` ' ` = ` ,` _ . ` .` . , ,` ., ` , ` , ` .` ,' , ` . "Dari Anas bahwa Rasulullah J bersabda:Rapikan (Luruskan dan rapatkan) shaf kalian, karena sesungguhnya Rapinya shaf itu termasuk kesempurnaan shalat (Riwayat Muslim)
Meluruskan shaf dalam shalat berjamaah merupakan sunnah Rasulullah J. Akan tetapi sangat disayangkan banyak kaum muslimin yang melalaikan hal ini. Bahkan tidak sedikit diantara kaum muslimin yang malah mengingkari orang yang mencoba menghidupkan dan menegakan sunnah ini. Mereka merasa aneh dan risih ketika ada orang yang merapatkan shafnya kepada mereka. Mereka lebih suka bila shafnya longgar, ditambah lagi masing-masing jamaah melonggarkan shafnya dengan membuat kavling dengan sajadah mereka. Mereka merasa risih apabila sajadah milik mereka diinjak oleh orang disebelah mereka.
Anehnya lagi, ada sebagian imam shalat yang selalu menyampaikan hadits diatas tatkala hendak mendirikan shalat, akan tetapi ia sendiri enggan merapikan shafnya tatkala ia menjadi makmum. Sehingga seolah hal ini hanya menjadi formalitas belaka. Mereka hanya sekedar mengucap; Luruskan dan Rapatkan shaf sambil menoleh kiri dan kanan, tanpa memperhatikan shaf para makmum, atau malah mendiamkan saja ketika ia melihat shaf yang kurang rapi (tidak rapat dan tidak lurus).
Oleh karena itu melalui risalah singkat ini, kami berupaya mengangkat masalah ini, demi menghidupkan kembali sunnah Nabi J yang banyak dilalaikan.
SHAF SHALAT MERUPAKAN KEISTIMEWAAN UMMAT ISLAM Ibnu Rajab dalam Fathul Bari 4/250-251 berkata; Ketahuilah bahwa shaf dalam shalat merupakan kekhususan yang Allah anugerahkan kepada ummat ini, karena dengan demikian menyerupai shaf para malaikat di langit. Sebagaimana firman-Nya: ., ` . ` ` - ` , Dan sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf (Ash Shaffat :165)
Rasulullah J bersabda: . , ` _ ` . ` , ` . ` , ` . ` . ` - , ... Kami diutamakan dari ummat lainnya dengan tiga perkara; Shaf kita dijadikan seperti shaf para malaikat, (Riwayat Muslim 522, dari Hudzaifah ) 2
Dari Jabir ibn Samrah berkata: Rasulullah J bersabda: Tidakkah kalian berbaris seperti ketika para malaikat berbaris di hadapan Tuhannya? Kami berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana para malaikat berbaris ketika menghadap Tuhan mereka? Beliau bersabda: Mereka menyempurnakan shaf sebaris demi sebaris. Mereka juga menyempurnakan shaf-shaf tersebut. (Riwayat oleh Muslim 430)
PERINTAH MERAPIKAN SHAF SHALAT Banyak hadits-hadits dari Nabi J yang memerintahkan untuk merapikan shaf kita, diantaranya adalah hadits yang terdapat di awal risalah ini. Dalam hadits lain dinyatakan bahwa Nabi J bersabda: , ,` ., ` , ` , ` .` ,' , ` . ` .` . Rapikanlah (luruskan dan rapatkan) shaf kalian, sesunggunya rapinya shaf termasuk bagian menegakan shalat (Riwayat Bukhari 723, dari Anas )
` ,' . , , ` , ` , ` .` ,` , ' , . _ , ` ` , _' ` ` , ` , ~ ` , Rapikan shaf kalian dan rapatkan, sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang pundaku (Riwayat Bukhari 719, Muslim 434, dari Anas )
Dari Ibnu Umar , bahwasanya Rasulullah J bersabda :Rapikanlah shaf, sejajarkan antara bahu, penuhi yang masih kosong, bersikap lunaklah terhadap saudara kalian, dan janganlah kalian biarkan kekosongan (shaf) untuk syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan shaf, maka Allah akan memutuskannya (Riwayat Abu Dawud 666, dengan sanad shahih)
,` ` ` ,' ` = ` ,` _ . J ` , , , ` . ` ` _ ` , ` ,' , ` . , ` - ` , ` - . ` , ` , ` , Dari Abu Masud , ia berkata; Adalah Rasulullah J meluruskan bahu-bahu kami ketika akan memulai shalat sambil bersabda; Luruslkanlah, jangan sampai tidak lurus, (kalau tidak lurus), niscaya hati-hati kalian akan berselisih pula (Riwayat Muslim 432)
Dari beberapa hadits diatas dapat kita pahami tentang betapa pentingnya merapikan shaf shalat. Bahkan dalam hadits diatas Rasulullah J mengancam keras orang-orang yang tidak merapikan shafnya dengan ancaman akan dijadikan hatinya berselisih.
Imam Ash shanani setelah menyebutkan beberapa hadits dalam masalah ini berkata; Hadits-hadits diatas dan ancaman yang terkandung di dalamnya menunjukan wajibnya merapikan shaf, akan tetapi sayang masalah ini banyak diremehkan orang, (Subulus Salam 3/84)
3 Syeikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata; Hadits ini adalah khabar yang mengandung ancaman.Tidak ragu lagi bahwa ini merupakan peringatan bagi mereka yang tidak merapikan shaf. Oleh karena itu sebagian ulama berpendapat wajibnya merapikan shaf. Mereka berdalil dengan perintah Nabi J dan ancaman bagi pelanggarnya. Sedangkan sesuatu perkara yang apabila datang perintah serta ancaman bagi pelanggarnya, tidak mungkin hukumnya hanya sunnah saja (tidak wajib) (Syarh Mumti 3/10)
Demikianlah Hukum merapikan shaf adalah wajib. Karena semua dalil diatas memerintahkannya dan sangat menekankannya. Sedangkan suatu kaidah berlaku Suatu perintah menunjukan bahwa hukumnya adalah Wajib, Kecuali ada dalil lain yang memalingkannya. Sedangkan kita tidak mendapati satu dalilpun yang memalingkan kita dari perintah ini. Bahkan dalil-dalil diatas mengancam dengan keras bagi yang melanggarnya.
Banyak para Ulama yang berpendapat wajibnya merapikan shaf shalat. Diantara mereka adalah Imam Bukhari sebagaimana dijelaskan Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 2/246, Ibnu Hazm dalam Muhalla 4/52, Asy Syaukani dalam Nailul Authar 4/66, Ash Shanani dalam Subulus Salam 3/84, Shidiq Hasan Khan dalam Fathul Alam 2/352, Al Mubarakfuri dalam Tuhfatl Ahwadzi 2/17, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa 23/394, Lajnah Daimah yang diketuai Syeikh Bin Baaz dalam Fatawa Lajnah Daimah 2/17, Syeikh Al Albani dalam Ash Shahihah 1/72, Syeikh Utsaimin dalam syarh Mumti 3/10, dan para ulama yang lain.
Inilah pendapat yang rajih meskipun ada beberapa Ulama yang berpendapat bahwa merapikan shaf hukumnya hanya merupakan sunnah. Akan tetapi bagi kita yang lebih menentramkan hati adalah hendaknya kita merapikan shaf kita. Sehingga jika memang hal itu hukumnya wajib maka kita telah gugur kewajiban itu, dan jika hanya merupakan sunnah maka kita telah melaksanakan suatu sunnah Nabi J, yang itu merupakan suatu keutamaan yang besar.
CARA MERAPIKAN SHAF Tentang tatacara merapikan shaf telah dijelaskan dalam banyak hadits Nabi J, diantaranya adalah: ` , ` , ` .` ,` , ' , ` ,` , ~ . _ , ` ` , _' ` ` , . ` , , ` -' . , ` -. . .. , ` , Rapikanlah shaf-shaf kalian, sesungguhnya saya dapat melihat kalian dari punggungku. Dan seseorang diantara kami (para shahabat) merapatkan pundaknya dengan pundak temannya dan kakinya dengan kai temannya (Riwayat Bukhari 725, dari Anas bin Malik )
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata; Keterangan ini menunjukan bahwa perbuatan tersebut di praktekan pada zaman Nabi J . Dengan demikian maka hadits ini dapat dijadikan sebagai hujjah untuk maksud dari merapikan shaf dan sifatnya (Fathul Bari 2/247) 4 ` ` . ` , , ` , , ' _ ` ` , = J ` _ , , ` - . , , . ' ` , .` ` , ' . ` , , , , , = , ` ` , ` ` . ` , ` , ` ,' ` , - ` = , ` ` , , ` , . ' ` . . , `,' ` . ` , ` - , . ` ` ` , ` . . - , ` _ . ` , , ` ` , ` ` , - . Dari Numan bin Basyir berkata; Rasulullah J pernah menghadap manusia dengan wajahnya, seraya bersabda; Rapikanlah shaf-shaf kalian (3X). Demi Allah kalian merapikan shaf kalian, atau kalau tidak maka Allah akan menjadikan perselisihan diantara hati kalian. Numan berkata; lalu saya melihat seseorang merapatkan bahunya dengan bahu temannya, lututnya dengan lutut temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya (Riwayat Abu Dawud 662, Ahmad 4/276, Ibnu Hibban 396, dengan sanad shahih, Lihat : Ash Shahihah 32)
Demikianlah, dalil diatas telah dengan terang bagaimana tata cara merapikan shaf shalat. Yaitu dengan meluruskan shaf tidak bengkok-bengkok, serta merapatkannya. Yaitu dengan berdiri tegak, posisi kaki selebar bahu, sehingga merapatkan bahu dengan bahu, mata kaki denngan mata kaki, lutut, dengan lutut. Dan tidak membuat shaf baru sebelum shaf yang sebelumnya benar-benar penuh.
PENUTUP Sebagai akhir risalah ini, marilah kita berusaha menghidupkan sunnah ini. Karena merapikan shaf terdapat hikmah yang besar, diantaranya adalah; 1. Meraih kelurusan secara dzahir, sebagaimana hal itu juga dituntut scara bathin 2. Menyempitkan ruang lingkup syaithan dalam menghembuskan rasa was-was dalam shalat, sebagaimana dalam hadits diatas. 3. Menunjukan kerapian dalam bentuk dan penampilan 4. Mencukupkan bagi masjid untuk menampung jumlah jamaah yang banyak 5. Mendapatkan suatu keutamaan dengan mengamalkan satu perintah dari Rasulullah J
Akhirnya semoga Allah melapangkan hati kita untuk mengamalkannya. Wallahu A'lamu Bish Shawwab
Kontribusi: Mas Heru yulias wibowo redaktur bulletin dawah An Nashihah, Cikarang Baru, untuk brlangganan hub: bag. Sirkulasi: Mas Arifin 021-70022052