkal, tidak ada penjiwaan. Di sisi lain lemahnya pembelajaran puisi, karena peran guru yang kurang maksimal dalam mendemonstrasikan membaca puisi yang benar. Penulis mengamati beberapa kemungkinan masalah yang timbul dalam pengajaran puisi adalah : 1. Kurang adanya minat siswa terhadap puisi
2. Tidak diberikan kesempatan melihat ataupun ikut perlombaan mencipta dan

membaca menarik.

puisi. 3. Guru yang kurang pandai dalam mendemonstrasikan pembacaan puisi yang Kemampuan mengapresiasi puisi di kalangan siswa kurang mendapat perhatian baik dari guru bahasa indonesia maupun guru bidang studi lainnya yang mendukung. Metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran harus terus diasah dan dikembangkan, agar pengajaran puisi tidak mengalami kegagalan, bahkan harus dijadikan sebagai wadah untuk mengembangkan bakat siswa. Pengajaran puisi adalah suatu proses pemberian materi dalam bentuk sebuah rangkaian tulisan yang memiliki makna konotatif, berbentuk simbol-simbol kata, serta diakhiri dengan cara-cara mengapresiasi dan pengekspresian puisi dengan baik. Tujuan pengajaran puisi diberikan, dengan harapan siswa mampu menciptakan karya puisi yang memiliki bahasa puitis, dan nilai-nilai estetis tinggi, sehingga dapat menyentuh rasa para penikmat puisi. Di samping itu, tujuan pengajaran puisi adalah agar siswa dapat membacakan puisi dengan penuh ekspresif, imajinatif dan memberikan daya tarik yang kuat bagi penonton sehingga puisi tidak lagi dibacakan dengan cara monoton. Penulis mengadakan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia, berkaitan dengan proses belajar mengajar khususnya pelajaran apresiasi puisi. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi apresiasi puisi di antaranya memang juga menggunakan metode demonstrasi di samping divariasikan dengan metode ceramah sebagai alat penyampai informasi, dan diskusi untuk mengulas materi apresiasi puisi secara berkelompok. Penggunaan metode demonstrasi menurut salah satu guru SMP di Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak memang dinilai efektif sebagai media penyampain materi puisi, tetapi hasilnya belum menunjukkan persentase yang memuaskan. Apabila dilihat dari segi pendidik, guru bahasa indonesia SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten

Lebak di pandang cukup kompeten dalam penyampaian materi puisi. Hanya saja guru dalam memberikan contoh membacakan puisi, kurang adanya fantasi saat membaca puisi. Pada penelitian ini penulis mencoba melakukan jajak pendapat terhadap siswa di lima sekolah Wilayah Bina 1 SMP Kabupaten Lebak tentang bagaimana keefektifan metode demonstrasi dalam pengajaran puisi sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi. B. Kajian Teori Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1997) dituangkan bahwa metode adalah cara yang teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode demonstrasi menurut Djamarah dan Zain adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan. (2003 : 102) Dari ungkapan tersebut penulis menyimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu proses memberikan contoh kepada siswa berkaitan dengan materi yang akan disampaikan agar siswa dapat meniru, memeragakan ulang segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pengertian pengajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu : 1. proses, cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan; 2. perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar; 3. peringatan (pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Suatu kegiatan yang bernilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, demikian pendapat yang disampaikan oleh Djamarah. Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan bahwa pengajaran adalah suatu proses kegiatan pembelajaran formal dengan acuan kurikulum sebagai pedoman dalam pencapaian tujuan pendidikan Nasional. Definisi apresiasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1997) adalah kesadaran terhadap nilai seni dan budaya. Aminuddin(1987) mengungkapkan kembali bahwa definisi apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan mengapresiasi sastra pada performansinya, misalnya saat Anda melihat, mengenal, memahami, menikmati ataupun memberikan penilaian pada kegiatan membaca puisi, cerpen, pementasan drama, baik di radio, televisi maupun di panggung terbuka. Efffendi mengungkapkan bahwa apresiasi sastra adalah perwujudan pengalaman-pengalaman sastrawan atau pujangga yang diungkapkan dengan jujur, terus terang, sungguh-sungguh, dan penuh imajinasi (daya bayang) dengan bahasa yang khas pula. Pemahaman yang dapat disimpulkan yaitu apresiasi khususnya di bidang puisi adalah cara menikmati dan memahami kajian-kajian dalam pernak-pernik puisi yang disampaikan oleh penyair sekaligus memberikan penghargaan terhadap puisi dengan cara pembacaan yang atraktif sehingga kesempurnaan puisi nyata dinikmati oleh penikmat puisi. Sastra menurut Fanamie adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna.

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan lirik dan bait, demikian definisi puisi yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Puisi itu sendiri menurut Ahmad Syubhanuddin(2005) adalah hasil proses kreatif penyair melalui penjelajahan empiris (unsur pengalaman), estetis (unsur keindahan), dan analistis (unsur pengamatan). C. Metode dan Teknik Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Survay. Metode tersebut dalam penelitian menjadi tolok ukur untuk mengetahui minat siswa terhadap puisi sebagai dampak dari keefektifan pengajaran puisi dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan guru. Dalam mengumpulkan data penelitian, penulis memberikan angket kuisioner mengenai proses pembelajaran sastra, khususnya puisi dan pengalaman siswa terhadap proses pembelajara tersebut, hasilnya diolah dalam bentuk persentase untuk memperoleh kesimpulan akhir. D. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak yang berjumlah 12 SMP, namun yang dijadikan populasi sebanyak lima sekolah, yakni siswa SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 3 Cibadak, SMPN 1 dan SMPN 4 Rngkasbitung di wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak. Sedangka sampel diambil sebanyak 44 siswa dari populasi sasaran secara acak. Keempat puluh empat siswa tersebut adalah yang dijadikan responden sebagai sumber data primer penelitian. Pengambilan sampel didasarkan kepada tingkat variatif siswa dengan karakteristik yang mengacu pada prestasi siswa di kelasnya. E. Deskripis Data dan Analisis Pengisian angket yang di berikan kepada siswa, bertujuan untuk menjaring dan mengetahui minat serta bakat siswa terhadap apreasi puisi. Di bawah ini adalah hasil angket apreasi puisi kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak. Penulis perlu mengetahui seberapa besar siswa memiliki minat terhadap pengajaran puisi. Berbagai faktor dan kendala yang dihadapi, baik oleh pengajar maupun siswa, berpengaruh besar terhadap siswa dalam menumbuhkan minat untuk menyenangi puisi. Memang bukan suatu hal yang mudah unutk dipaksakan kepada siswa agar menyenangi pelajaran puisi. Apabila siswa tidak memiliki bakat yang kuat, minimal siswa bisa mengaplikasikan teori teori mem,baca puisi dalamkonteks pelaksanaanya secara benar. Penulis membagi dua kelompok pertanyaan untuk mengetahui mengenai kegiatan pembelajaran puisi : 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman siswa dalam pembelajaran puisi.
2. Pertanyaan mengenai minat siswa terhadap pengajaran apreasi puisi .

Setelah memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengajaran apresiasi puisi, sedikitnya penulis dapat memperoleh gambaran tentang minat siswa terhadap apresiasi puisi Beberapa Informasi mengenai pengajaran apresiasi puisi dan minat siswa yang penulis peroleh yaitu di antaranya: 1. Analisis Pengajaran Apresiasi Puisi 1) Pertanyaan yang penulis ajukan adalah: Pernakah kamu mendapat Pengajaran Apresiasi Puisi?

Seluruh responden yang berjumlah 44 orang menjawab Pernah. Ini menunjukan bahwa siswa kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak semua pernah mendapatkan pengajaran apresiasi puisi. Puisi memang merupakan mata pelajaran yang tercantum pada kurikulum. Dengan demikian, mata pelajaran sastra, khususnya puisi, wajib disampaikan kepada anak didik. 2) Pertanyaan yang berikut adalah : Jenis puisi apakah yang sering diajarkan oleh gurumu? Dari Jumlah siswa sebanyak 44 orang, 56,8% atau 25 siswa menjawab puisi konvensioanal, sementara 47,5% atau 19 responden menjawab puisi jenis kontemporer. 3) Pertanyaan ketiga : Metode apa yang digunakan guru dalam menyampaikan pengajaran puisi? Jawaban yang menyatakan ceramah, 50% atau 22 responden, yang menyatakan diskusi sebanyak 30% atau 13 responden,dan yang menyatakan jawaban lain-lain adalah 20% atau 9 siswa. 4) Penulis memberikan pertanyaan : Menyenangkankah gurumu dalam memberikan pelajaran puisi? Responden yang menyatakan menyenangkan berjumlah 34,1% atau 15 siswa, yang menyatakan membosankan sebesar 45,% atau 20 responden, sedangkan yang menyatakan tidak menyenangkan adalah sebesar 20,5% atau sebanyaka 9 siswa. 5) Apakah gurumu selalu memberikan contoh cara membaca puisi yang baik? 45,5% atau sebanyak 20 siswa memnjawab pernah, 06,8% atau 3 siswa menjawab tidak pernah, 47,7% atau sebanyak 21 siswa menyatakan jarang-jarang. 6) Dalam tes praktik membaca puisi, apakah gurumu selalu memberikan penilaian? Yang menjawab YA sebanyak 75% atau sejumlah 30 siswa, yang menjawab kadang-kadang yaitu sebanyak 22,7% atau sejumlah 10 siswa, sementara sisanya adalah menjawab tidak pernah yaitu 0,9% atau sejumlah 4 siswa. 7) Penulis mengajukan pertanyaan lebih lanjut yaitu: Berhasilkah gurumu menumbuhkembangkan bakat siswa dalam membaca puisi, dengan menggunakan metode yang dipakainya? 22,7% atau sebanyak 10 siswa, menyatakan berhasil, sementara sejumlah 77,3% atau sebanyak 34 siswa menyatakan kurang berhasil. 8) Sesuai dengan judul yang penulisangkat Penggunaan Metode Demontrasi dalam pengajaran Puisi. Penulis juga mengajukan pertanyaan : Pernahkah gurumu menyampaikan pelajaran puisi dengan menggunakan metode demontrasi? siswa yangmenjawab pernah sebanyak 50% atau 22 anak, sementara yang menjawab tidak pernah juga sebanyak 50% atau 22 siswa. 9) Pertanyaan selanjutnya adalah: Apakah kamu menyenangi pelajaran puisi? Sebanyak 56,8% atau sebanyak 25 siswa menyenangi puisi. Sementara yang menjawab tidak menyenangi yaitu sebanyak 19 siswa atau 43,2%. 10) Lebih lanjut Penulis mengajukan pertanyaan: Menurutmu perlukah di sekolah mendapat pelajaran apresiasi puisi Rata-rata mereka menyatakan jawaban perlu, yaitu sekitar 88,6% atau sejumlah 39 siswa. Sementara sisanya 11,4% atau 5 siswa yang menjawab tidak perlu. 2.Analisis Minat siswa Terhadap Pengajaran Apresiasi Puisi

Penulis perlu mengetahui seberapa besar siswa memiliki minat terhadap pengajaran puisi. Berbagai faktor dan kendala yang dihadapi, baik oleh pengajar maupun siswa, berpengaruh besar terhadap siswa dalam menumbuhkan minat untuk menyenangi puisi. Beberapa Informasi mengenai minat siswa yang penulis peroleh yaitu diantaranya: 1). Senangkah kamu dengan pelajaran puisi? Jawaban yang penulis peroleh yaitu 73,7% atau sebanyak 32 siswa menyenangi puisi, sisanya 27,3% atau sebanyak 12 siswa tidak menyenangi puisi. Dari analisa tersebut,memang pada dasarnya siswa kelas VIII SMP Wilayah Bina 1 Kabupaten Lebak sebagian besar menyenangi puisi. Seusia mereka yang mulai mengalami pubertas lebih condong menyukai pengungkapan kata-kata puitis, kata-kata yang mengandung makna indah luapan isi hatinya. 2) Pertanyaan berikut yang penulis ajukan adalah Senangkah kamu membaca puisi? Siswa yang menjawab senang membaca puisi adalah 64,6% atau sebanyak 28 anak, sedangkan yang tidak menyenangi membaca puisi yaitu 36,4% atau sebanyak 16 siswa 3) Selanjutnya penulis memberikan pertanyaan senangkah kamu menulis puisi? Jawaban terhadap pertanyaan itu adalah 45,5% atau sebanyak 20 anak menjawab senang, dan 55,5% atau sebanyak 24 siswa menjawab tidak senang 4) Apakah Anda selalu memperhatikan ketika guru sedang memberikan contoh membaca puisi? Jawaban memperhatikan persentasenya sebesar 34,1% atau sebanyak 15 anak, kurang memperhatikan 22,7% atau sebanyak 10 anak, sisanya menjawab tidak memperhatikan 43,2% atau sebanyak 19 anak. Hasil analisis pada pertanyaan poin ini, banyak berbagai faktor yang menjadi penyebabnya, mengapa anak kurang memperhatikan disaat guru memberikan contoh membaca puisi ? resume siswa yang dikemukakan antara lain kurang menarik perhatian tatkala guru mendemontrasikan membaca puisi. 5) Apakah kamu senang apabila ditunjuk untuk ikut lomba membaca puisi? Pertanyaan terakhir yang penulis ajukan kepada siswa bertujuan untuk menganalisa keberhasilan guru dalam memberikan pelajaran apresiasi puisi, sekaligus melihat antusias siswa dalam merespon kegiatan apresiasi puisi dalam konteks kompetisi membaca puisi. Persentase yang diperoleh yaitu 11,4% atau sdebanyak 5 siswa menjawab senang, yang menjawab tidak senang yaitu 88,6% atau sebanyak 39 siswa. F. Simpulan Berdasarkan uraian pada uraian di atas , dapat ditarik simpulan bahwa pada dasarnya para siswa mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik, tetapi hal ini juga tidak terlepas dari kemampuan guru dalam membangkitkan minat dan kemampuan siswa tersebut. Para siswa pada umumnya, sebelum melakukan apresiasi sangat memerlukan teori-teori tentang apresiasi puisi, apa yang disebut dengan apresiasi dan bagaimana tata cara mengapresiasikan puisi tersebut. Untuk materi apresiasi puisi, guru dituntut dapat memberikan contoh-contoh membaca puisi yang benar, atraktif, penjiwaan, pengekspresian, serta penguasaan puisi, karena memang benar bahwa seorang siswa selalu mencontoh hal-hal yang diperbuat oleh gurunya. Untuk itu penulis yakin apabila seorang guru mampu membaca puisi dengan baik, niscaya siswanyapun akan mengikuti, meniru, apa yang dicontohkan oleh gurunya.

Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Pengajaran Puisi dapat meningkatkan minat siswa untuk mengapresiasi Puisi, bahwa penyampaian materi aprsiasi puisi dengan menggunakan metode demonstrasi, sangat efektif dilaksanakan dan mudah untuk diikuti oleh siswa dalam mengembangkan kemampuan membaca puisi, dengan catatan guru benar-benar mendemonstrasikan membaca puisi dengan sebaik-baiknya, sehingga siswa dapat secara langsung melihat, merasakan keatraktifan puisi yang dibaca oleh gurunya. G. Daftar Pustaka Alwy, Ahmad Syubhanudin,2005. Mozaik Sastra Indonesia.Bandung : Nuansa Aminuddin, 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 1997. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2005. Bahasa Dan Satra Indonesia : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdikanas. 2007. Kamus Besar Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta : Pustaka Jaya Endraswara, Suwardi. 2008. Sanggar Sastra. Jogjakarta : Ramadhan Press Fanamie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta : Muhammadiyah University Press Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta :Kanisius Rosidi, Ajip.1968. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung : BinaCipta Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. Apresiasi Puisi Rema
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Anak Melalui Media Pembelajaran Benda Konkret pada Siswa nKelas III SDN Sumbersari 2 Malang Deni Saherliawati

Abstrak ABSTRAK

Saherliawati, Deni. 2011. Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Pembelajaran Benda Konkret pada Siswa Kelas III SDN Sumbersari 2 Malang. Skripsi, Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Sutrisno, M. Pd, (II) Dra. Harti Kartini, M. Pd.

Kata Kunci: Menulis, Puisi Anak, Media Pembelajaran Benda Kokret, SD Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa SD. Pembelajaran menulis puisi bermanfaat untuk mengembangkan ide, memperhalus perasaan, penalaran, daya khayal, dan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan pretes yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sumbersari 2 Malang dapat diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam menulis puisi, kemampuan menulis puisi masih kurang, siswa kesulitan mengungkapkan ide dalam menulis puisi berdasarkan gambar yang diamati, dan kesulitan menentukan judul puisi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) penerapan media pembelajaran benda konkret untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi anak, dan 2) peningkatan kemampuan menulis puisi anak melalui penerapan media pembelajaran benda konkret siswa kelas III SDN Sumbersari 2 Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Data yang diolah dan dianalisis berupa data proses dan hasil pembelajaran menulis puisi. Isntrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, asesmen kinerja, pedoman wawancara guru dan siswa, dan dokumentasi pembelajaran. Subjek penelitian yaitu siswa kelas III SDN Sumbersari 2 Malang yang berjumlah 27 siswa, terdiri atas 8 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Berdasarkan hasil analisis data pada tiga kegiatan yaitu pramenulis, menulis, dan pasca menulis diperoleh temuan kemampuan dan hasil puisi siswa meningkat. Siswa semakin paham tahap-tahap menulis puisi, mulai dari pengamatan media benda konkret, menentukan kata kunci, mendeskripsikan hal-hal yang mereka ketahui tentang benda konkret, menentukan tema, sampai menuliskan puisi menggunakan kata yang menarik. Mereka lebih mudah mengungkapkan ide. Sedangkan untuk hasil penulisan puisi, siswa dapat menggambarkan benda sesuai kenyataan; judul dan diksi yang digunakan beragam; isi puisi lebih luas seperti cerita sehari-hari, ungkapan perasaan baik senang maupun sedih, dan ucapan terima kasih; pengimajian juga mulai muncul. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi anak dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran benda konkret. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk dapat memanfaatkan media benda konkret dalam pembelajaran menulis puisi dan pembelajaran lainnya.

You might also like